Share

Bab 3

Author: Adora Anindita Keisha
Keesokan paginya, saat aku membuka mata, Rehan juga baru masuk ke kamar. Tubuhnya seperti biasa langsung menindihku.

Aku buru-buru menghindar, rasa jijik yang timbul dari dalam membuat ekspresiku langsung berubah.

Rehan mengira aku tidak enak badan. Tatapannya melirik kakiku dengan cemas, lalu mengambilkan jaket dari sisi ranjang sambil berkata, “Sayang, ayo pakai jaket.”

“Mau ke mana?” tanyaku.

Rehan menghela napas dan menjawab, “Sayang, kamu dari dulu kayak anak kecil. Begitu nggak enak badan langsung kelihatan dari wajahmu. Kita ke rumah sakit untuk periksa lagi, ya.”

Aku pun ikut dibawa Rehan ke rumah sakit.

Baru masuk lobi, kami langsung bertemu dengan Celine.

Dia berdiri sendirian dengan wajah pucat pasi, tangannya menekan bagian bawah perut.

Tanpa pikir panjang, Rehan langsung melepaskan genggaman tanganku. Kakiku terbentur tembok, nyerinya sampai membuatku keringat dingin.

Namun, aku seolah menghilang di mata Rehan. Dia langsung menghampiri Celine, memeluknya erat dan bertanya, “Kamu sakit apa? Kenapa nggak hubungi aku untuk menemanimu?”

Celine tersenyum tipis dan menggeleng, tetapi pandangannya melihatku dari atas ke bawah.

Jaket yang kupakai persis sama dengan jaket yang dia pakai.

“Cuma nyeri perut sedikit. Kenapa kalian berdua ada di sini?” tanya Celine.

Rehan mengusap hidungnya, dia jelas gugup, tetapi dia langsung merangkai alasan tanpa ragu.

“Kaki adikku sakit. Dia minta aku menemaninya buat periksa,” jawab Rehan.

Aku sudah terbiasa dengan alasan itu.

Sejak Rehan menyembunyikan hubungan kami, setiap kali kami bertemu teman-temannya, dia selalu berkata, “Tya lagi di luar negeri, jadi aku minta aku jagain adiknya.”

Hanya sahabat dekatnya yang tahu bahwa aku sebenarnya pacarnya.

Celine hanya mengangguk kecil, kemudian berkata, “Kalau begitu, cepat temani adikmu pergi periksa. Aku ....”

Sebelum Celine selesai bicara, wajahnya kembali berkerut menahan nyeri. Tangannya kembali menekan bagian bawah perut.

Sesaat kemudian, Rehan sudah menggendongnya dalam pelukan.

“Alia, kamu tunggu sebentar, ya. Dia kesakitan, aku antar dia dulu ke dalam,” ucap Rehan.

Aku menunduk.

Darah dari pergelangan kakiku sudah merembes keluar dari perban. Rasa sakitnya menembus hingga ke tulang.

Sosok Rehan dari ujung rambut sampai ujung kakinya, tampak penuh dengan kecemasan.

Aku mendengus dingin.

Ternyata aktor hebat seperti dia pun bisa kehilangan kemampuan aktingnya jika sudah berurusan dengan orang yang dia cintai.

“Waduh! Kakimu berdarah banyak sekali!” seru perawat yang langsung menarikku masuk untuk penanganan darurat.

Aku ikut melangkah sambil menunduk melihat kakiku. Darah yang menodai lantai tampak mencolok dan baunya tajam. Sayangnya, Rehan tak melihat semua itu.

Perawat bertanya sambil membersihkan lukaku, “Kamu terluka karena jatuh terkena pecahan kaca dan tulangmu juga patah, ya?”

Hari itu, dorongan Rehan benar-benar kuat.

Saat aku jatuh, aku juga menabrak botol-botol alkohol. Kacanya pecah dan serpihannya menusuk masuk ke pergelangan kakiku sehingga tulangku ikut remuk. Padahal, sejak kecil aku selalu hidup nyaman. Luka gores sedikit saja, orang tuaku pasti langsung panik dan menyuruhku dirawat di rumah sakit. Namun, sekarang... aku hanya bisa mengepalkan tangan dan tak mampu menjawab sepatah kata pun.

Setelah lukaku selesai ditangani, seluruh tubuhku sudah basah oleh keringat dingin.

