Beranda / Rumah Tangga / Mantan Jadi Tetangga / 48. Tidak Pernah Lupa Rasa Kamu Yang Candu

Share

48. Tidak Pernah Lupa Rasa Kamu Yang Candu

Penulis: Black Aurora
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-12 15:43:34
“Dastan! Kamu ngapain~~”

“Miranda.” Pria itu tiba-tiba berucap dengan suara rendah, padat, serta penuh intensitas.

“Hah?” Marvella mengerjap bingung seraya memegang dadanya, nyaris pingsan saking terlalu terkejutnya.

“Adik kamu, tadi Miranda datang ke kantorku,” ujar Dastan.

Marvella pun sontak membelalakkan matanya. “… Ya Tuhan. Miranda ke kantor kamu?? Dia mau ngapain?!”

“Untuk memberiku lampu hijau.”

Kali ini Marvella sampai terbatuk karena terlalu shock. “H-HAHH?! APAAN??”

“Lampu hijau, Vel.”

Dastan lalu melangkah mendekatinya dengan tanpa berkedip.

“Dia juga bilang kalau aku sampai nyakitin kamu, dia bakal bikin aku menyesal.”

Marvella langsung memegangi kepala. “ASTAGA MIRANDA… kenapa mulutnya kayak ember sih…!”

Dastan tersenyum tipis. “Sepertinya adikmu cukup peduli padamu.”

“Peduli apaan? Dia itu... dia itu... aduh!” Marvella rasanya ingin sekali membenamkan wajahnya ke dalam tanah karena malu.

Miranda sampai datang menemuinya, itu artinya Dastan sudah
Black Aurora

sudah bab banyak, masih belum ada adegan 21+ nih wkwkwkwk. gimana ya, apa cerita ini tetep "clean" dengan skip 21+, atau sebaiknya ada adegan panas sebagai bumbu??

| 7
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (3)
goodnovel comment avatar
kin
kasi plus plus kk wkkwk
goodnovel comment avatar
rumi ati
Garus ada yg hot biar tambah semangat bacanya
goodnovel comment avatar
hoyanah abdul muis
kasih bumbu kak.. biar sedap..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Mantan Jadi Tetangga    69. Masih Butuh Waktu

    Pagi harinya, Marvella terbangun lebih dulu. Kesadarannya pun mulai muncul dengan perlahan, diiringi olehcahaya pagi yang menyusup dari sela sela gorden. Selama beberapa detik ia hanya diam, menatap langit-langit kamar sambil mencoba mengingat… di mana ia berada, dan kenapa ranjang terasa lebih sempit dari biasanya. Lalu ia menoleh, baru teringat jika Dastan tidur di sampingnya. Rambut gelap dan tebal pria itu sedikit berantakan, satu tangan memeluk pinggang Marvella, dan hal yang paling mencolok adalah plester besar yang menempel di pelipisnya. Wajahnya terlihat damai, sangat kontras dengan kejadian dramatis dini hari tadi. Marvella menelan ludah. Perasaan bersalah kembali menyusup. Ia yang memukul, terus panik, dan pada akhirnya menyerah. Namun di balik rasa bersalah itu, ada secercah kehangatan yang tak akan bisa ia sangkal. Hangat karena untuk beberapa hari belakangan ini, ia tidak terbangun dalam kesendirian lagi. Tapi… ada juga rasa takut, karena batas yang se

  • Mantan Jadi Tetangga    68. Rumah Yang Hangat

    Dastan akhirnya kembali ke rumahnya sendiri. Rumah yang dulu selalu ia banggakan sebagai simbol kemandirian dan kekayaan itu kini terasa… aneh. Terlalu luas. Terlalu sunyi. Terlalu rapi dan dingin. Oreo langsung berlari masuk, lalu berhenti di tengah ruang tamu, memutar badan, dan duduk. Anjing itu menatap sekeliling seolah bertanya, "Kok sepi? Mana rumah rame tadi?" “Ya, Bro,” guman Dastan sambil melepas sepatu. “Ini rumah kita.” Dulu, keheningan seperti ini adalah kemewahan baginya. Tidak ada suara. Tidak ada tuntutan. Tidak ada drama. Hanya ia dan Oreo, dua makhluk yang sama-sama malas bersosialisasi. Tapi malam ini, keheningan ini terasa salah. Dastan akhirnya baru menyadari betapa rumahnya tampak tidak terurus. Debu mulai menempel di meja marmer mahal yang biasanya ia lap sendiri setiap dua hari sekali. Tanaman hias di sudut ruangan tampak layu. Dari jendela kaca besar, ia bisa melihat rumput halaman yang sudah tumbuh lebih tinggi dari seharusnya. Lalu i

