Share

01. Pertemuan

Penulis: Kaitani_H
last update Terakhir Diperbarui: 2022-05-30 08:00:38

"Katanya, kalau jodoh nggak ke mana."

πŸƒπŸƒπŸƒ

PAGI-PAGI sekali, Dira sudah membawa beberapa cup kopi ke setiap kubikel yang seruangan dengannya. Terutama, sebuah kopi susu dengan rasa amat manis khusus untuk Daraβ€”yang katanya, kembaran beda ayah dan ibu dengannya.

Dara jelas tahu diri untuk tidak menyamakan dirinya dengan Dira, karena fisik mereka jauh berbeda. Andara Prameswari hanyalah gadis yang tingginya menyamping dengan kulit kuning langsat, jarang merawat diri dengan baik hingga jerawat rajin absen setiap bulan. Mungkin, satu-satunya hal yang bisa ia banggakan dari fisiknya hanyalah dua buah menggantung di depan dadanya.

Beda dengan Dira, Andira Pratiwi, walau ukuran payudaranya tidaklah besar, tapi dia memiliki tinggi semampai, bertubuh langsing, dengan rambut lurus panjang sepunggung, senyuman maut, tak lupa kulit putih bersih tanpa jerawat yang selalu membuat Dara iri bukan main padanya.

Bak langit dan bumi, keduanya jauh berbeda. Hanya nama yang hampir mirip dan seluruh rekan kerjanya mulai memanggil mereka dengan sebutan "Rara's Twin" yang kadang terdengar menggelikan sekaligus membingungkan, karena tidak jelas siapa yang sedang dipanggil oleh mereka.

"Tumben beliin kopi pagi-pagi, abiis gajian, ya?" Dara bertanya sembari menyesap kopi susunya dengan perlahan.

"Ye, gajian gue, kan, bareng sama elo," protes Dira sembari mendelik ke arah Dara yang terkikik mendengar balasannya. "Gue lagi senang, katanya bos baru kita ini cowok ganteng yang belum nikah! Astaga, kerja bertahun-tahun baru kali ini gue punya atasan jomlo mana good looking juga katanya!"

"Oh!" Dara menanggapi dengan cuek bebek. Dia memalingkan wajah menatap layar komputernya yang baru menyala.

"Lo nggak tertarik, Ra?" tanya Dira sembari mengernyitkan dahi.

Dara menggeleng pelan. Dia tidak pernah tertarik pada pria. Entah sejak kapan hal itu terjadi, tapi memang benar dia tidak bisa menyukai lawan jenisnya dengan baik seperti para perempuan pada umumnya.

"Nggak mungkin dia tertarik, kalau dia bakal saingan keras sama lo, Ra," celetukan dari sebelah mereka membuat Dira melongok ke kubikel sebelah.

"Ra siapa?"

"Dira, ya ampun! Masa iya, si Dara? Dia kan nggak pernah kelihatan tertarik sama laki-laki selama ini, Ra!" Namanya Agus, sedang melirik Dara sambil melemparkan senyuman maut.

"Lo kayaknya masih sakit hati karena gue nggak bisa nerima cinta lo kemaren, ya, Gus?" tanya Dara sembari tersenyum manis.

Agus terkekeh. "Iya, dong. Masih kerasa nyeseknya, tapi gue kan orangnya pantang mundur. Jadi gue tungguin aja sampai lo luluh."

"Dasar bucin, lo!" Dira mengambil sebuah pena dari kubikel Dara dan melemparkannya ke arah Agus.

"Bukannya bucin, tapi emang kenyataannya gitu, kan?" tanyanya pada Dara yang hanya menanggapi dengan anggukkan kepala.

Alasan dia menolak Agus, selain karena memang tidak tertarik, dia hanya berharap menjadi teman laki-laki itu saja. Dara tidak mau menodai pertemanan mereka dengan kata cinta, karena bisa saja semuanya takkan kembali lagi seperti sedia kala.

Dan alasan lainnya kenapa Dara tidak pernah berani melirik laki-laki di seluruh kantornya adalah Dira. Semua pria rata-rata menyukai Dira, kepribadian Dira yang ramah, kebaikannya, serta kecantikannya yang paripurna, semua itu berbanding terbalik dengan Dara yang cuek bebek, jutek, dan terlalu menyebalkan.

Dara takut dibanding-bandingkan. Karena sampai kapan pun, dia tidak akan bisa menjadi seperti Dira.

Tidak ... mungkin.

