Share

Bab 6 - Mencuri

Penulis: Aku Ingin Makan Daging
Gabrielle memiringkan kepala dengan tidak sabar, "Lydia, ini hasil dari tiga tahun penderitaanmu? Mungkin kamu mampu bertahan selama tiga tahun, tapi aku tidak bisa."

Gabrielle melangkah maju dan mendorong Erika dengan keras, sampai wanita tua itu hampir jatuh .

"Aku katakan kepadamu, kalau bukan karena Lydia, aku tidak akan pernah melirik ke arah keluarga Tansen. Berani bersikap sombong hanya karena memiliki sedikit uang hasil usaha kotor. Kamu bisa mengalahkanku? Dengan tangan dan kakimu yang sudah tua, kamu pikir bisa melawanku?"

Erika gemetar, menunjuk Lydia dan Gabrielle sambil mengancam, "Kalian ... kalian berdua, Lydia, jangan kira aku tidak akan mengusirmu dari rumah ini!"

Lydia tidak seperti dulu lagi, yang akan lari dan memohon maaf. Dia malah menatap Erika tanpa ekspresi.

"Kamu tidak perlu mengusirku, aku akan mengambil barang-barangku dan pergi."

Setelah mengatakan itu, Lydia mengabaikan Erika yang terkejut dan pergi ke kamarnya di lantai atas.

Dulu, Lydia sangat naif, mengorbankan harga diri dan martabatnya demi seorang pria, dan menerima perlakuan kasar dari Erika. Tapi sekarang, dia tidak akan mentolerir itu lagi.

Lydia mengambil dokumennya sendiri, tidak mengambil barang lain, dan langsung turun tangga.

Di lantai bawah, Erika dan Gabrielle masih saling menatap dengan tatapan tajam.

Gabrielle melihat Lydia turun dan bertanya dengan bangga, "Sudah selesai?"

Lydia mengangguk, "Ayo pergi."

"Lydia, aku akan memberi tahu Dylan tentang insiden hari ini. Jangan berpikir ini akan berakhir begitu saja. Bahkan jika kamu merengek dan berlutut padaku, aku tetap akan mengusirmu!"

Erika berpikir ancamannya akan membuat Lydia takut.

Namun, langkah Lydia tiba-tiba terhenti, bibirnya melengkung angkuh, dan dia menatap Erika dengan jijik.

"Aku lupa memberitahumu, aku sudah bercerai dengan Dylan. Jadi, bahkan jika kamu merengek dan berlutut padaku, aku tidak akan lagi menginjakkan kaki di tempat ini."

Setelah mengatakan itu, Lydia langsung pergi tanpa melihat belakang.

Erika terdiam di tempat ….

‘Bercerai? Lydia rela bercerai?’

Erika segera menelepon putranya, "Dylan, apakah kamu dan Lydia sudah bercerai?"

Dylan mengerutkan kening, "Bagaimana kamu tahu? Apakah kamu bertemu dengannya?"

"Kalian memang sudah bercerai! Ini berita bagus, wanita seperti dia memang tidak pantas menjadi bagian dari keluarga Tansen. Dia yang seperti itik buruk rupa ingin menjadi angsa rupawan. Aku tidak suka padanya sejak lama. Berapa banyak gadis terhormat yang menanti kesempatan bersamamu. Semakin jauh dia pergi, semakin baik."

Wajah Dylan memerah, suaranya agak terburu-buru saat bertanya, "Di mana dia?"

Dylan dengan tidak sabar menyela curahan hati Erika. Setelah Lydia menghilang dari rumah sakit, pria itu sama sekali tidak bisa menemukannya, tetapi sekarang wanita itu muncul dengan sendirinya.

Hanya ada satu hal di pikiran Dylan, dia ingin bertemu dengan Lydia!

"Tentu saja dia sudah pergi. Oh ya, aku harus memeriksa apakah dia mengambil barang-barang lain dari sini. Kamu tidak memberinya terlalu banyak uang setelah bercerai, kan?"

"Dia bahkan tidak meminta uang." Dylan merasa aneh dengan kebencian ibunya terhadap Lydia. Selama ini, dia berpikir bahwa Lydia baik-baik saja dengan keluarganya dan hubungan mereka harmonis.

Tetapi pria itu tidak pernah menduga bahwa ibunya begitu tidak puas terhadap Lydia.

"Baguslah, dia mengerti situasinya!" Erika mendengus dengan dingin.

Ekspresi Dylan semakin mengerut, dan dia cepat-cepat mengakhiri panggilan telepon. Ada beberapa perasaan tidak nyaman yang mengganggu hatinya. Apakah ada kaitan antara alasan perceraiannya dengan Lydia dan sikap Erika?

Tanpa berpikir panjang, Dylan segera kembali ke rumah. Dia jarang pulang ke rumah yang mereka gunakan bersama selama tiga tahun terakhir ini.

