Home / Rumah Tangga / Mantan Suami Memohon Cintaku Lagi / Bab 279: Di Antara Hujan dan Bayangan

Share

Bab 279: Di Antara Hujan dan Bayangan

Author: Rizki Adinda
last update Last Updated: 2025-08-24 15:36:44

Namun kali ini, Fayra menyerahkannya tanpa keraguan sedikit pun. Tangannya yang biasanya gemetar saat melepas barang berharga, kini tenang, mantap, seolah hatinya sudah lebih dulu berdamai.

"Ini harta yang bisa jadi penyelamat di saat genting," katanya sambil menyelipkan kotak kecil berbentuk tulip ke tangan Mahesa.

Suaranya lembut, tapi mengandung desakan yang sulit diabaikan. "Batu mata kucing itu lambang keberuntungan. Semoga ini bawa kamu hoki. Mama doain kamu bisa dapatin dia lagi."

Kotak itu tak lebih besar dari genggaman tangan, tapi di dalamnya, ada harapan dan kepercayaan yang jauh lebih besar.

Warna hijau tua batu itu berkilau samar, seolah menyimpan cerita masa lalu yang belum selesai.

Setelah hadiah, doa, dan ceramah khas seorang ibu, Fayra perlahan didorong ke luar oleh Harper. Ia sempat menoleh sebentar, tersenyum tipis pada putranya, lalu menghilang di balik pintu lift.

Mahesa menatap punggung ibunya sampai tak lagi terlihat.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Mantan Suami Memohon Cintaku Lagi   Bab 374: Cermin Retak

    Senyum hangat merekah di wajah Mahesa, menghapus sedikit bayang-bayang lelah yang sebelumnya bersarang di matanya.Ada ketulusan yang sulit disangkal dalam caranya menatap Jais, seperti seseorang yang menemukan harapan dalam percakapan yang tak direncanakan.“Saya sempat berbicara lewat telepon dengan Pak Wira,” ucapnya tenang, tapi ada nada kekaguman dalam suaranya.“Dari situlah saya tahu soal persahabatan kalian bertiga. Tiga Pendekar Taman Persik, begitu julukannya, ya?”Jais tertawa meledak, dada tuanya terguncang ringan oleh tawa yang tidak dibuat-buat. Tawa yang membawa aroma nostalgia.“Aduh, Tiga Pendekar Taman Persik?” ia menyeka sudut matanya dengan punggung tangan. “Itu cuma istilah konyol buatan Gaman. Saya sama Bayu gak pernah setuju dipanggil begitu. Gaman memang suka drama. Hidup di khayalannya sendiri. Kita cuma ketawa-tawa aja tiap dia ngomong itu.”Tapi di balik tawa dan canda, terlihat jelas bahwa kenang

  • Mantan Suami Memohon Cintaku Lagi   Bab 373: Wajah yang Terkenal

    Langit Jakarta tampak mendung, tapi suasana di sebuah kafe sudut Blok M justru terasa hangat, meski dalam diam yang berat.Aroma kopi hitam bercampur samar dengan asap rokok yang melayang lambat, menyatu dengan udara pagi yang belum sepenuhnya segar.Di pojok kafe yang dindingnya dihiasi lukisan-lukisan abstrak, dua pria duduk saling berhadapan, dikelilingi meja kayu dan kursi rotan yang sudah mulai kusam oleh waktu.Mahesa tampak lelah. Kerah kemejanya kusut, rambutnya sedikit berantakan. Lingkaran gelap di bawah matanya menegaskan malam-malam tanpa tidur yang ia lalui.Tangannya gemetar ringan saat mengangkat cangkir kopi, lalu kembali menaruhnya tanpa menyentuh isinya.Lukas, yang duduk bersandar malas dengan sebatang rokok di tangan, menghembuskan asap ke arah jendela."Aku dengar Jais sekarang tinggal di rumah Nadira di Kemang," ucapnya datar, namun tatapannya penuh makna."Mungkin kamu perlu pikirkan baik-baik soal ini."

