Share

BAB 7

Penulis: Celiya Kusuma
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-05 14:06:06

HAPPY READING

Kafka menatap Naomi, ia memperhatikan garis wajah wanita itu, dia memiliki struktur rahang berbentu v, hidungnya kecil mancung, bulu matanya lentik dan alisnya terukir sempurna. Ia akui bahwa waniita di hadapannya ini sangat cantik, bahkan lebih cantik dari pada yang ia lihat di layar ponselnya. Ia lalu mengulurkan tangannya kepada wanita itu.

Kafka mengelurkan tangannya kepada Naomi, “Saya Kafka,” ucap Kafka.

Naomi memandang sekali lagi iris mata elang itu, ia sebagai wanita beradap dan memiliki tata kerama dan sopan santun. Tentu saja tidak mengabaikan pria yang ingin berkenalan dengannya. Naomi membalas uluran tangan pria itu.

“Saya Naomi,” ucap Naomi, ia merasakan kehangatan di permukaannya.

Sedetik kemudian ia ingin melepaskan tangannya, namun Kafka menahannya. Naomi menatap mata elang itu lagi, pria itu menyungging senyum dan lalu melepaskan tangannya. Enzo mempersilahkannya duduk, ia memilih duduk di samping Reni.

Naomi memandang Enzo menuangkan wine ke dalam gelas bertangkai tinggi itu. Lalu server datang membawa empat menu special berupa sofia cured salmon, vegetable millefeuille, dan sticky dates pudding. Naomi menatap Reni menyesap wine, ia juga ikut meraih cangkir bertangkai tinggi itu, menyesapnya secara perlahan.

“Kalian dari tadi di sini?” Tanya Reni membuka topik pembicaraan agar suasana mencair.

“Baru datang juga kok, sekitar 20 menit yang lalu,” ucap Enzo, ia melirik Naomi yang hanya diam menatapnya.

Enzo memandang Naomi, dia adalah sahabat tunangannya yang berstatus single parent. Menurutnya Naomi itu wanita yang sangat berkelas dan elegan, yang pantas bersanding dengannya sekelas dokter Kafka. Dia memiliki pendirian yang kuat, memahami situasi dan sangat percaya dirinya dengan valuenya sendiri. Lama terdiam beberapa detik.

“Pernikahan kalian bagaimana?” Tanya Kafka, sambil memperhatikan Naomi yang bergerak secara natural.

“Well, baik. Semua WO yang ngurus, fitting baju sudah selesai, 97 persen sudah selesai,” ucap Enzo.

Reni melirik Noami, “Lo kapan nyusul,” Reni terkekeh.

Naomi tertawa, ia tahu bahwa arah pembicaraan pasti ke sini, sejujurnya ia sudah bosan ditanya kapan menikah,

“Doain aja ketemu jodohnya.”

“Emang udah ada jodohnya?” Tanya Enzo.

Naomi tersenyum, “Belum ada.”

“Sama dokter Kafka aja ya Mi, dia juga nyari jodoh, kalau sama kamu mungkin cocok.”

Naomi melirik Kafka yang memandangnya, ia akui bahwa pria itu tampan dan terlihat berkelas. Sekilas ia melihat jam tangan yang dikenakan Kafka. Jam tangan merek Rolex. Ia tahu untuk melihat status pria itu sukses atau tidak, bisa dilihat dari jam tangan dan sepatu yang digunakannya, dari situ ia bisa melihat kaya atau tidak si pria.

Ia sudah lama bergelut di dunia fashion, pria dengan jam tangan bagus bisa disimpulkan dia sudah berada di level atas. Saat itulah seseorang sudah mencapai titik di mana, diia ingin memberi hadiah pada diri sendiri. Jam tangan dikenakan Kafka itu memiliki image sukses dan kesejahteraan. Jam tangan itu sudah berada di pergelangan tangan, maka segala sesuatu akan berhubungan dengan status social. Ia tahu bagaimana membedakan barang palsu dan asli. Ia yakin jam tangan yang melingkar di tangan Kafka itu Rolex original.

