Share

Bab 4

Author: Miana
Sudut bibirku berkedut dan aku sangat ingin berkata, "Kamu gila!"

Akan tetapi, sekarang dia sudah makmur dan bukan 'orang jujur' yang bisa ditindas semua orang sebelumnya.

Aku menahan keinginan untuk memakinya dan tersenyum kaku, "Pak Zayn, tolong berhenti bercanda denganku. Aku masih harus bekerja. Sampai jumpa."

"Rizky bisa melakukannya, kenapa aku tidak?" Zayn tiba-tiba bertanya dengan serius dan ada cibiran di dalam nadanya.

Aku mengerutkan kening, "Rizky bisa melakukannya, tapi kamu tidak bisa apanya? Apa yang kamu bicarakan?"

"Tadi kamu menyuruh Rizky mengeluarkan 20 miliar dan kamu akan bermain dengannya sepanjang malam. Lalu aku memberi 20 miliar, kenapa kamu tidak mau menemaniku selama satu malam?"

Aku hanya bisa memutar bola mataku.

Tadi aku hanya tahu Rizky mengeluarkan 200 juta sudah merupakan seluruh hartanya, mengeluarkan 20 miliar itu sama saja dengan membunuhnya, jadi aku sengaja mengatakan 20 miliar untuk memprovokasi Rizky. Tidak kusangka orang ini akan menganggapnya serius.

Zayn berjalan ke arahku sambil menghisap rokok, kemudian meniupkan lingkaran asap dan berkata, "Bukankah sekarang keluargamu sangat kekurangan uang? Selama kamu tinggal bersamaku selama satu malam, 20 miliar akan menjadi milikmu, bagaimana?"

Aku diam-diam mengepalkan tangan di sisiku.

Sebenarnya aku tahu tujuannya melakukan ini yang tidak lebih dari menggunakan uang untuk mempermalukanku.

Mencoba menahan perasaan getir di hatiku, aku mencibir padanya dan berkata, "Sekarang sudah merasa hebat setelah kaya? Benar, sekarang keluargaku kekurangan uang, tapi aku tidak akan menghasilkan uang dengan cara ini."

Setelah mengatakan itu, aku buru-buru berlari keluar dari ruangan, tetapi air mata sudah mengaburkan pandanganku.

Sebenarnya emosi manusia benar-benar aneh.

Tidak peduli bagaimana orang-orang yang dulunya mengikutiku mempermalukanku, aku tidak merasa sedih.

Akan tetapi, penghinaan Zayn berbeda. Penghinaannya bisa langsung membuat hatiku dipenuhi kepedihan dan rasa sakit yang luar biasa.

Aku berlari ke lobi di lantai pertama dalam satu tarikan napas, tetapi sekilas aku melihat kakakku yang mengenakan pakaian pengantar makanan dipermalukan oleh Stefan, Rizky dan lainnya.

Ternyata kakakku berlutut di depan mereka untuk meminta setumpuk uang.

Dalam sekejap, harga diri dan kesombongan yang kupegang runtuh.

Aku menutup mulutku dan air mata terus mengalir.

Kakakku bisa melakukan ini demi mengumpulkan uang, tetapi aku bisa mendapatkan 20 miliar hanya dengan dipermalukan oleh Zayn, jadi apa yang bisa kubanggakan?

Tiba-tiba aku berbalik dan berlari ke atas secepat mungkin, berharap pria itu belum pergi.

Ketika aku bergegas ke kamar pribadi, aku melihat Zayn duduk di sofa.

Dia sepertinya tahu aku akan kembali lagi dan menatapku sambil tersenyum.

Aku menghampirinya dan bertanya kepadanya, "Bukankah kamu sangat membenciku dan caraku mempermalukanmu di masa lalu?"

Sebelum Zayn bisa mengatakan apa pun, aku melanjutkan, "Baiklah. Selama kamu bisa membantu keluargaku melunasi utangnya, kamu bisa mempermalukanku sesuka hatimu, selama yang kamu mau."

Zayn menunduk untuk melihat bir di gelas dan bertanya sambil tersenyum, "Menjadi kekasih rahasiaku juga boleh?"

Aku menarik napas dalam-dalam, "Boleh."

