Share

Bab 16

Penulis: Azalea
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-04 13:50:17

“Cerai! Aku mau cerai!”

Senyum Bram langsung lenyap.

“Satu lagi. Jangan pernah kamu mengusik Dimas, dia tidak salah. Aku yang salah. Aku memang murahan, sama seperti selingkuhanmu.”

Bram diam tidak menyahut, tak lama terdengar pintu dibanting. Lelaki itu menghela napas panjang. Sebenarnya saat tahu Dimas yang sudah menghamili Adeline, rasanya Bram ingin sekali menghabisi karyawan yang sudah bertahun-tahun bekerja padanya itu. Tapi ia menahan diri agar tidak memperkeruh suasana.

Bahkan ia saja tidak tahu sebenarnya yang terjadi itu seperti apa sampai Adeline bisa hamil. Bram harus mendengar penjelasan dari Adeline dan juga Dimas, apakah penjelasannya nanti akan sama atau tidak.

Orang tua dan mertuanya belum tahu. Bram masih ingin memperbaiki hubungannya dengan Adeline meski sudah hancur.

“Tapi susah sekali mengajak Adel bicara.”

Tidak mau datang jauh dengan sia-sia, Bram akan menemui Dimas.

“Cari siapa, Mas?”

Bram tersentak, sontak langsung memutar tubuhnya.

“Suaminya Nak Adel ya?” Bu
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Awah Ahui
Lanjut dong ceritanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Malam Panas Bersama Istri Majikan   Bab 23

    Bram memeluk tubuhnya sendiri karena merasakan dingin yang menusuk tulang, bajunya bahkan sudah basah karena terkena cipratan air hujan. Namun semua itu tidak membuatnya melangkah untuk pergi. Bram tidak mau lagi kehilangan istrinya.Pintu berderit membuat Bram sontak menoleh, senyumnya merekah.“Pulang sana. Jangan membuatku jadi bahan gunjingan.” Bukannya menawarkan untuk masuk, Adeline malah terang-terangan mengusir suaminya itu.“Bisakah aku menunggu di dalam, ponselku juga mati tidak bisa menelepon supirku. Setidaknya sampai hujan reda.”“Jangan lama-lama.” Adeline membuka pintu sedikit lebar dan membiarkan Bram untuk masuk.“Terima kasih.” Betapa bahagianya Bram saat dipersilahkan untuk masuk. Meski ia tahu setelah itu ia akan dipaksa untuk pergi juga.Selain karena takut ada yang curiga pada Bram, Adeline juga tidak tega melihat lelaki itu menggigil di luar saat hujan deras mengguyur bumi.Sekalian Adeline juga ingin membicarakan soal perceraian yang seharusnya sudah selesai se

  • Malam Panas Bersama Istri Majikan   Bab 22

    Hati Bram teriris melihat begitu memprihatinkan kondisi istrinya saat ini. seorang Adeline Putri Wirakusuma yang begitu cantik paripurna sekarang tampak lusuh tak terawat.“Del.” Mata Bram memanas, ada rasa lega setelah lima tahun lamanya mencari keberadaan Adeline, sekarang wanita itu ada di hadapannya tanpa dicari.“Sayang, ayo pulang.” Adeline menghampiri Batari dan menggendongnya.Ia sama sekali tidak memperdulikan keberadaan Bram yang terus memperhatikannya.“Kamu mau kemana? Kita pulang, sayang.” Bram menahan langkah Adeline.“Maaf, Anda mungkin salah orang, Pak!” Adeline menepis tangan Bram.Ya, mungkin kalau dilihat sekilas tentu tidak akan ada yang percaya kalau wanita ini adalah Adeline, pewaris tunggal keluarga Wirakusuma.“Jangan begini, Del. Sudah cukup lima tahun ini aku tersiksa setelah kepergianmu. Mami juga merindukanmu.”Adeline menyeringai, ia terus saja melangkah. Aku dikhawatirkan karena takut tidak ada yang meneruskan perusahaan, bukan khawatir orang tua pada ana

  • Malam Panas Bersama Istri Majikan   Bab 21

    5 Tahun Kemudian. “Dek, mau kemana? Sudah kamu di rumah saja, biar aku yang mengantar Tari.” Dimas menahan Erina yang akan bangkit dari tempat tidur. Kondisi Erina memang kurang sehat. Beruntung hari ini Dimas tidak memiliki kesibukan apapun. Sedangkan toko kelontong milik mereka dijaga oleh dua orang karyawan, meski bukan toko besar tapi setiap hari selalu ramai. Rezeki mereka mengalir begitu deras. Mungkin itu dari kelapangan hati Erina yang ikhlas merawat darah daging suaminya dari wanita lain. Karena tidak semua wanita akan kuat melakukan itu. “Tapi, Mas-” “Sayang, kamu sedang tidak sehat. Sudah diam saja di rumah, aku tidak lama. Hanya mengantar Tari setelah itu langsung pulang.” “Ayah, Ayah.” Suara cempreng itu terdengar melengking. “Lihat, putri kita sangat cerewet.” Dimas terkekeh. “Aku berangkat dulu ya.” Dimas mendaratkan kecupan di kening sang istri sebelum keluar kamar. Kehidupan mereka sudah kembali normal semenjak kehadiran Mentari. Erina sudah lama meng

