Meninggalkan kekesalanku dengan Lastri dirumah, aku lebih fokus pada urusan bisnisku. Sore ini aku pulang kerja tidak akan langsung pulang kerumah melainkan aku sudah ada janji dengan beberapa teman tongkronganku. Kami sudah berjanji akan bertemu sekedar minum dan makan-makan lalu malamnya nanti kami akan pergi ke klub malam untuk sekedar menghibur diri.
"Mas kapan pulang? anak-anak ingin makan malam bersama." Itu bunyi pesan yang baru saja kuterima dari Lastri. "Aku pulang malam, karena banyak kerjaan yang harus aku selesaikan. Kalian saja yang makan malam ngga usah nunggu aku." Aku mengirimkan balasan itu padanya. Makan malam dengan Lastri dan anak-anak itu tidak penting, lebih baik aku bersenang-senang dengan caraku sendiri dan itu jauh lebih memuaskan dari pada dirumah. Hanya akan menguras emosiku saja. Malam sudah larut aku mulai merasa pusing dan mual akibat mabuk. Beberapa kawanku ada yang sudah pulang namun aku merasa seperti masih belum ingin meninggalkan tempat ini. Ada seorang wanita muda cantik menghampiriku, namanya Nirma. Sebenarnya kami sudah saling mengenal sejak dua bulan yang lalu. Kami sering bertemu di klub malam seperti ini. Dan setiap kali bertemu aku selalu merasa nyaman meski hanya sekedar bercerita apa saja sudah kulalui dikantor seharian. Malam ini, Nirma datang dan menahanku untuk pulang bahkan ia kembali menuangkan minuman kedalam gelasku. Dan ia mengajakku untuk minum lagi. Aku tak mampu menolak ajakannya. Hingga kepalaku terasa semakin berat. Lalu setelah itu aku lupa. Aku tidak sadar lagi. Entah bagaimana selanjutnya tiba-tiba saat aku tersadar aku sudah berada di sebuah kamar dengan dengan lampu yang dimatikan. Karena merasa ingin kekamar kecil aku buru-buru bangun dan menyingkapkan selimut yang menutupi tubuhku. Dan betapa terkejutnya aku saat mendapati ternyata semua pakaianku sudah tertanggal. Aku gugup. Aku menghidupkan lampu, dan betapa terkejutnya aku ketika aku melihat ternyata ada seorang wanita yang tadi tidur disampingku. Dia adalah Nirma. Lalu aku pergi kekamar kecil dan setelah itu dengan masih menggunakan handuk aku mengambil pakaianku satu persatu dan segera memakainya. "Mau kemana mas?" Tiba-tiba suara Nirma mengagetkanku. "Nirma apa yang sudah kamu lakukan?" Aku bertanya padanya. "Mengapa mas bertanya seperti itu? Bukankah kita sama-sama menikmatinya?" Nirma tersenyum menggodaku. "Aku tidak mengerti apa maksudmu. Aku hanya punya ini. Ambillah..!" Aku melemparkan segepok uang yang ku ambil dari saku celanaku dan melemparkannya pada Nirma. "Apa ini mas? Mas, aku tidak butuh ini mas." Nirma duduk dan menyingkap sedikit selimutnya. Aku melangkah pergi keluar dari kamar hotel tanpa menghiraukan Nirma yang masih memanggilku. Ku lirik jam pada arlojiku ternyata masih pukul 04.30 dini hari. Aku mencari taxi menuju klub malam yang tadi kukunjungi untuk mengambil mobilku. Setelah mengambil mobilku di parkiran aku segera pergi menuju arah pulang. Aku mencoba untuk mengingat-ingat apa saja yang sudah aku lakukan bersama Nirma. Tapi sedikitpun tidak ada yang bisa kuingat hanya saat aku merasa kepalaku berat di klub itu tadi saja. Dan setelah itu aku tak tahu apa-apa lagi. tok..tok..tok.. Aku mengetuk pintu. "Lastri, buka