Home / Romansa / Malam Membara Bersama Pamanmu / 175. Saat Diri Tak Direstui

Share

175. Saat Diri Tak Direstui

Author: Almiftiafay
last update Huling Na-update: 2025-06-06 22:34:25
Beberapa saat sebelum Liora melihat Evan dan Leah di lorong rumah sakit ....

....

Di dalam kamar rawatnya, Evan bisa melihat Leah yang mengeluarkan beberapa kotak makanan, yang ditatanya dengan rapi di atas meja saat mereka duduk berdampingan di sofa.

“Kenapa banyak sekali?” tanya Evan, memandang makanan yang dibawakan oleh kekasihnya itu kemudian memandang pada si pemilik wajah cantik yang tersenyum kala menjawab, “Tidak apa-apa, aku beli di temanku yang menjualnya, karena harganya murah jadi aku membeli banyak. Biar kamu tidak bosan dengan makanan rumah sakit.”

“Terima kasih,” balas Evan. “Aku baru makan, boleh aku simpan dulu dan aku makan nanti, ‘kan?”

Leah mengangguk, “Boleh saja ... habiskan nanti hm?”

“Iya. Tapi sepertinya besok kamu tidak perlu lagi melakukan ini, Leah.”

“Kenapa?”

“Kalau hasil pemeriksaan cederaku sudah memiliki nilai pulih di atas delapan puluh persen, aku sudah diperbolehkan pulang,” jawab Evan.

“Ah ... bukankah itu sangat melegakan? Artinya kamu bis
Almiftiafay

hayo looohhh siapa yang jatuh cinta sama Evan Lee? 🤭🤭🤭

| 15
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (3)
goodnovel comment avatar
Diahayu Aristiani
evan calon mantu idaman. jangan sampe kayden juga turun tangan bisa gak berkutik tuh orang tua leah
goodnovel comment avatar
Eva
Nggak enak banget hidup di bawah bayang-bayang orang tua. Harus menjadi apa yang mereka inginkan tanpa tau apa yang sebenarnya kita inginkan. Mungkin maksud mereka baik, tapi pemaksaan itu lama kelamaan tidak akan berakhir dengan baik pula
goodnovel comment avatar
indina
aku Ter Evan Evan ini,,,
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    289. I Love You More ♡

    Di dalam rumah besar Kayden, setelah perjamuan makan malam itu usai, Nyonya Rose pulang dengan diantar oleh sopir Kayden.Awalnya, beliau bertanya-tanya mengapa Adrian meninggalkannya dengan pulang terlebih dahulu.Tapi dengan satu jawaban ‘Aku yang mengusirnya’ yang dikatakan oleh Kayden, Nyonya Rose berhenti memprotes.Saat semua orang sudah membubarkan diri dan Liora masuk ke dalam kamarnya lebih dulu, ia rasanya sedikit ... trauma sewaktu berganti pakaian.Ia berulang kali memastikan bahwa pria yang tengah berada di dalam satu ruang ganti bersamanya itu benarlah Kayden, prianya yang peka dan tahu tentang dirinya bahkan sebelum Liora bicara.“Duduk, Sayang,” pinta Kayden saat Liora berdiri di depan lemari pakaian, hendak memilih gaun tidurnya setelah kembali dari kamar mandi.“Aku masih mau ambil baju,” jawabnya.“Aku tahu. Duduklah, biar aku yang ambilkan. Kamu lelah, ‘kan?”Liora hanya mengangguk samar. Ia menarik mundur kakinya dan memutuskan untuk duduk di sofa. Membiarkan Kayd

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    288. Bermalam Dengan Penari Tiang

    Adrian membawa gadis itu meninggalkan The Quiet Flame setelah ia membayar lebih pada pengelola tempat agar ia bisa lebih cepat pergi dari sana.Namanya Cherry, nama yang terdengar manis dan lugu jika dibandingkan dengan penampilannya beberapa saat yang lalu di atas meja bar.Di sebuah hotel yang tidak jauh dari klub malam tersebut, mereka masuk. Adrian sempat membawanya menepi untuk membelikannya sebuah gaun berwarna biru gelap seperti yang tadi dikenakan oleh Liora.Di dalam kamar yang mereka pesan, Cherry melemparkan tasnya ke atas meja. Ia melingkarkan kedua tangannya ke leher Adrian sembari berbisik penuh godaan.“Mana pernah terpikir kalau aku akan bermalam dengan si tampan Adrian Davis,” ucapnya.Cherry berjinjit, mengimbangi tinggi Adrian dan menggapai bibirnya. Lebih agresif dari kebiasaan para pria.Ciuman mereka berubah dari kecupan menjadi panas. Bibir mereka saling memagut, saling menuntut.Meski tubuh Adrian masih merasakan nyeri pada beberapa titik, hasratnya yang mengge

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    287. Dibuat Gila Karena Liora

