"Audrey ...."Zayn membisikkan namaku dengan sedikit emosi yang tak terlukiskan dalam suaranya.Suaranya yang pelan, serta perilakunya di ranjang, selalu membuatku salah mengira bahwa Zayn masih sedikit menyukaiku.Zayn tiba-tiba menundukkan kepalanya, bibirnya hampir menyentuh sudut bibirku.Tiba-tiba ...."Kak Zayn ...."Suara Cindy tiba-tiba terdengar.Zayn berhenti bergerak.Aku mendorongnya dengan cepat.Ya, ada Cindy di antara kami.Entah seberapa besar aku berfantasi bahwa Zayn menyukaiku, itu tidak bisa mengubah fakta bahwa orang yang paling dicintainya adalah Cindy."Halo, Nona Audrey, kebetulan kamu juga ada di sini."Begitu datang, Cindy meraih lengan Zayn dan tersenyum padaku.Aku mengangguk. "Aku datang untuk periksa dokter."Saat mengatakan itu, aku melihat daftar pemeriksaan di tangan Zayn.Seharusnya Zayn datang menemani Cindy untuk periksa dokter. Aku sudah mendengar sebelumnya bahwa kesehatan Cindy tampaknya tidak begitu baik.Zayn sangat perhatian pada Cindy, pasti a
Zayn belum selesai berbicara.Cindy tiba-tiba menutupi dadanya dan berjongkok dengan ekspresi kesakitan.Zayn mengerutkan kening, langsung melepaskanku dan berjalan cepat ke sisinya, "Kenapa?""Kak Zayn, sakit sekali. Jantungku sakit sekali, pinggangku juga sakit ...."Cindy meraih lengan Zayn dan menangis, sepertinya benar-benar kesakitan.Cindy berkata, "Apa aku akan mati? Kak Zayn ... aku akan mati, 'kan?""Jangan bicara omong kosong!"Raut wajah Zayn menjadi suram, lalu langsung mengangkatnya dan melangkah menuju ruang gawat darurat.Aku menatap punggungnya yang cemas, mataku berkaca-kaca.Lihat, yang paling Zayn pedulikan adalah cinta pertamanya.Aku menarik napas dalam-dalam, menahan air mataku dan mengambil lembaran tes darah di tangan.Setelah mengambil darah, aku pergi ke ruang USG B.Saat alat meluncur di atas perutku, jantungku berdebar kencang dan merasa sedikit gugup.Setelah beberapa saat, hasil tes USG B keluar.Di lembar USG tertulis hamil 9 minggu. Gambarnya tampak sep
Aku pikir obat-obatan dalam daftar harganya lebih dari 1,6 juta.Saat ini, apoteker sudah membawakan obatnya padaku.Aku berkata padanya dengan canggung, "Ya, maaf ... aku lupa membawa ponselku."Apoteker itu mengerutkan kening dan berkata dengan marah, "Ada banyak yang mengambil obat, tapi kalau kamu merasa mahal, jangan buat masalah di sini, oke?"Katanya sambil dengan marah mengeluarkan obat dari kantongnya.Aku berkata dengan nada meminta maaf, "Maaf ....""Berapa harga obatnya? Aku akan membayarnya."Saat ini, suara Cindy terdengar dari belakangku.Aku mengerutkan kening. Saat berbalik, aku melihatnya berdiri di belakangku.Zayn berdiri di sampingnya, menatapku dengan tenang.Aku tanpa sadar mengambil pesanan obat dan berkata dengan tenang, "Tidak perlu.""Tidak apa-apa, hanya sedikit saja." Cindy menarik lengan Zayn dan berkata dengan penuh simpati, "Tidak disangka Nona Audrey begitu kasihan hingga tidak punya uang untuk membayar obat. Kak Zayn, bantu saja dia.""Sudah aku bilang
