Home / Urban / Mantan Jadi Suami / Bab. 60 Kritis

Share

Bab. 60 Kritis

Author: Yeyen
last update Last Updated: 2025-10-14 23:44:01

Semalaman Sera tak bisa tidur, ia gelisah. Entah kenapa, ia sangat ingin melihat anaknya. Jam dinding menunjukkan pukul 22.00 WIB

Malam ini Mama menemaninya, tetapi melihat Mama yang sudah terlelap di ranjang, Sera merasa enggan untuk membangunkannya. Dengan hati-hati ia berusaha bangkit, belajar berjalan sendiri, ia harus kuat, ia harus melihat anaknya

“Ayo, Sera… kau bisa,” bisiknya menenangkan diri. Perlahan ia turun dari tempat tidur

Meski masih berpegangan, langkahnya makin mantap. Ia menapaki lorong rumah sakit, melewati beberapa koridor panjang. Jarak dari kamar pemulihan ke ruang PICU tidak dekat, di tengah perjalanan, beberapa kali ia berhenti untuk menarik napas, lalu beristirahat sejenak sebelum melanjutkan

Cukup lama berjalan, akhirnya ia sampai di depan kaca ruang PICU. Di balik sana, tubuh mungil bayinya dipenuhi selang. Sera tersenyum sendu, menempelkan telapak tangannya pada kaca seolah ingin mengusap anaknya. Ia berdoa, memohon agar bayi itu sehat dan segera k
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Mantan Jadi Suami   Bab. 63 Menantang

    Papa Aditya menunggu Sebastian pulang dengan wajah tegang. Mama mendampinginya, takut kalau-kalau Papa bertindak di luar kendali Papa berjalan mondar-mandir di ruang tamu, langkahnya berat, dadanya naik turun menahan amarah. Sesaat kemudian, terdengar suara pintu terbuka. Papa berhenti dan menoleh cepat ke arah pintu. Benar saja, orang yang ia tunggu akhirnya muncul Tanpa pikir panjang, Papa melangkah cepat menuju Sebastian. Mama yang ketakutan segera mengikuti dari belakang. Ia ingin menahan langkah suaminya, karena ia tahu… setelah ini, sesuatu yang buruk pasti akan terjadi Plak! Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Sebastian. Suara tamparan itu menggema di seluruh ruangan Lagi dan lagi, tangan Papa melayang tanpa ampun. Sebastian terperangah, memegangi pipinya yang kini memerah Belum puas dengan tanparan, Papa mencengkeram kerah baju anaknya hingga Sebastian hampir tak bisa bernapas “Papa… sudah, Pa…” Mama mencoba meleraikan, suaranya bergetar. Ia tahu betul, kalau suamin

  • Mantan Jadi Suami   Bab. 62 Pusara

    Hari-hari berlalu, namun kesedihan itu masih jelas tergambar di wajah Sera. Bukan hanya wajahnya, tubuhnya pun tampak mengecil, nafsu makannya menurun drastis Saat Sebastian datang berkunjung ke rumah untuk melihat jenazah anaknya, amarah Sera memuncak. Tanpa memedulikan tamu lain yang hadir, ia langsung menyerang Sebastian “Kau pembunuh!!!” teriak Sera dengan mata merah menyala. Tangannya mencengkeram kerah baju Sebastian dengan gemetar penuh amarah “Kau membunuh anakku! Akan kubalas sakit yang kau beri pada anakku! Aku akan membunuh anakmu… dan Naomy!”Naomy dan Sebastian terkejut, melihat Sera dengan lantang menyebut apa yang mereka rahasiakan. sesaat mereka saling pandang. Aiden dan Mike segera melerai, menarik Sera menjauh dari Sebastian yang hanya terdiam, terpaku Sera akhirnya menangis di pelukan Mama. Aiden terlihat menjaga jarak, tidak menjadikan bahunya sebagai sandaran Sera bukan berarti tak peduli, tapi karena rumah duka dipenuhi kolega dan tamu yang datang melayat.

