Beranda / Romansa / Malam Panas dengan Atasan Mantan / Bab 145 : Mempermalukan Juliet

Share

Bab 145 : Mempermalukan Juliet

Penulis: Nadira Dewy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-18 21:01:50

Aula pesta malam itu tampak semarak. Denting gelas kristal, alunan musik klasik, dan tawa para tamu mengisi suasana. Di salah satu sudut ruangan, Veronica dan Catherine duduk berdampingan di kursi mewah, masing-masing dengan segelas sampanye di tangan.

Awalnya hanya obrolan ringan, tentang dekorasi, menu, hingga tamu undangan. Tapi Veronica, seperti biasa, menyimpan sesuatu di balik senyum manisnya.

“Aku benar-benar tidak menyangka, Catherine…” ucap Veronica sembari mengaduk perlahan sampanye nya, “…kalau kau akhirnya menerima Juliet sebagai menantumu.”

Catherine menoleh pelan, ekspresinya tetap tenang meski tersirat ada sedikit ketegangan. “Aku sendiri tidak memiliki alasan untuk menolaknya lagi. Satu-satunya orang yang bisa memegang kendali perusahaan adalah Wilson, dan ini adalah keputusannya.”

Veronica tertawa kecil, lalu menyesap minumannya sebelum menatap Catherine lurus-lurus. “Keputusan Wilson? Atau karena dia s
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 146 : Sebuah Kejutan Dari Juliet

    “Jangan omong kosong! Aku—” “Suttthhhh....!” Juliet meletakkan jari telunjuk di bibirnya, meminta agar Veronica jangan banyak bicara dulu. “Ini pasti sangat seru sekali untuk didengar.” Wilson terdiam. Sungguh, dia tidak mengerti dengan apa yang sebenarnya ingin dilakukan Juliet. Ini tidak seperti Juliet yang dia kenal. Karina juga hanya bisa mendengarkan apa yang akan diucapkan oleh Julie. Sementara itu, anggota keluarga Wilson pun sudah kepalang tanggung, malu sudah tidak dapat dielak lagi. Juliet memundurkan langkahnya, menatap Veronica dengan senyuman aneh. “Nyonya Veronica, 21 tahun yang lalu, ada seorang anak kecil yang harus hidup di jalanan. Setelah beberapa waktu akhirnya dibawa ke panti asuhan dengan harapan bisa hidup lebih baik. Satu Minggu berada di panti asuhan, anak itu diadopsi oleh sepasang suami istri.” “Awalnya, bocah kecil itu merasakan kebahagiaan yang luar biasa karena

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 145 : Mempermalukan Juliet

    Aula pesta malam itu tampak semarak. Denting gelas kristal, alunan musik klasik, dan tawa para tamu mengisi suasana. Di salah satu sudut ruangan, Veronica dan Catherine duduk berdampingan di kursi mewah, masing-masing dengan segelas sampanye di tangan. Awalnya hanya obrolan ringan, tentang dekorasi, menu, hingga tamu undangan. Tapi Veronica, seperti biasa, menyimpan sesuatu di balik senyum manisnya. “Aku benar-benar tidak menyangka, Catherine…” ucap Veronica sembari mengaduk perlahan sampanye nya, “…kalau kau akhirnya menerima Juliet sebagai menantumu.” Catherine menoleh pelan, ekspresinya tetap tenang meski tersirat ada sedikit ketegangan. “Aku sendiri tidak memiliki alasan untuk menolaknya lagi. Satu-satunya orang yang bisa memegang kendali perusahaan adalah Wilson, dan ini adalah keputusannya.” Veronica tertawa kecil, lalu menyesap minumannya sebelum menatap Catherine lurus-lurus. “Keputusan Wilson? Atau karena dia s

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 144 : Acara Ulang Tahun Nenek