Dia merebut posisi istri dan menyerahkannya kepada cinta pertamanya, tetapi ingin aku menjadi kekasih rahasianya yang tidak bisa dilihat oleh orang lain.

Heh, sungguh sebuah penghinaan.

Keesokan harinya setelah ayahku kembali, dia memberitahuku dan ibuku bahwa semua hutang keluarga kami telah lunas dengan penuh semangat.

Ibuku menangis kegirangan dan bertanya kepada ayahku apa yang terjadi.

Ayah aku berkata Zayn telah melunasinya dan juga mengatakan Zayn membelikan mereka tempat tinggal dengan lingkungan yang baik.

Dalam sekejap, ibuku memuji Zayn setinggi langit, mengatakan Zayn pasti terlalu mencintaiku hingga bersedia membantu keluarga kami seperti ini.

Aku hanya mendengarkan sambil tersenyum.

Sore harinya, sopir Zayn datang menjemputku.

Orang tuaku tidak mencurigainya dan mengira aku masih istrinya, juga mengira Zayn membawaku ke sana untuk menikmati kebahagiaan. Mereka tidak tahu kalau aku akan menjadi kekasih Zayn untuk dipermalukan dan menghiburnya.

Sekarang Zayn tinggal di vila lamaku dan pengurus rumah tangga serta pelayan di vila tersebut masih sama.

Seorang hamba mengikuti tuannya.

Dulu mereka sering mempermalukan Zayn bersamaku.

Sekarang Zayn masih bersedia menggunakan mereka yang menunjukkan bahwa Zayn masih berpikiran luas.

Aku hanya tidak tahu apakah dia akan bersikap begitu baik padaku.

Memikirkan penghinaan pria di ruang pribadi itu, aku merasa agak tertekan.

Aku berbeda dari para pelayan ini. Paling-paling mereka hanya bisa mempermalukan Zayn secara lisan.

Sedangkan aku tidak hanya memaki Zayn, tetapi juga memukulnya dan bahkan menyiramkan bir ke wajahnya di hadapan banyak orang.

Mengingat apa yang aku lakukan sebelumnya, kulit kepalaku terasa agak mati rasa.

Haist!

Kalau tahu keadaannya seperti ini, seharusnya aku bersikap lebih baik padanya.

Bibi Nur membawaku ke pintu kamar, "Nona, Tuan menyuruhmu menunggunya di dalam, lalu ...."

Bibi Nur ragu untuk berbicara, "Dia juga menyuruhmu untuk mandi dulu sebelum dia kembali."

Aku menggigit bibirku dengan sedih.

Benar-benar penghinaan yang jelas.

Akan tetapi, lantas bagaimana?

Karena sudah setuju untuk menjadi kekasihnya, aku harus memiliki kesadaran untuk meninggalkan harga diriku.

Kamar ini adalah kamar tempat aku dan Zayn tinggal sebelumnya.

Semuanya masih sama seperti dulu, tetapi juga berbeda.

Dulu ada ranjang lain di samping kasur dan di situlah Zayn tidur, sementara aku tidur di atas kasur, selalu memperingatkannya dengan sikap merendahkan untuk jangan mendekat ke kasur.

Sekarang ranjang lantai itu sudah tidak ada, begitu pula harga diriku.

Suami yang jujur dan patuh, serta membiarkanku menindasnya ... juga sudah tidak ada.

Masa lalu tidak bisa diingat lagi, jadi aku menahan kepedihan di hatiku dan pergi mandi.

Setelah mandi, aku berbaring di atas kasur dan menunggu Zayn kembali.

Karena aku seorang kekasih, maka aku akan melakukan tugasku sebagai seorang kekasih.

Meskipun sekarang semuanya sudah berubah dan hatiku sering merasakan kesedihan, kalau dipikir-pikir, situasinya tidak terlalu buruk.

Setidaknya utang keluargaku sudah terlunasi, orang tuaku bisa hidup damai dan kakakku tidak perlu bekerja keras lagi, apalagi berlutut demi segepok uang.

Memikirkan hal ini, aku merasa agak terhibur.

Entah kapan Zayn akan kembali.

Setelah bekerja keras selama beberapa hari, aku pun langsung tertidur setelah berbaring di atas kasur.

Entah berapa lama aku tidur, tetapi samar-samar aku merasakan beban berat di tubuhku.

