Share

Bab 4

Penulis: Aku Ingin Makan Daging
Dalam kegelapan, suasana langsung membeku.

Ketika Nancy mencium aroma dingin yang familier tapi asing, bercampur dengan sedikit bau alkohol, dia tahu orang yang datang adalah Josan.

Tidak disangka dia akan datang.

Dia berpikir lagi, mungkin Josan ingin membuat perhitungan dengan kejadian siang hari?

Nancy menekan kegetiran di hatinya dan menjauhkan diri dengan acuh tak acuh.

Detik berikutnya, cahaya memenuhi seluruh ruangan.

Sosok Josan yang tinggi berdiri di depannya sambil menatapnya dengan dingin.

"Apa kamu belum cukup membuat masalah?"

Di matanya, reaksi Nancy hari ini sangat tidak masuk akal?

Nancy menunduk untuk menyembunyikan kesedihannya, lalu tersenyum tak berdaya.

"Aku serius tentang perceraian."

Mata Josan yang dingin dan gelap menatap Nancy lekat-lekat, seolah sedang menahan amarahnya.

"Kupikir kamu benar-benar gila. Kamu takut anak ini akan memengaruhi statusmu, jadi kamu bersandiwara untuk menarik perhatianku, 'kan?"

Dia memandang wajah Nancy yang pucat dan terkejut, dia mengira dia telah mengetahui tipuan Nancy sehingga mencibir.

"Kuberi tahu ...."

Sebelum dia selesai bicara, Nancy sudah bangun dari tempat tidur, lalu pergi ke ruang ganti, mengenakan jaket dan mengeluarkan koper yang sudah dikemas.

Josan tertegun, lalu menyipitkan mata sembari menatap Nancy yang sepertinya akan pergi kapan saja dengan tajam dan dingin.

Nancy mengenakan jaket sambil berdiri, matanya menatap Josan tanpa emosi lain kecuali ketidakpedulian.

Dia hanya akan berspekulasi buruk tentang Nancy.

"Josan, kalau besok kamu nggak datang ke Biro Urusan Sipil untuk menangani surat perceraian, aku akan memberi tahu media semua urusan tercela keluarga kalian."

Nancy tahu apa yang paling pria itu benci, jadi Nancy memaksanya seperti ini.

Benar saja.

Nancy melihat tatapan Josan seketika menjadi sengit, tajam dan berbahaya seperti biasanya.

Namun, kini Nancy sudah tidak khawatir lagi.

Karena Nancy tidak lagi takut kehilangan dia.

Nancy menerima kegagalan pernikahannya dengan tenang, dia juga ingin meninggalkan pria itu dengan tenang.

Biarpun masih penuh kesedihan, Nancy yakin semuanya akan berlalu.

Sekarang, Nancy tidak bisa tinggal lebih lama lagi.

Sambil mendorong koper, dia berbalik dan pergi.

Pria itu memandang dan meraih pergelangan tangan Nancy. Ada kesuraman di matanya dan suaranya terdengar dingin.

"Nancy, jangan menyesal!"

Tentu saja Nancy tidak akan menyesal, sehingga Nancy bertekad untuk pergi.

....

Ini baru masuk musim hujan, jadi malam yang gelap agak sejuk.

Begitu Nancy keluar, matanya menjadi perih dan kabur, air mata mengalir tanpa suara.

Seolah-olah emosi yang tertahan telah diberi kesempatan untuk tertumpahkan.

Nancy terkekeh, lalu mengeluarkan ponsel dan menelepon temannya, Yessa Galileo.

"Jemput aku, Yessa."

Yessa tertegun lalu berbicara dengan tenang dan cepat.

"Tunggu, aku akan segera ke sana."

Yessa adalah sahabat Nancy dari kecil, dia termasuk orang yang paling menentang Nancy menikah dengan Josan.

Namun, Nancy tidak mendengarkan nasihat Yessa, Nancy harus terluka parah baru mengetahui siapa yang benar-benar baik padanya.

Dalam tiga tahun terakhir, Nancy sengaja mengurangi kontaknya dengan mereka, karena takut kondisi Nancy diketahui teman-temannya dan menjadi masalah.

Akan tetapi, kalau dipikir-pikir lagi, dia sungguh bodoh.

Kurang dari sepuluh menit, Yessa tiba.

Saat keduanya bertemu, mata mereka merah.

Yessa melihat koper di sebelah Nancy dan langsung mengerti.

