Mantan Suamiku Tak Tahu Aku CEO

Mantan Suamiku Tak Tahu Aku CEO

last updateLast Updated : 2025-05-12
By:  Fitri LindaCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 rating. 1 review
31Chapters
669views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Reza kembali di pertemukan kembali dengan mantan isterinya pada saat ia sedang diambang kehancuran. Perusahaannya mengalami kebangkrutan. Bahkan, dalam waktu sehari seluruh karyawannya menyatakan mengundurkan diri dari perusahaan milik Reza. Namun disaat itu pula ia secara tidak sengaja kembali bertemu dengan mantan isterinya yang ternyata adalah seorang CEO dari sebuah perusahaan besar dan berpengaruh. Bagaimana kelanjutan ceritanya, yuk baca selengkapnya..!

View More

Chapter 1

Bab. 1

"Las, Lastri..! Sapan untukku mana?" Pagi-pagi aku dibikin kesel dengan sikap Lastri yang kurang cekatan dalam melayani keperluanku.

"Iya mas, tunggu dulu sebentar ini aku sedang mengganti popok Nina." Terdengar sahutan Lastri dari arah kamar.

Aku yang sudah duduk menghadap meja makan menghela napas panjang karena semakin panas saja rasanya dadaku seperti ingin segera kuledakkan marah yang menyesakan detak jantungku. Kesal dengan sikap.Lastri aku segera bangkit dan melangkah menuju ruang keluarga dimana Risa dan Rio sedang bermain dengan peralatan sekolah mereka.

"Hei, kalian berdua ayo cepat lagi pakai sepatu atau kalau tidak papa tinggal dan kalian berangkat sekolah dengan ojek saja." Aku beekata tegas pada kedua anak itu.

"Iya Pa." Jawab mereka hampir bersamaan.

Eh, tapi mana juga sepatu kerjaku. Aduh, Lastri kamu benar-benar bikin aku kesal. Sarapan belum kamu siapkan, sepatu kerjaku juga belum. Ngapain saja sih kamu bangun subuh-subuh. Aku menggerutu.

"Maaf mas aku tadi mengganti popok nina dulu, sekaeang aku siapin sarapan untuk mas ya."

"Ups... Sudah-sudah, aku sudah kenyang. Sekarang sepatuku mana?"

Lastri tertunduk dan langsung pergi ketempat sepatu mengambilkan sepatu dan kaos kaki untukku. Lalu ia memberikannya padaku.

"Ini mas sepatunya."

Aku mengambil sepatuku dari tangannya dengan keras. Aku lakukan ini supaya ia tahu jika saat ini aku sedang kesal dengan sikapnya yang serba lemot. Dan membuatku emosi sepagi ini. Entah mengapa semakin lama bersama aku semakin tidak tahan dengan sikap dan juga tingkah laku Lastri.

Lastri adalah Isteriku kami menikah delapan tahun yang lalu. Dari pernikahan kami sudah dikaruniai tiga orang anak. Anak sulung kami Risa ia kini berusia tujuh tahun dan sekolah kelas dua Sekolah Dasar. Yang kedua Rio saat ini Rio berusia lima tahun ia sekolah di sebuah TK yang tidak jauh dari sekolah Risa. Dan yang ketiga Nina saat ini masih berusia delapan bulan.

Dulu aku mengenal Lastri ketika ia bekerja disebuah rumah sakit didaerah kami, ia bekerja sebagai perawat disana. Sedangkan aku waktu itu adalah seorang sopir angkot yang setiap hari harus kejar setoran. Karena Angkot yang ku bawa bukanlah milik pribadi melainkan milik seorang pengusaha angkot. Kami saling menal karena dulu Lastri adalah salah satu penumpang langgananku. Bahkan pylang dan pergi bekerja dia tak pernah absen menaiki angkot milikku. Dan jika dalam sehari dia belum menaiki angkotku maka ada rasa khawatir yang terselip di hatiku. Hingga akhirnya kami saling jatuh cinta dan kemudian kami berkimitmen untuk menikah.

Setahun setelah menikah Lastri hamil dan kemudian melahirkan Risa putri pertama kami. Karena tidak memungkinkan baginya bekerja maka aku memintanya untuk risign saja dan fokus untuk mengurus anak dan rumah saja. Lastripun menyetujui permintaanku itu. Maka sejak itulah ia sudah tidak bekerja saja. Saat itu dengan modal uang dari pesangon Lastri kami membuka usaha roti kecil-kecilan. Penghasilanku hanya cukup untuk makan kami sehari-hari saja. Beruntung dibantu oleh sedikit tabungan milik Lastri sehingga bisa menambah modal.

Saat usia Risa menginjak dua tahun Lastri hamil anak kedua kami yaitu Rio. Usaha rotiku perlahan mulai berkembang.

