Home / Romansa / Malam Membara Bersama Pamanmu / 136. Kau Yang Memanggil Detak Jantung Ini

Share

136. Kau Yang Memanggil Detak Jantung Ini

Author: Almiftiafay
last update Last Updated: 2025-05-28 14:03:41
“Kenapa kamu setega itu, Kayden?!” tanya Nyonya Rose dengan suaranya yang gemetar. “Bagaimana kamu bisa mengatakan—“

“Kalau memang dia terkena kanker, minta dia menunjukkan bukti pengobatannya selama di Berlin. Dan pastikan pada rumah sakit terkait apakah benar itu hasil diagnosanya, atau hanya sebuah rekayasa.” Kayden memotong kalimat sang Ibu tapa peduli beliau akan mengatakan apa.

“Kayden—“

“Dia bisa memanipulasi kita semua dengan wajah manisnya selama ini, berbohong untuk menarik simpati adalah keahliannya,” tukasnya kemudian merangkul bahu Tuan Owen untuk pergi dari sana.

Kayden tak menoleh ke belakang, tak ingin tahu juga apa yang terjadi di lantai ruang keluarga Baldwin itu.

Tapi dari kepanikan dan carut-marut yang tiba di indera pendengarnya, sepertinya Julia masih belum bangun.

“Bagaimana kalau dia betulan sakit, Kayden?” tanya Tuan Owen saat mereka telah tiba di teras.

“Kalau memang sakit ya berobat, Pa. Tidak perlu bersandiwara,” jawab Kayden dengan tanpa bebannya.

T
Almiftiafay

Kayden 😭❤️‍🩹🥹 terima kasih sudah membaca 🤭 jangan lupa tinggalkan komentar like vote, 😍😻

| 27
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (8)
goodnovel comment avatar
Diahayu Aristiani
sekarang kayden udah sadar klo dia udah cinta sama liora. klo liora udah ketemu jangan kamu galakkin lagi kayden.
goodnovel comment avatar
Titi Luaha
masih cerita belum ada tindakan... so di baca aj, kerena penulisnya ingin membuat pembacanya jadi bosan
goodnovel comment avatar
Titi Luaha
masih cerita blum ada tindakan... so dibaca aj
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    261. Terjerat Benang Merah

    Mata Leah terasa perih mendengar kalimat itu.Sederhana tetapi mengandung kelukaan yang hebat, yang bukan hanya menyiratkan kehilangan tetapi juga jawaban yang jelas, bahwa sekalipun kalimat maaf terlontar dari bibir kedua orang tuanya ... hal itu tak akan memperbaiki apapun.Tidak akan menggantikan lebih dari dua dekade hidup Evan tanpa dibersamai oleh ayah dan ibunya.Nyonya Emma selangkah maju, hendak menghampiri anak perempuannya yang tenggelam dalam nestapa itu. Tapi beliau segera berhenti saat Evan lebih dulu membantu Leah berdiri.Pemuda itu tak mengatakan apapun saat menggandeng tangan Leah menjauh dari ruang makan dan pergi tanpa meninggalkan kata.Semua yang dipendam oleh Leah tumpah kala ia mendengar ucapan sang ayah yang membuka rahasia kelam yang coba mereka kubur puluhan tahun lamanya.Hening memerangkap langkah yang membawa Evan serta Leah pergi. Ia meminta istrinya itu untuk masuk ke dalam mobilnya yang lalu dikemudikan oleh Evan meninggalkan halaman.Seratus meter dal

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    260. Rahasia: Dosa Yang Coba Dikubur

    Ada rahasia yang tak pernah diketahuinya hingga kalimat itu mengguncang kewarasannya.“A-apa yang sedang mereka bicarakan itu?” tanya sebuah suara manis yang datang dari sebelah kiri Evan.Pemuda itu terkesiap, menoleh pada si pemilik suara yang tak lain adalah Leah.Evan tidak tahu apa yang dilakukan oleh istrinya itu di sini. Tapi setelah pembicaraan panjang kemarin itu—tentang keyakinan mereka yang akan terus mempertahankan pernikahan dengan hanya mengisinya oleh mereka saja—sepertinya kedatangan Leah ke rumah orang tuanya ini juga untuk memberi tahu mereka agar berhenti mencampuri rumah tangganya.Dan kebetulannya, mereka datang ke sini tanpa memberi kabar pada satu sama lain. Kemudian mendengar ucapan ayahnya Leah—Tuan James—perihal alasan mengapa selama ini mereka bersikeras menyingkirkan Evan dari hidup keluarga Mercer.Jika suara Leah sebelumnya lirih, dan lebih bisa dikatakan sebagai gumaman. Kali ini saat ia selangkah maju jeritannya terdengar.“Apa yang sedang Papa katakan?

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    259. Akan Ke Mana Arahnya?