Saat dia tiba di rumah, Dylan langsung menuju lantai atas dan memeriksa setiap sudut rumah itu. Semuanya masih pada tempatnya, bahkan kartu yang pernah Dylan berikan kepada Lydia untuk mengirim uang setiap bulan masih ada. Namun, dokumen-dokumen milik Lydia telah hilang dari laci.

Hatinya semakin tertekan, dan perasaannya semakin tidak nyaman. Setelah tiga tahun menikah dengan Lydia, tidak mungkin bagi Dylan untuk tidak merasakan apa-apa.

Erika keluar dari ruangan dengan marah, "Kalung Mystic Dream di brankas hilang! Itu senilai sepuluh miliar. Pasti Lydia yang mengambilnya. Aku harus melaporkannya ke polisi!"

Dylan mengerutkan kening, "Jangan langsung lapor polisi dulu. Mungkin saja berada di tempat lain."

Bagaimana mungkin Lydia bisa mengambilnya? Dia bahkan tidak tahu kode brankas.

Selain itu, barang senilai sepuluh miliar tidak begitu berarti bagi Dylan. Mengapa semuanya harus begitu berlebihan?

Tiba-tiba, Dylan tersadar. Dia bahkan tidak bisa mengingat semua perhiasan yang pernah dia berikan kepada istrinya selama tiga tahun ini ....

Dylan keluar dan mengambil kunci mobil. Dia duduk di dalam mobil, menyalakan sebatang rokok, tetapi rasa gelisahnya tidak hilang.

Sementara itu, Erika tidak berniat melewatkan kesempatan untuk melawan wanita yang dianggapnya rendah. Dia memutuskan untuk tidak langsung melaporkan ke polisi. Ada banyak cara lain yang bisa wanita tua itu lakukan untuk mengatasi situasi ini.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Mantan Istri CEO Tertindas itu Ternyata Pewaris Kaya!   Bab 430 Kamu Orang Paling Buruk

    Dulu, banyak yang berpikir Kelly akan menikah dengan Samuel, sehingga mereka semua bersikap manis padanya. Namun, ketika Samuel memilih orang lain, Kelly mendapati dirinya tak lagi bisa masuk ke lingkaran sosial tersebut. Tidak ada lagi yang mau membantunya.Lydia memandang dengan tatapan dingin. Dia tak tahu bagaimana wanita itu bisa sampai di sana, karena lokasinya cukup jauh dari tepi pantai. Sayangnya, tanpa undangan, wanita itu hanya bisa berdiri di luar, dihentikan oleh pengawal. Lydia berdiri diam, tak berniat membiarkannya masuk."Menolongmu? Atas dasar apa?" tanya Lydia.Kelly berdiri lemah dengan nada memelas. "Tapi Lydia, meski kita nggak akrab, hidupku hancur karena ulahmu. Kamu nggak merasa bersalah sedikit pun?"Walaupun kata-katanya penuh keluhan dan kemarahan, Kelly terlihat begitu lemah dan tidak berdaya. Dia menyalahkan segalanya pada Lydia. Seandainya Lydia tidak masuk ke ruangan itu dengan Malvin, dia mungkin sudah menjadi istri Samuel sekarang.Bagaimana mungk

  • Mantan Istri CEO Tertindas itu Ternyata Pewaris Kaya!   Bab 429 Kita Tidak Akrab

    Sebelum Lucas naik ke kapal, ia melihat beberapa mobil Ferrari terbaru terparkir di tepi pantai, termasuk salah satu yang sebelumnya dia sudah lama ingin beli tapi tidak pernah berhasil dibeli.Harus diakui, dia agak iri!"Lydia, apa kalian sekarang selalu pakai mobil Ferrari kalau pergi?" tanya Lucas.Lydia menatapnya dengan senyuman datar."Nggak, aku lebih sering pakai helikopter," jawab Lydia.Lucas hanya bisa terdiam.Tidak jauh dari sana, Dilap dan Malvin juga tiba.Lydia melihat mereka, segera menyapa.Dilap melirik Dylan dengan ekspresi merendahkan."Om payah banget sih. Dia bahkan belum berhasil dapetin hati yang dia sukai."Malvin berkomentar, "Kondisi Pak Dylan ‘kan nggak biasa."Jika tidak, dengan kualitas Dylan, dia bisa membuat hati siapa pun meleleh. Hanya saja sekarang, dia berurusan dengan Lydia.Lydia tersenyum sambil berkata, "Lama nggak ketemu. Apa kabar?"Dilap mengeluh dengan wajah muram, "Sejak kamu meninggalkan acara kami, popularitas kami menurun banyak. Bahkan

  • Mantan Istri CEO Tertindas itu Ternyata Pewaris Kaya!   Bab 428 Halo, Papa Mertua!