Lastri tidak tahu menahu akan sulitnya pergelutanku dibidang bisnis ini, maka dari itu aku sengaja tidak memanjakannya dengan segala kemewahan sekalipun sebenarnya aku sudah mampu untuk memberinya apa yang ia inginkan dan butuhkan.

Dan sepertinya Lastri juga memahami akan hal itu. Dia memaklumi semuanya. Dia menerima berapa saja uang yang aku kasih setiap bulannya.

Untuk semua kebutuhan rumah tangga aku yang pegang kendali, Lastri memang isteriku tapi aku adalah kepala kelaurga disini. Aku yang harus menentukan segalanya.

Delapan bulan yang lalu Lastri kembali melahirkan anak ketiga kami yaitu Nina. Dan aku perhatikan sejak saat itu Lastri semakin boros saja ia menggunakan uang yang ku jatahkan padanya semaunya saja. Dia semakin boros. Dan seperti tidak bisa menekan kebutuhannya dan anak-anak.

Kalau dulu ia dan kedua anak kami aku jatah satu juta per bulan dan itu sudah termasuk untuk segala keperluan dapur bisa saja cukup tapi sejak kehadiran Nina uang satu juta itu selalu saja kurang.

Lastri bahkan berani meminta uang tambahan katanya uang yang aku kasih sudah habis. Belum lagi semua pekerjaannya seolah sengaja ia lambat-lambatkan. Yang jelas aku semakin sering dibuat marah olehnya. Ia seperti sengaja mengada-ada.

"Ayo anak-anak kita berangkat." Aku berdiri dan diikuti oleh kedua anak kami.

"Ma, Risa berangkat dulu ya." Risa berpamitan dengan Lastri kemudian bersalaman dan mencium tangan Lastri begitupun juga dengan Rio ia mengikuti saja apa yang kakaknya lakukan.

Aku diam saja tanpa menoleh kearah Lastri dan langsung saja melangkah keluar. Tanpa peduli seperti apa tatapan Lastri dibelakang sana. Aku sungguh sudah muak melihat wajahnya.

"Mas, anak-anak belum bayar spp bulan ini kalau bisa nanti mas langsung bayarkan ya." Suara Lastri memelas mendekatiku.

"Ya kalau aku tidak lupa." Jawabku ketus.

Aku langsung pergi kegarasi mobil dan memilih mobil mana yang ingin ku pakai. Digarasi ini ada tiga buah mobil yang biasa untuk aku gunakan bepergian. Tadi aku tidak memanaskan ketiganya.

Tapi sepertinya sudah dipanaskan oleh Lastri, dia selalu ingat kalau hal satu ini soalnya dulu dia pernah memintaku untuk mengajarinya menyerir mobil tapi aku sengaja tidak menghiraukannya aku tidak mau dia berlaku semaunya.

Lagi pula untuk apa dia belajar nyetir kejanya kan cuma dirumah saja bahkan sangat jarang keluar, jika tidak bersamaku dan anak-anak. Jadi menyetir mobil bukanlah hal yang penting baginya. Mengurus rumah saja dia tidak becus untuk apa belajar menyetir hanya buang-buang waktu saja.

Pilihanku jatuh pada mobil sport berwarna marun kesukaanku, ya mobil inilah pagi ini yang akan kubawa. Segera saja aku mengeluarkannya dari garasi dan membukakan pintu untuk Risa dan adiknya Rio.

Setelah mengantar Risa dan Rio aku segera kekantor siap untuk meeting dengan beberapa klien pagi ini. Untuk uang iuran bulanan Risa dan Rio sengaja belum aku bayarkan karena nanti sepulang kerja aku akan menanyakan dahulu dengan Lastri apakah ia masih punya sisa uang belanjanya baiknya ia gunakan saja uang itu untuk keperluan sekolah anak-anak.

Aku senang melihat kemajuan perusahaanku, sekarang aku sudah bisa membeli apa saja yang aku inginkan. Bahkan bila harus minikah lagi dengan wanita lain pun aku sudah mampu, uangku kini melimpah ruah. Dan Lastri tidak banyak tahu akan hal itu karena sedari awal aku memang tidak mengizinkannya untuk ikut campur dalam urusan bisnisku.

Bahkan ketika dulu aku membeli rumah dan membeli mobil ia tidak berani bertanya dan berkomentar apa-apa ia hanya menerima saja semua keadaan yang ada. Dan yang membuat aku lebih bersyukur lagi ialah Lastri tidak pernah berani membantah kata-kata dan perintah serta aturan-aturan yang aku buat. Dia sungguh telah menjadi isteri yang sesuai dengan keinginanku.

Bersambung

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Fitri Linda
Selamat membaca..
2025-04-22 16:15:28
0
31 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status