Home / Fantasi / Makhluk Panggilan Terkuat / 39. Serangan! Bertahan! Keputusan!

Share

39. Serangan! Bertahan! Keputusan!

Author: Ideabadar
last update Last Updated: 2025-11-04 22:52:06
”Berhenti!” teriak Helios, cengkeraman energi yang mengurung tubuh Aeera diperkuat.

Syut!

Kenan berhenti, melayang di udara. Tangannya yang memegang Pedang Halilintar gemetar, dia tak bisa melakukan serangan. Aeera dalam bahaya, jika dia menyerang, bisa jadi Helios akan menghancurkan tubuh Aeera.

”Serang aku, Makhluk Panggilan! Cepat, serang aku! Jika kamu menyerang, tubuh gadis ini akan hancur!”

Kenan tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada Aeera, jika dia nekat untuk maju. Kenan tak bisa berbuat apapun sekarang. Tubuh Kenan gemetar menahan amarah, kenapa dia harus memiliki kelemahan? Menjadi manusia atau bahkan menjadi seorang pahlawan, tak ada bedanya. Kelemahannya adalah sesuatu yang membuatnya dipermainkan oleh musuh.

”Kenan!” suara Pedang Halilintar, dan hanya Kenan yang bisa mendengar hal itu.

”Aku tak bisa melakukan fusion dan mengontrol kekuatanku sekarang. Aku butuh waktu untuk memulihkan diri, membalikkan waktu menghabiskan seluruh kekuatanku.”

”Apa yang harus kulak
Ideabadar

Apa yang akan terjadi dengan Aeera!

| Like
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Makhluk Panggilan Terkuat   45. Perjalanan Berlanjut

    Ha .. ha.. ha..Kenan tertawa lepas, Kenan kini sedang berbincang dengan Sadewa, Bos Mega Multi. Mereka berbincang di belakang panggung. Kenan langsung tertawa di belakang panggung setelah selesai memberikan pidato, atas terpilihnya mencari perwakilan perusahaan dalam mengelola seluruh CSR perusahaan.Sekretaris Sadewa tak habis pikir, kenapa sang Bos memilih pemuda itu. Pemuda itu bahkan tidak punya sopan santun pada bosnya, Sadewa. Mereka berdua terlihat akrab, dan Feri si Sekretaris tak habis pikir. Kapan mereka bertemu dan kapan mereka menjadi sangat akrab. Selama ini, sebelum bangun dari komanya, Bos Sadewa terkenal sangat tegas, disiplin dan tak peduli dengan orang lain kecuali hanya bisnis.Selama Sadewa Koma, seluruh perusahaan ditangani oleh Feri. Dia sangat setia pada Sadewa, meskipun begitu dia masih penasaran kenapa pemuda di depannya ini dipilih begitu saja tanpa ada proses seleksi sama sekali.Sadewa melihat keheranan sang sekretaris, dia membiarkan Kenan tertawa lalu men

  • Makhluk Panggilan Terkuat   44. Reuni Besar

    Kenan memasuki halaman rumahnya, dan dia melihat Ibunya duduk di depan rumahnya. Saat melihat Kenan, sang Ibu bangun dari duduknya dan berdiri. Tak lupa, senyuman Ibunya menyambut kedatangan Kenan.Keduanya tersenyum, semilir angin menerpa keduanya.”Kamu cukur rambut?””I ... Iya Ibu. Ibu ... Ibu sudah makan?”Ghina mengelus rambut Kenan, airmatanya hampir saja menetes. Namun, Ghina menahannya agar tidak jatuh.”Ibu belum makan, ibu menunggumu.”Kenan tahu, sejak Kenan pergi dan melawan monster dan iblis di dunia Aeera. Ibunya pasti tak beranjak dari tempat duduknya di depan rumah, menantikan Kenan.”Ayo makan bersama, Ibu.”Ghina mengangguk, keduanya tak pernah merasakan hal seperti itu sudah beberapa tahun lamanya. Ghina mampu menyimpan bahagianya itu dengan baik, dia tidak ingin membuat Kenan kehilangan saat-saat dirinya melawan ketidakberdayaannya. Ghina membiarkan Kenan mampu berdiri tegak dengan kemauannya sendiri.***”Kenan, ini ada surat dari temanmu. Ibu baru menyerahkannya