    Karena sebelum Dylan beristirahat dia memerintahkan Bobby untuk membuat hubungannya dengan Lydia membaik, Bobby begadang semalaman. Akhirnya, Bobby terpikirkan satu ide bagus. Sebentar lagi adalah ulang tahun Rizal.Lydia tidak membawa banyak barang saat datang, begitupun ketika dia pergi. Lydia berdiri di gerbang sambil mengucapkan selamat tinggal pada Dylan. Akhirnya bisa beberapa hari tidak perlu melihat Dylan lagi. Lydia senang sekali ….Dylan memperhatikan Lydia dengan lembut saat Lydia pergi. Kemudian, dia menatap Bobby dengan garang setelahnya.“Sudah disiapkan?”Bobby dengan mantap mengangguk, "Pasti, jangan khawatir, Pak. Pertemuan Bapak dengan calon ayah mertua di acara ini pasti akan membantu Pak Dylan menjadi bagian dari Keluarga Bram."Wajah Dylan tetap terlihat serius, tetapi bibirnya sedikit tersenyum. Dia tampak lebih santai.Bobby melanjutkan, "Pak Dylan itu luar biasa. Susah loh Pak cari orang yang setara dengan Pak Dylan. Pak Rizal pasti akan menghargai niat baik

  • Mantan Istri CEO Tertindas itu Ternyata Pewaris Kaya!   Bab 427 Salah Menarik Orang

    Saat dokter spesialis sedang melakukan pemeriksaan, Dylan akhirnya melepaskan tangan Lydia.Tidak sampai satu menit kemudian, karena Dylan tidak mendengar suara Lydia, dia berkata, “Lydia, sini tanganmu.”Suara Dylan terdengar lemah dan menyedihkan.Para dokter merasa, “Hubungan Pak Dylan dan Bu Lydia bagus sekali ....”Pak Dylan kelihatannya bukan tipe orang yang suka menempel pada orang lain. Mengejutkan sekali sikapnya hari ini.Tidak lama kemudian, satu tangan menyelusup. Dylan segera menggenggamnya, seketika sadar merasa lega.Dylan tidak berani mengelus-elusnya karena takut Lydia marah.Berhasil berkompromi sedikit seperti ini saja, bisa membuat semua ketidaknyamanan Dylan malam ini hilang.Pemeriksaan berlanjut selama sepuluh menit. Detak jantung Dylan berdetak cepat selama sepuluh menit.Namun, saat pemeriksaan hampir selesai, mereka mendengar suara Bobby dari luar."Bu Lydia beneran cuma makan sup sarang burung waletnya semangkuk? Mau nggak saya ambilin lagi?Suara itu semakin

  • Mantan Istri CEO Tertindas itu Ternyata Pewaris Kaya!   Bab 426 Temani Aku Di Sini

    Lydia merasa tidak seharusnya dia menerima berlian begitu saja. Lydia berencana untuk memberikan kejutan yang lebih besar untuk ulang tahun Mike nanti.Di dalam mobil, Ruben dan sopir duduk di depan, sedangkan Lydia dan Dylan duduk di belakang. Dylan duduk dengan mata tertutup, tampak dingin. Dia tidak mengucapkan sepatah kata pun.Lydia memberikan sedikit jeda, tiba-tiba dia teringat bahwa Dylan meminta pendapatnya tentang makan malam tadi malam, dan dia sama sekali tidak memberikan tanggapan apa pun! Lydia memberi isyarat dengan batuk kecil."Sebenarnya koki restoran itu cukup bagus, rasa dan tampilannya sangat baik. Apa pendapatmu?" Dylan mengangkat sedikit alisnya. Wajahnya terlihat sedikit lebih baik."Hmm, yang penting kamu suka." Lydia lega. Dia merasa tidak seharusnya dirinya makan gratis dan membuat Dylan marah. Lydia melihat Ruben di depan."Ruben, gimana menurut kamu?" Ruben menjawab, "Rasanya biasa saja, tampilannya saja bagus. Nggak bikin kenyang."Lydia mengernyitkan

  • Mantan Istri CEO Tertindas itu Ternyata Pewaris Kaya!   Bab 425 Tidak Boleh Terlalu Pelit

    Dylan merasakan pandangannya sedikit gemetar. Diam-diam dia merasa terganggu. Semua persiapan yang telah Dylan buat kini tertinggal oleh seikat berlian dari seorang bocah? Mengapa Charter bisa memiliki anak sepayah itu.Ekspresi Lydia berubah. Bagaimana mungkin Mike menyimpan barang-barang seharga itu, yang seharusnya ada di brankas, dalam kantongnya begitu saja? Lydia tersenyum. Dia tampak bingung dan geli melihat kepolosan Mike."Kamu harus simpan ini kembali, ya. Kakak nggak bisa terima," kata Lydia dengan lembut.Mike tampak kecewa, merengek sambil menarik tangan Lydia."Kakak nggak suka? Aku punya yang lebih besar lagi!" katanya dengan polos.Lydia hanya bisa tersenyum getir. Sulit menjelaskan hal-hal seperti ini kepada seorang anak kecil.Dengan senyum yang dipaksakan, Lydia menerima berlian itu."Aku suka, kok. Tapi Mike jangan kasih yang begini lagi ya nanti."Lydia berencana menyerahkannya kembali kepada Charter. Mike tampak sangat bahagia karena Lydia menerima hadiahnya.

