Share

Tanpa Perlawanan

Rizal menyusuri jalan menuju rumah Romy dengan terburu-buru. Ia sudah tak sabar ingin bertemu dengan Lily dan kedua putranya, dan segera membawa mereka pulang. Ia tak boleh terlihat marah pada mereka, apalagi di depan Romy.

"Biarlah, marahnya simpan untuk di rumah saja nanti," pikir Rizal yakin sembari melajukan kendaraan roda empatnya dengan kecepatan tinggi.

Hampir dua jam ia melalui jalan yang tidak sepenuhnya mulus, akhirnya Rizal tiba juga di sebuah rumah sederhana berbentuk rumah panggung khas Kalimantan namun tampak bersih. Dindingnya yang terbuat dari kayu di cat dengan warna orange. Paduan warna orange dengan atapnya yang berwarna cokelat membuat bangunan tersebut indah dipandang mata.

Rizal mengambil  jarak yang agak jauh dan menepi sejenak. Matanya mengawasi sekeliling rumah Romy dari kejauhan. Suasana nampak sepi-sepi saja, padahal ini adalah hari Minggu. Pintunya malah tertutup rapat. Hanya jendela depan dan samping yang terbuka.

Tidak a

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status