  • Makhluk Panggilan Terkuat   43. Pertarungan Akhir

    Helios kehilangan makhluk panggilan itu, pedangnya yang menyerang dengan energi terkuat tak bisa membunuh makhluk panggilan itu. Tiga serangannya gagal, makhluk panggilan itu kini melayang di udara dan pedang legendari itu melayang di depannya.Ledakan besar terjadi dan serangan energi pedang Helios bahkan mengenai banyak pasukannya yang berada di luar gerbang kerajaan Saranjana.Kenan menghembuskan napasnya perlahan, dia melayang mendekati Pedang Halilintar dan memegangnya. Setelah melakukan distorsi waktu dan mengembalikan hingga saat ini, Pedang Halilintar sudah mengorbankan energi dan jiwanya. Pedang Halilintar sudah mencapai batasnya, sekarang giliran Kenan yang harus berjuang.”Tuan Pedang, apakah kamu mendengarku?”Tak ada sahutan. Kenan tahu sekarang, jiwa Tuan Pedang hilang dan hanya tersisa Pedang Halilintar saja.”Hei, Helios! Aku sudah selamat dari tiga seranganmu, lepaskan Aeera sekarang!” teriak Kenan dan mengarahkan ujung pedang pada Helios.Mata Helios membesar, dia mar

  • Makhluk Panggilan Terkuat   42. Aku Kembali, Aeera!

    WOOOONGGGG!JEGLAAARRR!Aku datang Aeera! Aku datang!Slap!Dimana ini? Kenan melihat sesuatu yang berbeda, dia menoleh ke semua sisi. Dan, dia hanya melihat kehancuran. Tak ada apapun kecuali kehancuran dan ledakan tanah dimana-mana. Namun, ada beberapa sisa puing dari sebuah kerajaan.Kenan mencoba mencerna apa yang terjadi, bau busuk kematian ada di semua tempat dan tempat itu terbakar habis oleh ledakan yang dahsyat. Dan ... Kenan gemetaran, karena dia merasakan bahwa tempat itu sangat familiar yang merupakan kerajaan Saranjana. Kerajaan yang ditinggalkannya tiga jam yang lalu.Tidak mungkin!Bruk!Kenan terduduk, lemah dan tak bisa berpikir jernih.Kemana semua orang? Apakah dia sudah terlambat? Tidak mungkin!Kenan mengumpulkan energi, meskipun kini dia bukan makhluk panggilan Aeera. Namun, Kenan yakin bisa terbang.SYUUTTT!Benar, Kenan melayang di udara dan semakin tinggi, melihat radius kehancuran yang begitu dahsyat sampai ke semua penjuru. Mata memandang setiap penjuru, dan

  • Makhluk Panggilan Terkuat   41. Aku Datang, Aeera!

    ”Ibu ... aku harus pergi. Aku tidak tahu apakah aku bisa kembali ke rumah, tapi seseorang membutuhkan bantuanku. Jika aku tidak datang, maka aku akan menjadi seorang pengecut selamanya. Aku tidak bisa mengatakan detailnya, tapi ... ””Pergilah ... kamu sudah besar dan tahu apa yang harus kamu lakukan.” Ghina memutus penjelasan Kenan. Ghina tahu Kenan punya rahasianya dan dia hanya ingin meyakinkan ibunya untuk meminta izin pergi.Ghina tersenyum pada puteranya, ”Jika urusanmu sudah selesai, pulanglah ke rumah.”Airmata Kenan tak lagi bisa disembunyikan, meleleh begitu saja. Kenan memeluk ibunya sekali lagi, keduanya hanyut dalam perasaan haru. Sudah setengah jam Kenan tak bisa menahan airmatanya bersama Ibunya.Namun, dia harus datang ke peperangan terakhir. Pedang Halilintar memberinya waktu tidak lebih dari tiga jam, dan tentu saja, Aeera sedang menunggunya.”Aku pergi ibu.”Kenan melepaskan pelukan Ibunya, dia mencium tangan Ibunya dan keluar dari pintu rumahnya. Lima langkah dari p

  • Makhluk Panggilan Terkuat   40. Waktumu Tidak Banyak

    Saat Aeera menghancurkan manik-manik ikatan sihirnya dengan makhluk panggilannya. Saat itu, waktu terdistorsi sejenak. Kenan melihat siluet lelaki berbentuk hologram terbias dari Pedang Halilintar. Sosok itu, manusia!”Kenan, aku juga manusia. Aku tak bisa berbuat lebih dari kemampuanku, kini ikatanmu dengan gadis penyihir itu berakhir. Kamu akan kembali ke duniamu dan tak akan bisa kembali lagi ke dunia ini. Aku juga punya pilihan, untuk tetap di sini, atau kembali ke kehidupanku sebelumnya.””Tuan Pedang, kumohon padamu. Jangan pergi, tolonglah Aeera dan semua orang di dunia ini. Demi aku, jika aku tak bisa kembali, tolong jaga Aeera. Aku akan melakukan apa pun untuk menebusnya. Tolonglah aku, Tuan Pedang.”Kenan gemetar, matanya sembab, bulir air menetes. Ketidakberdayaan yang menimpa dirinya, berlagak sebagai makhluk panggilan terkuat! Sungguh ironi! Dia hanya seorang manusia yang tak memiliki daya dan upaya sama sekali. Kini, dia menyadari kelemahannya.”Aku mohon Tuan Pedang ...!

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status