    Setelah sarapan selesai, Juliet tengah membereskan piring-piring sambil sesekali tersenyum melihat Nathan dan Nathania bermain di lantai dengan boneka kesayangan mereka. Wilson datang dari belakang, meraih lap kain dan membantu Juliet mengelap meja. Pelayan rumah benar-benar hanya bisa tersenyum melihat sepasang suami istri itu. Padahal, itu adalah tugasnya. Tapi, Juliet dan Wilson justru selalu membersihkan bekas maka mereka sendiri. Sesekali mereka saling bertukar pandang dan senyum, tapi pagi itu ada sesuatu yang membuat Wilson tampak sedikit lebih serius. “Sayang, kita beli baju untukmu, yuk! Tapi, pergi berdua saja,” ajak Wilson. Juliet mengerutkan keningnya. “Loh... bukannya di kamar sudah ada banyak baju?” Wilson memaksakan senyumnya. “Iya, sih. Tapi, aku ingin membelikan yang natu untukmu.”

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 143 : Pembuktian Diri

    Setelah berhari-hari melakukan penyelidikan intensif bersama tim kepercayaannya, termasuk Rafael, akhirnya semua potongan bukti yang tersembunyi perlahan-lahan membentuk gambaran yang jelas. Wilson duduk di ruang kerjanya, mata tajamnya menatap layar laptop yang menunjukkan rekam jejak digital, alamat IP, transfer file, hingga komunikasi terenkripsi, semuanya mengarah pada satu nama yang pasti, Veronica. “Wanita ini benar-benar keras kepala. Apa bedanya dia dan Karina sebenarnya? Tidak heran kalau Karina sangat ambisius dan picik, ibunya juga orang yang semacam ini,” gumamnya. Wilson menarik napas panjang, ekspresinya dingin. Dia memutar kursinya, lalu menghubungi Rafael lewat sambungan internal terenkripsi. “Sudah cukup, Rafael. Aku tahu siapa dalangnya. Sekarang giliran kita yang bertindak. Kalau dia makin keterlaluan, aku akan datang secara langsung.” “Kau tahu apa yang haru

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 142 : Kesabaran Mulai Habis

    Mata Wilson menyipit. Nafasnya teratur tapi dalam. “Apa kau bisa melacak sumbernya?” “Tim IT sedang mencoba, tapi jejaknya dibersihkan sangat rapi. Kami punya dugaan, virus ini dikirim melalui akses internal, entah dari orang dalam… atau seseorang yang pernah sangat dekat dengan sistem perusahaan sebelumnya.” Wilson menggenggam ponsel lebih erat. Suaranya dingin namun sangat tegas. “Segera isolasi server utama. Putuskan semua koneksi dari jaringan luar. Jangan beri akses ke siapa pun, bahkan para direktur perusahaan.” “Sudah kami lakukan. Tapi Wilson...” “Apa lagi?” “Aku curiga ini bukan hanya serangan biasa. Ini bisa jadi bagian dari upaya sabotase lebih besar. Dan yang mengkhawatirkan... waktunya terlalu sempurna untuk dilakukannya.” Wilson terdiam sejenak. Dia tahu, terlalu banyak

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 141 : Keberanian Juliet

    Acara lelang telah berakhir. Wilson kini tengah mengobrol dengan kenalan bisnisnya. Di dalam toilet mewah yang sepi, hanya gemericik air dari keran yang terdengar samar. Juliet baru saja mencuci tangan ketika pintu terbuka dan dua sosok wanita masuk bersamaan. Langkah keduanya terdengar begitu jelas, tepat dan penuh dengan tekanan. Juliet menoleh pelan. Veronica dan Karina berdiri di sana, mengenakan gaun elegan yang mencolok. Mata mereka menatap tajam ke arahnya. Dari cara mereka masuk dan menyusun langkah, Juliet langsung tahu, ini bukan kebetulan. Mereka sengaja menyusulnya ke toilet karena tahu Wilson tidak akan ikut ke sana. “Juliet,” sapa Veronica lebih dulu, nadanya tenang tapi menggigit. “Akhirnya kita bertemu lagi. Padahal, aku yakin sudah memperingatkan mu dengan tegas dulu. Tapi, setidaknya sekarang kami bisa bicara tanpa orang lain mendengarkan.” Juliet mengusap tangannya dengan tisu pelan, tidak langsu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status