Naomi tersadar, kenapa b ia menelisik apa yang dikenakan Kafka, padahal ia sama  sekali tidak ingin mengenal pria manapun lebih jauh.

“Iya, kan Ren?” Ucap Enzo lagi.

“Iya, bener banget tuh. Siapa tau cocok,” Reni memasukan makanan ke dalam mulutnya, ia menatap Naomi yang hanya diam.

“Kamu mau nggak?” Tanya Reni lagi.

Naomi tersenyum, ia tidak enak jika menolak di hadapan pria itu langsung, “Belum kenal Ren, jadi nggak tau cocok apa nggak,” ucap Naomi, ia sekilas melirik Kafka yang sepertinya menunggu jawabannya.

Kafka menarik nafas, ia memasukan makanan ke dalam mulutnya, “Pelan-pelan aja kenalannya,” ucap Kafka, ia memang tidak berbohong bahwa ia memiliki ketertarikannya pada wanita itu.

Naomi kembali meraih gelas bertankai tinggi itu, ia melirik Kafka, pria itu menatapnya. Pria itu tersenyum kepadanya. Mereka berempat makan dengan tenang, dan obrolan seputar persiapan pernikahan Reni dan Enzo.

Semua orang tahu bahwa profesi dokter merupakan incaran para wanita di luar sana. Setiap wanita ada kebanggaan tersendiri, kesan kharismatik, serta kehormatan di mata masyarakat, serta banyak mimpi orang tua untuk menyekolahkan anaknya di fakultas kedokteran. Bahkan orang tuanya sangat menyukai adik ipar nya yang berprofesi sebagai dokter spesialis. Serta profesi dokter memiliki pendapatan yang besar, hidup elegan. Entahlah rasa ketertarikan itu belum nyampai ke hatinya.

Akhirnya makan malampun selesai, Enzo membayar bill. Lalu mereka berempat keluar dari restoran. Menurutnya tidak ada yang special pada pertemuannya dengan Kafka. Pada dasarnya ia memang tidak ingin terlalu dekat dengan pria manapun, bahkan ia mengunci pintu hatinya, sejak lama.

“Naomi.”

Naomi menoleh ke samping, ia menatap Kafka, “Iya.”

“Boleh saya antar kamu pulang?” Tanya Kafka.

Naomi melirik Reni yang berada di sampingnya, ia tahu bahwa pada akhirnya kejadian akan seperti ini, karena pada dasarnya Enzo dan Reni, menjodohkan dirinya kepada Kafka. Naomi menarik nafas, ia mengangguk.

“Iya, boleh,” ucap Naomi.

Kafka mendengar itu lega luar biasa, ia tidak menyangka bahwa Naomi menerima ajakannya. Ia tersenyum penuh arti, ia lalu melangkahkkan kakinya plataran mobil. Ia melihat Kafka mengeluarkan central lock dari saku celananya, dan membuka kunci itu. Ia melihat sebuah mobil lampu depannya menyala, mobil SUV Mercedes-Benz berwarna putih itulah ternyata miliki Kafka. Ia tahu betul bahwa mobil itu di hargai dengan fantastis.

Reni yang mendengar itu menyungging senyum, “Lo balik sama Kafka?”

“Iya.”

Ia melihat Kafka masuk ke dalam mobil lalu power window itu terbuka. Kafka menatap Reni dan Naomi di sana.

“Lo hati-hati ya Mi, pulangnya,” ucap Reni.

Naomi mengangguk, “Iya, lo juga.”

“Dah, Ren, Enzo, kita pulang dulu ya,” ucap Naomi.

Naomi membuka  hendel pintu, ia mendaratkan pantatnya di kursi, tidak lupa memasang sabuk pengaman. Semenit kemudian mobil Kafka meninggalkan area restoran. Naomi menatap Kafka sedang memanuver mobil, dia memperhatikan jarak mobil dan motor di hadapannya.

