Share

Bab 5 - Penghinaan

Author: Aku Ingin Makan Daging
Lydia merangkul ayahnya dalam pelukan erat, air matanya mengalir dengan sedih.

Rizal menghela napas dalam, perasaannya campur aduk antara kesedihan dan kemarahan terhadap Lydia.

Putri yang tumbuh besar tanpa penderitaan dan ketidakadilan, telah direndahkan dan diabaikan oleh Dylan.

Jika bukan karena janji yang dibuat sebelumnya, Rizal sudah menghancurkan keluarga Tansen dan memukul baj*ngan bernama Dylan sampai mati.

"Lydia, seperti yang kita sepakati, tiga tahun adalah batasnya. Jika dia tidak mencintaimu, kamu akan kembali untuk mewarisi perusahaan, sekarang kamu harus mengikuti janjimu, ya ...."

Rizal mengusap lembut rambut putrinya. Lydia diam beberapa saat sebelum akhirnya berkata dengan suara gemetar.

"Jangan khawatir, Ayah. Aku tidak akan sebodoh itu lagi."

Demi apa yang mereka sebut sebagai 'Cinta Sejati', wanita ini meninggalkan keluarga dan kehilangan dukungan semua orang, mengabaikan nasehat, dan merelakan status keluarganya. Perjalanan Lydia seperti serangga yang mendekati api, perlahan menuju kehancurannya.

Dylan akhirnya menjadi kenangan yang perlu dihapus dari hati Lydia, perasaan ini menusuk hingga ke tulang rusuk wanita itu.

"Baiklah, Ayah akan membiarkan Kakakmu menemanimu. Kamu perlu terbiasa dengan perusahaan terlebih dahulu, dan kemudian kita akan merayakannya serta mengumumkan identitasmu."

Rizal berbicara dengan semangat, putrinya akhirnya akan memulai kariernya!

Meski kabar kembalinya Lydia belum diumumkan, sahabatnya, Gabrielle, sudah tak sabar menyambutnya.

Gabrielle langsung memeluk Lydia dengan erat, "Sayang, aku merindukanmu. Selamat datang kembali dari perceraianmu!"

Saat Lydia menikah diam-diam, Gabrielle adalah orang pertama yang menentangnya. Namun, Lydia tetap bersikeras menikahi Dylan. Akhirnya, kedua sahabat ini kehilangan kontak.

Sekarang, saat mereka bertemu lagi, mata Lydia berkaca-kaca.

Kedua wanita itu menghabiskan berjam-jam berbicara, membahas berbagai hal yang telah terjadi. Akhirnya, Gabrielle memaksa Lydia untuk menunjukkan akta cerai, dan Lydia dengan enggan memperlihatkannya.

Gabrielle lega ketika melihat akta cerai tersebut.

"Dylan yang bodoh itu mengira biji kacang adalah mutiara. Dia akan menyesal suatu hari nanti."

Lydia menunduk, "Tidak ada hubungannya denganku lagi. Dia sudah seperti orang asing bagiku."

"Hebat, sayangku. Cukup melambai, dan pria akan berduyun-duyun ke pintu rumahmu. Dylan siapa itu?" ejek Gabrielle.

Lydia tiba-tiba teringat bahwa beberapa dokumennya masih ada di rumah keluarga Tansen. Dia harus segera mengambilnya kembali, dan Gabrielle menawarkan diri untuk menemaninya.

Setelah berpikir sejenak, Lydia akhirnya setuju.

Tetapi, Lydia tidak pernah menduga bahwa di sana, dia akan bertemu dengan ibu Dylan, Erika, yang selalu pergi dan datang tanpa pemberitahuan, dengan sikap seperti tuan rumah.

Melihat Lydia membawa teman, ekspresi Erika berubah menjadi murung. Dengan angkuh, dia menatap Lydia dan temannya dengan tatapan jijik.

"Lydia, sudah kukatakan sebelumnya. Di sini ada banyak dokumen rahasia keluarga Tansen, kamu tidak bisa sembarangan membawa orang ke sini. Tidakkah kamu ingat hal sekecil ini?"

Gabrielle terkejut dan tidak puas, dia maju dan berkata, "Siapa yang kamu panggil sembarangan? Berani menunjuk dan memarahi seseorang di usiamu yang sepuh?"

Lydia, yang selalu dimanja sejak kecil, dihina seperti ini? Ini mengungkapkan kondisi hidup Lydia di sini, dan membuat Gabrielle sangat marah.

Erika mendengus dingin dan menatap Gabrielle dengan pandangan sinis, "Jangan berpikir barang murah akan menjadikanmu bangsawan. Aku sudah melihat banyak orang rendahan seperti kalian yang bermimpi menikahi keluarga kaya!"

