Share

Bab 43

Penulis: Safiiaa
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-04 16:32:05

Bab 43

Dira terpaksa tidur di ranjang yang sama dengan Nadiya. Badannya lelah, pikirannya kacau, hatinya sedang tidak baik-baik saja. Ia butuh tempat yang nyaman untuk mengistirahatkan badannya.

Perlahan tapi pasti, napas Dira berubah teratur setelah kesadarannya lenyap oleh lelap. Sepasang suami istri itu akhirnya tidur dalam satu ranjang yang sama hingga salah satu dari mereka ada yang terjaga.

Nadiya terbangun setelah beberapa jam. Ia merasa haus. Tenggorokannya yang kering itu memaksanya bangkit dari tidur yang nyaman.

Mata Nadiya tak sengaja menatap wajah sang suami yang sedang terlelap. Ia terdiam sejenak sambil menatap garis wajah lelaki di sampingnya.

"Kasihan sekali kamu, Mas," gumam Nadiya. "Aku bersedia menemanimu mencari orang tua kandungmu sampai ketemu," lanjutnya lagi sebelum kakinya melangkah turun menuju dapur.

Pagi harinya, selepas sarapan Dira duduk di taman samping rumah. Ia menatap nanar kolam ikan yang tampak berwarna warni. Sesekali tangannya melempar makanan ik
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Dyah Wiryastini
Namanya lagi jatuh cinta. Si Dira kan bucin sama pacarnya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Malam Pernikahan Yang Terenggut    Bab 60

    Bab 60Dira terdiam tak mampu menjawab ucapan Nadiya. Ia tak bisa begitu saja berpisah setelah apa yang sudah menimpa wanita yang masih sah menjadi istrinya.Ada sebuah rasa yang sulit digambarkan oleh Dira. Entah rasa apa itu. Ia sekaan berat untuk melepas Nadiya begitu saja."Kamu yakin?" Dira menyahut. Sebenarnya yang tak yakin adalah dirinya sendiri, hanya saja ia tak tahu apa alasannya."Bukankah ini yang kamu minta? Sekarang tidak ada lagi yang bisa mengikat kita. Aku capek." Nadiya menatap wajah Dira dengan tatapan malas. Ia sudah lelah disakiti. Tak hanya cukup dengan bunuh diri, dirinya bahkan dibunuh dan dihajar habis-habisan. Lantas, apalagi yang bisa membuatnya bertahan di sisi laki-laki ini?"Maafkan aku, Nad. Semua ini karena Karina." Dira menundukkan kepalanya. Ia tak mampu mengangkat wajah setelah Nadiya kembali mendapatkan kesempatan untuk hidup."Bahkan di saat seperti ini kamu menyalahkan dia? Kamu laki-laki, Mas. Seharusnya kamu tegas sejak awal." Nadiya menggeleng

  • Malam Pernikahan Yang Terenggut    Bab 59

    Bab 59Suara televisi menjadi satu-satunya suara di dalam apartemen Dira. Ia sengaja menyalakan mesin itu untuk menyaksikan berita dari kejadian yang baru saja terjadi.Suami Nadiya itu harus memastikan bahwa wanita yang menjadi korban kecelakaan sudah tidak bisa diselamatkan lagi. Bukan mendoakan kematian seseorang, hanya saja Dira berharap hidupnya tidak lagi terusik akan sosok yang selalu mengejarkua itu."Diberitakan siang ini telah terjadi kecelakaan maut yang membuat satu mini bus tercebur ke dalam sungai. Kejadiaan naas itu disebabkan oleh pengendara mini bus yang kehilangan konsentrasi saat di depannya tengah menghindari satu buah truk bermuatan besar. Pada saat ini, polisi masih mengupayakan untuk menarik mobil guna mengeluarkan pengemudi yang terperangkap di dalamnya."Dira segera mematikan siaran televisi setelah mendengar keseluruhan berita, terlebih korban dinyatakan turut tenggelam bersama mobil yang dikemudikannya, yang sudah bisa dipastikan bahwa korban tak dapat dise

