Share

(S2) 119. Bertahanlah

Penulis: Rossy Dildara
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-14 18:48:31

"Berhenti!!"

Suara lantang itu menggelegar dari kegelapan di belakangnya, memecah keheningan Subuh yang masih menggantungkan kabut tipis. Tubuh Keiko membeku, setiap ototnya menegang. Jantungnya berdebar tak karuan, seolah hendak melompat keluar dari rongga dada.

Keringat dingin membasahi telapak tangannya, membuatnya menggigil meski udara tidak menusuk tulang. Aroma tanah basah dan embun pagi tiba-tiba terasa menyesakkan.

Dari balik pepohonan, dua sosok polisi muncul bagai hantu, bergerak cepat dan tanpa suara. Dalam hitungan detik, mereka sudah mencengkeram kedua lengannya, menariknya dengan kasar. Kilatan perak borgol memantulkan cahaya, lalu menjepit pergelangan tangan Keiko dengan dingin dan tanpa ampun.

"Anda ditangkap, Nona Keiko! Ikut kami ke kantor polisi sekarang!" Salah seorang polisi berbicara dengan nada tanpa kompromi, tatapannya tajam dan menusuk.

"Enggak! Lepaskan aku! Aku nggak melakukan apa-apa!" Keiko meronta, suaranya pecah oleh histeria. Air mata membanjiri wajahn
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Rossy Dildara
ok kaakkkk
goodnovel comment avatar
Titi Kurniawati
ceritanya lagi seru
goodnovel comment avatar
Titi Kurniawati
kelanjutan cerita nya kak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 120. Satu hal yang saya inginkan

    "Bunda kurus memang lagi program diet kok, kamu nggak usah cemas," ucap Kenzie berbohong, berusaha memberikan alasan yang meyakinkan agar sang istri tidak terlalu khawatir. Dia menatap Zea dengan tatapan lembut, berharap kebohongannya kali ini bisa diterima."Bukannya dari dulu tubuh Bunda sudah bagus, ya? Sudah kurus 'kan, Kak?" tanya Zea tampak tak mengerti dengan jawaban suaminya, yang menurutnya tidak masuk akal. Dia mengerutkan kening, mencoba memahami apa yang sebenarnya terjadi."Iya sih, cuma namanya perempuan 'kan punya postur tubuh ideal. Kamu juga pasti begitu, dan bisa saja Bunda memang ingin mencapai postur idealnya." Kenzie mencoba memberikan penjelasan yang lebih masuk akal, meskipun dia sendiri tidak yakin dengan apa yang dikatakannya."Aku nggak punya postur ideal tuh." Zea menggeleng, tersenyum tipis. Dia merasa tidak percaya diri dengan penampilannya, terutama setelah melahirkan Gala."Berarti kamu terkecuali. Udah ... nggak perlu dipikirkan, Bunda lebih pengalaman.

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 119. Bertahanlah

    "Berhenti!!"Suara lantang itu menggelegar dari kegelapan di belakangnya, memecah keheningan Subuh yang masih menggantungkan kabut tipis. Tubuh Keiko membeku, setiap ototnya menegang. Jantungnya berdebar tak karuan, seolah hendak melompat keluar dari rongga dada.Keringat dingin membasahi telapak tangannya, membuatnya menggigil meski udara tidak menusuk tulang. Aroma tanah basah dan embun pagi tiba-tiba terasa menyesakkan.Dari balik pepohonan, dua sosok polisi muncul bagai hantu, bergerak cepat dan tanpa suara. Dalam hitungan detik, mereka sudah mencengkeram kedua lengannya, menariknya dengan kasar. Kilatan perak borgol memantulkan cahaya, lalu menjepit pergelangan tangan Keiko dengan dingin dan tanpa ampun."Anda ditangkap, Nona Keiko! Ikut kami ke kantor polisi sekarang!" Salah seorang polisi berbicara dengan nada tanpa kompromi, tatapannya tajam dan menusuk."Enggak! Lepaskan aku! Aku nggak melakukan apa-apa!" Keiko meronta, suaranya pecah oleh histeria. Air mata membanjiri wajahn

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 118. Akan menangkapku!

