Reza kembali di pertemukan kembali dengan mantan isterinya pada saat ia sedang diambang kehancuran. Perusahaannya mengalami kebangkrutan. Bahkan, dalam waktu sehari seluruh karyawannya menyatakan mengundurkan diri dari perusahaan milik Reza. Namun disaat itu pula ia secara tidak sengaja kembali bertemu dengan mantan isterinya yang ternyata adalah seorang CEO dari sebuah perusahaan besar dan berpengaruh. Bagaimana kelanjutan ceritanya, yuk baca selengkapnya..!
View More"Las, Lastri..! Sapan untukku mana?" Pagi-pagi aku dibikin kesel dengan sikap Lastri yang kurang cekatan dalam melayani keperluanku.
"Iya mas, tunggu dulu sebentar ini aku sedang mengganti popok Nina." Terdengar sahutan Lastri dari arah kamar. Aku yang sudah duduk menghadap meja makan menghela napas panjang karena semakin panas saja rasanya dadaku seperti ingin segera kuledakkan marah yang menyesakan detak jantungku. Kesal dengan sikap.Lastri aku segera bangkit dan melangkah menuju ruang keluarga dimana Risa dan Rio sedang bermain dengan peralatan sekolah mereka. "Hei, kalian berdua ayo cepat lagi pakai sepatu atau kalau tidak papa tinggal dan kalian berangkat sekolah dengan ojek saja." Aku beekata tegas pada kedua anak itu. "Iya Pa." Jawab mereka hampir bersamaan. Eh, tapi mana juga sepatu kerjaku. Aduh, Lastri kamu benar-benar bikin aku kesal. Sarapan belum kamu siapkan, sepatu kerjaku juga belum. Ngapain saja sih kamu bangun subuh-subuh. Aku menggerutu. "Maaf mas aku tadi mengganti popok nina dulu, sekaeang aku siapin sarapan untuk mas ya." "Ups... Sudah-sudah, aku sudah kenyang. Sekarang sepatuku mana?" Lastri tertunduk dan langsung pergi ketempat sepatu mengambilkan sepatu dan kaos kaki untukku. Lalu ia memberikannya padaku. "Ini mas sepatunya." Aku mengambil sepatuku dari tangannya dengan keras. Aku lakukan ini supaya ia tahu jika saat ini aku sedang kesal dengan sikapnya yang serba lemot. Dan membuatku emosi sepagi ini. Entah mengapa semakin lama bersama aku semakin tidak tahan dengan sikap dan juga tingkah laku Lastri. Lastri adalah Isteriku kami menikah delapan tahun yang lalu. Dari pernikahan kami sudah dikaruniai tiga orang anak. Anak sulung kami Risa ia kini berusia tujuh tahun dan sekolah kelas dua Sekolah Dasar. Yang kedua Rio saat ini Rio berusia lima tahun ia sekolah di sebuah TK yang tidak jauh dari sekolah Risa. Dan yang ketiga Nina saat ini masih berusia delapan bulan. Dulu aku mengenal Lastri ketika ia bekerja disebuah rumah sakit didaerah kami, ia bekerja sebagai perawat disana. Sedangkan aku waktu itu adalah seorang sopir angkot yang setiap hari harus kejar setoran. Karena Angkot yang ku bawa bukanlah milik pribadi melainkan milik seorang pengusaha angkot. Kami saling menal karena dulu Lastri adalah salah satu penumpang langgananku. Bahkan pylang dan pergi bekerja dia tak pernah absen menaiki angkot milikku. Dan jika dalam sehari dia belum menaiki angkotku maka ada rasa khawatir yang terselip di hatiku. Hingga akhirnya kami saling jatuh cinta dan kemudian kami berkimitmen untuk menikah. Setahun setelah menikah Lastri hamil dan kemudian melahirkan Risa putri pertama kami. Karena tidak memungkinkan baginya bekerja maka aku memintanya untuk risign saja dan fokus untuk mengurus anak dan rumah saja. Lastripun menyetujui permintaanku itu. Maka sejak itulah ia sudah tidak bekerja saja. Saat itu dengan modal uang dari pesangon