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Mama Muda Milik sang Konglomerat   BAB 53 END

    HAPPY READINGMereka masuk ke dalam, Naomi memperhatikan area rumah, rumah ini di dominasi warna putih, rumahnya tampak luas dan mewah. Mereka masuk ke dalam ruang keluarga, ia menatap seorang wanita muda di sana. Dia mengenakan dress hitam dengan tali sphagetti. Ia pernah melihat wanita itu saat acara pesta pernikahan Erlan dan Kinan kemarin.Wanita mudah itu mendekati mereka, “Ini Elizabet adiknya Tigran,” ucap mama Tigran.“Hai, mba Naomi.”“Hai Elizabet.”Tatapan mereka tertuju pada Kayla dan papa di sana. Papa Tigran memperlihatkan grand piano berwarna putih di sana. Dengan pita besar berwarna merah sebagai tanpa bahwa itu adalah gift. Kayla melompat-lompat melihat hadiahnya.“Ini gift untuk Kayla dari opa,” ucap papa kepada Kayla.“Wah, asyik, asyik. Thank you, opa.”“Sama-sama sayang.” Naomi yang melihat itu terbelalak kaget, karena tadi ia pikir hadiah berupa boneka atau mainan anak-anak. Ternyata papa Tigran memberinya sebuah grand piano putih, ia tahu betul berapa harga p

  • Mama Muda Milik sang Konglomerat   BAB 52

    HAPPY READINGTigran melirik jam melingkar di tangannya menungjukan pukul 14.00, mobilpun tiba di rumah Naomi. Ia memarkir mobilnya di halaman rumah. Ia membuka hendel pintu dan Naomi juga keluar, wanitanya menurunkan hadiahh-hadiah pemberian Chris tadi di restoran.“Sayang, aku nggak mampir ya. Aku ada meeting hari ini jam tiga.”“Iya, enggak apa-apa.”Tapi Tigran menggendong Kayla yang sedang tertidur, ia bawa masuk ke dalam rumah. Sementara bibi membantu Naomi membawa kado-kado itu ke dalam. Tigran membaringkan tubuh Kayla ke tempat tidur, ia memandang putrinya. Walaupun statusnya sebagai ayah tiri, ia tetap mencintai putrinya.Tigran keluar dari kamar Kayla, ia menatap Naomi yang menyusun gift dari Chris. Tigran mendekati Naomi, Naomi tersenyum kepadanya.“Kamu sudah mau pergi?” Tanya Naomi.“Iya, sayang.”“Nanti malam kamu dandan yang cantik, kita dinner di rumah orang tua aku.”Naomi tersenyum dan mengangguk, “Iya.”“Makasih ya, kamu sudah hadir di tengah-tengah hidup aku dan

  • Mama Muda Milik sang Konglomerat   BAB 51

    HAPPY READINGChris berikan senyum terbaiknya kepada mereka. Chris tau bahwa anak perempuan memiliki karakter yang berbeda dengan laki-laki. Anak perempuan itu cenderung berhati lembut dan perasa. Banyak orang mengatakan bahwa anak perempuan justru lebih dekat dengan sosok ayah ketimbang ibunya. Namun selama ini ia tidak pernah ada di samping Kayla, sungguh ia merasa sangat bersalah.Ia melangkah semakin dekat, inginnya mengatakan kepada Kayla ia tidak ingin putrinya mengikuti jejaknya. Ia ingin anaknya mengambil jalan di sampingnya dan melangkah lebih jauh dari apa yang ia bayangkan. Tidak peduli berapa usianya, ia akan tetap menjadi bayi perempuan kesayangannya.Lihatlah senyumannya membuatnya tersenyum dan tawanya menular, hatinya murni dan sejati diatas segalanya, ia senang bahwa dia adalah putrinya. Kini ia sudah berada di hadapan Tigran, Naomi dan Kayla. Inginnya segera memeluk putrinya, namun ia tahu situasi mereka seperti apa. Kayla belum mengenalnya dengan baik, karena inil

