Masih Pov. Lastri
Penerbangan selama empat puluh lima menit telah menghantarkan aku dan anak-anakku ketempat yang benar-benar baru buat kami. Sebenarnya tidak pernah terbayangkan sebelumnya untuk pergi ketempat sejauh ini. Dan aku pun sempat bingung untuk apa kami pergi kedaerah ini, dan akan tinggal dimana kami setelah sampai. Tapi setelah aku menenangkan hatiku dan menguasai kembali pikiranku hingga akhirnya aku mulai menyusun rencanaku selanjutnya. Setelah sampai di bandara aku memperhatikan kedua anakku yaitu Risa dan Rio adiknya, mereka tampak heran dan bingung. Aku sebagai ibu mereka tahu bahwa anak-anakku sedang bertanya dalam benak mereka masing-masing kemana kami pergi dan untuk apa kami pergi. Namun aku berusaha untuk berpura-pura tidak peduli dengan apa yang mereka rasa dan pikirkan. Nanti saja aku beritahu mereka dengan pelan-pelan dan aku yakin lambat laun mereka pasti akan mengerti dan paham maksud kepergian kami ini. Lalu aku kembali memesan taxi online untuk menghantarkan kami menuju ke sebuah hotel terdekat dari lokasi bandara ini. Ya, untuk malam ini kami akan menginap dulu di hotel lalu untuk besok maka nanti aku baru akan kembali menentukan arah tujuan kami. Setelah sampai di hotel aku segera memesan sebuah kamar untuk aku dan anak-anakku. Kemudian seorang pelayan hotel memberikan kunci kamar padaku kemudian aku dan anak-anakku segera menuju kamar tersebut. "Ma, kita mau kemana sih ma?" Akhirnya Risa anak sulungku buka mulut setelah sekian lama ia hanya terdiam dan hanya mengikuti kemana saja arah langkahku. Aku membaringkan Nina terlebih dahulu di kasur lalu aku menghampiri kedua anakku. Aku tersenyum menatap Risa dan Rio secara bergantian. "Sayang, sekarang kita pergi jauh dari papa. Kita tinggalin dulu papa ya nak." Jawabku. "Tapi kenapa Ma?" Rio kini yang bertanya padaku. "Sayang, apa kalian sayang sama Mama?" Aku menyentuh kedua pipi Risa dan Rio secara bersamaan dengan kedua tanganku. "Sayang Ma." Jawab mereka secara bersamaan. "Nah, kalau sayang sama Mama sekarang harus nurut ya sama Mama. Kita harus pergi nak jauh dari Papa. Ini demi keselamatan kita dan demi kebahagiaan papa." Jawabku berusaha untuk meyakinkan mereka. "Ma, kenapa Papa sering marah-marah sama Mama?" Risa kembali bertanya. Dia adalah anakku yang paling besar dia juga yang paling seringenyaksikan kekerasan dan kekasaran yang dilakukan oleh Mas Reza terhadapku. Dia juga yang paling bisa merasakan perubahan sikap Mas Reza terhadap aku dan mereka anak-anakku. "Nanti kalau sudah waktunya kamu dan adik-adikmu pasti akan tahu nak. Sekarang yuk mandi dulu lalu kita makan dan istirahat ya sayang." Aku membujuknya. Dan diapun mengangguk perta da setuju dengan ajakanku. Setelah Risa dan Rio mandi dan makan sementara Nina terpulas dalam tidurnya, lalu giliranku untuk mandi dan kemudian makan. Malam kini semakin larut Risa dan Rio sudah tertidur, aku membuka tas jinjingku. Aku mengambil ipon keluaran terbaru yang dua hari yang lalu ku beli dan baru ku gunakan secara diam-diam sejak kemaren saat memesan tiket pesawat, dan tadi ketika memesan taxi online . Ya, ini adalah salah satu dari rencanaku yaitu pergi dengan tanpa membawa handpone pemberian dari Mas Reza. Maka setelah aku menarik uang hasil jerih payahku membuat konten memasak di chanel youtube 'mama 123' milikku maka aku dengan bangga membeli Ipon keluaran terbaru. Itu tidak masalah toh