Share

Perlu Bicara

            “Ibu tau kan?”

            Bak papan pintu yang sudah lama tak diolesi oli, lehernya terasa kaku menoleh. Dua pasang bola mata biru bertemu di ruangan sunyi. Ruang yang sebenarnya sudah ada jauh sebelum Hana bisa membuka mata.

            Mulai detik ini, suara mereka sama-sama bersumber dari lubuk hati yang terdalam.

            “Aku tahu apa yang terhadi, Han.” Sejenak Bu Febri menelan ludah. Rasa kaku masih ada, masih di leher tapi dari dalam kerongkongan. Dirinya seperti tidak lagi kenal dengan lawan bicaranya. Hana terasa begitu jauh dan tak tergapai.

“Sejak kerja, kamu mulai tertutup sama ibu. Ibu tahu apa yang terjadi. Tapi ibu benar-benar nggak tahu apa yang kamu rasakan. Bu-bukan…&r

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status