Lastri kami membuka usaha roti kecil-kecilan. Penghasilanku hanya cukup untuk makan kami sehari-hari saja. Beruntung dibantu oleh sedikit tabungan milik Lastri sehingga bisa menambah modal. Saat usia Risa menginjak dua tahun Lastri hamil anak kedua kami yaitu Rio. Usaha rotiku perlahan mulai berkembang. Lastri tidak tahu menahu akan sulitnya pergelutanku dibidang bisnis ini, maka dari itu aku sengaja tidak memanjakannya dengan segala kemewahan sekalipun sebenarnya aku sudah mampu untuk memberinya apa yang ia inginkan dan butuhkan. Dan sepertinya Lastri juga memahami akan hal itu. Dia memaklumi semuanya. Dia menerima berapa saja uang yang aku kasih setiap bulannya. Untuk semua kebutuhan rumah tangga aku yang pegang kendali, Lastri memang isteriku tapi aku adalah kepala kelaurga disini. Aku yang harus menentukan segalanya. Delapan bulan yang lalu Lastri kembali melahirkan anak ketiga kami yaitu Nina. Dan aku perhatikan sejak saat itu Lastri semakin boros saja ia menggunakan uang yang ku jatahkan padanya semaunya saja. Dia semakin boros. Dan seperti tidak bisa menekan kebutuhannya dan anak-anak. Kalau dulu ia dan kedua anak kami aku jatah satu juta per bulan dan itu sudah termasuk untuk segala keperluan dapur bisa saja cukup tapi sejak kehadiran Nina uang satu juta itu selalu saja kurang. Lastri bahkan berani meminta uang tambahan katanya uang yang aku kasih sudah habis. Belum lagi semua pekerjaannya seolah sengaja ia lambat-lambatkan. Yang jelas aku semakin sering dibuat marah olehnya. Ia seperti sengaja mengada-ada. "Ayo anak-anak kita berangkat." Aku berdiri dan diikuti oleh kedua anak kami. "Ma, Risa berangkat dulu ya." Risa berpamitan dengan Lastri kemudian bersalaman dan mencium tangan Lastri begitupun juga dengan Rio ia mengikuti saja apa yang kakaknya lakukan. Aku diam saja tanpa menoleh kearah Lastri dan langsung saja melangkah keluar. Tanpa peduli seperti apa tatapan Lastri dibelakang sana. Aku sungguh sudah muak melihat wajahnya. "Mas, anak-anak belum bayar spp bulan ini kalau bisa nanti mas langsung bayarkan ya." Suara Lastri memelas mendekatiku. "Ya kalau aku tidak lupa." Jawabku ketus. Aku langsung pergi kegarasi mobil dan memilih mobil mana yang ingin ku pakai. Digarasi ini ada tiga buah mobil yang biasa untuk aku gunakan bepergian. Tadi aku tidak memanaskan ketiganya. Tapi sepertinya sudah dipanaskan oleh Lastri, dia selalu ingat kalau hal satu ini soalnya dulu dia pernah memintaku untuk mengajarinya menyerir mobil tapi aku sengaja tidak menghiraukannya aku tidak mau dia berlaku semaunya. Lagi pula untuk apa dia belajar nyetir kejanya kan cuma dirumah saja bahkan sangat jarang keluar, jika tidak bersamaku dan anak-anak. Jadi menyetir mobil bukanlah hal yang penting baginya. Mengurus rumah saja dia tidak becus untuk apa belajar menyetir hanya buang-buang waktu saja. Pilihanku jatuh pada mobil sport berwarna marun kesukaanku, ya mobil inilah pagi ini yang akan kubawa. Segera saja aku mengeluarkannya dari garasi dan membukakan pintu untuk Risa dan adiknya Rio. Setelah mengantar Risa dan Rio aku segera kekantor siap untuk meeting dengan beberapa klien pagi ini. Untuk uang iuran bulanan Risa dan Rio sengaja belum aku bayarkan karena nanti sepulang kerja aku akan menanyakan dahulu dengan Lastri apakah ia masih punya sisa uang belanjanya baiknya ia gunakan saja uang itu untuk keperluan sekolah