Aku tertegun.Cindy ini menyebalkan sekali.Bagaimana jika apoteker memberi tahu mereka bahwa obat yang aku ambil adalah obat penguat janin?Bukankah Zayn akan tahu tentang kehamilanku?Aku segera berkata pada Cindy, "Kenapa banyak tanya sekali? Obat apa yang aku beli tidak ada hubungannya denganmu?"Cindy menyusut seolah takut padaku.Cindy berkata padaku dengan sedih, "Nona Audrey, aku hanya peduli padamu, ingin tahu jenis penyakit apa yang kamu derita. Mungkin Kak Zayn bisa membawamu untuk periksa dokter. Kenapa reaksimu begitu galak?""Bukan urusanmu penyakit apa yang aku derita, aku tidak butuh perhatianmu. Jaga dirimu baik-baik, jangan bersikap seolah-olah kamu sedang sekarat di setiap kesempatan.""Audrey!"Zayn tiba-tiba teriak, berdiri di depan Cindy dan menatapku dengan tatapan sinis. "Hati-hati dengan perkataanmu!"Aku cemberut.Cindy boleh membicarakan aku, tapi aku tidak boleh membicarakannya tentangnya?Pada saat ini, Cindy menarik lengan Zayn dan berkata dengan sedih, "J
Ibu mengirimiku kata-kata penuh perhatian, menanyakan ke mana aku pergi dan harus menjaga keselamatan sendiri.Ibu juga mengirim beberapa kata-kata mengeluh tentang ayahku, mengatakan bahwa ayahku menghabiskan uang dan membuat masalah. Ibu bahkan bilang akan menceraikan ayah, sudah tidak bisa bertahan lagi.Aku merasa pusing setelah membaca pesan itu, aku pun tidak ingin membalasnya.Aku membuka pesan dari ayahku lagi.Ayahku marah karena aku tidak berperasaan dan menanyakan keberadaanku.Ayahku juga bilang bahwa tidak meminta uang padaku lagi, lalu kenapa masih bersembunyi?Dia memintaku untuk segera pulang karena ibuku selalu membuat masalah di rumah dan bertengkar dengannya sepanjang hari.Setelah membaca pesan dari ayahku, aku juga merasa pusing.Benar saja, aku seharusnya tidak masuk ke akun Whatsapp ini, hanya memengaruhi suasana hatiku saja.Namun, aku ingin mentransfer uang obat ke Zayn.Aku membuka nomor Whatsapp Zayn.Zayn mengirim pesan kepadaku ketika pertama kali aku berse
Aku ragu-ragu saat melihat nomor yang aku kenal.Angkat teleponnya atau tidak?Lupakan saja, angkat saja. Zayn tidak bisa ditebak, kalau aku sengaja tidak menjawabnya, mungkin Zayn akan bersikap gila.Aku menekan tombol jawab dan tidak berkata apa-apa, menunggu Zayn berkata terlebih dahulu.Segera, suara wanita yang lembut terdengar. "Halo, apa ini Nona Audrey?"Aku mengerutkan kening, ternyata itu telepon dari Cindy yang menggunakan ponsel Zayn.Astaga, jika tahu seperti itu, aku tidak akan mengangkat ponselnya.Sekarang aku kesal saat mendengar suaranya.Aku bahkan tidak tahu bagaimana Zayn bisa menyukai wanita seperti itu.Apa semua pria menyukai wanita yang lemah, polos dan menyedihkan seperti ini?Aku hendak menutup telepon, tapi tiba-tiba Cindy berkata, "Kak Zayn sedang mandi."Tanganku yang memegang ponsel sedikit mengencang.Zayn sedang mandi?Jadi mereka ... sedang bersama?Kalau dipikir-pikir, memang benar. Mereka akan bertunangan, jadi wajar mereka tinggal bersama.Rasa saki
"Aku tidak bermaksud begitu."Apa yang baru saja aku katakan pada Cindy berarti Zayn menolak melepaskan aku dan bertekad untuk membalas dendam padaku.Kenapa menurutnya aku menganggapnya menjerat aku?Bukan seperti itu, oke?Aku tidak tahu kemampuanku dalam mengekspresikan sesuatu yang lemah atau pemahamannya yang lemah?Aku membuka mulutku dan hendak menjelaskan.Zayn tiba-tiba bertanya padaku, "Apa kamu masih tiga hari yang lalu ketika kamu memohon padaku untuk memuaskanmu?"Wajahku langsung memerah.Malam itu, meski bingung, aku masih ingat banyak bagian.Apalagi saat aku dibuat gila oleh panas obat itu, aku hampir tidak sabar melepas ikat pinggangnya dan bahkan merobek bajunya.Aku mengatakan banyak hal memalukan malam itu.Bahkan apa yang Zayn minta akan aku lakukan semuanya.Sepanjang malam, aku bertindak lebih gila dan lebih bersemangat daripada Zayn.Sekarang saat aku memikirkan tentang malam itu, wajahku menjadi merah.Aku tidak tahu kenapa Zayn tiba-tiba menyebutkan ini?Apa