  • Malam Pernikahan Yang Terenggut    Bab 58

    Bab 58Suara bising jalanan tidak membuat seorang laki-laki dan perempuan itu terusik. Terlebih si laki-laki masih sibuk menatap wanita di depannya yang sedang tercengang.Seulas senyum miring terbit di wajah lelaki itu. Ia merasa menang karena telah berhasil membuat wanita di depannya tak mampu berkutik."Bagaimana, bisa?" tanya Dira lagi. Ia menatap Karina dengan seringai penuh bara."Bisa kamu kembalikan janin itu ke rahim Nadiya?" desis Dira lagi. "Dia anakku," lirih Dira dengan pandangan nanar menatap aspal jalanan."Anakmu?" balas Karina sambil mengerutkan dahi. Ia tak menyangka Dira tahu perihal kejadian itu.Mata Dira terangkat tertuju pada sosok di depannya. "Kamu pikir aku tidak tahu perbuatanmu? Kamu memberikan sesuatu di dalam minumanku sehingga aku merasa tak bisa menahan diri. Beruntung yang ada di depanku Nadiya, bukan kamu!" sentak Dira keras. Karina mengerjap. Menghindari tatapan tajam dari sorot mata Dira yang mengintimidasi. Ia tak lagi sanggup mengelak. Akhirnya,

  • Malam Pernikahan Yang Terenggut    Bab 57

    Bab 57Dira duduk terpekur sambil memegangi kepalanya. Ia terpaksa menghubungi orang tuanya sebab sesuatu yang terjadi cukup mengkhawatirkan. Terbayang dalam kepala Dira bagaimana emosi Papa dan ibu mertuanya jika tahu dalang dari semua ini adalah kekasihnya sendiri, wanita yang selalu ia puja di depan semua orang."Maafkan aku, Nad. Maafkan aku," lirih Dira sambil memejamkan matanya. Ingin sekali ia masuk ke dalam ruangan untuk melihat Nadiya secara langsung, tapi tak diizinkan oleh dokter."Setelah ini tidak ada lagi yang akan menggangu kita, Nad. Kita akan hidup dengan tenang dan bahagia," lirih Dira lagi. Keinginan untuk cerai mendadak lenyap begitu saja. "Yang sabar, Mas Dira. Ini semua ujian dari Allah untuk kalian, yang nanti akan diganti dengan kebahagiaan yang berlipat ganda." Bu Ina mencoba menenangkan Dira yang sejak tadi tampak frustasi."Iya, Bu. Semua ini karena saya," ucap Dira sarat akan rasa bersalah."Jangan menyalahkan diri sendiri," sergah Bu Ina. Ia tak mau Dira

  • Malam Pernikahan Yang Terenggut    Bab 56

    Bab 56Dunia Dira serasa tak lagi hidup. Wanita yang dicintainya dengan sepenuh hati rupanya menjelma menjadi wanita tanpa empati yang menyesakkan dada. Usahanya memperjuangkan cinta rasanya tak lagi berarti.Wanita yang selalu dibela di depan sang papa, rupanya telah menorehkan luka yang begitu dalam di hati Dira. Bayi mungil, yang baru saja diselamatkan hidupnya rupanya tak lagi mampu bertahan. Kebahagiaan yang sudah di depan mata, ternyata hanya ilusi."Makasih, Pak. Saya minta salinan cctvnya," ucap Dira sebelum beranjak.Petugas keamanan itu segera meng-copy file dan mengirimkannya ke nomor Dira.Dira mengendarai mobilnya dengan kencang. Ia harus bisa menyelesaikan masalah ini tanpa melibatkan polisi, yang nantinya akan berujung pada proses yang panjang."Kamu di mana?" tanya Dira setelah sambungan teleponnya terhubung. Tanpa basa-basi, tanpa salam dan tanpa tedeng aling-aling."Aku lagi di kafe, Sayang. Aku laper. Kamu di mana? Susul ke sini ya? Kita makan bareng. Aku kangen kam

  • Malam Pernikahan Yang Terenggut    Bab 55

    Bab 55Di dalam ruangan yang bersih dan wangi itu hanya terdengar bunyi detak jam, sedang penghuninya tengah sibuk dengan berkas yang ada di depannya. Sesaat, ia melirik jam yang berputar itu, lantas teringat akan janjinya pada Nadiya. Ia terpaksa menghubungi Bu Ina agar datang ke apartemen dan menemani Nadiya berbelanja."Baik, Pak. Saya ke sana sekarang," ucap Bu Ina dalam sambungan telepon. Beruntung pekerjaannya sudah selesai sehingga ia bisa secepatnya pergi ke apartemen Dira setelah jam makan siang.Setibanya di depan unit Dira, Bu Ina mengerutkan dahinya. Ia merasa aneh melihat pintu unit yang terbuka separuh."Kok terbuka? Mbak Nad kemana?" lirih Bu Ina. Ia mendorong pintu perlahan.Matanya membelalak saat mendapati Nadiya tergeletak di atas lantai dengan darah yang mengalir di sekitarnya."Mbak!" pekik Bu Ina keras. Ia tak berani mendekat. Wanita yang baru saja datang itu keluar untuk beteriak."Tolong! Tolong!" teriak Bu Ina sambil berlari mencari pertolongan.Seorang secur