    “Kamu yang memutuskan untuk bicara dengan Evan sekarang, atau berpura-pura tidak mendengarnya,” ucap Liora, menyentuh lengan Leah yang terbalut dalam blouse lengan panjangnya yang yang berwarna putih. “Menurut Nona Liora ... bagaimana?” tanya Leah, menyeka air mata yang telah luruh di pipinya. “Hampir tidak ada hal baik dari sebuah penundaan, Leah ... kalau kamu ingin semuanya segera usai, mungkin kamu bisa mengatakan semuanya pada Evan sekarang.” Liora hanya bisa menyarankan, sementara keputusan tetap ada di tangan Leah. Sepertinya, gadis itu tidak ingin menundanya sehingga ia memilih untuk masuk. Bersama dengan Liora, mereka berdua mengejutkan para pria yang ada di dalam sana. Evan memutar tubuhnya, kedua tangannya yang tadi bersembunyi di belakang punggung terurai. Matanya menatap kedatangan Leah dengan netra yang terlihat berkabut. “Leah?” sebutnya hampir tak terdengar. “Apa yang kamu lakukan di sini?” “Saya yang mengajaknya untuk menemui Pak Evan,” jawab Liora lebih dulu.

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    258. Ia Tahu, Hanya Tak Mengatakannya

    Leah berada di sana bukan tanpa alasan. Ia yang memang sengaja mengambil cuti hari ini datang untuk menemui Liora di rumah besar Kayden. Selain untuk melihat si kembar Lucca dan Elea Baldwin, Leah ingin bercerita pada Liora, sejak ia tak memiliki teman untuk mengungkapkan beban yang ditanggungnya ini. Pertemuannya dengan si kembar membuatnya mendamba keluarga yang sama bahagianya dengan mereka. *** Beberapa saat sebelumnya. *** .... “Saya ingin ... bicara dengan Nona,” kata Leah dengan ragu-ragu saat ia dan Liora duduk di ruang tamu setelah mereka pergi dari kamar bayi-bayi lucu itu. “Ada apa, Leah?” tanggap Liora yang duduk di sebelahnya. “Apa ada hal yang membuatmu terbebani?” Leah mengangguk, “Iya, Nona Liora. Saya datang ke sini memang ingin bercerita soal itu karena saya ... tidak tahu harus mengatakannya pada siapa,” akunya. “Nona sudah pernah melewati badai besar di dalam hidup, saya pikir ... Nona lah yang bisa mengerti apa yang sedang saya rasakan ini.” Liora menimpaka

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    257. Pria Yang Memikul Beban Tanpa Pernah Bercerita

    Kepala Kayden terangkat dengan cepat. Iris kelamnya menerpa Evan yang masih menunduk dengan menyembunyikan kedua tangannya yang terkepal erat di belakang tubuhnya. “Apa ini?” tanya Kayden, tenang. Tetapi Evan tahu itu mengandung riak kebingungan—atau bahkan ... kemarahan. “Surat pengunduran diri saya, Tuan Kayden,” jawabnya. “Aku bisa membacanya. Maksudku—“ Kayden mendorong napasnya saat Evan akhirnya mengangkat wajah dan manik mereka saling bertemu. “Maksudku—apa yang sedang kamu lakukan ini?” lanjutnya. “Apa ini hari ulang tahunku sehingga kamu membat sebuah candaan yang tidak masuk akal?” “Itu ... bukan candaan.” Evan menunjukkan senyumnya yang getir, yang membuat Kayden sekali lagi harus mendorong napasnya. “Saya memang ingin mengundurkan diri.” “Sesuatu yang membuatmu tidak baik-baik saja dan sedang kamu pikirkan itu adalah ini?” “Iya.” “Dan keputusanmu adalah pergi dariku?” Evan mengangguk lemah, “Maafkan saya, Tuan Kayden.” “Kenapa?” tanya Kayden. “Apa ada hal yang

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    256. The Tables Have Turned!

    “Kenapa saya harus ditangkap?!” tanya Irina, nada bicaranya membumbung tinggi. Ia mengangkat dagunya, menantang. “Hasil autopsi dengan jelas mengatakan kalau Ibu saya jatuh dari tangga, saya tidak membunuhnya.” Setelah mengatakan itu, polisi yang mengulurkan kertas di hadapannya itu menarik tangannya dan menurunkannya dengan cepat. Kedua bahunya jatuh, bersamaan dengan petugas polisi lain yang ada di belakangnya, yang saling membisikkan sesuatu yang Julia tak bisa mendengarnya dengan jelas. “Kami datang untuk menangkap Anda karena Anda diduga terlibat dalam perencanaan pembunuhan terhadap Nona Liora Serenity dengan menenggelamkannya di danau, menyewa preman bayaran, dan tindak pelecehan,” terang polisi tersebut. Saat itulah Julia menyadari bahwa dirinya telah melakukan sebuah kesalahan besar. Mungkin karena ia baru saja memikirkan sang Ibu dan tanpa sadar merasa bersalah sehingga mulutnya tidak bisa bekerja sama dengan menyinggung perihal kematian Nyonya Lin. “Mendengar Anda me

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status