Beranda / Romansa / Malam Membara Bersama Pamanmu / 171. Evan Lee: Mode Tangan Kanan Iblis

Share

171. Evan Lee: Mode Tangan Kanan Iblis

Penulis: Almiftiafay
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-06 16:38:31
"Akhh!" Di bawah kakinya, Don merintih semakin keras. Ia hendak melawan tetapi sadar tak memiliki banyak ruang.

Selain kedua tangannya yang terborgol, posisinya pun juga tidak menguntungkan.

Evan bisa bergerak leluasa, pemuda itu seakan bisa membaca apa yang ia pikirkan sebab setiap kali ia bergerak, bahkan jika itu hanya beberapa inchi saja, maka tekanan yang diberikan oleh kakinya akan semakin kuat.

Benar memang kaki sebelah kanan Evan itu disebutnya patah, tapi pemuda itu memiliki tenaga cadangan yang membuat Don terengah-engah kehabisan napas.

"Jawab!" ucap Evan sekali lagi, bernada hardikan, mengakibatkan gema kembali terjadi di setiap penjuru ruangan. "Atau sebenarnya kamu mau memilih yang ke dua? Menekan ulu hatimu sampai pecah dengan menggunakan kaki meja?!"

"T-tidak—" rintihnya sebagai balasan. "Tapi sebelum itu aku—aakk!"

Don berteriak saat Evan menekannya semakin kuat.

Suaranya sama kejamnya seperti sebelumnya saat mengatakan, "Kamu tidak bisa mengajukan negoisasi, ak
Almiftiafay

bos menyebalkan telah kembali 🤣🤣🤣🤣🤣 yang sabar yaaa Evan Lee....

| 19
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Diahayu Aristiani
nah loh evan siap2 potong gaji. besok2 klo mau beraksi jangan lupa pak bos di ajak biar gak tantrum.
goodnovel comment avatar
Nissya
wkwkwk indahnya sebuah hubungan yang kadang lucu, menjengkelkan , menyenangkan terlebih saling mengerti
goodnovel comment avatar
Eva
Kayanya bakalan seru sih kalau tadi mereka berdua yang pergi menemui si sopir, Kayden pasti juga bakalan jadi iblis wkwkwk tapi ini si Kayden udah mulai menyebalkan berati dia udah pulih wkwk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    281. Meski Terlambat, Selamat Untuk Semuanya

    Leo Nathan Henley. Begitu melihatnya, Liora tahu bahwa ‘demo masak’ yang baru saja dikatakan oleh Annie itu dilakukan olehnya.Pria yang teramat dikenal oleh Liora. Mereka bersahabat bahkan sebelum Liora tidak pernah saling berkontak dengannya, selama puluhan minggu berlalu.Perjumpaan terakhir kali yang mereka lakukan itu adalah di halte bus yang tak jauh dari makam Nyonya Marry, dan Leo menawarkan tumpangan ke rumahnya, pada hari Liora memutuskan untuk pergi dari Seattle.Hari di mana perjalanan yang menyakitkan itu dimulai.Pria itu terlihat canggung untuk mendekat, sepertinya ia juga melihat Liora secara tak sengaja dan spontan memanggilnya.Leo hanya berdiri di sana, menatap Liora dengan maniknya yang berkabut menyimpan berbagai hal yang tak bisa dijelaskan.Hening menyergap mereka, membekukan dua manusia di atas sepatu yang mereka pijaki sementara dunia di sekeliling mereka bekerja tanpa henti.Lebih dari seratus dua puluh detik berlalu tanpa suara sebelum akhirnya Leo mengakhir

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    280. Kembalinya Keponakan Kurang Ajar

    Mendengar Kayden menyebutkan nama Liora, sepertinya Adrian bereaksi. Kayden melihatnya menegakkan punggung, meski tak segera tapi ia terdengar tertarik.“Beri tahu Oma-mu untuk tidak datang nanti malam,” ucap Kayden dengan pandangan yang masih menyasar pada keponakannya itu.“Kenapa?”“Terlalu mendadak.”“Baiklah.” Adrian mengangguk, mengerti. Kedua sudut bibirnya terangkat, menunjukkan senyum yang ganjil.“Aku ingin melihat Liora—“ Terputus di tengah jalan kemudian meralatnya. “Bertemu si kembar juga, apa Paman memberi izin?”“Aku tidak tahu apa yang sedang kamu pikirkan di dalam kepalamu itu, Adrian. Tapi aku akan memberi tahu satu hal yang harus kamu ingat,” kata Kayden, tegas dan penuh penekanan. “Sekalipun Liora adalah mantan pacarmu, tapi dia istriku sekarang. Bersikaplah yang sopan padanya, dia bibimu.”Rahang Adrian terlihat menggertak. Sekali lagi, pemuda itu berdecak.“Iya, iya aku tahu ....”“Sudah selesai ‘kan bicaramu? Pergilah dari sini!”Kayden mengedikkan dagunya, meng

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    279. Setelah Semua Ini, Maaf Pun Masih Dari Kata Jauh