  • Malam Pernikahan Yang Terenggut    Bab 54

    Bab 54"Tunggu!" ucap sebuah suara saat Nadiya hendak menutup pintu apartemennya. Matanya membelalak menatap wanita yang tiba-tiba ada di hadapannya.Terpaksa Nadiya membuka kembali pintunya untuk meladeni perempuan itu."Mau apa kamu?" balas Nadiya sinis. Ia sudah kehabisan kata melihat apa yang sudah dilakukan oleh perempuan ini."Aku mau kamu pergi dari hidup Dira!" ucapnya tanpa basa basi.Nadiya tersenyum miring. "Aku juga tidak mau. Tapi keadaan yang memaksa kami. Kami tidak bisa apa-apa." "Bukan tidak bisa apa-apa! Tapi kamu yang sengaja menahan Dira agar terus menjadi suamimu!" bentak Karina lagi."Jangan sok tahu! Aku sudah memintanya menceraikanku tapi orang tuanya melarang. Kalau kamu mau, kamu bisa minta Papa buat kasih izin kami bercerai," ucap Nadiya santai. Ia tak peduli pada wajah Karina yang sudah terbakar emosi."Itu hanya alasan kamu saja! Yang menikah kalian! Kenapa harus minta izin papanya! Seharusnya kamu yang memaksa untuk bercerai bukannya malah bertahan di si

  • Malam Pernikahan Yang Terenggut    Bab 53

    Bab 53Dunia Dira serasa berhenti berputar saat melihat Nadiya meletakkan gelas berisi cendol di atas meja. Bayangan kejadian buruk menimpa istrinya itu sudah berkeliaran dalam kepala. Ia lantas bangkit dari duduknya, lalu menarik Nadiya menuju mobilnya sebelum terjadi penyesalan yang menyakitkan."Apa sih, Mas?!" sentak Nadiya saat tanpa permisi Dira menarik tangannya. Ia menepis tangan Dira agar tak lagi manarik badannya.Dira berhenti di tempat. Ia menatap Nadiya dengan hati berkecamuk. Rasa was-was tak lepas dari wajahnya yang tetap tampan meskipun sedang khawatir."Kamu harus ke rumah sakit! Sekarang! Jangan membantah lagi sebelum terjadi hal yang buruk dan kamu akan menyesal!" sembur Dira tanpa mau dibantah. Tidak, bukan hanya Nadiya yang akan menyesal tapi dirinya juga."Hal yang buruk apa? Ngga ada apa-apa! Aku ngga kenapa-kenapa!" sentak Nadiya sebal sebab Dira terlalu memaksa hingga badan yang masih nyeri itu makin tak karuan rasanya.Wajar saja Nadiya menolak sebab ia tak t

  • Malam Pernikahan Yang Terenggut    Bab 52

    Bab 52Mata Dira menatap wajah Nadiya yang merintih kesakitan dengan hati tak tega. Jika saja bisa, ia ingin turut merasakan sakitnya proses persalinan. Suara teriakan bidan yang memberi semangat tak membuat Nadiya kehilangan kendali. Ia masih saja terus berusaha mengatur napasnya agar bayi yang sudah terlihat itu segera keluar tanpa harus ada tindakan lain yang beresiko."Semangat, Sayang. Mas di sini, ada di dekatmu. Kamu jangan takut," bisik Dira. Akan tetapi bisikan itu tak dihiraukan oleh Nadiya. Ia masih merasakan nikmatnya proses persalinan yang tak dapat diungkapkan dengan kata-kata.Bibir Dira tak henti merapalkan doa disela-sela ucapan semangatnya pada sang istri. Tangannya menggenggam erat tangan Nadiya sebagai bentuk dukungan. Hingga beberapa saat proses itu berlalu, makhluk kecil itu akhirnya keluar dengan sempurna diiringi ucapan hamdalah dari beberapa petugas medis yang turut membantu proses persalinan itu.Suara tangis bayi menggema di seluruh ruangan. Tangis haru be

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status