Manager bagian personalia memasuki ruangan dan meminta mereka berkumpul menjadi satu saf. Dara berdiri di sebelah Agus, seperti letak kubikel mereka yang bersisihan. Dia tersenyum manis seperti biasa, sebelum melempar tatapannya ke seorang manusia yang berdiri di samping Pak Adnan, manager personalia yang cukup akrab dengan Dara.

Pria itu masih muda. Tubuhnya tinggi tegap. Walau tubuhnya dibalut kemeja dan jas, Dara bisa melihat dadanya yang membidang dengan sempurna. Mata hitam yang dinaungi alis tebal itu menghunjam tepat ke arah Dara yang hanya bisa memamerkan senyuman tipis andalannya.

Jika Dara benar, dia akan menjadi bos barunya mulai hari ini. Dan Dara tidak mau meninggalkan kesan buruk apa pun padanya. Jadilah ia hanya memamerkan senyum senatural mungkin.

"Ini Pak Galih, dia akan menjadi bos baru kalian mulai hari ini!" Pak Adnan menyampaikan, Dara tersenyum sopan.

"Nama saya Galih Aji Prasetya, panggil saja Galih tanpa embel-embel 'Pak' jika berada di luar kantor."

Dara hanya mengangguk-angguk polos sebelum dia mengernyitkan dahi menatap pria yang juga tengah menatap ke arahnya saat ini.

Tunggu ... cuma perasaan gue aja, apa dari tadi dia ngelihatin gue terus?

Dara yakin, dia tidak pernah mengenal nama itu sebelumnya. Namun, matanya terbelalak begitu ingatannya terlempar ke peristiwa sembilan tahun silam.

Galih Aji Prasetya ....

Aji ... mantan kekasihnya.

Apa itu mungkin? Mereka sudah tidak berhubungan selama sembilan tahun. Lepas kontak. Dan Dara tidak pernah mendengar kabar apa pun tentangnya.

Walau katanya jodoh nggak akan ke mana, tapi apa iya bisa sekebetulan ini?

____

πŸ’”πŸ’”

Udah mantan, lempar aja ke selokan. __Aji said.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Mantan Pacar jadi Bos TampanΒ Β Β 30.

    GALIH benar benar datang menjemputnya di pagi buta. Dia bahkan datang jam satu pagi, lalu kisruh sendiri di rumah Dara untuk menggotong koper koper besar bawaan ibu dan adiknya.Dia sudah seperti kurir pengangkut barang alih alih orang yang datang untuk carmuk di depan keluarga Dara.Saat sampai stasiun kereta api, Galih bahkan tetap di sana sampai keretanya benar benar berangkat. Dia hanya melambaikan tangan dan membiarkan Dara pergi bersama keluarganya menuju kampung halaman mereka.Galih menghela napas kasar. Satu minggu berhubungan jarak jauh dengan pujaan hatinya, apakah dia sanggup melakukannya?Sanggup atau tidak, dia harus bisa melakukannya.Sebenarnya, Galih sudah bisa resign dari pekerjaan sementaranya mulai bulan depan, karena sumber masalah sudah ditemukan juga calon penggantinya sudah didapatkan.Hanya saja dia belum mau pergi, karena Dara bekerja sebagai bawahannya. Dia masih ingin tebar pesona, cari kesempatan, dan pedekate ulang dengan mantan pacar cantiknya ini. Setid

  • Mantan Pacar jadi Bos TampanΒ Β Β 29.

    "BESOK pagi-pagi banget aku ke sini lagi, soalnya aku mau anterin kalian ke stasiun kereta api," kata Galih sebelum dia benar-benar pergi."Kamu nggak usah repot-repot gitu, deh. Kami bisa berangkat sendiri kok," tolak Dara mentah-mentah."Aku enggak repot, Dara. Besok kantor juga libur. Jadi nggak masalah kalau aku nganter kalian pagi-pagi banget kayak gitu." Galih tetap kukuh dengan niatnya."Tapi aku berangkatnya jam dua pagi, Aji." Dara mengembuskan napas kasar.Kenapa Galih kukuh sekali mau mengantarnya pergi, sih?"Kamu nggak usah aneh-aneh gitu, deh. Aku kan bisa nyewa gocar atau taksi online, jadi kamu nggak harus antar jemput segala."Galih menatapnya dengan tatapan tidak suka. "Kamu harus mau dianterin sama aku atau aku bakal larang kamu buat pergi besok?" ancamnya dengan raut wajah serius.Dara langsung mencibir, "Kamu mau larang aku kayak gimana coba? Bukannya kamu udah kasih izin aku buat cuti dari kantor, ya?""Nurut aja kenapa, sih, Ra? Aku yang nganter nggak ngerasa ud

  • Mantan Pacar jadi Bos TampanΒ Β Β 28.