Lydia dengan serius berkata, "Ini temanku, tolong berbicara dengan sopan."

Lydia hidup seperti seekor anjing yang menyembunyikan ekornya di hadapan keluarga Tansen, tidak berani menentang apa yang dikatakan Erika. Tetapi sekarang, wanita itu berani membantahnya di hadapan orang lain?

‘Hah? Wanita berlatar belakang rendah ini berani berbicara begini padaku?’

Erika sangat marah, "Sopan? Pantaskah memberi sopan santun pada orang sepertimu? Kamu harusnya bersyukur telah diberi kesempatan menjadi menantu di rumah ini. Setelah tiga tahun hidup enak di sini, sudah lupa asal-usul rendahmu? Temanmu juga sama, berbau kemiskinan seperti dirimu. Cepatlah pergi dan jangan mengotori lantai rumah kami!"

Inilah bagaimana Lydia hidup di keluarga Tansen, selalu menundukkan kepala dan menjadi putri yang tunduk.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mantan Istri CEO Tertindas itu Ternyata Pewaris Kaya!   Bab 430 Kamu Orang Paling Buruk

    Dulu, banyak yang berpikir Kelly akan menikah dengan Samuel, sehingga mereka semua bersikap manis padanya. Namun, ketika Samuel memilih orang lain, Kelly mendapati dirinya tak lagi bisa masuk ke lingkaran sosial tersebut. Tidak ada lagi yang mau membantunya.Lydia memandang dengan tatapan dingin. Dia tak tahu bagaimana wanita itu bisa sampai di sana, karena lokasinya cukup jauh dari tepi pantai. Sayangnya, tanpa undangan, wanita itu hanya bisa berdiri di luar, dihentikan oleh pengawal. Lydia berdiri diam, tak berniat membiarkannya masuk."Menolongmu? Atas dasar apa?" tanya Lydia.Kelly berdiri lemah dengan nada memelas. "Tapi Lydia, meski kita nggak akrab, hidupku hancur karena ulahmu. Kamu nggak merasa bersalah sedikit pun?"Walaupun kata-katanya penuh keluhan dan kemarahan, Kelly terlihat begitu lemah dan tidak berdaya. Dia menyalahkan segalanya pada Lydia. Seandainya Lydia tidak masuk ke ruangan itu dengan Malvin, dia mungkin sudah menjadi istri Samuel sekarang.Bagaimana mungk

  • Mantan Istri CEO Tertindas itu Ternyata Pewaris Kaya!   Bab 429 Kita Tidak Akrab

    Sebelum Lucas naik ke kapal, ia melihat beberapa mobil Ferrari terbaru terparkir di tepi pantai, termasuk salah satu yang sebelumnya dia sudah lama ingin beli tapi tidak pernah berhasil dibeli.Harus diakui, dia agak iri!"Lydia, apa kalian sekarang selalu pakai mobil Ferrari kalau pergi?" tanya Lucas.Lydia menatapnya dengan senyuman datar."Nggak, aku lebih sering pakai helikopter," jawab Lydia.Lucas hanya bisa terdiam.Tidak jauh dari sana, Dilap dan Malvin juga tiba.Lydia melihat mereka, segera menyapa.Dilap melirik Dylan dengan ekspresi merendahkan."Om payah banget sih. Dia bahkan belum berhasil dapetin hati yang dia sukai."Malvin berkomentar, "Kondisi Pak Dylan ‘kan nggak biasa."Jika tidak, dengan kualitas Dylan, dia bisa membuat hati siapa pun meleleh. Hanya saja sekarang, dia berurusan dengan Lydia.Lydia tersenyum sambil berkata, "Lama nggak ketemu. Apa kabar?"Dilap mengeluh dengan wajah muram, "Sejak kamu meninggalkan acara kami, popularitas kami menurun banyak. Bahkan

  • Mantan Istri CEO Tertindas itu Ternyata Pewaris Kaya!   Bab 428 Halo, Papa Mertua!

    Karena sebelum Dylan beristirahat dia memerintahkan Bobby untuk membuat hubungannya dengan Lydia membaik, Bobby begadang semalaman. Akhirnya, Bobby terpikirkan satu ide bagus. Sebentar lagi adalah ulang tahun Rizal.Lydia tidak membawa banyak barang saat datang, begitupun ketika dia pergi. Lydia berdiri di gerbang sambil mengucapkan selamat tinggal pada Dylan. Akhirnya bisa beberapa hari tidak perlu melihat Dylan lagi. Lydia senang sekali ….Dylan memperhatikan Lydia dengan lembut saat Lydia pergi. Kemudian, dia menatap Bobby dengan garang setelahnya.“Sudah disiapkan?”Bobby dengan mantap mengangguk, "Pasti, jangan khawatir, Pak. Pertemuan Bapak dengan calon ayah mertua di acara ini pasti akan membantu Pak Dylan menjadi bagian dari Keluarga Bram."Wajah Dylan tetap terlihat serius, tetapi bibirnya sedikit tersenyum. Dia tampak lebih santai.Bobby melanjutkan, "Pak Dylan itu luar biasa. Susah loh Pak cari orang yang setara dengan Pak Dylan. Pak Rizal pasti akan menghargai niat baik