Aku membuka mataku dengan linglung dan sekilas aku melihat orang di atasku adalah Zayn.

Tangannya juga ada di dalam bajuku.

"La ... lancang!"

Secara refleks, aku mengangkat tanganku dan memukulnya.

Detik berikutnya, tanganku yang terangkat ditangkap olehnya.

Dia mencibir, "Sudah jatuh ke dalam kondisi yang menyedihkan, tapi tabiat seorang putri kaya sama sekali tidak berubah."

Melihat ruangan dan orang yang tidak asing di depanku.

Aku linglung selama beberapa detik sebelum bereaksi.

Benar, sekarang dia adalah penguasa di sini dan aku hanyalah kekasih rendahannya.

Aku menarik tanganku dan berkata "maaf" dengan sedih.

Dia terkekeh, kemudian berdiri dan pergi ke kamar mandi.

Mendengarkan suara air di kamar mandi, aku meremas jariku dengan gugup.

Sebenarnya setelah mulai menyukainya, aku tidak menolak sentuhannya.

Akan tetapi, kegembiraan atas kerukunan tidak sama dengan kepemilikannya yang penuh dendam dan penghinaan.

Aku ingin melarikan diri setelah memikirkan apa yang akan kuhadapi selanjutnya, tetapi tidak bisa.

Entah berapa lama waktu berlalu, akhirnya dia selesai mandi.

Suara pintu kamar mandi terbuka membuat diriku menegang.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 654

    Zayn berkata dengan serak tanpa mengangkat kepalanya."Aku sedang merancang gaun pengantinmu."Aku tertegun sejenak, hatiku tiba-tiba terasa sangat manis.Aku berkata, "Kamu istirahatlah lebih awal. Kamu tidak harus merancang gaun pengantinnya sekarang, kita masih punya banyak waktu di masa depan."Zayn sudah selesai membuat sketsa di atas kertas.Zayn meletakkan pensil, lalu bersandar di sandaran kursi sambil meregangkan pinggangnya. Dia berkata sambil tersenyum, "Butuh waktu yang lama untuk buat gaun ini, jadi aku harus segera menyelesaikan rancangannya."Setelah terdiam sejenak, Zayn tiba-tiba menatapku lekat-lekat, kemudian berkata dengan suara yang rendah dan lembut, "Aku mau kasih tahu seluruh dunia kalau kamu adalah satu-satunya istriku yang kucintai."Meskipun kami sedang melakukan panggilan, aku tetap merasa malu saat seorang pria mengucapkan kata-kata yang romantis dengan begitu serius padaku.Wajahku sedikit memerah setelah mendengar ini. Aku mengalihkan tatapanku, kemudian

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 653

    Zayn mengatakan jika situasi ibunya sangat stabil. Selain itu, Zayn juga mengatakan jika ibunya sangat merindukanku dan ingin menemuiku.Aku berencana untuk menjenguk Agatha setelah ibuku selesai menjalani operasi pada tanggal 20.Omong-omong, aku hampir melupakan satu orang, yaitu Cindy.Cindy sangat pendiam akhir-akhir ini, dia bahkan tidak membuat masalah.Berdasarkan sikap Cindy sebelumnya, dia pasti sengaja muncul di sisi Zayn saat aku tidak sempat bertemu dengan Zayn selama beberapa hari ini. Kemudian Cindy akan memotret foto, lalu mengirimkannya padaku untuk pamer dan juga untuk membuatku salah paham.Hanya saja Cindy sama sekali tidak melakukan apa pun, yang terasa sangat aneh.Aku sama sekali tidak percaya jika Cindy sudah berpikir dengan jernih dan berubah menjadi orang baik.Pepatah pernah mengatakan jika anjing yang suka menggonggong tidak akan menggigit orang, tapi anjing yang bisa menggigit orang tidak akan menggonggong.Jadi aku semakin merasa tidak tenang saat orang sek

