Suamiku menyuap dokter untuk mentransplantasikan jantung yang mulanya milik putri kami ke putri teman masa kecilnya. Hari itu juga, putriku terkena serangan jantung dan meninggal di pelukanku. Sebaliknya, transplantasi jantung putri teman masa kecil suamiku berhasil. Dia begitu gembira sampai membagikan bonus untuk seluruh karyawan perusahaan. Aku sangat emosi sampai muntah darah. Dokter mengatakan aku menderita leukemia stadium lanjut. Aku tidak punya banyak waktu lagi. Aku pulang dengan hati hancur, memegang guci abu putriku. Namun, suamiku malah ingin berkeliling dunia bersama teman masa kecilnya dan juga putrinya untuk merayakan kehidupan baru mereka.
ดูเพิ่มเติมRiyan telah menakuti Monika hingga wanita itu terjatuh ke bawah.Riyan masih belum puas dan ingin memukulnya lagi. Monika melarikan diri dengan panik. Tak perlu waktu lama, ruang tamu telah menjadi berantakan.Kristin ketakutan sampai meringkuk di sudut. Dia tidak berani bergerak.Riyan perlahan mendekati Kristin layaknya si malaikat maut.Dia membelai lembut dada Kristin. "Jantung yang berdetak di sini seharusnya milik putriku.""Monika, kamu pasti bangga karena sudah mempermainkanku selama bertahun-tahun ini, 'kan?""Kalau aku nggak ke rumah sakit untuk memeriksa rekam medis, bagaimana aku tahu kalau Kristin bukan anakku! Kamu dan aku sama-sama punya golongan darah B, jadi mana mungkin bisa punya anak perempuan bergolongan darah A?""Demi kamu, aku membunuh putriku sendiri dengan tanganku sendiri! Apa kamu puas?"Melihat Riyan telah mengetahui kebenarannya, Monika tidak lagi takut. "Ini semua karena kebodohanmu sendiri! Kamu pikir kamu siapa? Raja? Yang harus dilayani setiap saat?""
Riyan pergi dengan linglung. Semua bukti menunjukkan bahwa aku dan putriku sudah meninggal.Namun, dia masih tidak mau menyerah.Dia menggunakan banyak koneksi dan menghabiskan banyak uang untuk mencari tahu, tetapi jawaban yang dia dapatkan tetap sama."Mana mungkin? Bukannya baru setengah bulan nggak bertemu? Mana mungkin mereka sudah meninggal?"Riyan kembali ke rumah sakit dan bertanya, "Siapa yang mendiagnosis Sofia menderita leukemia?""Cepat keluar!"Riyan tidak peduli dengan harga dirinya lagi dan mulai membuat keributan di aula.Saat pimpinan rumah sakit mengetahuinya, mereka segera mengundangnya ke ruangan terpisah."Tuan Riyan, apa kamu nggak tahu masalah ini?""Tanggal 8 bulan lalu, gadis kecil yang selalu Anda dampingi itu operasinya berhasil. Bukankah Anda juga memberikan hadiah pada semua orang di rumah sakit kami?""Ada satu gadis kecil lain, Elis Tanardi. Mereka berdua sama-sama membutuhkan donor jantung waktu itu. Kamulah yang khusus berpesan pada kami agar memberikan
Riyan tidak percaya dengan kabar kematian putrinya. Dia menggunakan koneksinya untuk mencari tahu keberadaanku dan putriku.Tak disangka, dia cukup beruntung dan menemukan kabar.Ada orang yang bilang dia melihatku naik pesawat. Dia kemudian mengikuti petunjuk ini dan menemukan sahabatku."Cepat bawa Sofia dan putriku keluar! Kamu kira trik seperti ini menyenangkan?""Kamu pikir aku nggak akan merebut hak asuh putri kalau dia mati? Konyol sekali!"Sahabatku menatap pria di depannya dengan tidak berdaya. "Kamu benar-benar bodoh! Ini sertifikat kremasi dari krematorium dan dua akta kematian mereka!""Kalau kamu mau menuduhku berbohong, aku juga nggak tahu mau bilang apa lagi! Baik itu Sofia ataupun Elis, mereka berdua sudah mati.""Kamu nggak pantas jadi suami ataupun ayah! Kenapa baru datang ke sini sekarang? Apa yang kamu lakukan sebelumnya?""Dulu aku nggak ngerti kenapa Sofia ngotot mau cerai denganmu, tapi sekarang aku sudah paham. Kalau namaku tertera di kartu keluarga yang sama de