hanya mengurangi sedikit saja dari tabunganku dan ini akan ku gunakan untuk keperluanku dalam mengelola akun youtubeku nantinya dan rencanaku selanjutnya nanti setelah aku menemukan tempat tinggal yang tepat untuk aku dan anak-anakku maka aku akan membeli laptop dan juga set komputer. Sesangkan untuk saat ini biarlah aku membuat konten dan mengelola chanelku dengan Ipon ini saja dulu. Aku membiarkan ketiga anakku terlelap sedangkan aku kembali mengecek perkembangan kenaikan viewer dan juga subscriberku. Alhamdulillah meski hari ini aku belum memposting konten namun viewer dan subscriberku masih tetap bertambah. Sesuatu yang menyenangkan bagiku dari pada harus bergelut dengan cacian dan makian Mas Reza. Ah, sebenarnya aku merasa bahwa dia adalah laki-laki yang tidak pantas untuk disebut sebagai S U A M I untukku dan juga tidak pantas disebut sebagai A Y A H bagi anak-anakku. Dua kata itu terlalu mulia untuk disematkan kepada peria ib**s macam Mas Reza. Entah apa yang ia rasakan ketika menemukan suratku. Dan entah juga bagaimana reaksinya ketika ia tahu bahwa aku dan anak-anakku sudah pergi jauh darinya. Mungkinkah ia menyesal ataukah ia justru lebih merasa lega dan bahagia tanpa kehadiran kami. Ya sudahlah biarkan saja ia bersenang-senang menikmati harta kekayaannya atau bahkan mungkin juga dengan wanita simpanannya itu. Sementara aku akan mencari jalan sendiri untuk kebahagiaanku dan juga ketiga anakku ini. Dengan keyakinan yang penuh aku semakin bersemangat untuk berusaha dan bekerja demi kelanjutan hidup kami. Kemudian aku berusaha mencari rumah yang dijual melalui petunjuk di g*ogle dan beberapa aplikasi pemasaran yang kukenali. Lalu aku menemukan beberapa pilihan yang mungkin cocok untuk aku dan anak-anakku. Tanpa terasa malam telah berlalu dan azan subuhpun di kumandangkan, setelah selesai sholat subuh aku kembali melanjutkan pencarianku untuk rumah tempat tinggal kami nanti. Sementara itu ketiga anakku masih tidur pulas dan aku membiarkannya saja mungkin mereka masih merasa lelah setelah kemarin mengikuti pergi jauh meninggalkan rumah tanpa mereka tahu sebab dan tujuan kepergian kami. Setelah memilah-milah diantara beberapa pilihan kini pilihanku hanya tinggal tiga rumah lagi. Dan aku berencana untuk ketiga rumah ini akan ku datangi sendiri ketempatnya masing-masing untuk meninjaunya secara langsung. Pagi hari setelah ketiga anakku bangun dari tidur mereka, aku segera memandikan Rio dan Nina sedangkan Risa dia sudah bisa mandi sendiri. Lalu aku mengajak ketiga anakku untuk sarapan, setelah sarapan kami kembali kehotel terlebih dahulu kemudian aku berniat untuk mengajak ketiga anakku untuk ikut dalam melihat secara langsung pilihan rumah yang akan kami beli. Kami terlebih dahulu menuju ke lokasi rumah yang lebih jauh, dengan menggunakan jasa sebuah taxi yang kusewa kami pergi menuju semua titik tujuan kami. Untuk pilihan pertama ini anakku Risa kurang setuju karena lokasinya agak jauh dari sekolah. Setelah itu kami melanjutkan ke rumah yang kedua, pada kali ini Risa tidak berkomentar karena lokasinya.sangat strategis. Yaitu dekat dengan sekolah TK dan juga SD serta SMP dan SMA lokasinya masih dalam satu area yang berdekatan. Juga pasar yang tidak jauh dari lokasi rumah membuat aku juga menyukainya. Akan tetapi aku memutuskan untuk melanjutkan lagi kunjungan ke tempat rumah pilihan ketiga. Pada rumah pilihan ketiga