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 652

    Aku tanpa sadar menatap Irvin, tapi matanya menatap lurus ke depan.Dengan kata lain, Irvin sama sekali tidak sadar jika pacarnya baru saja berjalan melewatinya.Aneh sekali.Irvin begitu mencintai Sella, dia seharusnya sangat senang saat tiba-tiba bertemu dengannya.Hanya saja, Irvin tidak hanya tidak membuat reaksi apa pun, dia bahkan juga tidak melirik Sella. Irvin terus berjalan ke kamar pasien ibuku seperti biasa.Saat aku sedang kebingungan, Irvin menoleh untuk menatapku, "Kenapa?"Aku menatapnya lekat-lekat, lalu berkata, "Tadi aku lihat pacarmu."Irvin tertegun, lalu tanpa sadar menatap sekeliling, "Di mana? Kenapa aku tidak melihatnya?"Aku menatap Irvin sambil mengerutkan keningku, "Tadi dia baru saja jalan di depan kita, apakah kamu tidak melihatnya?"Terdapat kilatan cahaya di mata Irvin, dia berkata sambil tersenyum, "Tadi aku sedang memikirkan masalah Ayah dan masih marah karena perbuatannya, jadi aku tidak terlalu memerhatikan keadaan sekitar."Aku menatap Irvin lekat-le

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 651

    "Anggap saja kamu bantu Ayah minta modal 200 miliar pada Zayn.""Ayah janji akan mengembalikan uang ini padamu kalau proyek ini berjalan dengan lancar."Aku menepis tangannya, lalu berkata dengan datar, "Aku tidak akan pinjam uang pada Zayn, terserah kamu mau menolong Ibu atau tidak. Kami juga tidak akan memaksamu kalau kamu tidak mau menolongnya, semuanya tergantung pada hati nuranimu!""Benar sekali, aku tidak akan meremehkanmu kalau kamu tidak minta uang. Sayangnya di matamu cuma ada uang dan kekasihmu."Irvin memelototi ayahku dengan tajam, "Cepat pergi, jangan pernah muncul di hadapan kami lagi. Kalau tidak, aku tidak akan sungkan-sungkan padamu!"Ayahku memasang ekspresi sedih, dia menggerakkan bibirnya untuk mengatakan sesuatu, tapi aku sudah ditarik hingga ke depan lift oleh Irvin.Saat sedang menunggu lift, aku tidak bisa menahan diri untuk melirik ayahku.Ayahku sedang menelepon, entah dia sedang bertelepon dengan siapa sampai bersikap sesopan itu.Aku khawatir ayahku akan me

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 650

    Ibuku dulu sangat mencintai ayahku.Hingga semua dunianya adalah ayahku.Saat itu, ibuku memikirkan ayahku dalam segala hal dan bergantung padanya dalam segala hal.Namun kini, Ibuku tidak memendam apa pun selain kebencian terhadap ayahku. Hal ini menunjukkan betapa buruknya Ayah yang sudah menyakiti Ibu.Setelah menghibur ibuku, aku keluar dari bangsal dan melihat ayah serta kakakku bersandar di jendela di koridor, seolah sedang menungguku.Aku menghampiri ayahku lalu bertanya, "Untuk apa kamu datang hari ini?"Ayahku terisak, berkata dengan wajah sedih, "Aku tidak menyangka ibumu akan sakit parah. Kalian juga sama. Kalian tidak memberitahuku bahwa hal sebesar itu terjadi."Kakakku mencibir, "Kalau aku ceritakan hal ini, apa kamu akan meninggalkan kekasihmu dan kembali lagi?""Kalau aku ceritakan hal ini, apa ibuku akan membaik? Lagi pula, ibuku jadi sakit karena kamu.""Kalau kamu tahu diri, pergilah dari sini, berhentilah berpura-pura sayang pada kami.""Kenapa kamu bicara pada ayah

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 649

    Ya, kakakku memang benar.Menceritakan hal-hal ini pada seseorang yang sudah berubah pikiran tidak akan menyelamatkan apa pun.Keesokan paginya, aku dan kakakku pergi ke rumah sakit untuk menjenguk ibuku.Begitu sampai di pintu, aku dengar suara pertengkaran dari arah bangsal ibuku.Aku juga samar-samar mendengar suara ayahku.Aku dan kakakku saling memandang dan bertanya, "Bagaimana Ayah tahu?""Siapa yang tahu? Sial, aku tahu kedatangannya akan menimbulkan masalah bagi ibu kita," kata kakakku sambil mendorong pintu bangsal.Aku melihat ayahku berdiri di samping tempat tidur dengan tangan di pinggangnya, wajahnya penuh dengan kemarahan.Ibuku duduk di ranjang rumah sakit, menyeka air matanya dalam diam.Kakakku langsung marah, lalu berlari ke depan dan mendorong ayahku, "Apa yang kamu lakukan di sini? Kenapa kamu menindas ibuku lagi?"Aku bergegas menghampiri, memegang bahu ibuku dan bertanya apa yang terjadi.Ibu tidak mengatakan apa pun, hanya menggelengkan kepalanya.Kakakku makin