Genggaman tangan putriku makin erat."Apa Ayah suka Kristin? Tapi Kristin pernah menindasku. Aku nggak suka dia! Kenapa Ayah harus menemaninya? Kenapa Ayah nggak suka padaku?"Anak sekecil ini masih berada pada usia di mana dia merindukan kasih sayang seorang ayah.Namun, ayah kandungnya mencurahkan seluruh kasih sayangnya pada anak orang lain. Bahkan, di saat Elis sakit dan sekarat, ayahnya juga tidak datang menjenguknya.Mungkin orang dewasa pun tidak akan sanggup menerima kenyataan ini.Aku hanya bisa memeluk putriku, lalu memperlihatkan tatapan tegas sambil berkata, "Kamu adalah anak yang paling istimewa di dunia ini. Ayahmu bodoh. Dia sudah dipermainkan oleh dua perempuan itu.""Cintanya juga sampah! Percayalah, hanya Ibu yang paling mencintaimu di dunia ini. Apa pun yang terjadi, aku akan selalu ada di sisimu!"Elis memaksakan senyum di wajahnya. "Aku akan ikuti kata-kata Ibu! Aku paling sayang sama Ibu!"Aku tidak menyangka Riyan akan pergi ke rumah sakit untuk mencari tahu.Nam
Keesokan harinya, Riyan duduk di ruangannya sepanjang pagi dan tidak melakukan pekerjaan apa pun.Dia bahkan sempat naik ke atap untuk menghirup udara segar.Kalau saja aku punya tubuh nyata, aku pasti akan mendorongnya jatuh dari gedung setinggi puluhan lantai itu.Bisa dianggap sebagai balas dendam."Pak Riyan, kenapa kamu ada di sini? Bentar lagi ada rapat. Apa perlu ditunda?"Riyan menggelengkan kepalanya dan menatap Adrian. "Pak Adrian, kamu tahu ke mana putriku pergi setelah dia keluar dari rumah sakit?"Wajah Adrian dipenuhi kebingungan. "Ini masalah keluarga Anda. Bagaimana saya bisa tahu? Saya hanya tahu operasi putri Anda berhasil pada tanggal 8 bulan lalu.""Semua orang di perusahaan sangat berterima kasih padamu. Kami juga berpikir untuk meminta Anda membawa putri Anda ke perusahaan untuk bertemu semua orang setelah dia sembuh nanti.""Kapan putriku dioperasi? Kok aku nggak tahu?"Riyan tertegun sejenak, seolah-olah merasakan ada sesuatu yang aneh. "Adrian, yang dioperasi t
"Sudah ketemu belum? Jauh nggak? Mau kita jemput sekarang?" tanya Monika dengan khawatir.Ekspresi wajah Riyan bertambah muram. "Sofia diam-diam bawa anak pergi. Dia nggak angkat telepon. Pesan pun nggak dibalas!""Dia kira setelah cerai, aku nggak bisa mengendalikannya lagi. Sudah berani memberontak dia!"Wajah Monika dipenuhi kekhawatiran palsu. "Nggak tahu anak ada di mana? Mana bisa seperti itu?""Sofia sudah keterlaluan, 'kan! Penyakit jantung anak itu baru agak membaik. Dia sudah bawa anak itu berkeliaran ke mana-mana. Bagaimana kalau terjadi sesuatu pada anak itu?"Monika bahkan berpura-pura meneteskan air mata. "Sebenarnya, ini semua salahku. Kalau bukan karena aku nggak kompeten, Kristin juga nggak akan lahir dengan penyakit jantung. Kalau saja aku nggak menggunakan donor jantung milik Elis, Sofia juga nggak akan semarah ini.""Hanya saja, meski dia marah, dia juga nggak boleh mengabaikan kesehatan anaknya! Hais. Aku benar-benar khawatir..."Sekalipun aku sekarang sudah jadi h
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
ความคิดเห็น