  • Mantan Istri CEO Tertindas itu Ternyata Pewaris Kaya!   Bab 424 Hadiah Kecil

    Lydia mengelus rambut Mike yang lembut. Dia tak bisa menolaknya."Tentu saja!"Mata Dylan yang tadinya berbinar, perlahan meredup. Suaranya terasa lebih dingin."Kamu keluar sendiri gini, memangnya Charter tahu?"Mike takut. Dia merapat ke pelukan Lydia.Paman yang menyebalkan itu, bahkan saat sakit pun tetap saja menjengkelkan!Dengan angkuhnya, Dylan mengeluarkan ponselnya dan langsung menelepon Charter."Anakmu kabur. Sekarang sama aku dan Lydia."Maksudnya jelas: Segera jemput.Dylan sengaja menyalakan speaker, agar Mike mendengar suara Charter.Charter terdengar datar dan dingin di telepon."Oh begitu? Tolong jaga dia, aku sedang rapat, bye."Telepon terputus.Mereka bertiga terdiam sejenak. Mike menyadari apa yang terjadi. Dia segera memeluk Lydia dengan gembira."Hore! Aku bisa sama kakak cantik!"Wajah Dylan pucat sembari melihat layar ponsel yang sudah mati, napasnya tak karuan.Sudah susah-susah merencanakan kencan, malah berakhir dengan menjaga anak Charter? Sungguh menjengk

  • Mantan Istri CEO Tertindas itu Ternyata Pewaris Kaya!   Bab 423 Makin Tampan Makin Kaya

    Keesokan harinya, Lydia menerima telepon dari Liam."Nielson Group ada masalah. Apa ini berkaitan dengan Dylan?"Lydia sudah menduga Liam pasti akan menyadari sesuatu. Dia sedang berada di luar negeri, berita dari dalam negeri seharusnya belum sampai kepadanya dengan secepat itu.Lydia dengan tenang menjelaskan kepada Liam tentang Preston yang ternyata adalah pelaku di balik semua ini.Liam terdiam lama, suaranya terdengar sangat dingin."Pastikan Ruben selalu melindungi kamu, jangan lengah. Urusan lainnya jangan kamu urusi, kita bicarakan nanti setelah aku kembali."Lydia hanya menjawab "oke".Mereka kemudian membicarakan beberapa hal lain, lalu menutup teleponnya.Lydia mengerahkan seluruh perhatiannya pada proyek kerjasama mereka. Dia pergi ke Julist Group pagi-pagi sekali.Victor yang masih kurang berpengalaman, menghadapi beberapa masalah rumit. Dia belum bisa mengambil keputusan dengan cepat. Lydia menghabiskan sehari penuh bersama Victor, dengan sabar mengajarinya. Tak terasa,

  • Mantan Istri CEO Tertindas itu Ternyata Pewaris Kaya!   Bab 422 Tidak Boleh Teledor

    Ketika Bobby sedang duduk sendirian di ruang tamu, wajahnya tampak cemas dan khawatir tentang Dylan, ia tiba-tiba mendengar suara di pintu. Dylan sudah pulang. Dengan penuh semangat, Bobby bergegas menyambutnya."Pak Dylan, sudah pulang? Meski kondisi tubuh Pak Dylan begini, masih saja Pak Dylan kerja keras. Pak Dylan itu orang paling hebat yang pernah saya temui, loh …."Dylan tadi sudah merasa cukup baik setelah berhasil menangani Preston. Saat itu, Dylan menjadi kesal mendengar ucapan Bobby. Pujian yang tak berbobot.Sambil menahan emosi marahnya, Dylan bertanya, "Lydia sudah pulang?""Iya, Pak Dylan. Hari ini kayaknya mood Bu Lydia kurang baik. Sebaiknya Pak Dylan nggak menemuinya dulu, deh. Biar nggak nambah masalah ...."Mata Dylan yang dalam dan penuh arti membuat Bobby merinding. Bobby terbatuk kecil, mencoba memperbaiki suasana."Tadi ikut Bu Lydia ke pesta. Pemandangan kayak gitu biasanya cuma bisa lihat di TV. Tapi saya rasa, sih, pesta tadi kurang oke karena nggak ada Pa

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status