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 648

    Untungnya, aku baru saja menginjak anak tangga pertama.Begitu aku bergerak mundur, ada tanah datar di belakangku hingga membuatku kehilangan keseimbangan.Setelah bergoyang dua kali, akhirnya aku berhasil berdiri tegak.Aku mendongak dengan kaget, ternyata itu adalah kakakku."Apa yang kamu lakukan? Kamu tiba-tiba berlari ke bawah, hampir saja menjatuhkanku."Kakakku melirik ke arah Zayn pergi dan mendengus, "Kenapa kamu turun ke bawah? Aku sudah berdiri di sini tanpa bergerak dari tadi.""Kamu sedang memikirkan suamimu begitu serius hingga menabrak aku!"Aku menatapnya tanpa berkata apa-apa.Apa artinya 'memikirkan suami'? Aku mendapati kata-kata Irvin semakin lama semakin keterlaluan.Hah?Eh, salah!Kalau kakakku berdiri di sini sepanjang waktu, bukankah akan melihat dan mendengar semua yang baru saja kami lakukan, saat Zayn mencium serta memelukku dan mengucapkan begitu banyak kata-kata mesra?Tepat saat aku memikirkan hal ini, kakakku datang, menyentuh hidungnya dan tersenyum pad

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 647

    "Ingat kirim pesan padaku setiap hari. Kalau ada waktu, telepon aku.""Betapa pun sibuknya aku, aku akan mengangkat teleponmu.""Ya."Keengganan Zayn membuat hatiku luluh.Pada saat ini, aku sepenuhnya merasakan cintanya yang begitu kuat.Namun cintanya tampak bercampur dengan sedikit kekhawatiran.Hatiku juga mulai merasa agak sedih serta gelisah.Aku bertanya padanya, "Apa yang kamu khawatirkan? Apa karena operasi ibumu?"Zayn menggelengkan kepalanya. "Dokter bilang untuk jenis operasi ini, selama ginjalnya cocok, tingkat keberhasilannya sangat tinggi.""Lalu apa yang kamu khawatirkan?" Aku bisa dengan jelas merasakan ketakutannya.Jadi aku tidak mengerti, selain penyakit ibunya, apa lagi yang ditakutkan oleh orang seperti dia?Zayn menatapku dengan serius, membelai pipiku dan berbicara dengan suara yang keras."Tidak apa-apa. Aku hanya merasa sedikit tidak nyaman. Aku khawatir tidak akan bisa melihatmu lagi.""Dasar bodoh!"Aku melemparkan diriku ke dalam pelukannya, memeluk pinggan

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 646

    Malam harinya, Zayn datang untuk makan malam bersamaku.Zayn pertama-tama pergi ke bangsal untuk menjenguk ibuku lalu membawa aku ke restoran yang sudah direservasi terlebih dahulu.Tahun ini bisa dikatakan sebagai tahun terdingin di Kota Jenara.Angin dingin yang menggigit terasa bagai pisau yang menyayat wajah orang.Zayn menutupiku dengan syal sambil menuntunku ke dalam mobil.Akhir-akhir ini aku tidak sering mengunjungi ibunya karena urusan ibuku.Aku mengencangkan sabuk pengaman dan bertanya padanya, "Apa akhir-akhir ini ibumu baik-baik saja?"Zayn mengangguk. "Setiap hari menerima suntikan serta perawatan tepat waktu, sekarang hanya menunggu operasi pada tanggal 20 saja."Aku berkata, "Pada tanggal 20, aku mungkin tidak bisa mengunjungi ibumu, aku juga tidak bisa menemanimu sampai operasi ibumu selesai.""Aku mengerti." Zayn memegang tanganku erat sambil tersenyum lembut padaku. "Pada hari itu, ibumu juga harus menjalani operasi. Meskipun kamu adalah istriku dan menantu ibuku, ka

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status