  • Mantan Suami Memohon Cintaku Lagi   Bab 372: Diam-Diam Bertumbuh

    Nadira mengangguk pelan, gerakannya nyaris tak terdengar, seolah menyatu dengan keheningan ruang makan yang baru saja diselimuti kehangatan sarapan pagi.Lalu dengan suara lembut namun tegas, ia memberi instruksi, "Danu, tolong atur semuanya. Siapkan juga orang untuk menemani Jais ke sana."Danu, seperti biasa, sigap. Tak ada keraguan di wajahnya, hanya anggukan cepat yang memberi kesan segala sudah terencana dalam kepalanya."Siap," sahutnya pendek, mantap.Jais, yang duduk di sisi kanan meja makan, mendongak sekilas, lalu kembali menunduk menatap piringnya.Sentuhan sendoknya kini lebih tenang, tak lagi tergesa. Wajahnya datar, tapi sorot matanya mengabarkan sesuatu yang tak sepenuhnya bisa disembunyikan: semacam kelegaan yang datang terlalu dini.Selesai makan, aroma kopi yang masih menggantung di udara pun mulai tersapu langkah kaki mereka yang bersiap pergi.Nadira mengenakan mantel panjang berwarna krem, rambutnya disanggul rapi

  • Mantan Suami Memohon Cintaku Lagi   Bab 371: Akhir Sebuah Sandiwara

    Yang paling menusuk, bahkan lebih dalam dari pisau di punggung, adalah kenyataan bahwa Edison dan Anastasia, orang tua Aidan sekaligus mertua Tina, justru menerima pengkhianatan itu dengan wajah lapang.Tanpa rasa bersalah, mereka bahkan berharap Tina bisa menerima ibu dan anak itu dengan dada yang seolah tak pernah mengenal luka.Semua seolah menari di atas keping hati Tina yang remuk, tanpa sedikit pun jeda untuknya bernapas.Baru sehari ia resmi menjadi istri Aidan, dan sekarang... ia langsung disodori peran baru yang tak pernah ia pilih: ibu tiri dari anak hasil perselingkuhan suaminya.Itu bukan hanya menyakitkan. Itu—kelewatan.Rafka datang dengan wajah diselimuti kemarahan. Langkah-langkahnya menghentak teras rumah keluarga Satriya, menuntut penjelasan.Tapi yang ia terima hanyalah sikap dingin, bahkan nyaris pengusiran. Tak ada sambutan. Tak ada penjelasan.Hanya keheningan mencemooh yang menyambutnya di antara pilar-

  • Mantan Suami Memohon Cintaku Lagi   Bab 370: Dosa yang Harus Dibayar

    Langit senja menggantung berat di luar jendela, menguarkan warna jingga kusam seperti luka lama yang belum mengering.Di ruang keluarga bergaya kolonial itu, Jais duduk mematung di kursi kayu berukir, seolah tubuhnya tak lagi milik sendiri.Sorot matanya menabrak bayang-bayang masa lalu, sementara suara Nadira masih menggema dalam kepalanya."Waktu itu juga Leo bertemu dengan Riana," gumamnya, seperti ingin meyakinkan dirinya sendiri bahwa semua memang sudah terjadi.Sementara itu, di sisi lain kehidupan yang tak terlihat oleh banyak mata, Rafka dan Elvano mulai bermain kotor.Gerak mereka licik, licin seperti ular berbisa. Tapi mereka lupa, Riana bukan wanita yang mudah dijatuhkan.Ia perempuan dengan mata tajam seperti burung pemangsa, bisa membaca niat buruk dari sejauh langkah pertama.Mereka mencoba memanipulasi keadaan, menyebar jaring-jaring fitnah dan jebakan halus, berharap Riana terperangkap.Tapi Riana, dengan ketena

  • Mantan Suami Memohon Cintaku Lagi   Bab 369: Darah dan Giok

    Desas-desus itu tak lagi sekadar bisik lirih di antara pagar bambu dan warung kopi pinggir jalan. Di kampung kecil yang lembab dan muram itu, kabar miring menyebar seperti asap dapur di pagi hari, menembus setiap celah rumah, bergelayut di udara.Tatapan orang-orang berubah tajam, bisikan jadi tawa getir, dan tanpa ampun, keluarganya menutup pintu. Ia diusir, diabaikan, ditanggalkan dari akar.Ia membesarkan anaknya dalam kesepian yang sunyi, di rumah kayu mungil di ujung pematang. Dinding rumah itu berlapis tipis embun, dan suara kodok malam menjadi teman setia.Tak ada tangan yang membantunya saat demam datang menggigil. Tak ada bahu tempat bersandar saat malam membawa batuk panjang yang menggema dalam dada.Tapi ia bertahan, dan anaknya tumbuh di sisi ranjang reyot itu, belajar membaca dunia lewat mata ibunya yang pucat.Merasa bersalah, Kakek mulai mencarinya. Ada jejak sesal yang menggerogoti hatinya setiap malam, membuat tidurnya gelisah.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status