Aku tertegun sejenak, lalu buru-buru memeriksa jaringan sebelum mengirimkan dua emoji lagi.Tanda seru berwarna merah masih muncul.Eh!Ternyata Zayn memblokirku.Aku linglung sejenak, lalu perlahan menyimpan ponselku.Kalau mau blokir, blokir saja.Kurasa dia benar-benar tidak akan menggangguku lagi.Ini juga bagus.Mulai sekarang, hidupku akan damai kembali.Meskipun ini adalah kabar baik bagiku, hatiku terasa hampa untuk beberapa saat.Tidak bisa kusangkal kalau aku memang jatuh cinta padanya.Hanya saja cinta ini hanya bisa disembunyikan secara diam-diam. Kalau tidak, aku pasti akan menjadi bahan cibiran dia dan cinta pertamanya.Aku bersandar di kasur dan menghela napas.Entah kapan aku bisa melupakan perasaanku padanya. Kalau tidak, aku pasti akan merasa sedih setiap kali memikirkannya.Karena masih harus pergi bekerja, aku tidak merasa terlalu emosi. Aku hanya mandi dan keluar.Pakaian semalam sudah dibersihkan.Aku melirik ke arah rumah Alfie.Biasanya aku akan bertemu dia dan
Zayn berkata dengan serak tanpa mengangkat kepalanya."Aku sedang merancang gaun pengantinmu."Aku tertegun sejenak, hatiku tiba-tiba terasa sangat manis.Aku berkata, "Kamu istirahatlah lebih awal. Kamu tidak harus merancang gaun pengantinnya sekarang, kita masih punya banyak waktu di masa depan."Zayn sudah selesai membuat sketsa di atas kertas.Zayn meletakkan pensil, lalu bersandar di sandaran kursi sambil meregangkan pinggangnya. Dia berkata sambil tersenyum, "Butuh waktu yang lama untuk buat gaun ini, jadi aku harus segera menyelesaikan rancangannya."Setelah terdiam sejenak, Zayn tiba-tiba menatapku lekat-lekat, kemudian berkata dengan suara yang rendah dan lembut, "Aku mau kasih tahu seluruh dunia kalau kamu adalah satu-satunya istriku yang kucintai."Meskipun kami sedang melakukan panggilan, aku tetap merasa malu saat seorang pria mengucapkan kata-kata yang romantis dengan begitu serius padaku.Wajahku sedikit memerah setelah mendengar ini. Aku mengalihkan tatapanku, kemudian
Zayn mengatakan jika situasi ibunya sangat stabil. Selain itu, Zayn juga mengatakan jika ibunya sangat merindukanku dan ingin menemuiku.Aku berencana untuk menjenguk Agatha setelah ibuku selesai menjalani operasi pada tanggal 20.Omong-omong, aku hampir melupakan satu orang, yaitu Cindy.Cindy sangat pendiam akhir-akhir ini, dia bahkan tidak membuat masalah.Berdasarkan sikap Cindy sebelumnya, dia pasti sengaja muncul di sisi Zayn saat aku tidak sempat bertemu dengan Zayn selama beberapa hari ini. Kemudian Cindy akan memotret foto, lalu mengirimkannya padaku untuk pamer dan juga untuk membuatku salah paham.Hanya saja Cindy sama sekali tidak melakukan apa pun, yang terasa sangat aneh.Aku sama sekali tidak percaya jika Cindy sudah berpikir dengan jernih dan berubah menjadi orang baik.Pepatah pernah mengatakan jika anjing yang suka menggonggong tidak akan menggigit orang, tapi anjing yang bisa menggigit orang tidak akan menggonggong.Jadi aku semakin merasa tidak tenang saat orang sek
