Kanya POV
Setelah malam yang panas dan penuh gairah itu, aku bahkan tidak bisa bangun dari ranjang Eros. Aku menutup diriku dengan selimut dan badanku rasanya remuk, juga bagian bawahku sakit.
Eros sangat bersemangat tadi malam, hingga dia memakanku seutuhnya. Inilah akibat dari ulahnya, bahkan untuk menggerakkan tubuhku rasanya tidak mampu.
“Pria brengsek!”
Percuma saja aku mengutuknya, melihat wajahnya pagi ini membuatku tidak ingin memakinya. Wajah polos tanpa dosa itu sudah menelanku semalam, tapi dia tetap saja terlihat polos dan tidak berdosa, seolah akulah yang telah memangsanya.
Kami menyatukan tubuh kami untuk kedua kalinya, tapi sekarang lebih sakit dari sebelumnya karena Eros bersemangat dan sepertinya dia tidak lelah ketika melakukannya.
Suara langkah kaki dapat aku dengar ketika pintu kamar terbuka. Kututup wajahnya men
Eros POVDasar wanita keras kepala. Namun, aku juga yang salah terlalu bersemangat, hingga Kanya pingsan tiga kali. Aku tidak dapat mengontrol diriku dan menyakiti wanita ini. Jadi, mungkin tidak akan ada lain kali lagi, hanya karena kebodohanku tadi malam.Jika saja aku dapat mengontrol diriku, maka pasti akan ada lain kali. Dia sangat manis tadi malam, hingga aku merasa dipenuhi kehangatan sampai aku tidak mau berhenti begitu saja dan tetap melanjutkan.Bahkan jika aku minta maaf berkali-kali pun, Kanya pasti tidak akan memaafkan aku.“Kanya, kalau kamu tidak mau diperiksa dokter, bagaimana kalau aku obati lukamu.”“Luka?” Kanya bertanya seraya melahap bubur yang akus suapi. Dia tampak menikmati bubur yang aku buatkan untuknya.Aku sengaja membuat banyak pilihan makanan karena aku takut dia akan bosan jika sarapan bubur terus. Namun,
Eros POV“Kalau begitu, kamu harus menunggu sebentar. Kanya ... dia tidak dapat ditemui sekarang.”Benar. Rudy tidak bisa bertemu Kanya saat ini. Kanya sedang telanjang dan badannya penuh dengan bitemark. Aku tidak bisa membiarkan orang lain melihatnya, dan juga dia pasti sedang berusaha bangkit dari rajang.Aku harap dia bisa bangun sendiri.“Jadi, berapa lama saya harus menunggu, Pak—”“Eros!” suara Kanya dari kamarku menginterupsi pertanyaan Rudy.Wajah Rudy yang tampak terkejut itu membuatku gelisah. Dia pasti sudah dapat menebak kalau Kanya ada di kamarku saat ini. Namun, aku harus memeriksa keadaan Kanya lebih dulu.Aku bangkit dan akan melangkah ke kamarku, tapi suara Rudy yang berdehem dari belakang menghentikan langkahku.“Pak Direktur. Apakah Nona Kanya ada di
Kanya POVAku merasa malu karena Eros menyentuh seluruh tubuhku ketika memandikan aku. Meskipun dia tidak melihatnya karena ditutupi oleh busa, tetap saja aku merasa malu. Terlihat dari wajahnya yang memerah, Eros juga pasti merasa malu, tapi dia pasti lebih senang lagi karena dapat menyentuh badanku lebih banyak.Kalau saja aku memiliki tenaga untuk berjalan sendiri. Dia pasti tidak akan mendapatkan kesempatan untuk memandikanku. Ngomong-ngomong, ini pertama kalinya aku dimandikan oleh seorang pria dewasa, dan dia adalah pria yang tidak memiliki hubungan yang jelas denganku.Aku bukan wanita agresif yang akan menyatakan isi hatiku lebih dulu, tapi Eros juga kelihatannya adalah pria pasif atau mungkin saja dia tidak berniat untuk memiliki hubungan yang jelas denganku.Apa aku harus sabar menunggu Eros? Bisakah aku sabar untuk menunggu pria ini berbicara lebih dulu?“Eros, n
Eros POVAku sengaja membeli gaun untuk Kanya dan menaruhnya dalam almari karena kau tahu, dia akan sering menginap di sini dan akan memakai kemejaku. Jika hanya ada kami berdua, sudah pasti aku akan membiarkan dia memakai kemejaku, tapi sekarang ada satu orang pria yang akan bertemu Kanya.Jadi, aku tidak boleh membiarkan Rudy melihat Kanya keluar mengenakan kemejaku. Itu sama sekali tidak pantas untuk dilihat.“Kamu terlihat cantik mengenakan gaun itu.” Aku memujinya untuk pertama kali. Belum pernah aku melihat Kanya memakai gaun dan ini yang pertama kalinya. Dia sangat cantik ketika memakai gaun, bahkan hanya memakai blouse dan celana jeans pun sudah membuatnya cantik. Namun, sekarang lebih cantik lagi.Kanya tersipu malu, saat ini dia mengenakan gaun berwarna peach dengan motif bunga mawar yang tersulam di bagian bawahnya.“Gaun ini pasti mahal, kan? Jangan
