Home / Romansa / Malam Panas dengan Atasan Mantan / Bab 118 : Tekad Seorang Wilson

Share

Bab 118 : Tekad Seorang Wilson

Author: Nadira Dewy
last update Last Updated: 2025-06-02 21:00:46

Hari demi hari, Rafael menjalankan tugasnya dengan cermat.

Ia sudah terbiasa dengan pekerjaan pengintaian, tapi kali ini berbeda. Bukan karena objeknya sulit diikuti, tapi karena cerita di balik semua ini menyangkut nasib dan hati seseorang yang kehilangan memorinya, Wilson.

Dari balik kaca hotel, Rafael mengamati pola kehidupan Juliet dan Thom. Mereka selalu bangun pagi, jogging sebentar membawa stroller anak-anak, lalu kembali ke apartemen. Kadang Thom pergi lebih dulu, terkadang Juliet. Dua anak kembar itu selalu ikut sampai ke tempat penitipan anak, mereka tumbuh dalam kehangatan yang membuat Rafael diam-diam kagum.

Namun fokus Rafael bukan hanya pada rutinitas rumah tangga mereka.

Ia sudah berhasil mengidentifikasi tempat kerja Juliet, sebuah studio desain grafis kecil tapi cukup prestisius di kota itu.

Juliet bekerja sebagai penanggung jawab administrasi utama, dan terliha
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 211 : Memandang Dari Jauh

    Veronica berdiri di balik rak-rak panjang boneka di pusat perbelanjaan itu, memegang kotak mainan yang seharusnya ia beli untuk Nathan dan Nathania, namun kini lupa untuk apa ia datang. Matanya tidak bisa lepas dari sosok wanita muda yang berjalan beberapa meter di depannya, Juliet. Senyap, penuh beban. Langkahnya terhenti di tengah lorong, sementara Juliet tampak sibuk memilih kebutuhan rumah tangga. Dia terlihat dewasa, kalem, dan anggun… tidak lagi seperti anak kecil yang dulu memeluk erat tubuh Veronica sambil menangis histeris, memohon agar tidak dipisahkan. Kilasan masa lalu menyerbu benak Veronica. Juliet kecil, menangis dan meronta. Jeritan pilu yang memohon agar jangan pergi, jangan ditinggalkan. Tapi saat itu… Veronica memilih meninggalkan. Sekarang anak itu sudah menjadi ibu. Sudah melahirkan dua anak kembar yang manis. Dan Veronica? Dia tidak ada di sana. Tidak saat Juliet pertama kali belajar berjalan lagi setelah jatuh. Tidak saat Juliet tumbuh remaja, mencari pega

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 210 : Keharmonisan

    Hari itu, langit cerah dan suasana akhir pekan terasa hangat di rumah Wilson dan Juliet. Suara tawa kecil Nathan dan Nathania sudah terdengar dari dalam halaman rumah, sementara Juliet sedang menyiram tanaman di taman belakang. Wilson baru saja selesai memanggang roti khusus untuk anak-anak, aroma harum memenuhi rumah. Saat bel pintu berbunyi, Juliet melirik ke arah Wilson, dan pria itu segera berjalan ke depan. Begitu pintu terbuka, tampak Reiner berdiri di sana bersama Karina. Keduanya mengenakan pakaian santai namun rapi. Karina membawa kotak kue buatan sendiri, sementara Reiner menggenggam boneka kecil, oleh-oleh untuk si kembar. “Selamat pagi,” sapa Reiner dengan nada sopan dan tulus. “Kami tidak datang terlalu pagi, kan?” Juliet tersenyum, kali ini lebih lepas. “Tidak. Kalian datang tepat waktu. Masuklah.” Karina dan Reiner pun masuk, sedikit tegang namun berusaha tetap santai. Nathan dan Nathania yang semula bermain, kini berlari kecil menghampiri ibunya. “Nak,

