Share

Bab. 3

Author: Fitri Linda
last update Last Updated: 2025-01-19 16:25:57

Kreeek..

Terdengar suara pintu ruang tamu terbuka, aku tahu itu pasti Lastri. Dia sudah pulang.

"Assalamualaikum..!"Suara Lastri memberi salam.

Aku hanya diam, hatiku masih panas. Untuk sementara laparku telah hilang yang ada hanyalah emosi yang menggebu. Sudah tak sabar rasanya tangan ini ingin segera ku daratkan di wajahnya. Dasar wanita tak tahu diuntug, sudah ku beri hidup enak tapi masih saja tak bisa menghargaiku. Sebenarnya apa maunya. Aku sudah memberikan uang belanja tapi ia masih saja tidak bisa mengaturnya. Setiap hari lauk dan sayur hanya itu dan itu saja.

Lalu uang satu juta yang ku beri setiap bulan ia kemanakan? Huuuuhhhh.. Semakin geram rasanya saat melihat ia melangkah masuk seolah tanpa dosa ia menghampiriku setelah sebelumnya ia mendudukan Nina di troli lalu kemudian ia mengulurkan tangannya hendak menyalamiku. Tentu saja ku tolak. 

Plaaak...

Ku hadiahi Lastri satu tamparan di pipi kirinya.

"Mas.."

Hanya kata itu yang keluar dari bibir mungilnya. Dan aku semakin emosi saat melihat ada genangan yang seolah sengaja ia bendung di kedua sudut matanya.

"Kamu kemanakan uang satu juta yang ku jatah setiap bulan?" Aku menatap tajam kepadanya dan ku legangi dagunya.

Lastri tidak menjawab dan kini ia menangis. Tangis yang sama sekali tidak akan pernah membuatku iba. Aku menjambak rambutnya lalu aku juga mendorongnya hingga ia jatuh tersungkur dan hampir saja kepalanya terbentur di salah satu sudut meja makan. Ah, mengapa hampir? yang aku inginkan ialah kepalanya benar-benar terbentur. Karena aku ingin melihatnya terkapar. Tapi sial ini gagal.

"Uang satu juta sebulan itu selalu aku gunakan hanya untuk keperluan dapur dan anak-anak mas, ditambah lagi susu dan popok Nina. Kita makan setiap hari, baju kotor harus dicuci itu dengan sabun, begitupun piring kotor juga dengan sabun. Bahan-bahan dapur semua harganya sekarang naik." Jawab Lastri sambil ia terisak.

"Lalu mana sisanya?" Aku bertanya dengan  mendekatkan wajahku dengan wajahnya.

"Tidak ada sisa mas, kemarin aku saja menghutang minyak goreng dan telur di warung." Jawabnya.

"Dasar kamu ya.. Lalu bagaimana kamu bisa membayar uang sekolah Risa dan Rio jika uang itu sudah tak ada sisa? Haah bagaimana?" Aku bertanya dengan nada tinggi di hadapannya.

Lastri tidak menjawab ia hanya menangis. Aku semakin geram melihatnya.

"Uang satu juta itu sudah cukup banyak Lastri, kalau kamu hanya gunakan untuk keperluan dapur dan anak-anak itu seharusnya sudah lebih dari cukup. Tapi kamu tidak bisa mengaturnya.  Lauk dan sayur yang kamu masak juga itu-itu saja, mana selera aku mau makan masakanmu." Aku mencercanya.

"Maafkan aku mas, uang itu tidak cukup." Jawabnya sambil ia mengusap air matanya.

"Uang itu sangat banyak Lastri, ingat ya kamu tidak mencarinya kamu hanya menerima saja. Satu rupiahpun kamu tidak punya penghasilan. Kamu dan anak-anakmu hanya menumpang disini kamu mengerti?" Aku kembali membentaknya.

Lalu aku melangkah kekamar dan mengambil salah satu konci mobilku. Aku pergi meninggalkan Lastri yang masih menangis di samping meja makan itu. Selera makanku dirumah kini sudah hilang aku akan makan di luar saja. Makanan di luar jauh lebih enak dan banyak menu-menu yang bisa kupilih.