  • Malam Panas Bersama Istri Majikan   Bab 20

    [Maaf, maaf, maaf. Aku benar-benar menyesal sudah menjerumuskan Dimas. Perbuatanku sudah sangat melukaimu. Aku mohon jangan tinggalkan Dimas, dia tidak salah. Aku yang salah, aku yang menggodanya. Sesuai permintaanmu. Rawatlah bayi ini dengan baik, kamu juga ibunya. Sekali lagi maafkan aku, aku harap kalian bahagia. Adeline.]Tidak mudah bagi seorang ibu menyerahkan anaknya untuk dirawat orang lain, namun Adeline merelakannya. Ia ingin menebus dosa yang pernah dilakukan.“Ja-jadi ... bayi ini ....” Erina benar-benar tidak menyangka kalau Adeline menyerahkan bayi itu padanya.Sebelumnya Erina bahkan sudah berpikir buruk, sekarang malah anak yang dimintanya sudah ada di depan mata.“Bawa masuk dulu, Dek. Kasihan di luar dingin.”“Iya, Mas.”Sebelum masuk. Dimas mengarahkan pandangannya ke seluruh arah untuk mencari keberadaan Adeline tapi nihil, tidak ada siapapun di sana.“Ini benar-benar anak yang Mbak Adel lahirkan.” Erina menatap gelang yang bertuliskan tanggal lahir di lengan mungi

  • Malam Panas Bersama Istri Majikan   Bab 19

    “Kita bisa punya anak sendiri, sayang. Tidak ada yang tidak mungkin bagi Tuhan untuk memberikannya lagi. Kalaupun takdir kita hanya berdua, aku tidak masalah. Mbak Adel lebih berhak atas anak itu, bahkan nasabnya pun bukan padaku.”Erina menyeringai. “Sekarang saja kamu bicara begitu, Mas. Tidak ada yang menjamin nantinya kamu bosan dan meninggalkanku.”Dimas meraih tangan Erina, digenggamnya erat. “Dengarkan aku baik-baik, sayang. Aku tidak hanya berjanji padamu, orang tuamu dan orang tuaku. Aku berjanji pada Tuhan untuk selalu ada disampingmu seberat apapun masalah yang kita jalani. Aku tahu kamu terluka karena perbuatanku tapi aku minta satu kesempatan. Apa tidak bisa?” Matanya sudah berembun.Kilasan momen kebahagiaan tiba-tiba melintas dalam benak Erina. Selama ini Dimas memperlakukannya dengan baik, menjadikan Erina seperti istri yang sangat beruntung. Bahkan Dimas yang selalu mengalah saat ada masalah meskipun masalah itu timbul karena Erina.“Maafkan aku, maafkan aku.” Tubuh D

  • Malam Panas Bersama Istri Majikan   Bab 18

    “Aku-”“Tidak perlu dijawab. Kamu pasti tidak bisa memilih. Mungkin di hatimu kamu memilih anak itu tapi di mulut kamu memilihku.”“Bukan-”“Kamu urus saja sendiri. Aku juga nanti punya kesibukan, aku mau mulai bekerja.”“Kamu tidak usah bekerja, biar aku yang bekerja. Kamu di rumah saja dan-”“Dan duduk diam, melamun, meratapi nasib malang yang menimpaku,” sambungnya.Berada di rumah, Erina akan terus berlarut dalam kesedihan. Sebelum bertemu Dimas ia juga bekerja di salah satu toko pakaian. Sekarang ia juga ingin punya kegiatan lagi.Seharusnya kesibukannya bersama dengan bayi mungil yang baru ia lahirkan, tapi semua itu hanya sebatas mimpi saat Tuhan mengambil kembali malaikat kecil yang dititipkan di rahim Erina.“Memangnya mau kerja dimana? Kamu baru selesai operasi, jangan dulu banyak gerak, tidak boleh mengangkat yang berat-berat.”“Nanti setelah kondisiku memungkinkan, aku akan bekerja di toko sembangko Bu Ema.”“Tapi janji harus pulih dulu ya.”“Hm.”Sebenarnya Dimas ingin se

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status