    JIKA semalam Dara bisa membawa motornya berkelit memasuki jalanan sempit untuk mencegah Galih mengikutinya, kali ini dia tidak bisa melakukannya. Bahkan hanya untuk menang kecepatan saja dia tidak mampu melakukannya.Motor vespa keluaran lama miliknya jelas bukan saingan motor harley Galih yang terlihat gagah. Sebenarnya mengusir pria itu sekarang cukup mudah. Dara hanya perlu menerima tawarannya untuk balikan, lalu memaksa Galih untuk pulang.Sayang, Dara masih merasa enggan untuk balikan dengannya. Selain perbedaan kasta yang membuatnya ragu, juga karena pria itu memiliki kini masa lalu yang sedikit membuat hati Dara terluka saat membayangkannya.Dara masih tidak bisa menerima fakta, Galih telah merusak dirinya dengan sengaja. Perbuatannya itu membuat jarak baru yang begitu lebar di antara mereka. Dara bahkan mulai ragu, apakah dia masih mengenal sosoknya atau tidak.Galih memang berkata dia sudah berubah, tapi tidak ada kepastian jika dia kembali berulah. Jika dia berulah sebagai k

  • Mantan Pacar jadi Bos TampanΒ Β Β 27.

    DARA keluar dari ruangan Galih dengan keadaan berantakan. Dia hanya membasuh wajah dengan air di kamar mandi sekenanya. Kelopak matanya terlihat bengkak dan matanya terlihat merah. Wajahnya juga tampak merah sampai ke telinga-telinganya.Penampilannya membuat semua teman-temannya langsung menatapnya curiga."Ra, lo abis diapain aja sama Pak Bos?" Dira langsung bertanya, raut wajahnya menunjukkan jika dia khawatir pada sahabatnya."Lo nggak habis ditunggangi sama dia di ruangannya, kan?""Hah?!"Pertanyaan itu sontak saja membuat semua orang menoleh dan memelototi Agus, sang tersangka yang punya mulut tidak disaring sebelumnya."Lo ngomong apa sih, Gus? Mana mungkin mereka sampai kayak gitu di sana? Pagi-pagi juga, otak lo udah jelek aja!" Farhan langsung memukul bahu teman kantornya yang kadang menjadi sangat tidak waras itu."Penampilan si Dara lo liat lah, Han! Acak-acakan kayak gitu, kayak abis diperkosa tahu!" selorohnya tanpa mengerem mulutnya sedikit pun.Dara langsung bergidik

  • Mantan Pacar jadi Bos TampanΒ Β Β 26.

    "KAMU benar-benar menjadi terlalu percaya diri, ya?" Dara mendengkus pelan. "Aku tidak menangis karena kamu."Dara menepis tangan Galih yang sejak tadi menyentuh matanya layaknya hendak menghapus jejak air mata di sana. Padahal dia tidak sedang menangis. Matanya memang merah dan sedikit bengkak, tapi itu terjadi bukan karena dia menangisi pria yang berdiri di depannya saat ini.Galih menatapnya curiga. "Benarkah? Jangan coba-coba membohongiku, Dara. Aku tidak menyukainya.""Buat apa aku melakukannya?" Dara menghela napas lelah. "Tidak ada untungnya membohongimu, karena kamu sudah tahu semua rahasia yang kusimpan rapat selama ini."Benar, jika dia memang ingin membohongi Galih, dia tidak akan mengakui apa yang terjadi di masa lalu. Dia juga tidak akan mengaku soal keraguannya untuk menerima Galih kembali menjadi kekasihnya. Dia hanya akan menolak dan menghindar tanpa memberinya penjelasan apa-apa."Kalau begitu, apa yang sudah membuatmu menangis? Jika dilihat dari keadaannya, kamu baru

  • Mantan Pacar jadi Bos TampanΒ Β Β 25.

