Share

Ch. 127 Masalah Baru (21++)

Penulis: Selfie Hurtness
last update Terakhir Diperbarui: 2025-11-18 02:33:00

Bastian melenguh, tubuh itu meliuk dalam dekapannya. Permukaan kulitnya begitu halus, lembut dan bersih tanpa noda, membuat deru nafas Bastian makin tidak karuan.

Leher itu begitu menggoda Bastian, seolah meminta Bastian menyapu lembut inci demi inci permukaannya. Jangan lupakan ... Ah! Sungguh tubuh ini tidak akan ada habisnya untuk dikagumi.

Mata itu menatap sayu ke arah Bastian, dengan wajah memerah yang cukup menggoda dan mengobrak-abrik gairahnya. Tanpa banyak bicara Bastian meraup bibir yang kini menjadi favoritnya itu. Menekan dalam hingga lidahnya bisa menjelajahi rongga mulut Evelyn.

Demi apapun Bastian sudah tidak sanggup lagi!

Ia melepaskan pagutan mereka, membuka lebar-lebar kaki Evelyn hingga Bastian bisa melihat dengan jelas inti tubuh gadis 25 tahun yang dia pacari itu.

Bukankah itu yang Bastian inginkan? Ia menatap Evelyn, wajahnya merah padam dengan mata terpejam dan nafas memburu, seolah pasrah dengan apa saja yang hendak Bastian lakukan padanya.

Namun bukan ti
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Yelloe Duassatu
Lah bastian bukanyq sakit sampe gk kuat buka mata ko bisa ml padahal udah diwanti wanti sherly jangan sampe kejadian ke dia ma Gerrald...
goodnovel comment avatar
Bunda Ernii
ayo Sher bangun.. si adek gk mau sufor nih.. dia cuma mau asimu loh.. please bangun y..
goodnovel comment avatar
NING
Bastiankan lg sakit. Berharap itu hanya halu atau mimpi Bastian aja yang enak2in Evelyn. Semoga bukan kenyataan. Sayang banget Evelyn gadis baik2 harus rusak duluan. Masa ya dia lupa dengan nasehat2 kakak iparnya buat jaga diri. Bener gitu kan thor. itu cuma mimpi Nastian kan efek panas tingginya.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Malam Panas Tak Terlupakan dengan Konsulenku   Ch. 198 Wilson Keceplosan!

    "Kamu balik kapan sih, Wil?" tanya Gerrard gemas, adiknya itu masih belum ada tanda-tanda akan berangkat ke Korea. Ditanya begitu, Wilson yang melangkaj dengan tas dan beberapa barang bawaan ditangan, kontan menoleh ke belakang, menatap kakaknya dengan tatapan kesal. "Liat, Ma! Mas Ge ngusir aku!" lapornya yang membuat tangan Gerrard terayun menjitak kepala lelaki itu. "Nggak gitu maksudnya, Wil!" salak Gerrard galak. Nirina hanya mendengus, melirik dua kakak-beradik itu saling ribut, sementara Sherly, ia melangkah di sebelah Gerrard sembari menahan tawa. "Besok sore noh aku terbang ke Korea, udah dapet tiket nih. Mau ikut?" jawab Wilson pada akhirnya. "Nggak! Nggak minat aku." jawab Gerrard singkat. "Ceweknya cakep-cakep loh, Mas! Bening!" ucap Wilson mengompori. "Cakep hasil tangan sejawat bedah plastik?" sindir Gerrard tanpa tedeng aling-aling. "Ah! Nggak semua! Yoona SNSD sama Song Hye-kyo itu sample cewek Korea yang cantik tanpa oplas-oplas." jawab Wilson tenang. "Rasio

  • Malam Panas Tak Terlupakan dengan Konsulenku   Ch. 197 Boleh Pulang

    "Bener ini sudah boleh pulang, Prof?" tanya Gerrard dengan nada gembira.Akhirnya ia lulus juga dan diizinkan pulang! Kenapa tidak dari kemarin sore, kenapa harus menunggu visite pagi ini? "Lha kamu mau pulang apa enggak, Ge? Masih mau di sini?" kelakar profesor Hendrawan sembari melirik Gerrard dengan gemas."Ya mau dong, Prof. Udah kangen sama anak di rumah." ucap Gerrard jujur. "Terimakasih sudah banyak menolong saya, Prof."Profesor Hendrawan tertawa, ia mengangguk-angguk sembari menyerahkan selembar kertas itu pada perawat yang mengikutinya visite pagi ini."Sudah tugas saya, Ge. Jangan lupa kontrol minggu depan, oke?"Gerrard tersenyum lebar, sungguh dia begitu bahagia diizinkan pulang hari ini. Siapa yang betah berada di sini tak peduli kamarnya VVIP sekalipun. Ia tentu lebih memilih tinggal di rumahnya sendiri, bersama dengan istri dan anaknya. Lebih nyaman, lebih tenang dan lebih privasi."Sudah clear semua ya, Ge. Tahu apa-apa saja yang harus dilakukan, kan?"Gerrard mengan