  • Mantan Jadi Suami   Bab. 61 Rapuh

    Waktu menunjukkan pukul 05.00 WIB. Matahari belum menampakkan wujudnya, langit masih gelap, dan udara pagi terasa begitu dingin. Di kamar rumah sakit itu, Sera dan Mama masih terlelap. Wajar saja, malam tadi Sera baru bisa tidur sekitar pukul satu setelah kejadian menegangkan yang hampir merenggut nyawa anaknya Tiba-tiba, suara ketukan di pintu membangunkan mereka. Seorang perawat berdiri di ambang pintu dengan wajah tegang “Maaf, Bu… kondisi anak Ibu kembali kritis.” “Leo…” Sera tersentak, tubuhnya bergetar, ia hendak turun dari tempat tidur Mama dan perawat segera menahannya. Perawat meminta Sera naik ke kursi roda yang sudah ia bawa, lalu mereka bergegas menuju ruang PICU Pemandangan menyayat hati yang baru semalam ia saksikan, kini kembali terulang. Tubuh mungil itu terbaring lemah di balik kaca, dikelilingi dokter dan perawat yang sibuk menolongnya Sera menggenggam tangan Mama erat. Air matanya jatuh tanpa bisa ia tahan “Leo… bertahanlah… Mommy mohon…” suaranya para

  • Mantan Jadi Suami   Bab. 60 Kritis

    Semalaman Sera tak bisa tidur, ia gelisah. Entah kenapa, ia sangat ingin melihat anaknya. Jam dinding menunjukkan pukul 22.00 WIB Malam ini Mama menemaninya, tetapi melihat Mama yang sudah terlelap di ranjang, Sera merasa enggan untuk membangunkannya. Dengan hati-hati ia berusaha bangkit, belajar berjalan sendiri, ia harus kuat, ia harus melihat anaknya “Ayo, Sera… kau bisa,” bisiknya menenangkan diri. Perlahan ia turun dari tempat tidur Meski masih berpegangan, langkahnya makin mantap. Ia menapaki lorong rumah sakit, melewati beberapa koridor panjang. Jarak dari kamar pemulihan ke ruang PICU tidak dekat, di tengah perjalanan, beberapa kali ia berhenti untuk menarik napas, lalu beristirahat sejenak sebelum melanjutkan Cukup lama berjalan, akhirnya ia sampai di depan kaca ruang PICU. Di balik sana, tubuh mungil bayinya dipenuhi selang. Sera tersenyum sendu, menempelkan telapak tangannya pada kaca seolah ingin mengusap anaknya. Ia berdoa, memohon agar bayi itu sehat dan segera k

  • Mantan Jadi Suami   Bab. 59 Shock Therapy

    Keesokan harinya, Aiden berniat memberi sedikit shock therapy kepada Sebastian dan keluarganya. Ia memerintahkan Vincent untuk menyebarkan video kejadian kemarin Vincent pun menjalankan perintah itu tanpa ragu. Siang harinya, perusahaan milik keluarga Sebastian gempar. Video yang memperlihatkan Sebastian menampar dan menekan perut Sera yang sedang hamil tersebar luas. Semuanya terlihat jelas tanpa sensor Papa Aditya naik pitam. Napasnya menderu menahan amarah yang hampir meledak. Dengan wajah merah padam, ia segera menghubungi anak buahnya yang ahli di bidang teknologi, memerintahkan agar video itu dihapus sebelum para pemegang saham dan dewan direksi mengetahuinya Tak lama, Papa memanggil Sebastian ke ruang kerjanya Sebastian sudah tahu. Ia menatap layar ponselnya yang terus menampilkan kabar buruk itu, lalu menghela napas panjang “Huft… aku bisa mati kali ini,” gumamnya lirih, mencoba menenangkan diri sebelum menghadapi ayahnya yang sedang murka besar Tiga kali ia mengetuk pin

  • Mantan Jadi Suami   Bab.58 Premature

    Keluarga Sebastian sedang menikmati makan malam dalam keheningan, semuanya larut dalam pikiran mereka masing-masing, tiba-tiba ponsel Papa berdering keras, memecah suasana Semua menoleh ke arah sumber suara. Papa mengambil ponselnya dengan wajah datar “Halo,” ucapnya, menempelkan ponsel di telinganya Hening... Ekspresi Papa berubah. Tatapannya tajam menembus ke arah Sebastian, Mama dan Olivia saling pandang, tatapan itu mengerikan membuat keduanya kesulitan untuk menelan makanan bahkan sekedar menelan ludah. Sementara Sebastian tetap santai menikmati makanannya, seolah tak terjadi apa-apa Prang! Suara piring dan gelas jatuh memecah keheningan. Sebastian terlonjak kaget, menatap Papa yang kini berdiri tegak, wajahnya memerah menahan amarah Tanpa peringatan, Papa menarik kerah baju Sebastian dan mencekiknya kuat-kuat “Kau mau jadi berandalan, hah?!” bentak Papa, suaranya menggelegar memenuhi ruangan Mama dan Olivia panik, berusaha melerai. Tapi sia-sia, Papa seperti

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status