Dia menggertakkan gigi dengan marah dan juga sedih.

"Ayo, pulang ke tempatku dulu."

Keluarga Galileo adalah salah satu keluarga terkaya di Kota Arsan, sebagai putri tertua Keluarga Galileo, Yessa tentu saja punya hak untuk sombong.

Di apartemen mewah di pusat kota.

Begitu Yessa memasuki pintu, dia langsung mengutuk.

"Saat aku menonton berita di siang hari, aku sudah mau mengutuk orang. Apa bajingan itu nggak punya hati nurani?"

"Dia bahkan bisa melakukan tindakan tercela seperti itu. Dia membawa anak di luar nikah dan memaksamu mengakuinya. Menjijikkan sekali!"

Awalnya Nancy mengira luka yang belum sembuh akan terasa sangat sakit, tapi tak diduga Nancy menganggap masalah itu sudah berlalu.

Nancy tersenyum getir dan menggeleng. "Kami akan bercerai besok."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Mantan Istri Jadi Konglomerat   Bab 230

    Anne putus asa dan berkali-kali mendatangi Yaniti, tapi ditolak.Terakhir kali dia meminta bantuan Yaniti, dia merasa tidak senang karena Yaniti menolak.Dia sepertinya ditinggalkan.Dengan enggan Anne langsung pergi ke Grup Clinton.Namun, asisten Josan menghentikannya di luar, dia menunggu sepanjang pagi tapi tidak bertemu Josan.Linda tidak ada pekerjaan, jadi dia pergi ke perusahaan untuk belajar dan menghabiskan waktu.Dia terkejut ketika melihat Anne."Nona Anne?"Anne tersenyum bahagia saat melihat Linda."Linda, aku dengar kamu bekerja di perusahaan, aku tahu kamu memang cakap."Linda tersenyum, "Aku ingin membuktikan bahwa aku nggak lebih buruk dari orang lain."Logan menyukai Nancy, bukankah karena menyukai kemandiriannya?Linda juga bisa melakukannya!Anne menunduk dan menghela napas."Aku sangat iri padamu. Kamu bisa melakukan apa pun yang kamu mau. Keluarga kami hampir sengsara karena menyinggung Nancy ...."Mata Linda membelalak kaget.Setelah mendengar perkataan Anne, di

  • Mantan Istri Jadi Konglomerat   Bab 229

    Dia bahkan tidak memikirkannya, dengan situasi Keluarga Tisman saat ini, Keluarga Tisman tidak bisa menahan badai apa pun.Begitu bangkrut, Anne tidak lagi memenuhi syarat untuk masuk Keluarga Clinton. Dia benar-benar berpikir dia bisa membuat Nancy mati keki?Hehe ....Nancy membungkuk dan masuk ke dalam mobil, dia mengabaikan Anne di luar.Yosua mendengus dari samping."Apakah ini wanita yang disukai mantan suamimu?"Nancy mengangkat alis dan menatapnya tapi tidak berkata apa-apa.Yosua terlihat sangat pengertian dan mau tidak mau berkata."Siapa yang nggak tahu tentang kalian? Tapi, aku selalu mendukungmu. Gadis barusan itu nggak ada apa-apanya dibandingkan denganmu. Betapa butanya seorang pria kalau memilih dia!"Nancy yang duduk di belakang berkata dengan nada ringan dan tidak ada emosi yang terdengar."Saat kita bertemu Bu Jesny, belum terlambat bagi kamu untuk bermulut manis."Yosua, "...."Baiklah, wanita ini benar-benar berpikiran jernih.Jesny, direktur Grup Jelita, juga meru

  • Mantan Istri Jadi Konglomerat   Bab 228

    Anne terpaksa datang mencari Nancy, biarpun sangat enggan.Nancy melirik jam tanpa fluktuasi emosi."Aku sedang terburu-buru, lain kali saja."Dia berkata dan berjalan keluar.Yosua maju selangkah sambil mengedipkan mata dan memblokir Anne untuk dia.Ekspresi Anne berubah dan dia menjadi sedikit marah.Kenapa Nancy begitu mengabaikan dia?Dia mendorong Yosua menjauh dengan kasar.Yosua terhuyung ke depan dan hampir menabrak Nancy. Dia berbalik dan membelalak kaget.Nancy memapah Yosua.Dia melirik Anne dengan ekspresi suam-suam kuku, lalu berkata pada Yosua."Kamu masuk ke mobil dulu."Yosua tidak bisa menahan diri untuk tidak mengumpat, dia mengepalkan tangan dan menelan emosinya.Dia langsung masuk ke dalam mobil.Lupakan saja, demi Bu Nancy, bersabar saja!Nancy menoleh dan berbicara dengan nada acuh tak acuh."Nona Anne, aku sudah mendengar sedikit tentang urusan keluargamu, tapi aku minta maaf karena kerja sama kita nggak bisa dilanjutkan lagi. Menurutku ini juga keinginanmu dan i