pintunya..!" Aku memanggil Lastri. "Iya mas, tunggu." Terdengar suara drap langkah Lastri menghampiri pintu. Kemudian ia pun membukakan pintu untukku. "Masyaallah mas, dari mana saja kenapa baru pulang subuh begin? Mas mabuk ya?" Mendengar rentetan pertanyaan yang diajukan Lastri membuat emosiku kembali memuncak. Plaaaaaak...! Aku menampar salah satu pipi Lastri. Membuatnya meringis kesakitan dan menangis. "Dasar ya kamu, isteri tak tahu diuntung. Suami baru pulang bukannya diperhatikan malah banyak tanya ini itu.Aku cape, ngantuk. Kalau kamu tidak suka melihatku silahkan pergi ini rumahku. Aku berhak melakukan apa pun yang aku mau." Aku membentaknya dan diikuti dengan tendangan pada daun pintu yang mungkin tetangga samping rumah kamipun mendengarnya. Tapi tidak masalah bagiku. Kulirik sejenak Lastri masih duduk disamping meja dekat pintu tadi sambil menangis. Entah apa yang ia tangisi tapi aku semakin muak saja melihatnya. Aku masuk kekamar dan tidur tanpa melepas pakaian dan bahkan juga sepatuku. "Mas bangun, mas kan mau kerja." Aku mendengar suara Lastri membangunkanku dengan nada lembut. Ya, masih dengan nada lembut meski baru saja ia menerima perlakuan kasar dariku. Aku diam saja tak menyahutinya walaupun sebenarnya aku mendengar ia memanggilku. "Pa, papa ayo bangun pa. Kami mau berangkat sekolah, ayo antar Rio sama kak Risa sekolah pa. Papa juga mau kerjakan?" Anakku Rio pun ikut membangunkanku. Membuatku membalikkan badan dan menutup telingaku dengan bantal. "Haaaaaa...A.....Mamaa...Mamaam..maamaa.." Suara Nina juga menangis membuatku tambah merasa terganggu. "Lastrii....! Kamu dimana?" Aku memanggil Lastri dengan nada berteriak... "Iya mas, ini aku baru saja memasak bubur untuk Nina." Jawab Lastri. "Coba ya, kamu ajari dulu anak-anakmu itu, kasih tahu mereka supaya jangan berisik. Aku cape mau tidu." Aku memberitahu Lastri. "Iya mas maaf." "Maaf maaf, itu saja yang kamu tahu. Ngapain aja kamu dirumah kalau ngajarin anak sopan santun saja tidak bisa." Lalu seketika suasana menjadi hening, Lastri menutup pintu kamar. Aku tidak peduli dengan mereka. Aku kembali melanjutkan tidurku. *** Aku sangat menikmati tidurku, dan aku terbangun saat perutku terasa seolah ada yang menggeliat dari dalamya. Ternyata aku lapar. Ah, hari ini entah sudah berapa jam aku habiskan hanya untuk tidur. Aku absen tidak masuk kerja ku cari handpon ku ternyata ada sekitar belasan panggilan tak terjawab dari kantor dan dari klien juga dari Nirma. Sejenak mataku mendelik melihat nama Nirma ada dalam daftar pemanggil yang tak terjawab. Aku teringat kejadian semalam. Aku teringat kata-kata Nirma. Ia mengatakan bahwa kami sama-sama menikmatinya. Tapi aku sama sekali tidak bisa mengingat apa pun. Tapi meski benar apa seperti apa yang Nirma sebutkan itu aku sama sekali tidak menyesal karena telah melakukan hubungan teelarang dengannya. Nirma sangat cantik dan pintar. Dia sangat pandai menjaga penampilannya. Mata peria manapun pasti akan betah bila melihatnya. Aku beranjak dengan malas dari tempat tidurku menuju dapur. Ku buka tudung saji yang ada diatas meja makan hanya ada telor dadar, sambal terasi dan juga lalapan. Aku menghela napas panjang. Tapi suasan rumah masih hening seperti tidak