    Setelah akhirnya masuk ke dalam mobil dan meninggalkan halaman rumah Kayden, Evan yang ada di baik kemudi sekilas mengangkat pandangannya, menatap Kayden yang duduk di kursi penumpang dan sibuk degan tablet yang ada di tangannya.“Maaf untuk sudah meninggalkan Anda beberapa hari ini, Tuan Kayden.”Kalimat itu membuat Kayden turut mengangkat pandangannya, “Tidak masalah, Evan,” jawabnya. “Bagaimana sekarang? Sudah lebih baik setelah melihat lokasi ayah dan ibumu pergi?”Evan terlihat menganggukkan kepalanya, “Sudah. Terima kasih karena Anda memberikan izin cuti tambahan untuk saya, jadi saya bisa pergi ke rumah tempat dulu saya pernah memiliki hidup yang bahagia dengan mereka.”“Rumahnya masih terawat dengan baik?”“Masih, Tuan Kayden. Ada satu keluarga yang tinggal di sana dan punya anak kecil juga.”“Syukurlah,” balas Kayden. Seulas senyumnya terlihat sebelum ia kembali menatap layar tabletnya. “Datanglah ke rumah nanti malam, seperti yang dikatakan oleh Liora.”“Baik.”Perjalanan be

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    278. Hidup Kembali Berjalan

    ....Pagi ini, Kayden sudah rapi dengan mengenakan celana panjang hitamnya, yang berpadu dengan kemeja putih dan vest yang membalut tubuhnya. Ia sedang berada di halaman bersama dengan si kembar yang berjemur di stroller.Lucca dan Elea duduk dengan tenang di sana, mata mereka terlindungi oleh kaca mata hitam, yang membuat wajah mereka tampak lucu sehingga Tuan Owen beberapa kali memotretnya."Hm ... bergaya sekali anak-anaknya Kayden," ucap beliau yang sekilas menoleh pada Kayden."Tapi bakat modelling mereka Papa tahu menurun dari siapa, 'kan?""Tentu dari Liora," jawab Tuan Owen."Ada yang ingin aku tahu soal itu.""Apa?""Kenapa karirnya tidak naik seperti model atau artis yang satu angkatan dengannya, Pa? Aku membaca rekam jejaknya, ada banyak project dengan brand besar yang dibatalkan, Papa yang tidak memberi approval untuk Liora?"Tanya panjang dari Kayden membuat kedua alis Tuan Owen seketika berkerut."Mana ada, Kayden?" balas beliau. "Brand lah yang membatalkannya. Papa jug

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    277. Semalam Tak Biasa Dengan Suami Tampanku

    Liora tak bisa menahan suara dari bibirnya itu.Ia menelan ludah dengan sedikit kasar saat Kayden menyentuh titik sensitif tubuhnya hingga meremang.Ia berusaha menghentikan tangan Kayden tetapi tidak bisa. Bukankah Liora tahu seberapa jauh perbedaan kekuatan mereka?"Hngh ... "Saat yang ke sekian kalinya kembali lolos dari bibir, barulah Kayden menarik tangannya.Ia letakkan jarinya yang telah basah itu di bibirnya sebelum Liora melihatnya menyesapnya dengan seulas senyum penuh godaan."Manis," katanya.Wajah Liora memanas, malu karena tidak biasanya Kayden menggoda dengan cara seperti itu.Prianya itu tampak membuka atasan kemeja yang ia kenakan. Dada bidangnya terpampang di hadapannya sebelum Liora tak lagi melihatnya.Bukan karena Kayden pergi, tapi karena Kayden meletakkan kemeja itu di atas kepalanya, sebagiannya menutupi mata sehingga Liora kehilangan penglihatan."K-Kayden, ka-kamu," sebut Liora dengan terbata-bata. "Apa yang kamu lakukan? Jauhkan—""Ssht," bisik Kayden, terd

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    276. “Adegan Panas,” Katanya

    “Akh—“ Liora menjerit saat Kayden mendadak mengangkat tubuhnya dengan tanpa beban sehingga Liora mencari pegangan dengan melingkarkan kedua tangannya ke leher Kayden. “A-apa yang kamu lakukan?” tanya Liora dengan gugup, menatap Kayden yang iris gelapnya sudah liar memindainya ke segala sisi. Alih-alih menjawab tanya darinya, Kayden sekilas menoleh ke belakang. Pada Mark dan Rowan kemudian mengatakan, “Kalian pulanglah, lakukan seperti yang aku minta tadi.” “Baik,” jawab dua pemuda yang masih duduk di sofa ruang baca itu secara bersamaan. Setelah mendengar jawaban itu, Kayden dengan gegas membawa Liora meninggalkan pintu ruang baca. “Kenapa kamu mengangkatku?” protes Liora, berusaha memberontak meski ia tahu itu tak menghasilkan apapun sebab Kayden berlipat kali lebih kuat darinya. “Kenapa lagi?” balasnya. “Biar kamu tidak dilihat oleh mereka, ‘kan? Kenapa keluar dengan memakai pakaian seseksi ini, hm? Sengaja menunjukkan betapa mempesonanya kamu di hadapan Mark dan Rowan?” “T-ti

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status