  • Mantan Istri Jadi Konglomerat   Bab 227

    Dia adalah idola unik di industri hiburan.Dia tidak berpakaian dan berbicara sesuai dengan kebutuhan penggemar, dia bahkan memiliki mentalitas memberontak.Nancy curiga latar belakang keluarganya baik, tapi Nancy tidak menyelidikinya.Karena Nancy tidak tertarik.Yosua mengikutinya ke dalam lift, dia melihat buket besar mawar di kantor Nancy dan menyipitkan mata."Pak Logan juga bagus, tapi menurutku semuanya nggak cocok untukmu!"Nancy mengangkat alisnya, "Oh?""Akulah yang paling cocok untukmu. Saat ini, lagi populer wanita berpacaran dengan cowok yang lebih muda."Yosua tersenyum dan menepuk dadanya sebelum merekomendasikan dirinya.Nancy meliriknya tanpa daya."Keluar dan tutup pintunya.""Oh."Yosua bersikap lugas, dia langsung pergi.Aroma bunga mawar yang harum benar-benar membuat suasana hati orang menjadi baik.Tidak butuh waktu lama.Yason mengetuk pintu dan masuk."Anne datang, dia ingin bertemu denganmu!"Nancy mengerucutkan bibirnya sambil memegang cangkir kopi dan terkek

  • Mantan Istri Jadi Konglomerat   Bab 226

    Suasana hening selama beberapa detik.Dia terkekeh pelan, matanya tampak diwarnai lapisan kabut di malam yang gelap, sedikit lembut dan nakal."Bukannya aku berhati lembut. Dia melakukan ini padaku karena kamu, kamu nggak bisa terlepas dari tanggung jawab!"Logan menatapnya dalam-dalam dan tersenyum tanpa daya, seolah-olah dia menuruti Nancy yang bersikap tidak masuk akal."Apa ini salahku juga?"Keduanya saling memandang dan tersenyum, Nancy dengan santai merapikan rambut yang berjatuhan di sekitar telinganya.Logan berdiri, mengeluarkan empat lembar uang merah dari dompetnya, menaruhnya di atas meja dan berkata dengan suara lembut."Bos, jangan masak lagi, aku tinggalkan uangnya di sini, tutup saja kedainya!"Karakter dia tidak memungkinkan dia untuk bersikap perhitungan setelah membuang-buang waktu orang lain.Bosnya tertegun dan berkata, "Hei, makanannya belum siap. Kamu nggak jadi makan?""Nggak, ambil saja, aku sudah menunda waktu pulangmu."Dia tersenyum, mengambil tas untuk Nan

  • Mantan Istri Jadi Konglomerat   Bab 225

    Sopir membuka pintu dan menunggu.Saat penyelenggara melambaikan tangan.Sebelum Linda sempat masuk ke dalam mobil, air dingin tiba-tiba disiramkan ke kepalanya, dia melompat sambil berteriak.Yaniti juga terciprat banyak.Kondisi ibu dan anak perempuannya itu cukup menyedihkan.Linda kaget dan wajahnya pucat. Dia melihat sekeliling dan melihat kedua orang yang sedang berbicara dan tertawa di sudut jalan.Seketika, tubuhnya sedikit gemetar dan matanya sedikit ketakutan.Yaniti dengan marah memaki."Apa yang terjadi, apa-apaan ini?"Penyelenggara meminta maaf sebesar-besarnya dan mengatakan dia tidak tahu apa yang terjadi.Segera, orang yang bertanggung jawab berlari keluar dan meminta maaf."Bu Yaniti, Nona Linda, aku benar-benar minta maaf. Pipa air di lantai atas pecah dan jendela terbuka, sehingga mengalir keluar. Kami akan memberikan kompensasi atas semua kerugian yang kamu alami. Aku minta maaf!"Yaniti sangat marah hingga tidak bisa berhenti memaki-makinya.Penyelenggara memintan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status