Aku memilih salah satu resto yang sangat terkenal didaerah ini. Disini dulu adalah tempat faporitku nongkrong dengan teman-temanku saat sebelum menikah dengan Lastri.

Sesampainya aku di resto langsung memesan beberapa menu yang aku tahu sangat lezat, jauh bebeda dengan masakan Lastri dirumah. Setelah pelayan menyajikannya di mejaku aku langsung menyantap makan itu. Setelah makan aku tidak langsung pergi melainkan aku duduk-duduk santai meikmati angin sejuk di resto ini terlebih dahulu. 

"Hei..Ini dia bos besar yang akan traktir makan kita kali ini." Tiba-tiba aku dikagetkan oleh seseorang yang menepuk pundakku dari arah belakang.

Ternyata dia adalah Supri teman seprofesiku dulu ketika aku masih menjadi sopir angkot. Dan bukan hanya Supri ternyata juga ada dua orang teman lama ku yang lain. Mereka adalah Iyan dan juga Maman. Dalam pertemuan yang tak sengaja ini aku larut dalam kegembiraan yang sebenarnya sudah sangat lama tidak ku rasakan. Entah mengapa kehadiran teman-teman lama ku ini mampu mengubah moodku hingga serarus delapan puluh derajat.

Semenjak berhenti membawa angkot aku memang hanya fokus pada bisnisku saja. Dan semenjak bisnisku berkembang dengan sangat pesat aku hanya bergaul dengan rekan-rekan bksnisku saja dan orang-orang yang kuanggap membawa pengaruh baik terhadap perkembangan bisnisku. Sedangkan orang-orang yang ada dilingkungan lainnya tak pernah ku tegur sapa. Aku lupa untuk bergaul dengan mereka.

Lalu setelah makan dan juga cukup lama bersenda gurau dengan teman-teman lama ku itu, mereka pamit untuk kembali melanjutkan pekerjaan mereka. Hingga kemudian aku pun memutuskan untuk pulang.

Setelah itu aku keluar dari sana dan juga tidak langsung pulang melainkan berkeliling seputaran kota ini menghilangkan penat yang menumpuk di kepalaku. Dan saat sudah sore kurasa gerah mulai menyerang badanku, oh iya ternyata aku belum mandi dari tadi pagi. Aku memutar mobilku dan mebuju kearah pulang.

Sesampainya dirumah aku melihat gerbang rumah tidak terkunci. Aku langsung memasukan mobil setelah itu aku melangkah masuk kedalam rumah. Tapi aku mendapati rumah sangat sepi. Dan ada yang berbeda. Kali ini rumahku terlihat sangat rapi hanya ada sebuah mainan Nina yang ada diatas meja. Rio dan Risa seharusnya sudah pulang. Dan Lastri juga Nina biasanya akan langsung menyambutku. 

Tapi kali ini rumah sangat sepi. Aku mencoba untuk tidak peduli dengan ini aku langsung masuk kekamar. Tapi ketika aku hendak melepas pakaianku karena berniat untuk mandi namun aku melihat ada secarik kertas diatas kasur tempat tidurku. Sebuah surat.

***

'Mas, sebelumnya aku kembali meminta maaf pada mas. Jika mas menemukan surat ini itu pertanda aku dan anak-anak sudah tidak ada lagi dikota ini. Ini demi kebaikan diri Mas, maka aku putuskan untuk pergi bersama anak-anak jauh dari Mas. 

Semoga dengan kepergian kami mas bisa lebih bahagia dan lebih leluasa melakukan apa pun yang mas mau.

Sekali lagi maaf jika selama ini kehadiran aku dan anak-anak hanya menjadi benalu bagi mas. Oh ya di atas meja kerja mas ada sebuah amplop kuning disitu ada salinan berkas perceraian kita yang sebelumnya sudah ku serahkan kepada pengadilan agama. Maaf sekali lagi jika ini kulakukan tanpa memberitahumu.

        Selamat tinggal.

        Salam dariku.

              Lastri '

Deg.

