Share

Ribut Mesra

Penulis: Uni Tari
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-21 10:40:28

Seminggu berlalu, dan sekarang kembali untuk bekerja. Rania di diamkan semua staf kantor karena mendadak sekali hilang tanpa ada kabar.

Kerjaan menumpuk, menunggu wanita itu untuk menyelesaikannya. Membuat Rania menggaruk kepala siap-siap untuk bekerja banting tulang mulai hari ini. Kalau tidak, mata-mata temannya itu tidak akan lepas dari melototi dirinya.

"Lagian kamu ke mana aja sih, aku telfon aku chat, tapi gak ada kabar sama sekali," kita Anisa, ia berbisik sambil memperhatikan sekitar, takut jika mereka-mereka pada tau.

"Aduh... aku gak bisa cerita. Pokonya ada problem."

"Si bos juga, masa kamu ngilang dia juga ikutan. Kan kita semua jadi harus lembur gara-gara gak ada kalian berdua."

Rania diam saja, jika diladeni ia takut malah keceplosan dan semuanya akan terbongkar. Mending fokus bekerja supayanya kerjaan selama seminggu itu cepat selesai. Walaupun tidak mungkin selesai hanya dalam waktu satu hari.

Beberapa jam kemudian, wanita itu sudah menguap, sesekali merenggangkan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Malam Pertamaku yang Kedua   Kebenaran

    "Apa kata Anisa tadi, kayaknya dia bener juga. Suatu saat nanti kamu pasti jatuh hati padaku."Rania yang sedang berusaha memejamkan mata mendadak melotot. Ia berbalik melirik suaminya yang masih terjaga menatap ke langit-langit kamar. "Kamu nguping kita berdua tadi?""Iya.""Gak sopan!" ujar wanita itu, ia kembali membelakangi Aldi, dan terpejam."Kapan ya kita layaknya suami istri pada umumnya, tidur satu selimut, saling peluk di kala dingin, makan saling suap-suapan, romantis banget. Kerja ada yang nyemangatin. Apalagi kalau bisa lebih dari itu hehe."Perkataan terakhir Aldi membuat Rania merinding. Meskipun bukan hal yang biasa sesuatu itu ia lakukan. Tapi mengingat dia adalah orang yang berbeda, rasa sedikit takut dan gerogi jelas ada. Rania pura-pura mendengkur halus agar dikira sudah pulas. Aldi yang mendengar itu kemudian menengok memastikan, ia melihat sang istri sudah tertidur. Pria itu kembali menatap kosong ke depan, kemudian bergumam, "Andai kamu tau bahwa aku sudah l

  • Malam Pertamaku yang Kedua   Ketahuan

    Telunjuk yang tadi terangkat, kini diturunkan kembali. Wanita itu memalingkan wajah jengkel, bisa-bisanya dia maling di saat dirinya sedang emosi yang sampai meletup-letup bagaikan gunung merapi. Menjengkelkan!"Nih, tetesin dulu mata kamu."Rania hanya diam."Udah... Jangan marah terus."Dia melirik sedikit, kemudian dengan secepat kilat mengambil obat tetes mata itu dan bergegas pergi ke luar dengan sedikit berlari. Membuat Aldi yang melihat itu terkekeh geli. Cerocosan istrinya, membuat semangat bekerja kembali. Andai sudah waktunya, ia ingin mengumumkan siapa Rania sebarnya, agar ia bisa bekerja sambil ditemani dengan manja oleh sang istri, bisa bekerja sambil memandang wajah sang istri. Sungguh... Romantis sekali.Jam pulang kerja sudah tiba, semua orang di kantor bersiap untuk pergi. Kecuali Rania yang masih bekerja karena tanggung sedikit lagi kerjaannya selesai. Anisa yang melihat wanita itu masih fokus pada layar laptop, ia mengajak sang teman untuk pulang. Namun Rania me

  • Malam Pertamaku yang Kedua   Ribut Mesra

    Seminggu berlalu, dan sekarang kembali untuk bekerja. Rania di diamkan semua staf kantor karena mendadak sekali hilang tanpa ada kabar. Kerjaan menumpuk, menunggu wanita itu untuk menyelesaikannya. Membuat Rania menggaruk kepala siap-siap untuk bekerja banting tulang mulai hari ini. Kalau tidak, mata-mata temannya itu tidak akan lepas dari melototi dirinya. "Lagian kamu ke mana aja sih, aku telfon aku chat, tapi gak ada kabar sama sekali," kita Anisa, ia berbisik sambil memperhatikan sekitar, takut jika mereka-mereka pada tau. "Aduh... aku gak bisa cerita. Pokonya ada problem.""Si bos juga, masa kamu ngilang dia juga ikutan. Kan kita semua jadi harus lembur gara-gara gak ada kalian berdua."Rania diam saja, jika diladeni ia takut malah keceplosan dan semuanya akan terbongkar. Mending fokus bekerja supayanya kerjaan selama seminggu itu cepat selesai. Walaupun tidak mungkin selesai hanya dalam waktu satu hari. Beberapa jam kemudian, wanita itu sudah menguap, sesekali merenggangkan