ini, lokasinya berada dipusat kota. Namun anakku Risa dan Rio kurang menyukainya. Hingga akhirnya kami memutuskan untuk memilih rumah yang kedua. Dimana lokasinyaasih berada dilingkungan perkotaan sehingga segala akses bisa berjalan dengan lancar, dekat dengan sekolah untuk anak-anakku dan juga pasar. Kemudian hari ini juga aku menghubungi si penjual rumah tersebut. Aku meminta untuk segera mengurus segala macam surat menyurat jual beli rumah ini karena akan segera kami tempati. Dan penjual rumah tersebut mengatakan bahwa semua sudah siap kapanpun aku mau membayarnya. Akhirnya aku lega karena kami kini sudah punya rumah untuk tempat tinggal kami. Lalu kami kembali ke hotel karena keesokan harinya kami akan segera menpati rumah baru kami. Rumah yang ku beli dari hasil usahaku sendiri. Bersambung...Reza menyewa sebuah penginapan yang letaknya tidak jauh dari tempat tinggal Yuna dan anak-anaknya. Tujuan Reza adalah supaya ia bisa dengan mudah mengawasi kegiatan keluarga Yuna, sehingga ia bisa masuk kedalam keluarga itu. Lalu menghancurkannya.Malam itu Reza mulai menyusun rencananya untuk besok. Reza begitu yakin dengan rencananya tersebut. Keesokan harinya pagi-pagi sekali Reza mulai mengintai setiap kegiatan satu persatu Yuna dan anak-anaknya.Disaat Reza tahu bahwa Yuna sudah pergi ke kantor dan ketiga anaknya juga sudah pergi ke sekolah, Reza mulai melancarkan aksinya. Reza mendekati rumah itu, dan berusaha masuk dengan menyamar sebagai teknisi AC yang sudah ada janji sebelumnya dengan CEO Yuna. Oetugas yang berjaga di depan pintu gerbang itupun langsung mempersilahkan Reza masuk tanpa menaruh sedikitpun rasa curiga karena mereka juga tahu bahwa memang benar ada AC di beberapa ruangan yang sedang bermasalah."Bisa tunjukan kepada saya dimana letak AC di rumah ini yang rusak?
"Ma.. Mama dmana? Cepat pulang ma. Risa takut." Risa mengirim pesan suara kepada sang ibu.Sementara di tempat lain Yuna sedang sibuk mengurusi bisnisnya. Yuna baru saja selesai melakukan pertemuan antar negara dengan kliennya yang dari brunaidarusalam dan juga singapura. Dan saat ini Yuna sedang di perjalanan untuk pulang ke kediamannya bersama ketiga anaknya. Yuna merasa pekerjaannya beberapa hari ini sangat menyota waktu dan tenaganya. Hingga ia sangat merasa rindu dengan anak-anaknya. Sekilas terbintas wajah Risa putri sulungnya.Kemudian Yuna meraba tetllepin gengamnya yang ada di dalam tas kecilnya. Memang sejak tadi Yuna belum sempat melihat benda pipih itu.Lalu saat ia membukanya Yuna langsung tertuju pada aplikasi pesan berwarna hijau itu. Ada beberapa pesan dari rekan kerjanya yang mengucapkan selamat atas keberhasilannya hari ini. Namun ada yang lebih menyita rasa lenasarannya yaitu pesan suara dari Risa. Yuna langsung saja membuka isi pesan dari Risa.Seketika Yuna meras
"Aku akan mencari dimana kalian menetap Lastri." Gumam Reza. Lalu ia bangun dan melangkah keluar rumahnya. Niat usaha yang akan ia bangun kembalipun seolah terlupakan. Reza lebih berminat untuk menghancurkan mantan isterinya beserta bisnis yang dimilikinya. Reza sudah menemukan alamat dimana mantan isteri beserta ketiga anaknya menetap. Maka ia begitu bersemangat untuk mendatangi mereka. "Ternyata jauh juga ya mereka pergi. Oh ya tapi aku sendiri tidak tahu apakah waktu mereka pergi langsung menuju ke tempat sejauh ini ataukah mereka pergi dulu ke tempat lain. Ah, lebih baik aku langsung saja menemui anak-anak." Reza bergumam lagi. Reza mendekati rumah mewah sesuai dengan alamat yang ia dapat dari seorang suruhannya yang lain tapi bukan Clara. Reza mencoba bersikap baik supaya bisa di terima masuk kedalam rumah itu. "Selamat siang Pak, ada perlu apa ya?" Tanya seorang scurity kepada Reza saat Reza berdiri didepan gerbang rumah mewah berlantai dua itu. "Iya, siang. Hemm..Bol