anak-anak. Aku senang melihat kemajuan perusahaanku, sekarang aku sudah bisa membeli apa saja yang aku inginkan. Bahkan bila harus minikah lagi dengan wanita lain pun aku sudah mampu, uangku kini melimpah ruah. Dan Lastri tidak banyak tahu akan hal itu karena sedari awal aku memang tidak mengizinkannya untuk ikut campur dalam urusan bisnisku. Bahkan ketika dulu aku membeli rumah dan membeli mobil ia tidak berani bertanya dan berkomentar apa-apa ia hanya menerima saja semua keadaan yang ada. Dan yang membuat aku lebih bersyukur lagi ialah Lastri tidak pernah berani membantah kata-kata dan perintah serta aturan-aturan yang aku buat. Dia sungguh telah menjadi isteri yang sesuai dengan keinginanku. BersambungReza menyewa sebuah penginapan yang letaknya tidak jauh dari tempat tinggal Yuna dan anak-anaknya. Tujuan Reza adalah supaya ia bisa dengan mudah mengawasi kegiatan keluarga Yuna, sehingga ia bisa masuk kedalam keluarga itu. Lalu menghancurkannya.Malam itu Reza mulai menyusun rencananya untuk besok. Reza begitu yakin dengan rencananya tersebut. Keesokan harinya pagi-pagi sekali Reza mulai mengintai setiap kegiatan satu persatu Yuna dan anak-anaknya.Disaat Reza tahu bahwa Yuna sudah pergi ke kantor dan ketiga anaknya juga sudah pergi ke sekolah, Reza mulai melancarkan aksinya. Reza mendekati rumah itu, dan berusaha masuk dengan menyamar sebagai teknisi AC yang sudah ada janji sebelumnya dengan CEO Yuna. Oetugas yang berjaga di depan pintu gerbang itupun langsung mempersilahkan Reza masuk tanpa menaruh sedikitpun rasa curiga karena mereka juga tahu bahwa memang benar ada AC di beberapa ruangan yang sedang bermasalah."Bisa tunjukan kepada saya dimana letak AC di rumah ini yang rusak?
"Ma.. Mama dmana? Cepat pulang ma. Risa takut." Risa mengirim pesan suara kepada sang ibu.Sementara di tempat lain Yuna sedang sibuk mengurusi bisnisnya. Yuna baru saja selesai melakukan pertemuan antar negara dengan kliennya yang dari brunaidarusalam dan juga singapura. Dan saat ini Yuna sedang di perjalanan untuk pulang ke kediamannya bersama ketiga anaknya. Yuna merasa pekerjaannya beberapa hari ini sangat menyota waktu dan tenaganya. Hingga ia sangat merasa rindu dengan anak-anaknya. Sekilas terbintas wajah Risa putri sulungnya.Kemudian Yuna meraba tetllepin gengamnya yang ada di dalam tas kecilnya. Memang sejak tadi Yuna belum sempat melihat benda pipih itu.Lalu saat ia membukanya Yuna langsung tertuju pada aplikasi pesan berwarna hijau itu. Ada beberapa pesan dari rekan kerjanya yang mengucapkan selamat atas keberhasilannya hari ini. Namun ada yang lebih menyita rasa lenasarannya yaitu pesan suara dari Risa. Yuna langsung saja membuka isi pesan dari Risa.Seketika Yuna meras
"Aku akan mencari dimana kalian menetap Lastri." Gumam Reza. Lalu ia bangun dan melangkah keluar rumahnya. Niat usaha yang akan ia bangun kembalipun seolah terlupakan. Reza lebih berminat untuk menghancurkan mantan isterinya beserta bisnis yang dimilikinya. Reza sudah menemukan alamat dimana mantan isteri beserta ketiga anaknya menetap. Maka ia begitu bersemangat untuk mendatangi mereka. "Ternyata jauh juga ya mereka pergi. Oh ya tapi aku sendiri tidak tahu apakah waktu mereka pergi langsung menuju ke tempat sejauh ini ataukah mereka pergi dulu ke tempat lain. Ah, lebih baik aku langsung saja menemui anak-anak." Reza bergumam lagi. Reza mendekati rumah mewah sesuai dengan alamat yang ia dapat dari seorang suruhannya yang lain tapi bukan Clara. Reza mencoba bersikap baik supaya bisa di terima masuk kedalam rumah itu. "Selamat siang Pak, ada perlu apa ya?" Tanya seorang scurity kepada Reza saat Reza berdiri didepan gerbang rumah mewah berlantai dua itu. "Iya, siang. Hemm..Bol
