Home / Romansa / Malam Panas dengan Atasan Mantan / Bab 164 : Juliet Merasa Curiga

Share

Bab 164 : Juliet Merasa Curiga

Author: Nadira Dewy
last update Last Updated: 2025-06-25 21:00:29

Esok harinya, matahari belum terlalu tinggi saat Juliet kembali ke kafe. Rambutnya diikat sederhana, dan apron cokelat lembut melingkar di pinggangnya. Begitu sampai, ia langsung disambut oleh salah satu staf yang wajahnya tampak cemas.

“Kak Juliet, maaf, beberapa bahan utama sudah habis. Susu almond, cokelat bubuk, dan sirup vanilla, semuanya sudah kosong di gudang.”

Juliet mengangguk cepat, tanpa panik sedikit pun. “Ya ampun... Baik, aku yang akan menghubungi pemasok. Tenang saja, kafe ini tetap harus jalan seperti biasa.”

Tangannya cekatan menekan nomor kontak pemasok khusus yang memang sudah biasa menangani suplai untuk kafe miliknya. Ia berbicara dengan tenang namun tegas, memastikan semua bahan yang dibutuhkan akan sampai sebelum jam makan siang.

Setelah menutup telepon, Juliet tidak tinggal diam. Ia mengenakan sarung tangan plastik dan langsung bergabung di belakang bar. Beberapa pelanggan sudah mulai datang. Ia melayani mereka sat
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 167 : Kecurigaan Wilson Tumbuh

    Mobil itu masih melaju perlahan menyusuri jalanan menuju rumah. Di dalamnya, suasana terasa jauh lebih sunyi dibanding sebelumnya. Wilson menyetir mobil dengan rahang yang terus mengeras, sementara Juliet duduk di sebelahnya, menggenggam tas kecil berisi perhiasan yang tadi sempat membuat mereka bersih tegang. “Wilson...” Juliet akhirnya kembali bersuara, pelan. “Aku tidak mungkin membuangnya,” lanjutnya, lirih. “Tapi aku juga tidak bisa menyimpannya. Aku sudah putuskan, perhiasan ini akan disumbangkan ke badan anak untuk panti asuhan.” Wilson menoleh tajam, mata gelapnya membakar amarah yang tidak mampu diredam. “Sumbangkan katamu?” gumamnya penuh dengan tekanan. “Juliet... kau serius menyumbangkan hadiah dari pria lain untuk beramal?” Juliet... setelah terbiasa dipanggil dengan sebutan ‘Sayang', rasanya itu membuat Juliet agak tidak nyaman. Penuh dengan kemarahan. “Maaf. Aku tahu bagaimana perasaanmu. Tapi aku sudah bilang juga kepada pemberinya, Ini bukan tentang

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 166 : Hadiah Terimakasih

    “Jika semua orang benar-benar memberikan banyak arti untuk Wilson, maka akan ku ambil!” ucap Leonardo dalam kemarahannya. Siang itu, cahaya matahari menyusup lembut melalui jendela besar cafe. Suasana tidak terlalu ramai, hanya Beberapa pelanggan yang duduk sambil menikmati minuman dan makanan ringan mereka. Julia Tengah berdiri di balik meja kasir, mengecek ulang stok bahan yang baru saja tiba, ketika suara pintu terbuka menarik perhatiannya. Leonardo tiba, menggunakan kursi rodanya. Juliet sedikit terkejut, tapi tetap tersenyum sopan menyambut kedatangan pria itu seperti sebelumnya. “Selamat siang, Leo. Ada yang bisa aku bantu? Mau pesan menu apa untuk hari ini?” Leonardo tersenyum sambil mengangguk ringan. “Siang juga, Juliet. Tidak, aku ke sini bukan untuk memesan menu cafe, tapi untuk menyampaikan rasa terima kasihku padamu.” Juliet mengerutkan kening, bingung. “Terima kasih...?”