Aku tanpa sadar menatap Irvin, tapi matanya menatap lurus ke depan.Dengan kata lain, Irvin sama sekali tidak sadar jika pacarnya baru saja berjalan melewatinya.Aneh sekali.Irvin begitu mencintai Sella, dia seharusnya sangat senang saat tiba-tiba bertemu dengannya.Hanya saja, Irvin tidak hanya tidak membuat reaksi apa pun, dia bahkan juga tidak melirik Sella. Irvin terus berjalan ke kamar pasien ibuku seperti biasa.Saat aku sedang kebingungan, Irvin menoleh untuk menatapku, "Kenapa?"Aku menatapnya lekat-lekat, lalu berkata, "Tadi aku lihat pacarmu."Irvin tertegun, lalu tanpa sadar menatap sekeliling, "Di mana? Kenapa aku tidak melihatnya?"Aku menatap Irvin sambil mengerutkan keningku, "Tadi dia baru saja jalan di depan kita, apakah kamu tidak melihatnya?"Terdapat kilatan cahaya di mata Irvin, dia berkata sambil tersenyum, "Tadi aku sedang memikirkan masalah Ayah dan masih marah karena perbuatannya, jadi aku tidak terlalu memerhatikan keadaan sekitar."Aku menatap Irvin lekat-le
"Anggap saja kamu bantu Ayah minta modal 200 miliar pada Zayn.""Ayah janji akan mengembalikan uang ini padamu kalau proyek ini berjalan dengan lancar."Aku menepis tangannya, lalu berkata dengan datar, "Aku tidak akan pinjam uang pada Zayn, terserah kamu mau menolong Ibu atau tidak. Kami juga tidak akan memaksamu kalau kamu tidak mau menolongnya, semuanya tergantung pada hati nuranimu!""Benar sekali, aku tidak akan meremehkanmu kalau kamu tidak minta uang. Sayangnya di matamu cuma ada uang dan kekasihmu."Irvin memelototi ayahku dengan tajam, "Cepat pergi, jangan pernah muncul di hadapan kami lagi. Kalau tidak, aku tidak akan sungkan-sungkan padamu!"Ayahku memasang ekspresi sedih, dia menggerakkan bibirnya untuk mengatakan sesuatu, tapi aku sudah ditarik hingga ke depan lift oleh Irvin.Saat sedang menunggu lift, aku tidak bisa menahan diri untuk melirik ayahku.Ayahku sedang menelepon, entah dia sedang bertelepon dengan siapa sampai bersikap sesopan itu.Aku khawatir ayahku akan me
Ibuku dulu sangat mencintai ayahku.Hingga semua dunianya adalah ayahku.Saat itu, ibuku memikirkan ayahku dalam segala hal dan bergantung padanya dalam segala hal.Namun kini, Ibuku tidak memendam apa pun selain kebencian terhadap ayahku. Hal ini menunjukkan betapa buruknya Ayah yang sudah menyakiti Ibu.Setelah menghibur ibuku, aku keluar dari bangsal dan melihat ayah serta kakakku bersandar di jendela di koridor, seolah sedang menungguku.Aku menghampiri ayahku lalu bertanya, "Untuk apa kamu datang hari ini?"Ayahku terisak, berkata dengan wajah sedih, "Aku tidak menyangka ibumu akan sakit parah. Kalian juga sama. Kalian tidak memberitahuku bahwa hal sebesar itu terjadi."Kakakku mencibir, "Kalau aku ceritakan hal ini, apa kamu akan meninggalkan kekasihmu dan kembali lagi?""Kalau aku ceritakan hal ini, apa ibuku akan membaik? Lagi pula, ibuku jadi sakit karena kamu.""Kalau kamu tahu diri, pergilah dari sini, berhentilah berpura-pura sayang pada kami.""Kenapa kamu bicara pada ayah
Ya, kakakku memang benar.Menceritakan hal-hal ini pada seseorang yang sudah berubah pikiran tidak akan menyelamatkan apa pun.Keesokan paginya, aku dan kakakku pergi ke rumah sakit untuk menjenguk ibuku.Begitu sampai di pintu, aku dengar suara pertengkaran dari arah bangsal ibuku.Aku juga samar-samar mendengar suara ayahku.Aku dan kakakku saling memandang dan bertanya, "Bagaimana Ayah tahu?""Siapa yang tahu? Sial, aku tahu kedatangannya akan menimbulkan masalah bagi ibu kita," kata kakakku sambil mendorong pintu bangsal.Aku melihat ayahku berdiri di samping tempat tidur dengan tangan di pinggangnya, wajahnya penuh dengan kemarahan.Ibuku duduk di ranjang rumah sakit, menyeka air matanya dalam diam.Kakakku langsung marah, lalu berlari ke depan dan mendorong ayahku, "Apa yang kamu lakukan di sini? Kenapa kamu menindas ibuku lagi?"Aku bergegas menghampiri, memegang bahu ibuku dan bertanya apa yang terjadi.Ibu tidak mengatakan apa pun, hanya menggelengkan kepalanya.Kakakku makin