  • Mantan Jadi Tetangga    67. Bikin Tim Marvella

    Malam sudah larut ketika Dastan menutup pintu kamar Kenzo dengan gerakan hati-hati, seolah tidak ingin sedikit saja suara membangunkan bocah itu. Lampu tidur masih menyala redup, menyoroti wajah Kenzo yang tertidur pulas dengan satu tangan memeluk boneka dinosaurus kesayangannya. Dastan berdiri beberapa detik di sana dan menatap anak itu lebih lama dari yang ia sadari. Ada perasaan aneh yang menyelimuti dadanya. Perasaan hangat, tenang, sekaligus sedikit nyeri. Perasaan yang tidak pernah ia bayangkan akan pernah ia miliki untuk seorang anak yang bahkan bukan darah dagingnya sendiri. Pria itu pun menghela napas pelan, lalu berbalik menuju dapur. Marvella sedang menuang air panas ke dalam cangkir ketika langkah Dastan terdengar. Ia sudah mulai kembali hafal irama langkah tenang dan santai pria itu sekarang. Ia meletakkan dua cangkir teh di atas meja, lalu menambahkan beberapa potong apel dan pir di piring kecil. Tangannya bergerak otomatis, tapi hatinya tidak sepenuhnya t

  • Mantan Jadi Tetangga    66. Lihat Nanti

    Jam delapan malam lewat lima belas menit, suara bel dan ketukan terdengar dari depan. Marvella yang sedang menuang air minum refleks menoleh ke arah pintu. Belum sempat ia bergerak, pintu itu malah sudah terbuka dan Kenzo berlari paling depan. “Oreo!” teriaknya riang. Seekor Husky besar dengan mata biru cerah langsung melompat dengan ekor yang bergoyang-goyang heboh. Dastan baru saja menutup pintu ketika Kenzo sudah memeluk leher anjing itu tanpa ragu. “Oreo datang! Oreo datang!” Kenzo tertawa lepas, wajahnya menempel di bulu tebal yang dingin. Marvella tersenyum kecil tanpa sadar melihat keceriaan putranya yang seolah bertemu dengan saudara kembarnya yang terpisah bertahun-tahun. Namun kehangatan itu hanya bertahan sekitar tiga detik, karena dari dalam rumah tiba-tiba terdengar suara mendesis tajam. “Hssss.” Snowy, kucing anggora putih dengan bulu panjangnya, berdiri di ambang pintu. Ekornya mengembang sempurna, matanya menyipit penuh penilaian. Tatapannya lurus m

  • Mantan Jadi Tetangga    65. Cemburu Yang Belum Diakui

    Sore hari di Green Residence No. 11... Marvella awalnya hanya sedang mendengarkan cerita Kenzo dengan ekspresi datar. Wajahnya tenang, alisnya tidak terangkat, tangannya tetap sibuk merapikan potongan apel di dalam piring kecil. Dari luar, siapa pun akan mengira bahwa ia hanya menjalani rutinitas sebagai seorang ibu, yaitu mendengarkan ocehan anaknya sambil menyiapkan camilan. Karena Kenzo sedang berada di fase paling berisik dalam hidupnya. “Terus Om Dastan berdiri di depan gerbang, Ma,” ujar Kenzo dengan mata berbinar. “Terus banyak ibu-ibu yang ngelihatin. Ada yang senyum-senyum juga. Tangan Marvella pun sontak berhenti sepersekian detik. “Hmm,” sahutnya singkat. Kenzo tidak peka terhadap perubahan sekecil itu. Ia melanjutkan dengan penuh semangat, seolah sedang menceritakan seorang tokoh utama dalam cerita pahlawan. “Terus ada Bu Rani, temennya Mama Alka. Dia nanya ke Om Dastan, katanya, ‘Pak, boleh minta nomornya? Buat urusan grup sekolah.’” Pisau kecil di tan

  • Mantan Jadi Tetangga    64. Masa Lalu Yang Tak Diizinkan Kembali

    Mesin mobil Dastan melaju perlahan di antara barisan kendaraan yang nyaris tak bergerak. Lampu merah memantul di kaca depan, membiaskan warna-warna kota yang sibuk, namun anehnya tak ada rasa kesal di wajah pria itu. Ia menyetel musik klasik alunan piano yang tenang dan elegan, membiarkan nada-nada itu mengisi kabin mobilnya. Bibirnya melengkung samar. Senyum yang tidak ia sadari sejak kapan mulai bertahan. Biasanya musik ini hanya menjadi latar agar pikirannya tetap fokus pada pekerjaan, tapi hari ini berbeda. Hari ini, pikirannya penuh. Tentang Marvella. Tentang Kenzo. Tentang rumah kecil itu, tentang aroma sampo di rambut Marvella, tentang tawa Kenzo yang riang saat bercerita di dalam mobil. Tentang hal yang selama bertahun-tahun seperti hilang dari hidupnya, lalu tiba-tiba saja datang dengan bentuk yang tak pernah ia sangka, serta cara yang begitu alami. Selama bertahun-tahun, hidup Dastan hanya berisi dua hal, yaitu target dan tanggung jawab. Pekerjaan meng

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status