Share

Mendesak

            Sinar matahari pagi yang mengintip di balik jendela kamar membawa pulang Hana dari indahnya pulau mimpi. Alarm ponsel menyusul, tangan Hana terpaksa bergerak menyibak selimut tebal yang menutupi wajahnya. Udara pagi yang masih segar mengantar tubuhnya menyibak tirai jendela kamarnya kebar-lebar. Sambil meregangkan otot-otot tubuhnya yang kaku, tak lupa ia merapikan kamar tidur seperlunya.

            Baru jam 6 pagi, masih cukup waktu untuk Hana sebelum terjebak kesibukan kantor. Bath up di kamar mandi jadi pilihan. Air hangat yang merendam tubuhnya terkecuali sebagian wajah dan hidung seperti memberikan pijatan untuk tubuh dan kepala Hana yang penat.

            Setengah jam berlalu sejak ia membuka mata hari ini. Hana sudah duduk di meja makan. Berhadapan roti lapis isi cokelat kesukaannya.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status