Untungnya, aku baru saja menginjak anak tangga pertama.Begitu aku bergerak mundur, ada tanah datar di belakangku hingga membuatku kehilangan keseimbangan.Setelah bergoyang dua kali, akhirnya aku berhasil berdiri tegak.Aku mendongak dengan kaget, ternyata itu adalah kakakku."Apa yang kamu lakukan? Kamu tiba-tiba berlari ke bawah, hampir saja menjatuhkanku."Kakakku melirik ke arah Zayn pergi dan mendengus, "Kenapa kamu turun ke bawah? Aku sudah berdiri di sini tanpa bergerak dari tadi.""Kamu sedang memikirkan suamimu begitu serius hingga menabrak aku!"Aku menatapnya tanpa berkata apa-apa.Apa artinya 'memikirkan suami'? Aku mendapati kata-kata Irvin semakin lama semakin keterlaluan.Hah?Eh, salah!Kalau kakakku berdiri di sini sepanjang waktu, bukankah akan melihat dan mendengar semua yang baru saja kami lakukan, saat Zayn mencium serta memelukku dan mengucapkan begitu banyak kata-kata mesra?Tepat saat aku memikirkan hal ini, kakakku datang, menyentuh hidungnya dan tersenyum pad
"Ingat kirim pesan padaku setiap hari. Kalau ada waktu, telepon aku.""Betapa pun sibuknya aku, aku akan mengangkat teleponmu.""Ya."Keengganan Zayn membuat hatiku luluh.Pada saat ini, aku sepenuhnya merasakan cintanya yang begitu kuat.Namun cintanya tampak bercampur dengan sedikit kekhawatiran.Hatiku juga mulai merasa agak sedih serta gelisah.Aku bertanya padanya, "Apa yang kamu khawatirkan? Apa karena operasi ibumu?"Zayn menggelengkan kepalanya. "Dokter bilang untuk jenis operasi ini, selama ginjalnya cocok, tingkat keberhasilannya sangat tinggi.""Lalu apa yang kamu khawatirkan?" Aku bisa dengan jelas merasakan ketakutannya.Jadi aku tidak mengerti, selain penyakit ibunya, apa lagi yang ditakutkan oleh orang seperti dia?Zayn menatapku dengan serius, membelai pipiku dan berbicara dengan suara yang keras."Tidak apa-apa. Aku hanya merasa sedikit tidak nyaman. Aku khawatir tidak akan bisa melihatmu lagi.""Dasar bodoh!"Aku melemparkan diriku ke dalam pelukannya, memeluk pinggan
Malam harinya, Zayn datang untuk makan malam bersamaku.Zayn pertama-tama pergi ke bangsal untuk menjenguk ibuku lalu membawa aku ke restoran yang sudah direservasi terlebih dahulu.Tahun ini bisa dikatakan sebagai tahun terdingin di Kota Jenara.Angin dingin yang menggigit terasa bagai pisau yang menyayat wajah orang.Zayn menutupiku dengan syal sambil menuntunku ke dalam mobil.Akhir-akhir ini aku tidak sering mengunjungi ibunya karena urusan ibuku.Aku mengencangkan sabuk pengaman dan bertanya padanya, "Apa akhir-akhir ini ibumu baik-baik saja?"Zayn mengangguk. "Setiap hari menerima suntikan serta perawatan tepat waktu, sekarang hanya menunggu operasi pada tanggal 20 saja."Aku berkata, "Pada tanggal 20, aku mungkin tidak bisa mengunjungi ibumu, aku juga tidak bisa menemanimu sampai operasi ibumu selesai.""Aku mengerti." Zayn memegang tanganku erat sambil tersenyum lembut padaku. "Pada hari itu, ibumu juga harus menjalani operasi. Meskipun kamu adalah istriku dan menantu ibuku, ka