  • Mama Muda Milik sang Konglomerat   BAB 50

    HAPPY READINGSetelah berdiskusi panjang dengan Tigran, Naomi setuju bahwa Kayla akan dipertemukan dengan ayahnya. Tigran sudah menghubungi Chris, dan hari ini mereka akan bertemu di restoran Temani Kids Café Kemang. Jujur ia memang merekomendasikan restoran ini kepada Tigran, dan jaraknya sangat dekat dengan butiknya.Restoran pilihannya sangat nyaman apalagi bersama anaknya. Kayla dan dirinya sering menghabiskan waktu makan siang di sini. Karena selain makan siang, ia bisa menemani Kayla bermain yang di dalamnya ada permainan anak, berupa perosotan, ayunan, panjat-panjatan dan bola-bola ukuran raksasa ada di sana.Mereka duduk di table kosong sambil menunggu kedatangan Chris. Walau sebenarnya ia masih bersitegang dengan kehadiran Chris, namun ia tetap mengesampingkan egonya. Ia sebagai orang dewasa, memahami bahwa pernikahan itu tidak selamanya berlangsung sesuai dengan harapan dan rencana.Setiap orang akan berubah, perubahan itu berdampak pada penyesuaain kebutuhan perhatian dan

  • Mama Muda Milik sang Konglomerat   BAB 49

    HAPPY READINGBeberapa menit kemudian, kini ia tiba di rumah Naomi, ia memarkir mobilnya plataran. Mereka keluar dari mobil, lalu menatap Kayla yang berada di depan daun pintu menyambut kehadirannya.“Papi,” ucap Kayla kegirangan.“Halo putri papi,” ucap Tigran.“Papi jemput mami kerja?” Tanya Kayla.“Iya.”Tigran tersenyum dan mendekati Kayla, “Anak papi udah selesai les nya?” Tanya Tigran.“Udah papi. Papi tidur di sini lagi kan?”Tigran lalu tertawa, “Iya, dong.”Naomi yang mendengar itu lalu menoleh menatap Tigra, pria itu mengedipkan mata kepadanya. Naomi tahu pria itu menggodanya.“Kamu mau minum kopi?” Tanya Naomi.“Iya, boleh.”Tigran menatap Kayla berlari menuju kolam renang. Ia mengikuti langkah Kayla di sana.“Papi, Kayla mau berenang.”Alis Tigran terangkat, “Mau berenang?”“Iya, boleh kan papi.”“Boleh dong.”Tigran menoleh mencari keberadaan bibi, “Bi, gantiin baju Kayla dulu ya. Dia mau berenang.”“Baik pak.”Tigran menatap bibi yang sedang membawa Kayla ke dalam kamar,

  • Mama Muda Milik sang Konglomerat   BAB 48

    HAPPY READING“Sayang, Chris hanya ingin lihat Kayla. Kamu juga harus menerima kenyataan bahwa Kayla benar anak dari Chris, dialah ayah biologis Kayla. Kita tidak bisa bersikap egois di sini, terbukalah dengan keadaan. Selama dia menjaga sikapnya dengan baik, kita bisa menerimanya.”“Kita sudah dewasa, jika mempersulit keadaan, maka akan memperburuk keadaan. Dia tidak meminta banyak, dia hanya ingin bertemu dengan Kayla, walau sekali dalam seumur hidupnya.”“Tapi aku nggak bisa Tigran.”“Harus, bisa sayang. Kita hadapi sama-sama. Dia hanya ingin melihat saja, tanpa memperebutnya dari kita. Kayla tetap anak kita, tapi kita harus mengakui kalau dia ayah biologis Kayla.Tigran menangkup wajah Naomi, mencoba memberi pengertian kepada sang kekasih, “Kamu nggak boleh egois sayang. Kalau dia ingin beremu Kayla, kita tetap berada di sampingnya.”“Semakin kita dewasa, kita semakin banyak belajar bijak. Kamu mengerti kan maksud aku.”Naomi menatap Tigran, terlihat jelas tatapan keseriusan pad