    "Nona! Cepat habiskan makan malam Nona lalu sembunyi!" seru Bu Yuli dengan nada panik yang membuat jantung Keiko berdegup kencang. Dia menghampiri Keiko dengan langkah tergesa-gesa, matanya memancarkan ketakutan yang nyata.Keiko cepat-cepat menelan kunyahannya yang terasa seperti pasir di tenggorokan. Dahinya berkerut heran, tak mengerti dengan kepanikan tiba-tiba Bu Yuli. "Ada apa memangnya, Bu?" tanyanya dengan suara tercekat."Di luar ada polisi, Nona. Ibu khawatir polisi itu berusaha masuk untuk mencari Nona." Bisik Bu Yuli dengan suara bergetar, seolah takut didengar oleh orang di luar."Polisi??" Keiko langsung berdiri dari duduknya, kursi yang didudukinya bergeser ke belakang dengan kasar. Matanya membulat sempurna, napasnya tercekat. "A-aku, a-aku sembunyi di mana, Bu?" tanyanya dengan nada panik yang semakin menjadi."Masuk ke gudang dulu saja, Nona, terus kunci pintunya dari dalam, ya?" saran Bu Yuli dengan cepat, sambil menunjuk ke arah gudang yang terletak di dekat dapur.

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 117. Pria setia

    Benda itu mirip seperti alat kela*min wanita, namun berbahan silikon.Pikiran Kenzie langsung liar. Bukan karena nafsu pada benda itu, melainkan bayangan Zea yang tiba-tiba menyeruak di benaknya. Hasratnya membuncah tak terkendali."Papa apa-apaan, ngasih aku beginian?! Lapa lagi ngeledekin aku, ya?" Kenzie membanting benda itu ke lantai dengan kesal, napasnya memburu.Untunglah karena berbahan silikon, jadi tidak pecah."Kamu jangan salah paham, Ken. Papa sama sekali nggak bermaksud ngeledekin kamu." Papa Bahri segera memungut benda itu, lalu menyodorkannya kembali pada menantunya. "Justru dengan memberikan benda ini padamu, Papa sama dengan membantumu. Papa cuma khawatir kamu nggak bisa menahan diri, lalu kamu selingkuh. Jadi, untuk sementara... pakai 'mainan' ini saja, Ken.""Ya Allah, Pa. Aku nggak mungkin selingkuh! Aku ini pria setia!!" tegas Kenzie dengan nada meninggi. "Lagipula, aku nggak sudi menerima benda ini, apalagi memakainya!"Papa Bahri menghela napas berat, raut waja

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 116. Untuk jaga-jaga

    "Papa sama Mama serius, Zea. Kamu ini kok kayak nggak percaya gitu sih?" tanya Papa Bahri yang heran dengan reaksi Zea. Namun, dari sikapnya yang malu-malu kucing, jelas terlihat bahwa putrinya itu tengah salah tingkah."Ya aku nggak percaya aja, soalnya selama ini Kak Kenzie nggak pernah begitu sama aku," Zea perlahan melepaskan tangannya dari wajahnya yang merona, lalu berjalan mendekat ke arah Mama Eva."Namanya manusia pasti ada berubahnya, Zea. Tapi baguslah kalau memang berubahnya itu ke arah yang lebih baik," Papa Bahri menghela napas lega, membayangkan bahwa rumah tangga putrinya akan semakin harmonis."Tapi Papa yang ngomong sama Kak Kenzie, ya, tentang niat Papa ingin aku dan dia tidur terpisah. Karena kalau nantinya aku yang ngomong... bisa panjang urusannya, bisa-bisa dia mengira aku memang nggak mau tidur dengannya," pinta Zea dengan nada khawatir."Tenang, nanti Papa kasih tau setelah kita makan malam," janji Papa Bahri, berusaha menenangkan kegelisahan putrinya.***"

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 115. Tergila-gila

    Tiba-tiba, kamar mandi terasa panas membara.Dengan gerakan tergesa, Kenzie membuka kancing demi kancing kemeja Zea. Kain itu jatuh, memperlihatkan kulit seputih susu berada di hadapannya.Jantung Zea berdebar tak karuan. Ada gejolak ingin menolak, namun tubuhnya seolah menyerah pada sentuhan-sentuhan yang menggelitik saat bibir Kenzie mulai menjelajahi lehernya. Setiap kecupan seolah menjadi bisikan rayu yang membangkitkan hasratnya."Kaaakkkk, geliii!" Zea terkikik, namun tak ada upaya untuk menghentikan Kenzie. Tangannya justru melingkar di leher pria itu, seolah memberi izin untuk melanjutkan.Kenzie tak menjawab. Bibirnya semakin gencar memberikan kecupan-kecupan panas di leher dan bahu Zea, menciptakan sensasi merinding yang nikmat.'Wangi dan lembut, sepertinya Zea sudah mandi. Apa dia sengaja, karena ingin menyambutku pulang kerja?' batin Kenzie senang.Dengan lembut, Kenzie menuntun Zea untuk duduk di tepi bathtub yang sudah terisi air hangat. Uapnya mengepul, menambah kesan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status