ada orang. Kulihat jam didinding pukul 13.15 dimana Lastri? bisikku dalam hati. Oh iya aku lupa mungkin ia sedang menjemput Rio dannjuga Risa disekolah. Tapi ada satu kesalahannya yang membuat hatiku kembali kesal yaitu menu makanan yang sama dengan kemarin. Dan ini membuat aku bosan hingga memancing emosiku melonjak naik hingga ke ubun-ubun. "Dasar perempuan to**l..!" Aku memakinya lalu memukulkan tinjuku keatas meja makan sebagai tanda kekesalanku. Bersambung...Reza menyewa sebuah penginapan yang letaknya tidak jauh dari tempat tinggal Yuna dan anak-anaknya. Tujuan Reza adalah supaya ia bisa dengan mudah mengawasi kegiatan keluarga Yuna, sehingga ia bisa masuk kedalam keluarga itu. Lalu menghancurkannya.Malam itu Reza mulai menyusun rencananya untuk besok. Reza begitu yakin dengan rencananya tersebut. Keesokan harinya pagi-pagi sekali Reza mulai mengintai setiap kegiatan satu persatu Yuna dan anak-anaknya.Disaat Reza tahu bahwa Yuna sudah pergi ke kantor dan ketiga anaknya juga sudah pergi ke sekolah, Reza mulai melancarkan aksinya. Reza mendekati rumah itu, dan berusaha masuk dengan menyamar sebagai teknisi AC yang sudah ada janji sebelumnya dengan CEO Yuna. Oetugas yang berjaga di depan pintu gerbang itupun langsung mempersilahkan Reza masuk tanpa menaruh sedikitpun rasa curiga karena mereka juga tahu bahwa memang benar ada AC di beberapa ruangan yang sedang bermasalah."Bisa tunjukan kepada saya dimana letak AC di rumah ini yang rusak?
"Ma.. Mama dmana? Cepat pulang ma. Risa takut." Risa mengirim pesan suara kepada sang ibu.Sementara di tempat lain Yuna sedang sibuk mengurusi bisnisnya. Yuna baru saja selesai melakukan pertemuan antar negara dengan kliennya yang dari brunaidarusalam dan juga singapura. Dan saat ini Yuna sedang di perjalanan untuk pulang ke kediamannya bersama ketiga anaknya. Yuna merasa pekerjaannya beberapa hari ini sangat menyota waktu dan tenaganya. Hingga ia sangat merasa rindu dengan anak-anaknya. Sekilas terbintas wajah Risa putri sulungnya.Kemudian Yuna meraba tetllepin gengamnya yang ada di dalam tas kecilnya. Memang sejak tadi Yuna belum sempat melihat benda pipih itu.Lalu saat ia membukanya Yuna langsung tertuju pada aplikasi pesan berwarna hijau itu. Ada beberapa pesan dari rekan kerjanya yang mengucapkan selamat atas keberhasilannya hari ini. Namun ada yang lebih menyita rasa lenasarannya yaitu pesan suara dari Risa. Yuna langsung saja membuka isi pesan dari Risa.Seketika Yuna meras
"Aku akan mencari dimana kalian menetap Lastri." Gumam Reza. Lalu ia bangun dan melangkah keluar rumahnya. Niat usaha yang akan ia bangun kembalipun seolah terlupakan. Reza lebih berminat untuk menghancurkan mantan isterinya beserta bisnis yang dimilikinya. Reza sudah menemukan alamat dimana mantan isteri beserta ketiga anaknya menetap. Maka ia begitu bersemangat untuk mendatangi mereka. "Ternyata jauh juga ya mereka pergi. Oh ya tapi aku sendiri tidak tahu apakah waktu mereka pergi langsung menuju ke tempat sejauh ini ataukah mereka pergi dulu ke tempat lain. Ah, lebih baik aku langsung saja menemui anak-anak." Reza bergumam lagi. Reza mendekati rumah mewah sesuai dengan alamat yang ia dapat dari seorang suruhannya yang lain tapi bukan Clara. Reza mencoba bersikap baik supaya bisa di terima masuk kedalam rumah itu. "Selamat siang Pak, ada perlu apa ya?" Tanya seorang scurity kepada Reza saat Reza berdiri didepan gerbang rumah mewah berlantai dua itu. "Iya, siang. Hemm..Bol