Jantungku seolah berhenti berdetak untuk beberapa saat lamanya. Lastri pergi dan dia membawa ketiga anak kami. Kemana mereka? 

Entahlah perasaanku untuk saat ini tak menentu. Aku sedih, kecewa, takut, khawatir, tapi juga lega dan juga menyesal.

Bersambung..

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mantan Suamiku Tak Tahu Aku CEO   Bab. 31

    Reza menyewa sebuah penginapan yang letaknya tidak jauh dari tempat tinggal Yuna dan anak-anaknya. Tujuan Reza adalah supaya ia bisa dengan mudah mengawasi kegiatan keluarga Yuna, sehingga ia bisa masuk kedalam keluarga itu. Lalu menghancurkannya.Malam itu Reza mulai menyusun rencananya untuk besok. Reza begitu yakin dengan rencananya tersebut. Keesokan harinya pagi-pagi sekali Reza mulai mengintai setiap kegiatan satu persatu Yuna dan anak-anaknya.Disaat Reza tahu bahwa Yuna sudah pergi ke kantor dan ketiga anaknya juga sudah pergi ke sekolah, Reza mulai melancarkan aksinya. Reza mendekati rumah itu, dan berusaha masuk dengan menyamar sebagai teknisi AC yang sudah ada janji sebelumnya dengan CEO Yuna. Oetugas yang berjaga di depan pintu gerbang itupun langsung mempersilahkan Reza masuk tanpa menaruh sedikitpun rasa curiga karena mereka juga tahu bahwa memang benar ada AC di beberapa ruangan yang sedang bermasalah."Bisa tunjukan kepada saya dimana letak AC di rumah ini yang rusak?

  • Mantan Suamiku Tak Tahu Aku CEO   Bab. 30

    "Ma.. Mama dmana? Cepat pulang ma. Risa takut." Risa mengirim pesan suara kepada sang ibu.Sementara di tempat lain Yuna sedang sibuk mengurusi bisnisnya. Yuna baru saja selesai melakukan pertemuan antar negara dengan kliennya yang dari brunaidarusalam dan juga singapura. Dan saat ini Yuna sedang di perjalanan untuk pulang ke kediamannya bersama ketiga anaknya. Yuna merasa pekerjaannya beberapa hari ini sangat menyota waktu dan tenaganya. Hingga ia sangat merasa rindu dengan anak-anaknya. Sekilas terbintas wajah Risa putri sulungnya.Kemudian Yuna meraba tetllepin gengamnya yang ada di dalam tas kecilnya. Memang sejak tadi Yuna belum sempat melihat benda pipih itu.Lalu saat ia membukanya Yuna langsung tertuju pada aplikasi pesan berwarna hijau itu. Ada beberapa pesan dari rekan kerjanya yang mengucapkan selamat atas keberhasilannya hari ini. Namun ada yang lebih menyita rasa lenasarannya yaitu pesan suara dari Risa. Yuna langsung saja membuka isi pesan dari Risa.Seketika Yuna meras

  • Mantan Suamiku Tak Tahu Aku CEO   Bab. 29

    "Aku akan mencari dimana kalian menetap Lastri." Gumam Reza. Lalu ia bangun dan melangkah keluar rumahnya. Niat usaha yang akan ia bangun kembalipun seolah terlupakan. Reza lebih berminat untuk menghancurkan mantan isterinya beserta bisnis yang dimilikinya. Reza sudah menemukan alamat dimana mantan isteri beserta ketiga anaknya menetap. Maka ia begitu bersemangat untuk mendatangi mereka. "Ternyata jauh juga ya mereka pergi. Oh ya tapi aku sendiri tidak tahu apakah waktu mereka pergi langsung menuju ke tempat sejauh ini ataukah mereka pergi dulu ke tempat lain. Ah, lebih baik aku langsung saja menemui anak-anak." Reza bergumam lagi. Reza mendekati rumah mewah sesuai dengan alamat yang ia dapat dari seorang suruhannya yang lain tapi bukan Clara. Reza mencoba bersikap baik supaya bisa di terima masuk kedalam rumah itu. "Selamat siang Pak, ada perlu apa ya?" Tanya seorang scurity kepada Reza saat Reza berdiri didepan gerbang rumah mewah berlantai dua itu. "Iya, siang. Hemm..Bol