  • Malam Panas Tak Terlupakan dengan Konsulenku   Ch. 196 Keraguan

    "Loh Mama belum tidur?"Tentu Bastian terkejut, Jihan masih duduk di sofa, belum pergi ke kamar untuk istirahat macam ayahnya. Bastian melepaskan jaket dan sepatunya, melangkah mendekati sang ibu seolah paham, alasan ibunya belum beristirahat adalah menunggu kepulangannya."Mama ada yang mau diomongin?" Tanya Bastian sembari duduk di sebelah ibunya."Kamu udah beneran serius sama Evelyn, Bas?" Tanpa menjawab pertanyaan Bastian, Jihan langsung mengajukan pertanyaan itu.Bastian menghela napas panjang, ia tidak segera merespon. Wajahnya tertunduk, diam membisu sampai kemudian ia menjawab pertanyaan itu."Kalau nggak serius, ngapain Bastian udah ketemu sama mama-papanya, Ma? Ngapain Bastian ngomong sama Mama?" Jihan nampak tertegun, ia menatap Bastian dengan tatapan penuh pertanyaan. Bastian menyadari tatapan itu, ia hanya bisa pasrah, balas menatap ibunya sembari menunggu ada apa lagi yang hendak disampaikan padanya. Yang Bastian tahu, pasti obrolan mereka ini mengenai Evelyn dan segal

  • Malam Panas Tak Terlupakan dengan Konsulenku   Ch. 195 Hanya Perasaan Saja, Atau ....

    "Ini mereka jadi kawin beneran, Ma?" tanya Gerrard pada Nirina yang kini menungguinya.Sherly izin pulang barang sebentar, kangen pada Noah dan tentu saja memulangkan beberapa pakaian kotor mereka. Profesor Hendrawan sudahvisire beberapa saat yang lalu, tak peduli calon adik ipar Gerrard seorang ahli ortopedi juga, ia masih belum boleh pulang sampai visite keesokan harina."Ya jadilah ... Takut mama kalo adikmu bablas hamil kayak kalian." Jawab Nirina tanpa memalingkan wajah dari layar ponsel.Meskipun mereka sudah mengobrol dan bertemu hari ini, namun perihal rencana pernikahan itu belum dibicarakan lebih lanjut. Tujuan mereka datang untuk menengok Gerrard dan juga memberi ucapan selamat untuk kelahiran Noah, bukan untuk sekalian membahas pernikahan. Gerrard terdiam, selain merasa tertampar dengan ucapan ibunya barusan, ia hampir saja kelepasan bicara perihal permintaan gila yang Lucy ajukan pada Bastian. Kalau Pricilla saja langsung dilabrak oleh Nirina lengkap dengan orang tuanya

  • Malam Panas Tak Terlupakan dengan Konsulenku   Ch. 194 Apa Adanya Kamu

    "Mas, tunggu!"Langkah kaki Evelyn terhenti, ia menarik Bastian hingga lelaki itu hampir terhuyung, Bastian menoleh, mengerutkan kening dan menatap kekasihnya dengan tatapan tidak mengerti."Kenapa?" Tanya Bastian dengan alis berkerut.Ditanya begitu, Evelyn hanya nyengir lebar. Ia nampak garuk-garuk kepala, lalu menarik napas panjang-panjang."Grogi banget mau ketemu beliau, Mas."Bastian terkekeh, ia mengacak gemas rambut Evelyn lalu kembali menyeret tubuh itu menuju depan pintu kamar inap Gerrard. Bukan salah Evelyn kalau bersikap demikian, ini kali pertama dia akan bertemu dengan orang tua Bastian!"Nggak usah gugup, kek mo OSCE aja." Goda Bastian yang sontak membuat tawa Evelyn pecah."Keknya kalau mau OSCE malah nggak segugup ini." Jawabnya yang kembali membuat Bastian melirik."Hebat dong!" Pujinya lalu menoleh ketika tangannya sudah menyentuh knop pintu. "Kita masuk, ya?"Evelyn menatap mata itu dalam-dalam, sejenak ia terdiam, menarik napas panjang beberapa kali lalu mengangg

  • Malam Panas Tak Terlupakan dengan Konsulenku   Ch. 193 Kunjungan Dadakan

    "Janji jangan sampai masmu tau ya, Lyn."Pesan ini kembali Sherly tekankan pada adik iparnya, ia tidak mau diamuk Gerrard karena sudah membocorkan rahasia ini. Bisa-bisa nanti Gerrard tidak akan lagi bercerita padanya perihal sahabatnya itu."Tenang, Mbak ... Aku nggak mungkin gegabah begitu. Jangan khawatir." ucapnya sembari mengacungkan jempol.Sherly tersenyum, ia melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan. Ternyata mereka mengobrol cukup lama, pasti ia akan dicecar oleh Gerrard begitu kembali ke kamar inap nanti."Yaudah mbak nitip ASI-nya Noah, ya! Nanti sampai rumah bisa video call? Mbak kangen."Sherly memang merindukan bayi itu. Bagaimana tidak? Baru saja pulang ke rumah, ia sudah harus meninggalkan dia bersama Farida karena bapaknya harus opname dan dioperasi. Padahal ia ingin menghabiskan waktunya bersama Noah sebelum masa cutinya nanti habis dan ia harus kembali sibuk residensi lagi."Siap! Nanti aku video call kalau sudah sampai rumah, Mbak. Aku pamit, ya!"S

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status