Share

10. Terima Kasih, Aeera!

Kenan terus berusaha untuk belajar menguasai mana divine, hal itu membuatnya merasa tenang. Mungkin, itu seperti Yoga yang dilakukan banyak orang untuk membuat pikiran rileks sehingga menjadi lebih sehat. Beberapa orang mengatakan semedi dan menghisab energi di sekitarnya.

Di semua tempat, ada penjelasan masing-masing soal hal tersebut. Kenan memulai pelatihan pernapasan, mencoba berpikir tenang.

”Dasar sampah!”

”Memalukan!”

Plak!

”Injak dia!”

”Siksa dia!”

”Lucuti dia!”

”Permalukan dia!”

Mata Kenan berkedut, ketenangannya terganggu. Dia teringat semua perundungan yang menimpanya dulu. Tubuhnya gemetaran, dia benar-benar tak tahan! Dia gemetaran, keringat mengalir di wajahnya.

”TIDAAAAAAKKKK!”

Teriak Kenan. Saat dia memulai ketenangan, mencoba untuk menghilangkan semua pikiran. Tiba-tiba semua penyiksaan dan dirinya dipermalukan terbayang.

”Aku sudah tidak tahan hidup di dunia ini lagi!”

Teriak Kenan, dan kedua tangannya terbuka mencakar lantai di bawahnya. Dia kesumat, sulit untuk ten
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status