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 219 : Awal yang Luar Biasa

    Setelah menimbang-nimbang selama berhari-hari, Karina akhirnya memutuskan untuk menghubungi Juliet. Tangan Karina sempat gemetar saat hendak menekan tombol panggil di layar ponselnya. Ia tahu, hubungannya dengan Juliet tidak pernah benar-benar akur setelah fakta besar itu terungkap, selalu ada jarak, selalu ada rasa asing yang diam-diam menekan sejak lama. Telepon berdering beberapa kali, namun masih tidak diangkat. Karina menatap layar kosong dengan napas berat. Tapi ia tidak menyerah. Kali ini, ia tidak bisa mundur lagi. Maka Karina pun menulis pesan singkat. “Juliet, ini aku Karina. Aku tahu mungkin kau tidak ingin bicara denganku. Tapi aku ingin bertemu, bicara langsung. Aku minta izin… bukan untuk membela diri, tapi untuk membuka lembaran baru. Aku tidak mau semuanya tetap begini terus.” Pesan itu dikirim. Lalu... sunyi. Beberapa jam berlalu. Karina sempat berpikir Juliet mungkin akan mengabaikannya, dan ia tidak b

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 218 : Sebuah Janji

    Hari itu, suasana bandara terasa berbeda bagi Karina dan Reiner. Bukan hanya karena mereka baru saja menyelesaikan bulan madu selama sebulan penuh yang penuh dengan kenangan manis dan pengalaman pertama sebagai pasangan suami istri, tapi juga karena mereka tahu benar setibanya di negara mereka, ujian sebenarnya akan segera dimulai. Di dalam pesawat, Karina menggenggam tangan Reiner erat. Ia melirik suaminya dan berbisik pelan, “Apa pun yang terjadi nanti… aku pasti siap.” Reiner menoleh dan tersenyum kecil, menatap wajah Karina yang kini jauh lebih kuat dari sebelumnya. “Aku juga. Ini bukan soal melawan mereka, tapi menunjukkan bahwa kita benar-benar serius. Semoga kesungguhan yang kita miliki dapat meluluhkan hati kedua orang tuaku.”Karina menganggukkan kepalanya. Sesampainya di bandara, mereka langsung dijemput oleh sopir kepercayaan keluarga Reiner. Tidak banyak bicara selama perjalanan, tapi atmosfer dalam mobil begitu penuh

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 217 : Keluarga Bahagia

    Thom menutup laptopnya dengan senyum lega. Hari itu terasa panjang dan melelahkan, tapi begitu ia melihat desain terakhirnya selesai dan terkirim ke klien tepat waktu, rasa lelahnya seakan telah terbayar lunas. Usaha desain grafis daring yang ia rintis dari nol bersama Wilson kini berkembang pesat. Klien terus berdatangan, bahkan dari luar negeri. Ia masih ingat betul bagaimana awalnya ia hanya bekerja dari kamar kecilnya dengan satu laptop tua milik Wilson dulu. Kini, ia memiliki tim kecil yang solid dan jaringan klien yang terus bertambah. Setiap hari Minggu sore, Thom rutin mengirimkan laporan mingguan kepada Wilson, pria itu masih menjadi mentor dalam bisnis. Wilson memang bukan tipe yang banyak bicara manis. Dia tegas, teliti, dan kadang komentarnya terasa menusuk. Tapi Thom tahu betul, di balik ketegasan itu, Wilson benar-benar menyayanginya. Bukan hanya sebagai adik ipar, tapi juga sebagai rekan bisnis yang ia banggakan.

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 216 : Toko Roti Chaterine

    Luis menatap wajah Chaterine yang kini jauh lebih tenang daripada dulu, tidak lagi tegang, tidak lagi haus pengakuan ataupun sebuah status. Wanita itu kini punya caranya sendiri untuk bahagia, dan itulah yang membuat Luis mulai sadar bahwa untuk bisa mendekatinya lagi, ia harus berhenti memaksakan cinta dan mulai menawarkan persahabatan yang tulus. Walaupun berat, nyatanya lebih berat jika hubungannya dengan Chaterine memburuk dan saling menjauhi. Sejak hari di mana keputusan itu diambil, setiap akhir pekan, Luis datang. Bukan dengan setelan jas seperti dulu, tapi dengan kemeja santai dan sebungkus camilan dari toko favorit Chaterine. Kadang membawa roti manis, kadang sekadar teh yang dia tahu disukai Chaterine. Mereka duduk di kursi kayu di teras, mengobrol seperti dua teman lama yang sedang menikmati sisa waktu di hari yang lambat. Tidak ada pembicaraan soal masa lalu yang menyakitkan untuk mere

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status