  • Mama Muda Milik sang Konglomerat   BAB 47

    HAPPY READINGNaomi melihat Tigran, pria itu menunjukan sikap lebih tenang dari pada dirinya. Dia terlihat confidence dan percaya diri, menghadapi situasi ini. Bagaimanapun hubungan dirinya dan Tigran dibangun dengan rasa percaya diri.Naomi perlu Chris berbicara empat mata, bagaimanapun ini bukan masalah Tigran. Biarkan ia menyelesaikan masalahnya sendiri. Tigran tidak perlu ikut campur, karena itu bukan urusan. Tugasnya menjaga hubungannya masa sekarang. Ia yakin bahwa hubungannya masa sekarang jauh lebih baik daripada hubungan dengan masa lalu.“Dia Chris mantan suami aku,” ucap Naomi menahan emosinya.Tigran menarik nafas beberapa detik, ia menatap iris mata Naomi, “Buat apa dia datang ke sini?” Tanya Tigran.“Dia ingin bertemu dengan Kayla,” gumam Naomi pelan.Tigran memegang punggung Naomi pelan, dan lalu memeluknya. Pelukan Tigran membuat Naomi jauh lebih tenang. Tigran tahu mau bagaimanapun Kayla itu tetap memiliki ayah biologis, ayah biologisnya itu Chris. Ia sebagai kek

  • Mama Muda Milik sang Konglomerat   BAB 46

    HAPPY READING“Pergilah dari kehidupan saya dan Kayla. Jangan pernah kembali, bagi saya kamu itu tidak ada. Saya dan Kayla sudah bahagia tanpa kamu.”“Tapi Naomi, kamu harus tahu alasan saya.”“Saya tidak perlu tahu tentang kamu.”“I know, kalau saya salah. Prilaku saya tidak bisa dimaafkan. Tapi mengertilah kenapa saya melakukan ini.”“Alasan apa?” Tanya Naomi dengan berani menatap iris mantan suaminya. Ia berharap agar Tigran segera datang, ia melirik jam melingkar di tangannya menunjukan pukul 16.00.“Saya malu dengan hadirnya saya saat dulu, karena saya belum mapan secara finansial, sedangkan keluarga kamu sangat terpandang. Saya sungguh minder akan hal itu. Saya tidak bisa berbuat banyak apalagi saat itu saya juga tidak bisa berbisnis. Bisnis kita tidak berjalan dengan baik, hingga aku tidak mampu dipercayai oleh kedua orang tua kamu. Saya merasa kalau saya bodoh.”“Saya tidak memiliki karir apa-apa, saya juga tidak bisa dibanggakan saat itu. Apalagi melihat kamu hamil, value say

  • Mama Muda Milik sang Konglomerat   BAB 45

    HAPPY READINGNaomi mengambil tas Hermes-nya, dan ia lalu turun ke bawah. Ia melihat beberapa staff nya melayani tamu, ia memandang ke arah jendela depan yang masih tampak terang.Naomi mengedarkan pandangannya kesegala area butik. Naomi memandang staff nya tadi di sana, staff nya itu tidak sendiri melainkan bersama seorang pria. Naomi menyelidiki siapa pria itu. Langkahnya terhenti ketika staff nya tersenyum kepadanya, lalu tubuh itu menjauh.Tatapannya bertemu dengan seorang pria di sana. Benar dugaanya bahwa pria itu adalah mantan suaminya. Ia menelan ludah, sosok itu kini sudah berubah, dia sekarang memiliki postur tubuh tinggi besar, wajahnya terlihat sangat bersih dan pakiannya sangat rapi. Dan dia jauh lebih tampan dari yang dulu.Dia mengenakan kemeja putih dipadukan dengan celana hitam slimfit. Rambutnya tertata rapi, rahangnya terlihat lebih tegas.“Hai, Naomi. Apa kabar?”***Naomi memegang erat handbag nya, jujur pria itu lah yang ingin ia hindari di dunia ini. Apapun alas

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status