Kanya POVEros sungguh perhatian padaku. Apakah aku boleh senang dan berharap kali ini?Agak sedikit canggung dan malu ketika aku melihat pada asisten Rudy. Aku tidak tahu apa yang dia pikirkan tentang aku yang sering menginap di rumah atasannya. Tidakkah dia menganggapku sebagai wanita yang menggoda Eros, hingga Eros tidak mau menikah dengan Siska?Apalagi sekarang aku memakai sweter dan syal melingkar pada leherku. Itu sudah membuktikan kalau sesuatu terjadi semalam, sehingga aku harus menutupi bagian tubuhku.Semoga saja dia tidak berpikir aneh-aneh, atau reputasiku akan habis.Namun, sejak aku keluar dari kamar dan duduk di sini, asisten Rudy hanya melihatku sekali, setelah itu dia menurunkan tatapannya. Kemudian aku mengelih pada Eros yang tengah menatap Rudy dengan intens.Jadi, karena tatapan pria ini seperti badai hitam. Oleh karena itu, Rudy menunduk
Kanya POVTubuhku seperti mati rasa beberapa saat yang lalu, tapi untunglah Eros memberikan aku obat pereda nyeri. Sekarang aku bisa kembali menulis, meski pikiranku terganggu aku harus menyelesaikan tulisanku.Aku tidak bisa bermalas-malasan hanya karena alasan tubuhku sakit. Bisa-bisa aku menjadi manja dan berhenti menulis hanya karena alasan kecil, tidak bisa dibilang alasan kecil juga, sih.Sejujurnya aku lelah, tapi tanganku terus menari di atas keyboard laptopku. Aku senang karena aku masih bisa menulis dengan produktif, dan jika aku tidak menulis, maka aku tidak akan memiliki pemasukan, dan menjadi pengangguran sepenuhnya.Itu merupakan hal terburuk. Aku tidak bisa membiarkan diriku kelaparan. Meskipun Samuel yang sedang sakit di luar kota mengganggu pikiranku, tapi aku harus tetap fokus untuk menulis agar tidak menjadi gelandangan.Aku telah menyelesaikan beberapa chapter
Eros POVAku belum mengungkapkan maksudku pada kakek, tapi wajah Siska sudah terlihat murung. Benar! Wajah itulah yang ingin aku lihat, sekali-sekali pasanglah wajah murung dan gelisah. Seperti tidak ada hari esok untukmu. Tidakkah kamu tahu kalau aku bahagia ketika bisamu tidak dapat melukaiku?Namun, ular hijau tetaplah ular hijau. Semurung apa pun wajahnya sekarang, dia pasti bisa menemukan jalan keluar untuk dirinya. Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Kamu harus jatuh ke dalam lubang agar aku bisa tenang.“Kakek, belakangan ini aku tidak bisa tidur. Aku terus bermimpi buruk; ada ular yang ingin menggigitku.”Itu bukanlah basa-basi karena kalimat itu mengarah pada Siska. Ular yang aku maksud adalah dia, dan aku khusus mengatakan itu seraya melirik padanya.“Begitukah? Apa kamu takut pada ular itu?” Irwin bertanya seakan dia sudah mengerti maksud
Kanya POVWanita itu menyuruhku untuk datang ke gedung Sun secepatnya, tapi aku masih harus berpikir lagi. Bisa jadi itu hanya sebuah jebakan, atau ada hal berbahaya yang menantiku di sana.Aku akan menjadi bodoh jika mengikuti perkataan wanita itu, tanpa berpikir dulu. Siapa peduli jika dia mengatakan paket penting sekalipun. Nyawaku lebih penting daripada isi paket itu.Lebih baik aku makan pizza dan beberapa makanan yang aku pesan, daripada harus mengantar nyawa ke sebuah gedung yang bahkan aku tidak pernah ke sana sebelumnya.“Pizza ini enak banget. Coba kalau ada Eros di sini. Dia udah makan siang belum, ya?”Drrt!Ponselku bergetar lagi, aku segera mengambil ponselku dan itu merupakan panggilan dari nomor tidak diketahui. Sial! Wanita itu sepertinya mau menerorku. Kalau saja dia menunjukkan nomornya, aku pasti sudah melaporkannya ke polisi.