Reza memulai usahanya kecil-kecilan di rumah sederhana yang ia beli beberapa waktu yang lalu. Namun hatinya begitu iri dengan kemajuan dan kesuksesan Yuna mantan isterinya. Melalui Clara mantan asistennya ia menyelidiki berbagai macam tentang seluk beluk perusahaan Yuna. Reza merencana sesuatu untuk menghancurkan perusahaan Y-Food. Setelah mendapat beberapa informasi dari Clara ia mulai mendekati beberapa orang yang menjadi karyawan di perusahaan milik Yuna."Maaf pak Reza saya bekerja di perusahaan ini sudah sangat lama, dan saya sama sekali tidak pernah menemukan seperti apa yang tadi pak Reza katakan." Bantah seorang manajer di perusahaan Y-Food saat Reza mulai memprofokatornya."Sialan." Umpat Reza.Kali ini ia merasa gagal melancarkan aksinya. Namun Reza tidak patah semangat. Ia bahkan lebih gencar lagi menyebarkan fitnah di kalangan karyawan perusahaan milik mantan isterinya itu.Reza terus mencari cara untuk menjatuhkan Yuna. Bahkan Reza bermimpi perusahaan milik Yuna suatu sa
Pov. PenulisCEO Yuna atau dimasa lalu dikenal dengan nama panggilan Lastri itu kini tengah menikmati sepenuhnya puncak keberhasilannya. Dia telah sukses merintis, membangun dan mengembangkan perusahaannya sendiri. Dia adalah seoarang wanita mandiri dan berkemauan keras.Namun dalam cahayanya yang gemilang saat ini tak banyak orang yang tahu bagaimana perjuangannya hingga bisa bersinar seperti saat sekarang ini. Sudah banyak derai air matanya yang tumpah. Dia pernah bertarung melawan badai dalam rumah tangganya hingga akhirnya mengharuskan hatinya untuk ikhlas dan melepaskan.Tak ada yang tahu bagaimana dulu dia menyembunyikan tangis pilu dari hadapan ketiga anaknya agar tidak merusak mental mereka. Namun setiap kali itu juga sang mantan suami dengan semena-mena memperlihatkan prilaku biad*bnya didepan mata ketiga malaikat kecil itu.Hingga dengan diam-diam Lastri bertekad untuk menciptakan kehidupannya dan anak-anaknya sendiri. Dia mulai membuat konten-konten di chanel youtubenya. De
Beberapa hari setelah itu, aku mendapatkan kabar bahwa Mas Reza mencari-cari informasi tentang siapa diriku. Lalu aku juga mengutus orang kepercayaanku untuk memperhatikan setiap gerak-geriknya.Ini aku lakukan bukan untuk apa-apa melainkan hanya penasaran saja untuk apa dia mencari informasi mengenai diriku. Kemudian aku mendapatkan informasi dari orang suruhanku itu bahwa Mas Reza di rawat di Rumah Sakit karena kondisi kesehatannya yang menurun drastis setelah perusahaannya mengalami kebangkrutan. Dan bukan hanya itu, aku juga mendapat kabar bahwa Nirma si wanita jal*ng pujaan hatinya dulu kini juga sudah pergi meninggalkannya.Sungguh malang sekali nasibmu Mas. Tapi tak apa itu memang selayaknya kamu terima. Aku yakin apa yang saat ini sedang kamu rasakan belum seberapa jika di banding dengan sakit yang dulu pernah kamu torehkan pada aku dan juga anak-anak."Bu, Reza kembali menyelidiki informasi tentang Ibu. Dan kali ini dia juga mencari-cari poto Ibu." Seorang suruhanku menelponk