Reza memulai usahanya kecil-kecilan di rumah sederhana yang ia beli beberapa waktu yang lalu. Namun hatinya begitu iri dengan kemajuan dan kesuksesan Yuna mantan isterinya. Melalui Clara mantan asistennya ia menyelidiki berbagai macam tentang seluk beluk perusahaan Yuna. Reza merencana sesuatu untuk menghancurkan perusahaan Y-Food. Setelah mendapat beberapa informasi dari Clara ia mulai mendekati beberapa orang yang menjadi karyawan di perusahaan milik Yuna."Maaf pak Reza saya bekerja di perusahaan ini sudah sangat lama, dan saya sama sekali tidak pernah menemukan seperti apa yang tadi pak Reza katakan." Bantah seorang manajer di perusahaan Y-Food saat Reza mulai memprofokatornya."Sialan." Umpat Reza.Kali ini ia merasa gagal melancarkan aksinya. Namun Reza tidak patah semangat. Ia bahkan lebih gencar lagi menyebarkan fitnah di kalangan karyawan perusahaan milik mantan isterinya itu.Reza terus mencari cara untuk menjatuhkan Yuna. Bahkan Reza bermimpi perusahaan milik Yuna suatu sa
Pov. PenulisCEO Yuna atau dimasa lalu dikenal dengan nama panggilan Lastri itu kini tengah menikmati sepenuhnya puncak keberhasilannya. Dia telah sukses merintis, membangun dan mengembangkan perusahaannya sendiri. Dia adalah seoarang wanita mandiri dan berkemauan keras.Namun dalam cahayanya yang gemilang saat ini tak banyak orang yang tahu bagaimana perjuangannya hingga bisa bersinar seperti saat sekarang ini. Sudah banyak derai air matanya yang tumpah. Dia pernah bertarung melawan badai dalam rumah tangganya hingga akhirnya mengharuskan hatinya untuk ikhlas dan melepaskan.Tak ada yang tahu bagaimana dulu dia menyembunyikan tangis pilu dari hadapan ketiga anaknya agar tidak merusak mental mereka. Namun setiap kali itu juga sang mantan suami dengan semena-mena memperlihatkan prilaku biad*bnya didepan mata ketiga malaikat kecil itu.Hingga dengan diam-diam Lastri bertekad untuk menciptakan kehidupannya dan anak-anaknya sendiri. Dia mulai membuat konten-konten di chanel youtubenya. De
Beberapa hari setelah itu, aku mendapatkan kabar bahwa Mas Reza mencari-cari informasi tentang siapa diriku. Lalu aku juga mengutus orang kepercayaanku untuk memperhatikan setiap gerak-geriknya.Ini aku lakukan bukan untuk apa-apa melainkan hanya penasaran saja untuk apa dia mencari informasi mengenai diriku. Kemudian aku mendapatkan informasi dari orang suruhanku itu bahwa Mas Reza di rawat di Rumah Sakit karena kondisi kesehatannya yang menurun drastis setelah perusahaannya mengalami kebangkrutan. Dan bukan hanya itu, aku juga mendapat kabar bahwa Nirma si wanita jal*ng pujaan hatinya dulu kini juga sudah pergi meninggalkannya.Sungguh malang sekali nasibmu Mas. Tapi tak apa itu memang selayaknya kamu terima. Aku yakin apa yang saat ini sedang kamu rasakan belum seberapa jika di banding dengan sakit yang dulu pernah kamu torehkan pada aku dan juga anak-anak."Bu, Reza kembali menyelidiki informasi tentang Ibu. Dan kali ini dia juga mencari-cari poto Ibu." Seorang suruhanku menelponk
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments