The Serpent's Embrace

The Serpent's Embrace

last updateLast Updated : 2025-09-09
By:  Butterfly Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
8Chapters
5views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Adrian, seorang spy dari AEGIS, dipercaya untuk menumpas The Serpent's Coil, sindikat narkoba paling berbahaya di kota, yang dipimpin oleh Nikolai Petrov yang cerdik dan kejam. Dalam misi penyamarannya yang berisiko tinggi untuk menyusup ke organisasi tersebut, Adrian tak sengaja bertemu dengan Sienna, seorang gadis muda lugu yang terjebak dalam lingkaran pengedaran narkoba sebagai kurir. Tertarik oleh kepolosan Sienna di tengah dunia kegelapan, Adrian mengambil keputusan drastis: ia "membeli" Sienna dari The Serpent's Coil dengan harga yang fantastis, berpura-pura menjadikannya aset pribadi untuk mendapatkan kepercayaan Petrov. Namun, garis tipis antara misi dan emosi mulai kabur. "Kau taklukkan dunia dan aku menaklukkan dirimu." Kalimat itu berbisik dalam benaknya, memicu pertanyaan: akankah Adrian mampu menghancurkan The Serpent's Coil tanpa mengorbankan hati dan misinya, ataukah ia akan terjerat dalam pelukan mematikan sang ular, bersama dengan gadis yang ingin ia selamatkan?

View More

Chapter 1

Sang Mata-mata

Pintu logam tebal itu mendesis, menutup di belakang Adrian dengan bunyi klik yang dingin dan final. Udara di koridor markas AEGIS bersih, steril, dan sangat kontras dengan bau mesiu dan darah yang masih menempel di jaketnya.

Enam hari di wilayah musuh untuk menyelesaikan misi dan akhirnya kini ia bisa pulang. Ia tidak peduli dengan tepuk tangan atau penghargaan, ia hanya menginginkan ranjang yang hangat dan tidak ada suara di kepalanya.

Namun, belum sempat Adrian mencapai ruang loker, suara Komandan Alex menghentikannya.

"Adrian, ruang pertemuan."

Adrian memejamkan mata, kepalanya tertunduk lelah. Ia berbalik, melangkah dengan langkah yang kaku. Alex menatapnya dari seberang meja.

"Sebelum dimulai, aku ucapkan selamat atas kemenangan misi yang baru saja kau jalankan," ucap komandan Alex. Adrian hanya mengangkat bahunya.

"Duduk," perintah Alex.

"Komandan," kata Adrian, suaranya serak. "Aku harap kau mengundangku ke sini untuk melapor."

"Sayangnya bukan untuk itu. Lupakan saja misi yang sudah berhasil itu, sekarang organisasi butuh kau untuk misi berikutnya," jawab Alex, mendorong folder tebal ke depannya. "The Serpent's Coil."

Mata Adrian berubah sayu, berusaha menahan emosinya. "Aku bukan robot, Alex." Ia tidak lagi peduli sopan santun pada atasan, toh Alex pun berlaku sesukanya. "Aku menyelesaikan misi yang kau berikan padaku dan sekarang kau menyuruh aku langsung mengerjakan misi baru, padahal ada banyak orang yang bisa kau perintahkan, di sini bukan hanya aku yang bekerja. Aku butuh istirahat. Aku butuh cuti."

"Cuti tidak ada dalam protokol," jawab Alex, nadanya tidak bergeming.

"Persetan dengan protokol," bentak Adrian, menggebrak meja. Amarahnya meledak, menumpahkan semua frustrasinya. "Aku butuh jeda! Kau menugaskan ku dari satu neraka ke neraka lain tanpa henti!"

Alex tidak bereaksi. Ia hanya mengambil pena dari saku jasnya dan meletakkannya di atas folder. "Selesaikan misi ini dan kau akan mendapatkan cuti selama tiga tahun penuh. Dengan gaji penuh. Aku akan menjaminnya secara pribadi."

Adrian membeku. Tiga tahun. Itu lebih dari yang pernah ia bayangkan. Kebebasan, kehidupan yang normal, jauh dari bau mesiu dan bahaya. Prospek itu terlalu menggoda. Ia menatap folder itu, kemudian wajah Alex yang tanpa ekspresi. Ada sesuatu yang mencurigakan di dalamnya, tetapi janji itu terasa nyata.

"Itu kesepakatan?" tanya Adrian, suaranya kembali menjadi tenang, terkendali.

"Itu kesepakatan," jawab Alex, tetap tenang.

"Kenapa harus aku?" tanya Adrian.

"Karena kau adalah Adrian Kael, sang mata-mata yang tidak pernah gagal menjalankan misi. Kau sudah dididik dari usia muda dan bekerja keras hingga usia mu saat ini. Kau memiliki banyak pengalaman lebih dari siapapun, jadi aku percaya kau juga akan bisa menyelesaikan misi besar kali ini."

Adrian mengambil folder itu, cengkeramannya mengeras pada kertas-kertas. Ia tahu ini adalah janji berbahaya. Namun, demi tiga tahun di bawah sinar matahari, ia rela mengambil risiko.

Adrian yang duduk di kursi kulit yang dingin melihat ke depannya, monitor besar di ruang rapat menyala, menampilkan logo ular yang melilit koin, simbol dari The Serpent's Coil. Komandan Alex berdiri di sampingnya. "Biar aku jelaskan dulu seperti apa The Serpent's Coil."

"The Serpent's Coil," kata Alex, "bukan sekadar geng narkoba. Mereka adalah sebuah perusahaan kriminal. Sangat terstruktur, kejam, dan hampir tidak terlihat."

Gambar di layar berubah, menampilkan wajah seorang pria dengan mata yang cerdas dan senyum tipis.

"Pemimpin mereka adalah Nikolai Petrov, atau nama sandinya 'Viper'. Dia bukan preman jalanan, dia adalah mantan ahli kimia. Cerdas, sangat teliti, dan obsesif. Dia adalah otak di balik segalanya."

Layar berikutnya menampilkan dua wajah lagi.

"Dua orang terpentingnya: Dante Cortez, julukan 'Silencer', tangan kanan Petrov. Mantan pasukan khusus, ahli taktik gerilya perkotaan, dan eksekutor utama. Jika Petrov adalah otak, Dante adalah ototnya yang paling mematikan. Dan Isabella Vargas, julukan 'Shadow'. Dia adalah kepala keamanan dan ahli siber mereka. Dia membangun sistem komunikasi terenkripsi dan jaringan mata-mata yang membuat mereka nyaris tidak mungkin dilacak. Dia juga bertanggung jawab mengeliminasi informan atau kebocoran internal."

Alex menjeda, memberi Adrian waktu untuk mencerna informasi. "Mereka beroperasi seperti perusahaan. Jaringan distribusinya terfragmentasi, setiap bagiannya hanya tahu sedikit. Itulah mengapa kita tidak bisa menghancurkan mereka dari satu titik saja. Kita harus menyusup dan meruntuhkan seluruh jaringan dari dalam."

"Itu rencana yang berisiko," komentar Adrian.

"Memang," balas Alex. "Sebenarnya sebelum kau, ada seorang yang ditugaskan pergi ke sana, tapi dia gugur sebelum misi selesai. Oleh karena itu, kami akan mengirim kembali beberapa orang untuk menyelesaikan The Serpent's Coil, tapi kau lah yang memegang kendali atas misi ini."

"Kita tidak tahu, mungkin saja selain narkoba mereka juga menjual senjata dan melakukan pencucian uang. The Serpent's Coil bermain terlalu rapih sehingga sulit bagi kita untuk membongkar semua kejahatan mereka, dan untuk itu tidak ada cara lain selain menyelusup masuk ke markas mereka."

Adrian mengangguk. Itu sudah ia duga. "Dan bagaimana dengan cara penyusupan?"

"Mereka punya acara besar. Sebuah pesta pribadi yang diadakan Petrov di mansionnya. Di sana, mereka akan melakukan transaksi besar dan merekrut anggota baru. Dengan informasi ini kita tahu bahwa mereka masih membutuhkan pekerja."

"Kau akan menyamar sebagai pembeli. Tapi bukan melalui mereka, melainkan melalui kurir kecil, pengedar di jalanan, dan kau akan masuk ke markas the serpent's coil melalui mereka. Ini adalah cara paling efektif dan paling tidak dicurigai untuk menembus The Serpent's Coil."

"Maksud mu aku harus menyamar dan menjadi penjual narkoba seperti mereka?" tanya Adrian, menegaskan.

"Tepat sekali," sahut Alex.

Komandan Alex tidak perlu menjelaskan lebih banyak. Adrian sudah mengerti.

Di dalam folder itu, ada foto dirinya. Bukan dirinya yang asli, melainkan wajah yang baru—wajah yang dibuat melalui teknologi terbaru AEGIS. Mata yang cekung, kantung mata yang menghitam, dan janggut yang tidak terawat. Wajah itu terlihat familiar, tapi bukan wajahnya. Itu adalah wajah yang akan ia gunakan untuk menembus The Serpent's Coil, sebuah wajah yang sangat berbeda dari dirinya yang asli.

Alex melanjutkan, "Mulai sekarang, kau bukan Adrian lagi. Identitas barumu adalah Lucas. Kau seorang gelandangan, tidak punya tempat tinggal, dan tidak punya apa pun."

"Ingat, kau hanya seorang gelandangan yang mencari pekerjaan, yang hanya ingin bertahan hidup."

Alex menyentuh layar dan sebuah peta kota muncul, dipenuhi titik-titik kecil. "The Serpent's Coil memiliki banyak titik, tapi ada satu tempat yang paling sering dikunjungi pengedar, sebuah gang sempit di sisi utara kota. Di sana, kau akan bertemu dengan pengedar kecil dan mendapatkan pekerjaan. Kata sandinya adalah Shadow."

Adrian menatap peta yang berkedip, otaknya sudah mulai menyusun rencana. Liburan tiga tahun itu ada di ujung sana, menunggu. Yang perlu ia lakukan adalah menjatuhkan sebuah kerajaan, membongkar jaringan yang paling terorganisir, dan menghadapi tiga otak kejahatan paling berbahaya di kota.

"Rencana ini punya banyak celah," kata Adrian, lebih kepada dirinya sendiri. "Tapi itu tidak penting."

"Malam ini juga kau akan bergerak," perintah Alex.

Adrian mengangguk. Ini memang gila. Bahkan ia tidak diberi kesempatan untuk menghirup udara dengan tenang meski satu jam. Tapi ini tidak masalah mengingat tiga tahun kebebasan yang akan ia dapat jika berhasil menyelesaikan misi besar ini.

"Karena misi ini adalah misi besar, kita lakukan dengan hati-hati dan sedikit santai saja, terburu-buru takutnya membuat mereka curiga, bagaimana pun hanya sedikit kesalahan pasti akan langsung dicurigai oleh organisasi besar seperti mereka."

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
8 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status