Share

25. Tunggu dan duduk di sana

Eros POV

“Cici!”

Tatapanku mengarah lurus seraya berjalan mendekat ke arah Cici—kucingku—yang aku adopsi beberapa bulan lalu. Kucing kecil dengan bulu berwarna putih keabu-abuan sedang bersandar malah di atas punggung kaki seorang perempuan yang kukenal baru kemarin.

Kanya mengalihkan tatapannya dari Cici padaku. Dia nampak kaget sangat jelas dari kedua kelopak matanya yang terangkat tinggi-tinggi ketika aku memanggil nama kucing kecil.

“Ini kucing lo? Kenapa … bisa ada diluar?” aku membiarkan Kanya bertanya penasaran sebelum aku menjawab.

Cici sudah berada di tanganku. Aku mengelus-elus bulu lembut kucing kecil tanpa keluarga. Meskipun demikian, sekarang aku merupakan keluarganya. Cici tidak sendirian.

“Bagaimana kamu bisa keluar, hum?” 

Ah, melihat alis Kanya yang ditekuk. Aku lupa menjawabnya dan menyapa Cici lebih dulu. Cici lebih imut daripada dia, membuat

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status