  • Mantan Istri CEO Tertindas itu Ternyata Pewaris Kaya!   Bab 427 Salah Menarik Orang

    Saat dokter spesialis sedang melakukan pemeriksaan, Dylan akhirnya melepaskan tangan Lydia.Tidak sampai satu menit kemudian, karena Dylan tidak mendengar suara Lydia, dia berkata, “Lydia, sini tanganmu.”Suara Dylan terdengar lemah dan menyedihkan.Para dokter merasa, “Hubungan Pak Dylan dan Bu Lydia bagus sekali ....”Pak Dylan kelihatannya bukan tipe orang yang suka menempel pada orang lain. Mengejutkan sekali sikapnya hari ini.Tidak lama kemudian, satu tangan menyelusup. Dylan segera menggenggamnya, seketika sadar merasa lega.Dylan tidak berani mengelus-elusnya karena takut Lydia marah.Berhasil berkompromi sedikit seperti ini saja, bisa membuat semua ketidaknyamanan Dylan malam ini hilang.Pemeriksaan berlanjut selama sepuluh menit. Detak jantung Dylan berdetak cepat selama sepuluh menit.Namun, saat pemeriksaan hampir selesai, mereka mendengar suara Bobby dari luar."Bu Lydia beneran cuma makan sup sarang burung waletnya semangkuk? Mau nggak saya ambilin lagi?Suara itu semakin

  • Mantan Istri CEO Tertindas itu Ternyata Pewaris Kaya!   Bab 426 Temani Aku Di Sini

    Lydia merasa tidak seharusnya dia menerima berlian begitu saja. Lydia berencana untuk memberikan kejutan yang lebih besar untuk ulang tahun Mike nanti.Di dalam mobil, Ruben dan sopir duduk di depan, sedangkan Lydia dan Dylan duduk di belakang. Dylan duduk dengan mata tertutup, tampak dingin. Dia tidak mengucapkan sepatah kata pun.Lydia memberikan sedikit jeda, tiba-tiba dia teringat bahwa Dylan meminta pendapatnya tentang makan malam tadi malam, dan dia sama sekali tidak memberikan tanggapan apa pun! Lydia memberi isyarat dengan batuk kecil."Sebenarnya koki restoran itu cukup bagus, rasa dan tampilannya sangat baik. Apa pendapatmu?" Dylan mengangkat sedikit alisnya. Wajahnya terlihat sedikit lebih baik."Hmm, yang penting kamu suka." Lydia lega. Dia merasa tidak seharusnya dirinya makan gratis dan membuat Dylan marah. Lydia melihat Ruben di depan."Ruben, gimana menurut kamu?" Ruben menjawab, "Rasanya biasa saja, tampilannya saja bagus. Nggak bikin kenyang."Lydia mengernyitkan

  • Mantan Istri CEO Tertindas itu Ternyata Pewaris Kaya!   Bab 425 Tidak Boleh Terlalu Pelit

    Dylan merasakan pandangannya sedikit gemetar. Diam-diam dia merasa terganggu. Semua persiapan yang telah Dylan buat kini tertinggal oleh seikat berlian dari seorang bocah? Mengapa Charter bisa memiliki anak sepayah itu.Ekspresi Lydia berubah. Bagaimana mungkin Mike menyimpan barang-barang seharga itu, yang seharusnya ada di brankas, dalam kantongnya begitu saja? Lydia tersenyum. Dia tampak bingung dan geli melihat kepolosan Mike."Kamu harus simpan ini kembali, ya. Kakak nggak bisa terima," kata Lydia dengan lembut.Mike tampak kecewa, merengek sambil menarik tangan Lydia."Kakak nggak suka? Aku punya yang lebih besar lagi!" katanya dengan polos.Lydia hanya bisa tersenyum getir. Sulit menjelaskan hal-hal seperti ini kepada seorang anak kecil.Dengan senyum yang dipaksakan, Lydia menerima berlian itu."Aku suka, kok. Tapi Mike jangan kasih yang begini lagi ya nanti."Lydia berencana menyerahkannya kembali kepada Charter. Mike tampak sangat bahagia karena Lydia menerima hadiahnya.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status