Home / Romansa / Malam Membara Bersama Pamanmu / 233. Aku Tak Akan Membuatmu Menangis

Share

233. Aku Tak Akan Membuatmu Menangis

Author: Almiftiafay
last update Last Updated: 2025-07-02 22:03:01
“Apa ada hal yang mereka katakan dan itu menyakitimu?” tanya Evan sembari menarik tangannya dari dagu Leah.

Leah menggeleng dan menunjukkan senyumnya, “Tidak ada. Hanya ... beberapa menit pertemuan yang terasa sangat lama, itu saja.”

Evan mengangguk, mengerti.

“Maaf ya,” katanya. “Aku ... tidak bisa memenuhi ekspektasi mereka dengan menjadi menantu pengacara hebat seperti yang mereka inginkan.”

“Evan ....”

“Tapi meski begitu, aku berjanji tidak akan pernah membuatmu menangis. Sebisaku—“

“Tidak, itu saja cukup,” sela Leah. “Dengan berjanji untuk tidak membuatku menangis artinya kamu mengusahakan semua hal baik untukku. Kamu tidak hanya mengatakan kamu mencintaiku secara tidak langsung, tapi juga dengan tindakan.”

Evan tersenyum melihat mata berbinarnya, “Begitukah?”

Leah membalas senyumnya yang terlihat manis. Wajahnya yang terlihat kusut sejak tadi perlahan menunjukkan rona.

“Dalam pasal hukum, itu masuk pada kebenaran mutlak yang tidak perlu dipertanyakan.”

“Hm ... mendekatl
Almiftiafay

done 2 bab ya akak semuanya 🤗 terimakasih sudah membaca 🤭 sampai jumpa besok lagi 😶‍🌫️ selamat malam selamat istirahat 💤 😴 byeeeeee

| 14
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Diahayu Aristiani
hati nya kayden yg terbakar liora. semoga Evan cepet dapat restu dari ortunya leah
goodnovel comment avatar
Eva
Kayden cemburunya nggak kebangeten ini mah, padahal itu dokter anak-anaknya wkwk
goodnovel comment avatar
Christy Lino
Terbakar cemburuuuuuuu,....aishhhhhh ...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    276. “Adegan Panas,” Katanya

    “Akh—“ Liora menjerit saat Kayden mendadak mengangkat tubuhnya dengan tanpa beban sehingga Liora mencari pegangan dengan melingkarkan kedua tangannya ke leher Kayden.“A-apa yang kamu lakukan?” tanya Liora dengan gugup, menatap Kayden yang iris gelapnya sudah liar memindainya ke segala sisi.Alih-alih menjawab tanya darinya, Kayden sekilas menoleh ke belakang. Pada Mark dan Rowan kemudian mengatakan, “Kalian pulanglah, lakukan seperti yang aku minta tadi.”“Baik,” jawab dua pemuda yang masih duduk di sofa ruang baca itu secara bersamaan.Setelah mendengar jawaban itu, Kayden dengan gegas membawa Liora meninggalkan pintu ruang baca.“Kenapa kamu mengangkatku?” protes Liora, berusaha memberontak meski ia tahu itu tak menghasilkan apapun sebab Kayden berlipat kali lebih kuat darinya.“Kenapa lagi?” balasnya. “Biar kamu tidak dilihat oleh mereka, ‘kan? Kenapa keluar dengan memakai pakaian seseksi ini, hm? Sengaja menunjukkan betapa mempesonanya kamu di hadapan Mark dan Rowan?”“T-tidak. A

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    275. Kembali Ke Seattle

    Setelah hatinya lebih tenang, setelah ia mengunjungi tempat terakhir ayah dan ibunya diketahui hidup, setelah ia melihat rumah yang dulu pernah menjadi saksi ia pernah memiliki keluarga yang bahagia, akhirnya Evan meninggalkan West Seattle.Sudah waktunya kembali ke tempat ia memulai hidup barunya bersama dengan Leah, dan berjanji memberi yang terbaik untuk gadis itu agar kisah Ethan dan Sophia tidak terulang di hidupnya.Ia boleh hidup dari badai yang besar, tapi ia tak akan pernah membawa Leah, atau keluarga kecilnya kelak di badai yang pernah dilaluinya.Sudah lewat dari satu hari dari waktu ia izin cuti pada Kayden, ia harus benar-benar kembali sekarang.Meski Kayden mengatakan bahwa ia bisa menenangkan dirinya hingga pulih, tapi Evan merasa tidak enak jika ia tetap mendapat bayaran tanpa melakukan pekerjaannya.Sedan yang dikemudikan oleh sopirnya Evan telah memasuki perumahan tempat di mana ia dan Leah tinggal. Tapi sebelum mereka sempat berhenti, di kejauhan itu sebuah mobil su

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    274. Mungkin Seperti Itu Aku Jika Mereka Memiliki Umur Lebih Lama