    "RA, lo dipanggil Pak Bos ke ruangannya!"Dara baru saja menaruh tasnya di atas meja saat Dira mengatakan hal itu. Dia memejamkan mata, kemudian menghela napas berat. Dalam hati dia sedikit mengumpat, sepertinya Galih sama sekali tidak sabar untuk melihatnya setelah apa yang terjadi semalam."Apa udah terjadi sesuatu sama kalian semalam? Nggak biasanya banget dia sampai manggil lo sepagi ini." Dira kembali bertanya, raut wajahnya terlihat penasaran juga heran di saat bersamaan."Sedikit."Benar, hanya sedikit terjadi sesuatu di antara mereka. Mereka hanya mengurai benang kusut, tapi sepertinya Galih menemukan alasan untuk kembali mendekatinya mati-matian.Dara melangkah pergi menuju ruangan Galih sebelum Dira kembali bertanya padanya. Walaupun sekarang dia bisa lari, tapi ia yakin setelah ini Dira tidak akan melepaskannya.Dara mengetuk pintu ruangan Galih dan meminta izin untuk masuk seperti biasa. Setelah mendapat izin, Dara melangkah masuk dan menutup pintunya rapat-rapat. Dia tida

  • Mantan Pacar jadi Bos TampanΒ Β Β 24.

    DARA bangun dari tidur dan ia langsung mengecek ponselnya. Beberapa pesan masuk dia dapatkan dari orang yang sama. Galih, si mantan pacarnya.Semalam, dengan sengaja Dara membawa Galih memutar ke arah jalan yang tidak bisa dilalui mobil agar pria itu menyerah mengantarnya pulang. Dia bahkan sengaja melajukan motornya lebih cepat agar dia bisa lari dari pengawasannya. Karena jujur saja, Dara merasa tidak nyaman melihat kelakuannya.Walaupun dulu mereka memiliki sebuah hubungan, tapi sekarang hubungan mereka tidak lebih dari sekadar seorang atasan dan bawahan.Dulu dia menerima pernyataan cinta Galih, karena dia merasa mereka berasal dari kalangan yang sama dan tidak akan menimbulkan masalah apa pun untuknya. Namun saat dia mengetahui kenyataannya, Dara cukup tahu diri untuk tidak terlalu berharap banyak padanya.Lalu sekarang, sekali pun dia masih memiliki rasa yang sama seperti dulu. Bahkan jika Galih masih memiliki perasaan serupa dan menginginkan Dara untuk kembali ke pelukannya, Da

  • Mantan Pacar jadi Bos TampanΒ Β Β 23.

    GALIH memang bilang dia akan mengikuti dari belakang, tapi niatnya sebenarnya adalah untuk mencari tahu di mana tempat tinggal Dara selama ini. Dengan mengikutinya, dia pasti bakal sampai ke rumah perempuan itu.Sayangnya semua niatnya itu hanya tinggal wacana saat motor Dara berbelok memasuki sebuah gang kecil yang tidak bisa dilewati mobil. Dia terpaksa berhenti, turun dari mobil dan mulai berjalan memasuki gang kecil itu. Tentu saja dia sudah kehilangan jejak motor Dara yang sudah berbelok lagi entah ke arah mana.Galih berdecak. "Sial!"Padahal dia sangat yakin dirinya bakal mengetahui alamat rumah Dara secara langsung. Lalu esoknya dia bisa menjemput Dara dan menawarinya untuk berangkat dan pulang bersama. Sayangnya, semua rencananya itu benar-benar hanya bisa menjadi wacana saja.Galih pun kembali masuk ke dalam mobil dan mulai jalan pulang ke apartemennya. Semenjak kembali, dia memutuskan untuk tinggal sendiri. Rumah orang tuanya serta apartemennya memang tidak terlalu jauh, ta

  • Mantan Pacar jadi Bos TampanΒ Β Β 22. Menguak Kenyataan

    PONSEL Dara tiba-tiba saja berbunyi. Nama adiknya yang tertera di layar tanpa sadar membuatnya menoleh ke arah Galih.Galih mengernyitkan dahi. "Siapa?" tanyanya, raut wajahnya terlihat kusut layaknya dia tidak menyukai panggilan dari siapa pun itu.Dalam hatinya Galih membatin, andai pelakunya Gilang, sepupunya sendiri. Galih akan merampas ponsel itu dan memakinya habis-habisan saat itu juga. Dia tidak peduli lagi pada hubungan saudara mereka, yang jelas dia harus memaki Gilang si bajingan itu sekarang.Dara yang melihat ekspresi Galih pun memilih memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas seraya menjawab, "Adikku."Galih mengerjap. Dia tidak tahu itu, karena Dara tidak pernah mengatakannya dulu. "Kamu punya adik?"Kalau dipikir-pikir lagi, selama tiga tahun pacaran, mereka hanya menghabiskan waktu berduaan di perpustakaan untuk belajar mati-matian. Tentu saja itu berlaku hanya untuk Dara, karena Galih sudah terlalu pintar di usia remajanya.Dara menganggukkan kepala. "Aku punya satu.

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status