Perawat berkata, “Sudah selesai. Sekarang kamu tinggal istirahat yang baik. Suruh pacarmu jemput kamu, ya. Jangan sampai jalan sendiri. Takutnya lukanya terbuka lagi.”

Tanganku refleks hendak mengirim pesan ke Rehan. Ini sudah menjadi memori otot tanpa sadar.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Natasha Han
seharusnya kan ngomong gara" kamu kakiku patah, ini diam aja dasar gatal
goodnovel comment avatar
Chantiqa Chiqa
mampuslah, malang jugalah jd perempuan
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Mantanku Minta Aku Jangan Tinggalkan Dia   Bab 14

    Hari itu, kami melihat matahari terbenam.Itu benar-benar adalah matahari terbenam yang paling indah yang pernah aku lihat dalam beberapa tahun terakhir.Darren memotretku.Wajahku yang tersenyum terlihat jelas di depan, dengan matahari terbenam di belakangku sebagai latar.Ketika aku membuka Instagram, aku melihat foto itu muncul di akun Instagram Darren.Tulisan di bawah foto itu berisi: [Matahari terbenam yang terbaik, kamu yang terbaik.]Asya mengklik tombol suka dan berkomentar di bawahnya: [Wah, kamu yang terbaik!]Darren membalasnya: [Kak, umur sudah segini, saatnya kamu buka hati.]Asya hanya bisa memutar matanya.Sementara Rehan? Siapa yang peduli dengannya.Pada hari pertunangan.Rehan muncul dengan tubuh dibalut seperti mumi, dan di sampingnya ada Celine.Mereka dipaksa untuk datang dan melihat kebahagiaan kami, dikelilingi oleh sekelompok pengawal.Aku bertanya, “Ini maksudnya apa?”Darren tersenyum licik dan menjawab, "Sudah kubilang, aku ingin dia melihat kebahagiaanmu. A

  • Mantanku Minta Aku Jangan Tinggalkan Dia   Bab 13

    “Kak! Jangan sampai cedera parah!” ucapku. Aku tidak peduli sama Rehan, tetapi aku takut risikonya akan mempengaruhi Asya.Melihat aku hendak maju, Darren langsung memelukku.“Nggak apa-apa. Timo sudah dilatih, dia nggak akan sampai membunuh orang,” kata Darren.Darren tersenyum dan melanjutkan, “Lagi pula, orang seberengsek dia, bahkan Timo pasti jijik buat gigit dia!”Rehan teriak histeris dan terus meneriakkan namaku, “Alia, kita nggak putus! Aku nggak setuju! Kamu pasti berbohong, kamu pasti sengaja buat aku marah ....”Asya mendengus dingin dan berteriak, “Timo, gigit mulutnya!”Wajah Rehan penuh darah.Aku benar-benar takut kalau Rehan terluka parah. Aku berteriak, “Kak, Timo, berhenti!”Timo mendengus, lalu menatapku.Rehan terkulai kesakitan di tanah dan berguling-guling.“Kak, berhenti, nanti beneran ada yang mati!” ucapku.Tiba-tiba, Rehan bangkit. Darah menetes dari mulutnya setiap kali dia berbicara, “Sayang, aku tahu kamu paling sayang sama aku! Ayo kita pulang, kita menik

  • Mantanku Minta Aku Jangan Tinggalkan Dia   Bab 12

    Rehan berlutut di lantai dan berkata, “Kamu hanya boleh mencintaiku seumur hidupmu, kamu nggak boleh mencintai orang lain!”Lihatlah, dia sangat percaya diri soal mengendalikan aku. Namun, siapa yang bilang aku akan terjebak dalam kendalinya seumur hidup?“Aku nggak akan makan lalat lalu memuji bau dari lalat itu. Jadi, lalat menjijikkan seperti kamu, sudah bisa pergi sekarang!” ucapku dengan sinis.Rehan menangis tersedu-sedu. Ini pertama kalinya aku melihatnya seperti ini.“Alia, aku cinta padamu. Setelah kejadian ini, aku baru sadar bahwa hanya kamu yang aku cintai selama ini. Tanpa kamu, hidupku sangat menderita. Aku nggak bisa hidup tanpa kamu seharipun! Aku mohon, sembilan tahun kita bersama, setiap hari selalu ada satu sama lain di samping kita saat bangun tidur. Gimana bisa kamu melupakannya begitu saja?” kata Rehan.Aku hampir muntah mendengarnya.Aku teringat hari itu saat aku melihat unggahan Celine di Instagram. Dua tahun terakhir, hampir setiap hari dia mengunggah tentan

