Share

7. Gegara ponsel

Author: Ade Tiwi
last update Last Updated: 2021-06-19 19:31:50

Reva tampak sibuk mencarikan kandidat wanita sebagai calon pasangan Artan, ia membagikan informasi mengenai seorang pria tampan yang ingin mencari pasangan lewat website dan situs seluruh jejaringan media sosial miliknya dan media sosial milik akun resmi jasa Mak comblang mereka.

Tak lupa juga Reva memasukkan foto Artan agar semakin meningkatkan minat para wanita yang ingin menjadi kandidat. Terbukti hal itu memang benar, baru sepuluh menit Reva membagikan informasi itu. Sekarang banyaknya yang wanita yang berminat sebagai calon pasangan Artan Narendra.

Reva mendengkus kesal melihatnya. Wanita-wanita ini begitu heboh dan ricuh berbondong-bondong untuk menjadi calon pasangan pria songong plus sakit jiwa itu.

Tidak bisakah mereka tak hanya melihat dari wajah saja? Hmm, apa yang terjadi jika mereka sudah melihat langsung sosok yang sedang mereka kagumi saat ini? Seketika Reva tertawa jahat, hahaha.

Reva melirik jam dinding yang menunjukkan pukul tiga sore. Di lepaskannya kacamata yang sejak tadi setia bertengger di matanya, Reva merilekskan otot-otot seluruh tubuhnya yang terasa sangat pegal.

Tempat ini terasa sangat sepi karena semua temannya yang sesama Mak comblang lagi sibuk mengurusi klien mereka. Hanya Reva sendiri yang libur, dan jangan tanyakan alasannya apa. Yang pasti Reva memang sengaja tak ingin ada acara bertemu kembali dengan klien sintingnya itu.

Kecuali pak Johan, maka Reva akan mau dan rajin sering bertemu dengan kliennya jika seperti pak Johan. Pria manis humoris yang sopan dan menyenangkan, tidak seperti bosnya pak Johan yang sekaligus merangkap sebagai sahabatnya itu.

Aissssh! rasanya darah Reva mendidih jika mengingat Artan. Artan itu bagaikan makanan yang dapat membuat Reva naik darah tingginya kambuh secara pesat.

Hhhh, tuh kan, kenapa Reva jadi mengingat Artan terus?

Astaga!

Reva butuh kopi untuk menenangkan pikirannya yang kacau, sekacau mukanya yang kini tampak kusut karena lelah.

*****

"Kenapa Mak comblang itu lama sekali menghubungi kita?" tanya Artan kesal pada Johan.

"Ya sabar dong, mungkin Reva masih sibuk mencari kandidat wanita yang sesuai dengan kriteria dan tipemu." jawab Johan terkekeh geli.

"Hhh, bilang saja memang kerja mereka yang lambat seperti siput."

"Tidak kok, kerja mereka selalu cepat dan memuaskan. Memang dari dasarnya saja kau yang tak sabaran." kata Johan dongkol dengan Artan yang mengejek para Mak comblang itu.

"Begitukah?" tanya Artan memicingkan matanya.

"Ahahaha, tidak bos, kau itu sangat penyabar." bohong Johan takut saat melihat tatapan Artan.

Bisa-bisa aku dipecat kalau mengatakan yang sebenarnya, huffftt. batin Johan mengelus dadanya.

Drrrtttt....

Johan merasakan ponselnya yang bergetar di dalam saku jasnya, lantas ia pun mengambil ponselnya itu.

Satu notifikasi pesan dari Reva, Johan tersenyum seraya membuka dan membaca isinya.

"Kenapa kau tersenyum?" tanya Artan kepo melihat Johan cengar-cengir dengan ponselnya sendiri.

"Ini!" Johan menunjukkan ponselnya pada Artan.

Artan melihat si Mak comblang mengirimkan pesan pada Johan, Artan merebut ponsel itu dari tangan Johan.

Reva : pak Jo, besok sudah bisa mulai melakukan kencan pertama untuk teman bapak.

Artan membaca keseluruhan pesan Reva, ia tersenyum senang. Artan melempar ponsel Johan yang langsung di tangkap sang empunya secara sigap.

"Gila lo Tan, main asal lempar ponselku saja. Kalau pecah gimana?" kata Johan marah.