  • Malam Pertamaku yang Kedua   Cemburu

    "Hmm," jawab Rania pelan. "Perasaan tadi Ela yang di sini." Ela? Suara hati Rania berteriak. Siapa wanita yang bernama Ela itu, kenapa dia menemani Aldi si rumah sakit? Membuat Rania curiga, apa jangan-jangan dia adalah kekasih Aldi. Wanita itu yang tadinya sudah sedikit mengagumi kini kembali ke setelan awal. Ia sudah yakin bahwa pria seperti itu tidak akan cukup dengan satu wanita. "Yaudah aku pulang aja." "Ehh, kok pulang. Bukannya baru datang?" Wanita itu memutar bola mata malas, kemudian ingin pergi keluar. Namun, suara langkah kaki terdengar, seseorang memakai baju serba hitam dengan tubuh yang gagah itu masuk. "Ela, dari mana kamu? Kan tadi saya minta tungguin di sini!" Lelaki gagah perkara itu menggaruk tengkuk sambil nyengir, membuat Rania yang bengong semakin bengong. Badan super Hero, kelakuan hello Kitty. Wanita itu menggeleng pelan. Ia kembali duduk sambil diam tidak ingin disalahkan karena sudah salah karena salah sangka. Sebentar, jadi ini apanya yang sal

  • Malam Pertamaku yang Kedua   Hati Yang Goyah

    Wanita itu memukul kepalanya gemas. Bisa-bisanya dia malah diam aja saat Aldi melakukan hal yang terlarang bagi dirinya.Berkali-kali ia menarik napas lalu menghembuskannya perlahan, sembari mundar-mandir lalu kemudian duduk kembali sambil berpikir. "Kok bisa?" Sedari tadi ia hanya berucap kok bisa, kok bisa? Masih tidak percaya dengan apa yang ia lakukan tadi. Terdiam dan seolah menerima apa yang dilakukan suaminya. "Mending aku pulang dulu, deh. Daripada di sini, nanti ketemu dia lagi. Kan malu."Dia bergegas pergi setelah memberhentikan taxi, sepanjang jalan ia berpikir, sudah hampir satu Minggu tidak masuk ke kantor. Apa kabar rekan-rekan di sana, mereka pasti berpikir yang aneh-aneh lagi tentang dia. Sesampainya di rumah, ia disambut oleh Azka yang bertanya di mana sang ayah berada. Karena takut sang anak merasa trauma tentang rumah sakit, Rania memberitahu sang anak bahwa Aldi ada kerjaan di luar kota, jadi tidak akan pulang ke rumah dalam beberapa waktu. Anak itu mengangguk

  • Malam Pertamaku yang Kedua   Kecupan Lembut

    *Pagi menyapa, Rania yang tertidur di kursi tunggu rumah sakit, ia dibangunkan oleh suster karena Aldi sudah siuman, dan orang yang pertama ia panggil adalah Rania. Wanita itu dengan cepat mengikuti suster untuk masuk. Ia duduk di samping sang suami sembari menggenggam tangannya. "Mas... kamu udah sadar.""Rania....""Aku di sini, Mas.""Kamu baik-baik aja, kan?" Suara Aldi masih pelan dan serak. Wanita itu mengangguk, air mata kembali luruh begitu saja. Ia mencium tangan sang suami dan memeluk tangannya. Rasa takut kehilangan tiba-tiba muncul, ia tidak mau kehilangan suami untuk yang kedua kalinya. "Harusnya yang berbaring di sini sekarang itu aku, Mas. Kenapa kamu malah ngalangin aku.""Karna aku takut kamu kenapa-napa.""Bodoh kamu, Mas!" ujar Rania, ia merasa sangat bersalah karena selama ini selalu menganggap Aldi tidak ada.Sedangkan pria itu hanya tersenyum menanggapi perkataan istrinya. Hari-hari berlalu, wanita itu dengan cekatan membantu sang suami. Dari menyuapinya ma

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status