Share

Bab 11. Perjodohan

Kehidupan beberapa bulan telah dilaluinya dengan profesi sebagai Model. Setiap kali ia ada jadwal pemotretan, maka Evelyn tidak akan berangkat ke toko untuk menjaga Hyunki. 

Gaji yang di peroleh Han cukup besar. Ia sudah bisa membeli kebutuhannya sendiri, seperti Gadget dan lain-lain. Untuk kebutuhan Hyunki juga sudah terpenuhi dengan layak.

Tak terasa Hyunki juga sudah tumbuh menjadi besar. Perkembangannya cukup pesat. Ia sudah bisa merangkak dan mengucapkan beberapa kata.

"Papapa ... Mamama ... "

"Kasihan dia tidak pernah melihat orang tuanya," ucap Han.

"Kita bisa menggantikannya."

"Kau mau dipanggil Mama?"

"Awalnya, aku tidak mau. Tapi saat bersamanya, aku ingin menjadi sosok ibu untuknya."

Han tersenyum.

Suara tawa Hyunki memenuhi ruang kamar ketika Han mengangkat tubuhnya ke atas dengan kedua tangan. "Pesawat terbang ... ngeng ... ngeng ... "

"Hei kalung Hyunki lepas!" Evelyn melihat kalung yang dipakai Hyunki jatuh ke lantai lalu mengambilnya.

Kalung tersebut adalah kalung peninggalan Kang Areum, ibu Hyunki sebelum melakukan aksi bunuh diri. Untungnya Han berhasil menyambungnya kembali untuk dipakai lagi.

"Tingtung ... " suara bel berbunyi pertanda ada tamu yang datang.

"Sebentar aku buka pintu dulu!" Meninggalkan Han dan Hyunki.

"Nenek? Kenapa  Nenek kesini?" Kaget melihat wanita setengah baya yang terlihat seperti golongan sosialita datang kerumahnya.

"Kau tahu? Aku sangat merindukanmu. Kapan kau akan kembali ke rumah, Sayang?"

"Masuklah dulu, Nek!"

Mereka saling mengobrol di ruang tamu.

"Jika Nenek terus memaksaku pulang untuk melanjutkan perjodohan, aku tidak akan pernah mau, Nek!"

"Nenek sudah tidak terlalu kekeh untuk melanjutkan perjodohanmu. Tapi Kakakmulah yang terus memaksa agar nenek membujukmu. Lagi pula apa alasanmu tidak ingin menikah?"

Tiba-tiba Hyunki merangkak menghampiri Evelyn dan disusul oleh Han. Mereka bisa dijadikan alasan pura-pura.

"Merekalah alasanku. Mereka adalah anak dan suamiku."

Han yang kebingungan tidak tahu apa-apa, hanya membungkukkan badan memberi salam pada nenek Evelyn.

Wanita tersebut shock. "Kapan kau menikah?"

"Beberapa bulan lalu. Maaf karena tidak memberitahu. Jadi jelas perjodohan tersebut tidak akan pernah terjadi."

"Jadi bayi itu benar cucu buyutku?"

"Benar." Mengangguk

"Entahlah, Nenek jadi bingung harus bagaimana. Tapi bayi ini terlalu lucu jika ditolak di keluarga kita. Sebaiknya, kau temui langsung Kakakmu dan bicarakan yang sebenarnya.

"Kenapa Nenek tidak bisa membuat keputusan sendiri? Nenek terlalu sayang padanya bahkan tidak berani dengannya."

"Bukan begitu, Ev. Kakakmu yang mengurus perusahaan kita setelah Kakek meninggal. Dia hanya ingin membuat perusahaan keluarga kita lebih maju ke depannya. Dia selalu meminta agar Nenek membujukmu untuk menyetujui perjodohan tersebut karena itu sangat berpengaruh untuk kemajuan perusahaan kita ke depannya. Jika kau ingin menolak perjodohan itu, kau atur saja pertemuan dengannya dan bicarakan baik-baik! Nenek pamit pulang dulu."

"Wanita tadi Nenekmu?" tanya Han setelah nenek Evelyn pergi.

"Iya."

"Tapi kalian tidak sama. Maksud saya beliau terlihat seperti wanita Asia asli, sementara kau terlihat seperti wanita Eropa."

"Aku campuran. Ibuku Korea, ayahku Inggris. Mungkin aku lebih mirip ayahku."

"Oh," mengangguk batinnya berkata, "Aku kira ini karena kesalahan malaikat."

"Lalu kenapa kau tinggal sendiri? Dimana ayah dan ibumu sekarang?" tanya Han lebih lanjut."

"Ibuku meninggal saat melahirkanku. Sementara ayahku, semakin hari jiwanya terganggu karena ditinggal ibu.

Aku dan kakakku pindah ke Korea ikut bersama nenek dan kakek saat usiaku sekitar 7-8 tahun.

Lalu, karena aku ingin dijodohkan, aku memilih pergi dari rumah dan tinggal sendiri. Semua fasilitasku dicabut ketika aku kabur dari rumah. Tapi untung, sebelumnya aku sudah mengambil beberapa uang untuk membuka usaha."

"Maaf, jika pertanyaan saya menyakitimu lagi."

"Tidak."

    

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status