Reza memulai usahanya kecil-kecilan di rumah sederhana yang ia beli beberapa waktu yang lalu. Namun hatinya begitu iri dengan kemajuan dan kesuksesan Yuna mantan isterinya. Melalui Clara mantan asistennya ia menyelidiki berbagai macam tentang seluk beluk perusahaan Yuna. Reza merencana sesuatu untuk menghancurkan perusahaan Y-Food. Setelah mendapat beberapa informasi dari Clara ia mulai mendekati beberapa orang yang menjadi karyawan di perusahaan milik Yuna."Maaf pak Reza saya bekerja di perusahaan ini sudah sangat lama, dan saya sama sekali tidak pernah menemukan seperti apa yang tadi pak Reza katakan." Bantah seorang manajer di perusahaan Y-Food saat Reza mulai memprofokatornya."Sialan." Umpat Reza.Kali ini ia merasa gagal melancarkan aksinya. Namun Reza tidak patah semangat. Ia bahkan lebih gencar lagi menyebarkan fitnah di kalangan karyawan perusahaan milik mantan isterinya itu.Reza terus mencari cara untuk menjatuhkan Yuna. Bahkan Reza bermimpi perusahaan milik Yuna suatu sa
Pov. PenulisCEO Yuna atau dimasa lalu dikenal dengan nama panggilan Lastri itu kini tengah menikmati sepenuhnya puncak keberhasilannya. Dia telah sukses merintis, membangun dan mengembangkan perusahaannya sendiri. Dia adalah seoarang wanita mandiri dan berkemauan keras.Namun dalam cahayanya yang gemilang saat ini tak banyak orang yang tahu bagaimana perjuangannya hingga bisa bersinar seperti saat sekarang ini. Sudah banyak derai air matanya yang tumpah. Dia pernah bertarung melawan badai dalam rumah tangganya hingga akhirnya mengharuskan hatinya untuk ikhlas dan melepaskan.Tak ada yang tahu bagaimana dulu dia menyembunyikan tangis pilu dari hadapan ketiga anaknya agar tidak merusak mental mereka. Namun setiap kali itu juga sang mantan suami dengan semena-mena memperlihatkan prilaku biad*bnya didepan mata ketiga malaikat kecil itu.Hingga dengan diam-diam Lastri bertekad untuk menciptakan kehidupannya dan anak-anaknya sendiri. Dia mulai membuat konten-konten di chanel youtubenya. De
Beberapa hari setelah itu, aku mendapatkan kabar bahwa Mas Reza mencari-cari informasi tentang siapa diriku. Lalu aku juga mengutus orang kepercayaanku untuk memperhatikan setiap gerak-geriknya.Ini aku lakukan bukan untuk apa-apa melainkan hanya penasaran saja untuk apa dia mencari informasi mengenai diriku. Kemudian aku mendapatkan informasi dari orang suruhanku itu bahwa Mas Reza di rawat di Rumah Sakit karena kondisi kesehatannya yang menurun drastis setelah perusahaannya mengalami kebangkrutan. Dan bukan hanya itu, aku juga mendapat kabar bahwa Nirma si wanita jal*ng pujaan hatinya dulu kini juga sudah pergi meninggalkannya.Sungguh malang sekali nasibmu Mas. Tapi tak apa itu memang selayaknya kamu terima. Aku yakin apa yang saat ini sedang kamu rasakan belum seberapa jika di banding dengan sakit yang dulu pernah kamu torehkan pada aku dan juga anak-anak."Bu, Reza kembali menyelidiki informasi tentang Ibu. Dan kali ini dia juga mencari-cari poto Ibu." Seorang suruhanku menelponk