    West Seattle masih menunjukkan gugusan mendung hitam yang tak juga pergi sejak kemarin. Di dalam kamar hotel tempat Evan menginap, pemuda itu berdiri memandangi jendela yang mengembun. Dalam waktu kurang dari setengah jam, ia bertaruh bahwa hujan akan benar turun. “Evan?” panggil suara manis seorang perempuan dari belakangnya. Yang saat Evan menoleh, ia menjumpai wajah Leah yang terlihat sama sendunya dengan langit kelam itu. “Iya, Sayang?” “Mau pergi sekarang?” tanya Leah seraya mengayunkan kakinya untuk mendekat. Evan memberi anggukan samar, tangannya sedikit terangkat saat Leah menggenggamnya. Manik mereka bersirobok saat Leah berujar dengan lirihnya, “Maaf ....” “Untuk apa, Sayang?” “Kamu harus pergi sejauh ini untuk melihat bahwa kamu pernah memiliki keluarga yang bahagia sebelum ayah dan ibuku menghancurkannya.” Evan kembali tersenyum, tipis, tak lebih dari beberapa milimeter tetapi itu sarat akan luka yang dalam. Entah berapa kali Leah mengatakan ‘maaf’ dari bibirnya,

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    273. Putri Kesayangan Daddy

    “Tidak apa-apa, Pak ....” ucap Dokter. “Ini sudah sesuai dengan peraturan kesehatan. Baby Lucca juga seperti ini tadi.” “Lucca? Seperti ini?” tanya Kayden, menoleh pada Liora yang berjalan mendekat padanya dengan masih menggendong Lucca. Liora menyentuh bahu Kayden, memberinya usapan yang lembut saat berujar, “Tidak apa-apa, Kayden. Mereka hanya akan menangis sebentar.” “Benarkah?” Masih ragu. Wajahnya yang tertekan membuat Liora tak bisa membendung senyumnya. Ia tahu Kayden sedang cemas karena anak gadisnya yang mungil itu akan ‘disakiti’. Liora mengangguk menjawabnya, kemudian barulah Kayden memposisikan Elea kembali seperti sebelumnya. Ia memejamkan matanya saat jarum suntik yang dibawa oleh dokter menyentuh lengan anak gadisnya itu. Sedetik setelahnya, tangisan Elea mencemari ketenangan yang ada di sekitar mereka. Tak seperti Lucca yang hanya sesaat menangisnya kemudian terdiam saat mendapat susu dari Liora, Elea tidak demikian. Elea menangis tanpa henti bahkan saat Kayden s

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    272. Hanya Untuk Kayden Lah Liora Tercipta

    “Wah ... benar-benar tidak terpikirkan, Sayang,” ucap Kayden, masih belum lepas dari takjubnya ia atas apa yang dikatakan oleh Liora. “Aku sudah memikirkannya sejak kita membicarakan tentang Pak Evan dan Leah saat itu, Kayden,” tanggap Liora. “Hanya saja ... aku tidak yakin. Tapi tidak ada salahnya mencoba, ‘kan? Siapa tahu ... mungkin benar kalau si penipu itu masih belum tobat.” “Aku akan mencari tahunya nanti. Terima kasih kamu sudah memberi masukan, Sayangku.” “Sama-sama.” Kayden menunduk, menjatuhkan bibirnya di bibir Liora, memberi pagutan yang lebih lama ketimbang biasanya. Saat ia menarik wajahnya, jarinya mengusap pipi Liora, membelai rambutnya. Jika sudah sedekat ini, maka bibir Liora tak bisa untuk tak memberi pujian pada prianya itu. “Apakah nanti kalau Lucca dewasa dia akan setampan kamu?” tanyanya, mengarahkan tangannya ke depan, jari telunjuknya menyentuh pucuk hidung Kayden. “Apakah itu pujian?” “Iya. Apa kamu sudah bosan mendengarnya? Mungkin di sepanjang hidup

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    271. Dukamu, Dukaku ....

    …. Lagi-lagi Seattle diguyur oleh hujan lebat padahal ini sudah seharusnya berganti musim. Pagi itu, di balkon kamarnya yang ada di lantai dua, Liora menatap gugusan mendung kelabu yang berarak ke arah barat. Membentuk kerumunan yang semakin gelap, sepertinya ... hujan lebat sedang terjadi di sana. “Apa ada orang yang sedang bersedih sampai membuat langit ikut muram seperti ini?” gumamnya seorang diri yang ternyata dapat didengar oleh Kayden. “Evan yang sedang bersedih,” jawab prianya itu dari belakang. Kayden berjalan mendekat pada Liora, memeluk pinggang gadisnya itu dari belakang sebelum menjatuhkan kecupan di lehernya. “Ya … aku tahu itu,” jawab Liora. Mereka memang sama-sama mengetahui kebenaran tentang orang tua Evan yang bunuh diri, dua puluh delapan tahun yang lalu. Meski tidak menjelaskannya secara rinci, tapi Evan memberi mereka poin pentingnya. Bahwa mereka memilih jalan itu sebab terdesak keadaan dan tak memiliki harapan atau jalan keluar. “Dia pasti hancur menget

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status