    "EVAN, AMPUN—!" Adrian berteriak sekuat yang ia bisa agar Evan melepasnya. "Maaf," katanya. "Aku tidak akan seperti itu lagi. Aku tidak akan mendekati Liora dan menginjakkan kakiku di rumah ini lagi!" Suaranya meninggi dalam desakan ketakutan. Napasnya memanas, ia menghirup debu aspal yang telah mencemari indera pembaunya. "Jangan ... jangan lakukan ini, aku mohon!" Evan tak bereaksi. Adrian terus meracau dan menjanjikan dirinya tak akan mendekat pada Liora, anak-anaknya atau bahkan datang ke rumah ini lagi di masa depan. Tubuhnya seperti ikan kehabisan napas yang menggelepar dan minta diselamatkan. Ketakutannya merenggut semua nyali yang tadi ia tunjukkan dengan angkuhnya di hadapan Evan. Baru setelah mulutnya nyaris berbusa, tekanan di belakang lehernya mengendur. Evan melepasnya, sehingga Adrian beringsut pergi, melawan rasa sakit di punggungnya dengan merangkak menjauh agar ia memiliki jarak yang cukup dengan tangan kanan Kayden itu. Adrian menoleh pada Evan, memastikanny

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    286. Tipu Muslihat Tangan Kanan Iblis

    "Kamu yang brengsek," balas Adrian seraya menebah kemeja yang ia kenakan. Yang ia rasa ternoda oleh debu aspal sebab ia baru saja menggunakan lengannya untuk menahan berat badan setelah didorong oleh Evan. "Kenapa kamu mendorongku, Sialan?" umpat Adrian seraya memandang Evan yang rahangnya mengetat. Evan mendengus, untuk beberapa detik kepalanya menengadah. Ia mengembuskan napasnya ke atas sehingga beberapa helai rambut yang jatuh di dahinya terangkat. "Bocah sialan ini," desisnya sembari membalas tatapan Adrian. "Bocah?!" ulang Evan, meski kesal karena sebutan itu, ia terlihat tidak berani melangkah untuk mendekat padanya. "Siapa yang kamu sebut bocah? Usia kita hanya berbeda beberapa tahun saja, Evan Lee!" "Kalau tidak mau disebut 'bocah' jadi menurutmu kamu sudah dewasa, begitu?" "Ya—" "Dan bebas bersikap kurang ajar?!" potong Evan, jika otot yang menahan matanya tidak berfungsi dengan baik mungkin kedua netranya yang memanas ini akan lepas. "Apa maksudmu?" "Apa yang kamu

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    285. Sebelum Kayden Turun Tangan

    *** Beberapa saat sebelum Evan meninggalkan ruang makan . *** .... Kayden tiba di ujung anak tangga dan bergegas menuju ke kamar si kembar. Tadinya ia mengira hanya Tuan Royan, Nyonya Jessie serta ayahnya saja yang ada di dalam sana, tapi rupanya ada satu orang yang keberadaannya cukup mengejutkan. Ibunya, Nyonya Rose. Wanita dalam balutan gaun berwarna hitam itu menoleh pada kedatangan Kayden yang wajahnya berubah enggan. “Apa yang Mama lakukan di sini?” tanya Kayden. “Menjenguk Papamu,” jawab beliau. “Kenapa tidak memberitahu dulu kalau mau ke sini?” “Kenapa? Kamu tidak suka? Hanya Mama yang tidak boleh datang ke rumahmu?” cecar Nyonya Rose, tak terima karena ucapan Kayden seperti keberatan akan kedatangannya. “Mama tahu betul bukan seperti itu alasannya, aku seperti itu karena Mama selalu membuat keributan di rumahku. Dan aku tidak suka!” Helaan napas panjang Kayden terdengar sebelum ia berujar, “Aku tidak mau Mama mengacaukan makan malam yang direncanakan oleh i

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    284. Layani Aku, Bibi Liora ....

    Liora bergeming saat Adrian menunduk. Pria itu pasti berpikir ia akan menurut dengan apa yang dimintanya. Tanpa tahu bahwa Liora telah mengangkat salah satu tangannya yang lepas dari cengkeraman Adrian, mengarahkannya ke bagian belakang pria itu, menarik rambutnya kuat-kuat sehingga Adrian berteriak kesakitan. “Akhh—apa yang—sakit, Liora!” Bunyi tendangan terdengar sedetik setelah rintihan Adrian. Benturan antara kaki Liora dengan pangkal paha pria itu. Liora mengerahkan kekuatan yang ia miliki sehingga menerjang bagian sensitif Adrian dan membuat pria itu menjauh dari atasnya. Liora dengan cepat turun dari ranjang. Ia berlari meninggalkan kamar dan menuruni undakan tangga sebelum Adrian kembali menangkapnya. Ia menyeka air matanya, tak akan ia tunjukkan di hadapan Kayden, Tuan Owen, atau semua tamu yang telah datang. Untuk sementara ini, sebaiknya ia menyimpannya sendiri. Nanti akan ia katakan pada Kayden bahwa keponakannya yang minus akhlak itu hampir melecehkannya di kamar ata

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status