Share

Bab 3

Hehe ....

Biarkan dia.

Suara dingin itu membuat Nancy seperti jatuh ke dalam jurang es, sangat sunyi dan menyakitkan.

Bagi Josan ....

Nancy hanyalah wanita yang memanfaatkan situasi orang lain!

Nancy mengambil inisiatif untuk bercerai, itu artinya Nancy tahu diri dan merupakan pembebasan bagi Josan.

Nancy tersenyum sinis, keputusasaan dan ketegasan melintas di wajahnya.

Dia menoleh dan pergi tanpa ragu.

Nancy memang mencintai dia, tapi cinta Nancy berprinsip.

Nancy tidak akan membiarkan harga dirinya diinjak-injak tanpa penolakan.

Perceraian bukanlah hal yang memalukan. Yang memalukan adalah Nancy harus membantu menutupi kesalahan pria tersebut biarpun dia tahu pria tersebut telah berselingkuh dan memiliki anak. Sungguh konyol!

Nancy harus menemukan kembali harga dirinya.

....

Nancy kembali ke vila mereka.

Nancy yang mendekorasi perabotan vila dengan cermat, berharap membuat Josan merasa hangat saat pulang.

Saat ini, vila besar itu kosong.

Setelah diingat-ingat, Josan tinggal selama satu hari di bulan lalu pergi dengan tergesa-gesa.

Dia jarang pulang, Nancy kebingungan saking terkejutnya

Sepertinya dalam tiga tahun terakhir, dia selalu bersama Winda dan anaknya.

Hal ini membuat Nancy kecewa dan jijik.

Nancy naik untuk mengemasi barang-barangnya lalu dia mendengar pembantu mengetuk pintu.

"Bu Nancy, Pak Milian datang."

Nancy tertegun sejenak lalu berjalan keluar.

Ada sebuah koper di sebelah Milian Fango, sepertinya dia baru saja turun dari pesawat.

Dia memegang kotak perhiasan dan karangan bunga, lalu menyerahkannya sambil tersenyum.

"Bu Nancy, ini hadiah ulang tahun pernikahan ketiga yang disiapkan oleh Pak Josan untukmu."

Nancy tertegun sebentar lalu menatapnya.

Tiba-tiba dia teringat bahwa selama ini hadiah ulang tahun pernikahan selalu dikirimkan oleh Milian.

Saat ini, Josan masih merayakan ulang tahun anak di luar nikah itu.

Mana mungkin dia yang menyiapkannya?

Nancy terkekeh, dia tidak mengulurkan tangan untuk mengambilnya.

Semua kekecewaan menumpuk, Nancy tidak punya pilihan selain mengakui kegagalannya.

"Pak Milian, Josan bahkan nggak ingat hari ini hari apa. Kamu yang menyiapkan semua hadiah ini, 'kan?"

Begitu dia selesai berbicara, senyuman Milian memudar, seolah dia tidak bisa mempertahankannya.

"Bu Nancy ...."

Reaksi dia menjelaskan segalanya.

Nancy melepaskan beban di hatinya dan menghela napas lega. Mendapat jawaban juga melegakan.

Sebahagia apa dia ketika menerima hadiah-hadiah ini, maka sekonyol itu pula dia sekarang!

Nancy terlalu telat mikir, dia tidak melihat kejanggalan.

Nancy tidak berkata apa-apa, hanya berbalik dan naik ke atas.

Nancy mengeluarkan ponsel dan ingin menghubungi keluarganya, tapi ragu-ragu.

Nancy menikah dengan Josan biarpun ditentang oleh keluarganya. Dia memang pantas menerima nasib ini!

Dengan mengetuk sekali, dia pun membuka berita di Internet.

Berita utama yang heboh terpampang di depan mata.

"Mengejutkan! Nancy pernah menjadi wanita simpanan orang dan melakukan aborsi sebelum menikah, jadi dia nggak bisa punya anak!"

"Mana mungkin Keluarga Clinton nggak punya keturunan?"

"Josan kasihan sekali, menikah dengan orang yang nggak bisa melahirkan!"

"Josan dan Winda adalah pasangan yang paling serasi!"

"Kehidupan pribadi Nancy kacau, identitas aslinya terungkap setelah menikah dengan keluarga kaya!"

....

Internet penuh dengan informasi semacam ini.

Padahal Nancy adalah korbannya, tapi semua orang menuduh Nancy!

Tangan Nancy yang memegang telepon gemetar dan matanya terasa hangat lalu air mata menetes di tangannya.

'Hehehe, Josan, kamu kejam sekali!'

'Karena aku nggak mau bekerja sama, lalu kamu menghancurkanku seperti ini?'

'Bagus sekali, terima kasih telah menghilangkan keraguan terakhirku.'

Nancy tersenyum getir dan menelan air matanya, matanya perlahan menjadi dingin dan tegas.

Setelah mengemas barang, Nancy tidak akan mengambil apa pun kecuali barang miliknya.

Nancy menunggu penyelesaian formalitas besok lalu menghilang sepenuhnya dari dunia Josan.

Di tengah malam.

Saat tertidur lelap, Nancy samar-samar mendengar suara mobil di luar, tapi dia tidak peduli.

Karena tidak mungkin Josan pulang.

Tidak lama kemudian, terdengar suara langkah kaki yang berat di luar kamar.

Tempat tidur di samping Nancy turun, lalu sebuah tangan dingin menyentuh kulit lembut Nancy.

Nancy merinding dan langsung terbangun.

Nancy bereaksi sangat besar dan menepis tangannya serta melindungi perutnya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status