  • Mantan Suamiku Tak Tahu Aku CEO   Bab. 28

    Reza memulai usahanya kecil-kecilan di rumah sederhana yang ia beli beberapa waktu yang lalu. Namun hatinya begitu iri dengan kemajuan dan kesuksesan Yuna mantan isterinya. Melalui Clara mantan asistennya ia menyelidiki berbagai macam tentang seluk beluk perusahaan Yuna. Reza merencana sesuatu untuk menghancurkan perusahaan Y-Food. Setelah mendapat beberapa informasi dari Clara ia mulai mendekati beberapa orang yang menjadi karyawan di perusahaan milik Yuna."Maaf pak Reza saya bekerja di perusahaan ini sudah sangat lama, dan saya sama sekali tidak pernah menemukan seperti apa yang tadi pak Reza katakan." Bantah seorang manajer di perusahaan Y-Food saat Reza mulai memprofokatornya."Sialan." Umpat Reza.Kali ini ia merasa gagal melancarkan aksinya. Namun Reza tidak patah semangat. Ia bahkan lebih gencar lagi menyebarkan fitnah di kalangan karyawan perusahaan milik mantan isterinya itu.Reza terus mencari cara untuk menjatuhkan Yuna. Bahkan Reza bermimpi perusahaan milik Yuna suatu sa

  • Mantan Suamiku Tak Tahu Aku CEO   Bab. 27

    Pov. PenulisCEO Yuna atau dimasa lalu dikenal dengan nama panggilan Lastri itu kini tengah menikmati sepenuhnya puncak keberhasilannya. Dia telah sukses merintis, membangun dan mengembangkan perusahaannya sendiri. Dia adalah seoarang wanita mandiri dan berkemauan keras.Namun dalam cahayanya yang gemilang saat ini tak banyak orang yang tahu bagaimana perjuangannya hingga bisa bersinar seperti saat sekarang ini. Sudah banyak derai air matanya yang tumpah. Dia pernah bertarung melawan badai dalam rumah tangganya hingga akhirnya mengharuskan hatinya untuk ikhlas dan melepaskan.Tak ada yang tahu bagaimana dulu dia menyembunyikan tangis pilu dari hadapan ketiga anaknya agar tidak merusak mental mereka. Namun setiap kali itu juga sang mantan suami dengan semena-mena memperlihatkan prilaku biad*bnya didepan mata ketiga malaikat kecil itu.Hingga dengan diam-diam Lastri bertekad untuk menciptakan kehidupannya dan anak-anaknya sendiri. Dia mulai membuat konten-konten di chanel youtubenya. De

  • Mantan Suamiku Tak Tahu Aku CEO   Bab. 26

    Beberapa hari setelah itu, aku mendapatkan kabar bahwa Mas Reza mencari-cari informasi tentang siapa diriku. Lalu aku juga mengutus orang kepercayaanku untuk memperhatikan setiap gerak-geriknya.Ini aku lakukan bukan untuk apa-apa melainkan hanya penasaran saja untuk apa dia mencari informasi mengenai diriku. Kemudian aku mendapatkan informasi dari orang suruhanku itu bahwa Mas Reza di rawat di Rumah Sakit karena kondisi kesehatannya yang menurun drastis setelah perusahaannya mengalami kebangkrutan. Dan bukan hanya itu, aku juga mendapat kabar bahwa Nirma si wanita jal*ng pujaan hatinya dulu kini juga sudah pergi meninggalkannya.Sungguh malang sekali nasibmu Mas. Tapi tak apa itu memang selayaknya kamu terima. Aku yakin apa yang saat ini sedang kamu rasakan belum seberapa jika di banding dengan sakit yang dulu pernah kamu torehkan pada aku dan juga anak-anak."Bu, Reza kembali menyelidiki informasi tentang Ibu. Dan kali ini dia juga mencari-cari poto Ibu." Seorang suruhanku menelponk

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status