"Nanti beli yang baru lagi, jangan bertingkah kayak orang susah Jo. Kau itu sahabat sekaligus tangan kananku, orang kepercayaan seorang Artan Narendra." sahut Artan enteng.

"Bukan masalah beli barunya Artan, hanya saja kau tidak tahu bagaimana perjuangkan dulu membeli ponsel ini. Ponsel ini sudah sangat lama, aku bahkan tak mempedulikan modelnya yang sudah jadul. Di saat orang lain berbondong-bondong ingin mempunyai ponsel keluaran baru, tapi aku tetap bertahan dengan ponsel ini." jelas Johan agar Artan tak begitu gampangnya meremehkan sesuatu dengan uang.

"Aku terharu mendengarnya."

"Suatu saat kau akan merasakan hal seperti ini, mungkin nanti disaat kau akan merasakan cinta pada kekasih ataupun istrimu kelak. Kau akan tahu bagaimana rasanya—" Artan mengangkat tangannya menyuruh Johan berhenti.

"Baiklah Jo, aku minta maaf."

"Aku tidak marah karena kau yang congkak, hanya saja perkataanmu tadi yang begitu enteng mengatur semuanya dengan uang. Hhh, sudahlah, aku permisi balik ke ruanganku saja." pamit Johan undur diri keluar dari ruangan Artan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mak comblang with the boss   67. Ekstra part

    Keluarga Reva tak menyangka jika hari ini bakal bertemu dengan calon besannya, kedua orang tua Artan memaksa anaknya itu untuk membawa mereka bertemu dengan orang tua Reva.Artan tersenyum geli melihat sang mama yang awalnya ogah-ogahan dengan hubungan ia dan Reva. Tapi, kini mamanya itulah yang malah terlihat sangat antusias menyambut hubungan mereka. Bahkan kini mama Artan sudah ngebet dan tak sabar menunggu hari pernikahan mereka tiba."Halooo calon besan," sapaan hangat mama Artan pada orang tua Reva, sedangkan papa Artan sendiri hanya menyunggingkan senyumannya menyapa kedua orang tua Reva.Mama Artan mendekat dan memberikan kecupan di kedua pipi ibu Reva sembari memeluknya. Sungguh perlakuan manis yang dapat menghangat hati calon besannya."Putraku sudah menceritakan semuanya, mengenai perjalanan kisah cintanya dengan Reva. Jadi, kapan kita menentukan hari pernikahan mereka?" kata mama Reva tersenyum mengedipkan mata sebagai kode.

  • Mak comblang with the boss   66. Dia kekasihku (2)

    Artan dengan santai merangkul pundak Reva yang kini semakin gemetaran dan mencengkeram erat kemeja putih milik Artan yang melekat di tubuhnya. Kedua orang tua Artan mendelik menyaksikan anak dan wanita yang di akui sebagai kekasih putranya."Artan, apa yang kamu katakan? K—kekasih?" tanya mama Artan tergugu dengan ucapan anaknya tadi."Mama, papa, ayo masuklah terlebih dahulu. Aku akan menjelaskan semuanya pada kalian berdua." ucap Artan lembut."Tidak!" penolakan tegas mamanya. "Kami berdua tidak sudi masuk jika wanita jalang penghangat ranjang kamu masih disini.""Dia bukan jalang mama!" sentak Artan dengan suara yang mulai meninggi. "Dia kekasihku, namanya Revalda.""You lie! Kami tidak percaya dengan ucapanmu." mama Artan semakin murka, kembali menatap sengit ke arah Reva dari bawah sampai ke atas."Lihatlah dia, apakah pantas untuk disebut sebagai wanita baik-baik. Penampilannya sungguh memprihatinkan, dan sangat di sayangka