  • Mantanku Minta Aku Jangan Tinggalkan Dia   Bab 11

    Keesokan harinya, aku sedang mencoba gaun pengantin.Tiba-tiba terdengar teriakan dari luar pintu, “Sayang, sayang, aku datang! Alia, ini aku Rehan!”Aku dipapah keluar dari ruangan.Di depan pintu, Rehan berdiri mengenakan setelan jas sambil memegang sekuntum bunga melati di satu tangan dan sebuah cincin di tangan lainnya. Wajahnya tampak lelah, tetapi dia tersenyum padaku.“Sayang, maafkan aku. Ini salahku, aku nggak tahu kalau luka kakimu separah itu!” kata Rehan sambil menatap pergelangan kakiku. “Aku ceroboh. Aku dan Celine sudah nggak ada hubungan apa-apa lagi, kami hanya teman. Kalau kamu keberatan, aku janji nggak akan bertemu dengan dia lagi!” lanjutnya.Aku tidak tahu harus berkata apa.Hanya teman? Seluruh dunia tahu kalau Celine adalah cinta lama dalam hidup Rehan. Dulu, Rehan memacariku hanya karena marah pada Celine. Sekarang aku mundur untuk kebahagiaan mereka berdua, tetapi Rehan malah dan bersikap seperti ini?Tiba-tiba Rehan berlutut, wajahnya tampak tulus.“Sayang,

  • Mantanku Minta Aku Jangan Tinggalkan Dia   Bab 10

    Pintu tiba-tiba didorong terbuka dengan keras. Asya yang tadinya tersenyum, terdiam sejenak saat melihat Darren sedang terbaring di tempat tidur. Dia lalu berteriak, “Darren, kamu ini! Kamu bilang mau memberi kejutan untuk adikku, tapi yang ada ini malah kejutan menakutkan!”Aku langsung menghentikan Asya, “Kak, kamu salah paham, kami nggak ....”Darren berdiri, lalu tersenyum dan berkata, “Kak, ini cuma sedikit bumbu romantis dalam rumah tangga. Kamu pasti bisa mengerti, ‘kan?”“Kamu ini!” Asya mengelus kening, lalu meraba wajahku. Dia hendak berkata sesuatu, tetapi aku langsung menyela dan cepat-cepat menjelaskan, “Dia dikasih obat, jadi aku bantu dia dengan tanganku!”Setelah itu, barulah Asya lega dan berkata, “Mereka menjahili kamu lagi?”Asya sudah memberitahuku semuanya tentang Darren. Orang tua Darren punya dua anak laki-laki, dan baru-baru ini, ayahnya yang merupakan presdir perusahaan, jatuh sakit. Anak sulungnya berusaha keras untuk menghancurkan nama baik Darren dengan menc

  • Mantanku Minta Aku Jangan Tinggalkan Dia   Bab 9

    Perawat itu mendorong Rehan, “Aku bukan istrimu, aku datang untuk mengantarkan paket untuk Bu Alia. Apa dia ada di rumah?” Rehan membuka paket dokumen itu, tulisan di atasnya sangat asing di matanya, ujung jarinya mengepal hingga pucat. [Alia, terjatuh hingga tulang pergelangan kaki patah, luka pecahan kaca dijahit lima jahitan.]Perawat itu berkata, “Kemarin Bu Alia minta aku antar dia pulang, barangnya tertinggal di mobilku. Apa kamu suaminya? Kenapa Bu Alia patah kaki sampai berdarah banyak tapi kamu nggak menjemputnya?” Saat itu, Rehan sedang bersama Celine. Rehan baru ingat bahwa saat itu dia membawa Alia ke rumah sakit dan mereka bertemu dengan Celine di sana. Rehan meninju tembok dengan kesal, keringat besar mengucur deras dari dahinya. Setiba di rumah, Asya langsung mengadakan pesta sambutan yang meriah. Sudah lama aku tidak main sampai seseru ini, aku diam-diam pergi ke ruang kerja untuk menghindari meminum alkohol. Namun baru saja masuk, mulutku langsung ditutup oleh

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status