Share

Bayar Sewa

Author: Nia Kannia
last update Last Updated: 2025-04-29 07:26:53

PoV Alya

Belum sempat aku berpikir jauh, aku dibuat terkejut saat salah orang dari mereka menarik tas sandangku.

Refleks aku menjerit dan mempertahankan tasku. Tapi kekuatanku jelas tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan mereka beruda.

Kaki dari si kurus hampir saja mengenai Rayyan jika saja tidak ada yang tiba-tiba mendorong tubuh mereka. Aku terduduk seakan tak lagi memiliki tenaga saking syoknya.

Aku benar-benar tak dapat menyembunyikan rasa takut. Ada sedikit rasa sesal saat menyadari aku pergi tanpa persiapan yang matang.

Seseorang menepuk bahuku dan membuatku tersadar. Rayyan ternyata sudah menangis dalam gendonganku. Aku membangun kekuatan untuk berdiri.

"Ayo, Alya. Aku antarkan ke mana tujuanmu." Suara lbariton itu berseru di tengah tangis Rayyan yang belum bisa ditenangkan.

Ya, dia Edo. Ternyata dia sejak tadi mengikutiku dengan mengendari mobilnya pelan-pelan, sehingga bantuannya datang tepat waktu.

"Aku butuh tempat untuk bisa asiin dia," ucapku akhirnya.

"Di mobilk
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Malam Pertama dengan Dosenku   Lelehkan dengan Sentuhan

    “Ehmmm, Mas Ray … pergi ke … ehmm, ternyata Mas Ray di …” Semua mata memaku pada Lysandra. Waktu seolah melambat, bahkan suara detik jam di dinding terdengar lebih nyaring untuk beberapa saat. Lysandra menarik napas pelan. “Mas Ray … ternyata ketiduran di ruang kerja.” Beberapa saat ruang makan hening. Tak lama kemudian, Rendra tertawa kecil. “Ya ampun Ray, sampai dicari-cari, ternyata cuma ketiduran.” Rendra menepuk bahu sang ipar. Rayyan hanya tersenyum kikuk. Sesekali ia melirik Lysandra yang menunduk sambil sibuk menyendok makanan. Azzam menimpali sambil mengangkat gelas, “Maklum, sekarang kamu ngerasain apa yang Papa rasain. Sibuk ngurus perusahaan, ga cuma di kantor, sampe di rumah masih ngurus kerjaan. Sekali duduk bisa lupa waktu. Belum lagi sampe rumah masih dicurigai istri." Azzam melirik Rahma di sebelahnya. Semua tertawa menyambut cerita Azzam. Tak terkecuali Rayyan, walau sedikit kaku. Rahma mengangguk, ikut tertawa pelan. Suasana mencair. Makan malam

  • Malam Pertama dengan Dosenku   Pertanyaan Rendra

    Di meja makan, suasana tampak normal. Rayyan duduk di sebelah Lysandra, dengan Azzam dan Rahma di seberangnya. Obrolan ringan mengisi meja makan—tentang cucu tetangga, kabar sepupu di luar kota, hingga sayur asem buatan Rahma yang katanya makin enak. Rayyan menilai, ada saja cara papa mertuanya memuji sang istri.Ngomong-ngomong sebenarnya mereka belum mulai makan, karena masih ada yang ditunggu. Namun, Azzam sudah mencicipi sayur asam buatan istrinya. “Ini sambelnya buatan Mama dari tampilannya pasti enak banget, ga sabar pengin nyicipnya," ucap Rayyan sambil menatap sambal matah di hadapannya. "Tapi maaf nih, Ma, kayaknya sambel buatan Ly tetap masih nomor satu,” lanjut Rayyan, mencoba mencairkan suasana, kemudian melirik istrinya.Lysandra hanya menunduk sambil menyeruput air putih. Namun, ia tidak pergi. Tidak diam total. Ia tetap menanggapi, walau sekadarnya. Itu sudah cukup untuk menumbuhkan secuil harapan dalam hati Rayyan."Laki-laki di mana pun sama aja. Kalau muji pasti ada