  • Mak comblang with the boss   65. Dia kekasihku

    Setelah sampai di kota, Artan menyuruh Johan untuk mengantarkan dan mengurusi segala keperluan keluarga Reva selama tinggal disini. Johan mengangguk patuh dan mengantarkan keluarga Reva ke villa milik Artan.Sementara untuk Reva, Artan meminta izin pada kedua orang tua Reva agar mengizinkan putrinya untuk tinggal bersamanya dan berjanji tidak akan berbuat macam-macam sampai tiba hari pernikahan mereka. Orang tua Reva tersenyum mengangguk dan mengizinkan, mereka percaya pada Artan sepenuhnya."Selamat datang di apartemenku!" jerit Artan ketika sampai di apartemennya, membuka pintu dan mempersilakan Reva masuk dengan hormat.Reva tersenyum geli melihat tingkah kekasihnya, cukup tercengang melihat apartemen Artan yang indah. Reva berjalan sambil matanya tetap terus memperhatikan setiap sudut apartemen Artan."Kau suka?" tanya Artan sambil mendekap memeluk tubuh Reva dari belakang.Reva merasakan nyaman dan hangat dengan lekukan Artan

  • Mak comblang with the boss   64. Kembali ke kota

    Reva dan Artan sudah memutuskan untuk kembali ke kota siang ini juga, sudah cukup berlama-lama Artan bersantai-santai seperti seorang pengangguran yang tak ada kerjaan. Banyak segala tanggung jawab Artan yang tertunda selama ia di kampung Reva, kini ia mau tak mau dengan berat hati harus kembali ke kota untuk mengurusi bisnisnya yang hampir nyaris ia tinggalkan. Dan selama itu pula Artan menyerahkan segala urusan kantornya pada Miko, sepupunya.Kemarin Miko mengubunginya dan ngomel-ngomel karena Artan yang lupa diri, berjanji mengatakan pada Miko jika ia menyerahkan segala semua urusan tanggung jawab perusahaannya pada Miko selama seminggu. Tapi, ini jauh dari kata menepati janji yang Artan ucapkan.Miko juga punya perusahaan sendiri yang harus pria itu pikirkan dan kelola. Artan berdoa semoga saja masalah ini tak sampai ke telinga kedua orang tuanya.Tadi, Reva awalnya sempat menolak untuk kembali ke kota dan menyuruh Artan pulang ke kota bersama Johan se

  • Mak comblang with the boss   63. Resmi pacaran (2)

    "Heh, kalian berdua di tanya juga kok malah saling pandang senyum-senyum. Menyebalkan!" gerutu Aldy merasa kesal, pasalnya baik Artan maupun Reva tak ada yang menjawab dengan pasti pertanyaannya.Reva terkikik, "kenapa memangnya Al? Kau terlihat sangat penasaran sekali.""Oh, ya jelas aku sangat penasaran sekali. Aku penasaran, gimana sih gaya orang pacaran yang awal pertemuannya di awali dengan pertengkaran dan kebencian?" goda Aldy yang langsung membuat wajah Reva dan Artan merah padam.Ya, siapa yang tidak tahu mengenai hubungan Reva dan Artan sebelumnya. Dan, siapa juga yang tidak tahu bagaimana interaksi yang terjalin di antara keduanya yang sering kerap kali beradu mulut.Aldy saja masih ingat dengan jelas di ingatannya, merasa geli dan lucu jika sekarang kedua orang tersebut menjadi sepasang kekasih.Apakah mereka bisa rukun? Atau malah semakin adu mulut terus?Artan melangkah mendekati Reva, merangkul pundak wanita

  • Mak comblang with the boss   62. Resmi pacaran

    Setelah kepergian Niken yang akhirnya mau di antarkan oleh Aldy dan Deva. Kedua pria itu kembali pada sore hari hampir menjelang malam dengan keadaan yang sangat lelah.Reva mengambilkan air untuk adik dan temannya tersebut, keduanya bersandar lelah di kursi ruang tamu."Capek?" tanya Reva yang di angguki lemah keduanya."Siapa suruh untuk berbuat usil mengerjai orang lain." kata Reva mengomeli kedua pria itu yang tampak sekarat karena kelelahan.Aldy menatap tajam Reva, "tapi kalau tidak kerena keusilan aku, Johan dan Deva. Maka selamanya kalian berdua tak akan pernah mau saling mengungkapkan perasaan kalian masing-masing. Iya, kan?" sindir Aldy.Reva berdeham dan membuang pandangannya ke arah lain. Merasa malu atas sindiran Aldy namun ia juga merasa berterima kasih pada ketiga pria itu yang berhasil membuat ia dan Artan saling menyatakan cinta."Ah ya, dimana pria itu?" tanya Aldy celingukan mencari seseorang."Siapa?" Reva ik

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status