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 165 : Lagi-lagi Gagal

    Ruangan itu sepi. Hanya suara detik jam dinding yang terdengar samar. Di hadapannya, layar laptop menyala menampilkan baris-baris log aktivitas sistem yang alih-alih menunjukkan kehancuran, justru semakin stabil dan terproteksi. “Apa-apaan ini?!” Leonardo menatap tajam ke layar. Wajahnya memucat. Jari-jarinya mengepal di atas lengan kursi rodanya. Ia memukul meja kerja dengan keras hingga cangkir kopi di sampingnya terguncang dan menumpahkan isinya ke atas dokumen penting. “Sial! Benar-benar sial!” desisnya penuh kemarahan. Matanya merah menahan emosi. Ia tahu sistem Wilson sebelumnya memiliki celah. Ia dan orang kepercayaan sendiri yang menyusupkannya. Tapi sekarang... celah itu tertutup rapat. Lebih dari itu, jejaknya juga mulai terhapus oleh seseorang yang jauh lebih hebat dari orang kepercayaannya. “Siapa yang berani mengacak-ngacak jalurku? Kenapa sa

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 164 : Juliet Merasa Curiga

    Esok harinya, matahari belum terlalu tinggi saat Juliet kembali ke kafe. Rambutnya diikat sederhana, dan apron cokelat lembut melingkar di pinggangnya. Begitu sampai, ia langsung disambut oleh salah satu staf yang wajahnya tampak cemas. “Kak Juliet, maaf, beberapa bahan utama sudah habis. Susu almond, cokelat bubuk, dan sirup vanilla, semuanya sudah kosong di gudang.” Juliet mengangguk cepat, tanpa panik sedikit pun. “Ya ampun... Baik, aku yang akan menghubungi pemasok. Tenang saja, kafe ini tetap harus jalan seperti biasa.” Tangannya cekatan menekan nomor kontak pemasok khusus yang memang sudah biasa menangani suplai untuk kafe miliknya. Ia berbicara dengan tenang namun tegas, memastikan semua bahan yang dibutuhkan akan sampai sebelum jam makan siang. Setelah menutup telepon, Juliet tidak tinggal diam. Ia mengenakan sarung tangan plastik dan langsung bergabung di belakang bar. Beberapa pelanggan sudah mulai datang. Ia melayani mereka sat

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 163 : Pria Kursi Roda

    Hari itu, matahari belum terlalu tinggi ketika Juliet tiba di kafe milik Wilson. Dia mengenakan pakaian kasual sederhana, blus putih longgar, celana bahan nyaman, dan sneakers polos. Rambutnya diikat seadanya, wajahnya nyaris tanpa riasan, tapi justru itulah yang membuat para staf langsung jatuh kagum padanya. Bukan karena statusnya sebagai istri Wilson, tapi karena auranya yang hangat dan sederhana. “Pagi semuanya!” sapanya sambil tersenyum manis. Beberapa staf yang sedang menyusun gelas dan membersihkan meja langsung membalas dengan kikuk. “Selamat pagi juga, Nyonya…” “Eh, panggil aku Juliet saja,” potongnya cepat, membuat semua orang langsung kaget. “Tapi kan...” ucap salah satu pegawai, bingung. “Sudahlah, santai saja. Aku juga tidak gila hormat, kok,” ujar Juliet. Para pegawai pun tersenyum pasrah. Juliet berjalan ke arah dapur, melihat

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 162 : Rumah Yang Sesungguhnya

    Sejak hari itu, segala akses Reina ke sistem internal perusahaan dialihkan. Rafael mengambil alih, menyamar sebagai Reina dalam jalur komunikasi yang biasa digunakan pihak misterius itu. Di balik meja komputer yang kini jadi “markas” barunya, Rafael mengenakan headset kecil dan mengenakan kacamata yang menutupi separuh wajahnya. Di layar, muncul deretan pesan terenkripsi yang biasa dikirimkan ke Reina. “Laporan keamanan terakhir? Ada celah atau tidak?” Pengirimnya tidak dikenal Rafael mengetik cepat, meniru gaya dan ejaan Reina. “Masih dalam pantauan. Sistem terlihat stabil, tapi ada kemungkinan celah jika dilakukan saat shift malam.” Pesan itu terkirim. Rafael menunggu, hingga layar berkedip lagi. “Bagus. Jaga komunikasi. Sepertinya orang itu tidak suka keterlambatan.” Nama itu ‘asing’ muncul semakin sering. Rafael mencatat semuanya, termasuk waktu, bahas

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status