  • Malam Pertama dengan Dosenku   Selai Sarikaya dengan Gula-gula Cinta

    "Oya, tadi pas di parkiran aku mau pulang ke sini, Aira datang lagi." Akhirnya Rayyan memilih jujur.Lysandra merasa jantungnya berdetak lebih kencang. "Aku bahkan gak habis pikir, gimana dulu aku bisa jatuh cinta pada manusia selicik dia?" Rayyan menambahi."Dia ngancam mau nyebarin ke sosmed foto colongan waktu aku dalam pengaruh obat tidur yang dia kasih. Siapa pun yang lihat pasti akan berpikir negatif." Rayyan mulai bercerita. Ada nada kepasrahan di sana. "Aku gak peduli dengan pemikiran orang lain, Ly. Yang paling aku takutkan adalah kamu. Aku takut aku kehilangan kepercayaanmu." Rayyan mengeratkan pelukannya. Detik berikutnya, Rayyan merasakan tangan Lysandra menarik kemeja bagian belakangnya. Namun, itu hanya beberapa detik. Karena setelah itu Lysandra terkesan buru-buru melepas.***Suara spatula beradu dengan panci terdengar dari dapur. Ternyata Azzam tengah sibuk di dapur. Azzam terlihat sedang mengaduk sesuatu di panci."Ternyata Papa demen di dapur juga?" celetuk Rayya

  • Malam Pertama dengan Dosenku   Memilih Jujur

    Aira menyandarkan punggung. “Ray, kamu pikir aku muncul cuma karena pengin balikan sama kamu? Aku juga mau buktikan sama kamu, kalau aku bisa lakukan apa pun. Kalau aku gak bisa memiliki kamu, maka tidak akan ada satu wanita pun bisa memilikimu, Ray."Rayyan menggertakkan gigi. “Katakan, Kamu mau apa, Ai? Kamu mau uang? Atau posisi seperti apa?""Kamu pikir aku matre, Ray? Kapan aku pernah menilai sesuatu dengan uang?"Aira menoleh pelan. “Aku mau kamu belajar kehilangan. Karena selama ini, aku yang selalu kehilangan.”Rayyan menatap Aira dengan amarah membuncah. Tapi matanya juga penuh kecemasan. Ia tahu, satu langkah salah dari Aira bisa menghancurkan semuanya. Termasuk kepercayaan Lysandra—yang bahkan belum kembali pulih seutuhnya.Aira kembali menyimpan ponselnya. Lalu membenahi rambut dan kacamata.“Aku gak akan unggah hari ini. Tapi siapa tahu... besok aku lagi iseng.” Ia membuka pintu mobil dan melangkah keluar. Namun sebelum menutup pintu, ia menoleh lagi.“Oh ya, salam buat i

  • Malam Pertama dengan Dosenku   Wanita Tanpa Harga Diri

    Pesan Tak BerbalasMalam beranjak dini hari. Ponsel Rayyan bergetar. Telepon dari nama kontak 'Mas Bima'.“Pak Rayyan, saya dan tim sudah cek backup sistem CCTV rumah itu. Termasuk juga cctv mini market dekat jalan tempat Pak Ray hampir menabrak Aira."Rayyan langsung berdiri. “Gimana?”“Untuk cctv di rumah itu, ada satu file dihapus, file yang hilang adalah rekaman pada tanggal malam Pak Ray terjebak di sana. Tapi kami berhasil restore. Kami gak bisa kirim lewat email. Tapi Bapak harus lihat sendiri.”Rayyan mengepalkan tangan. “Saya datang ke kantor pagi-pagi.”“Pak Ray…”“Iya?”“File ini … harus Bapak lihat langsung sekarang.”Rayyan mengangguk meski tahu Mas Bima tak bisa melihatnya. Ia memindahakan sambungan ke telepon video dengan dada berdegup kencang.Kamera berpindah ke layar laptop teknisi.Dalam video yang masih dipause, tampak Aira keluar dari dapur dengan membawa secangkir teh. Sesampai di ruang tamu, Aira berhenti. Dari saku bajunya, ia menarik sesuatu—tak terlihat jelas

  • Malam Pertama dengan Dosenku   Pulang

    Apakah Lysandra kini benar-benar pergi meninggalkannya?Rayyan kembali lagi ke ruang tengah. Ia terduduk lemas di sana. Pandangannya kini tertuju pada meja makan. Di mana setiap pagi mereka membangun interaksi manis.Rayyan kemudian memandangi foto pernikahan mereka yang terpajang di dinding. Meski ekspresi merekan terlalu kaku di foto itu. Namun, itu cukup manis jika dibandingkan dengan keadaan hubungan mereka sekarang.Lysandra benar-benar pergi. Rayyan tak bisa membayangkan bagaimana kehidupannya setelah ini.Pria itu meremas rambutnya, duduk di sofa tanpa suara. Kepalanya tertunduk. Tangannya gemetar. Semua terasa seperti mimpi buruk yang diputar ulang, tetapi kali ini tanpa jeda.Alya datang dari lantai atas. Membawa kembali nampan yang tadi dia bawa ke kamar Rayyan. Nampan itu berisi sop daging ia buat khusus untuk putranya itu. Wanita itu memang masih kesal pada putranya. Namun, ia tahu betul rasa kesalnya take lebih besar daripada rasa sesal dan hancur yang Rayyan rasakan. P

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status