Share

Bab 7

Penulis: Adora Anindita Keisha
Aku menggeleng dan menjawab, “Buang saja semua.”

“Semua itu dibuang jadi sampah?” tanya pekerja itu.

Aku mengangguk.

Hubungan ini memang sampah dari awal.

Sampah apa yang perlu ditinggal?

Sisa dua hari lagi dari hari yang sudah aku sepakati dengan Asya untuk pergi ke luar negeri.

Rehan tidak pulang malam itu.

Asya mengirim pesan padaku: [Alia, besok aku jemput di bandara, ya! Ingat kirimkan tiket pesawatmu.]

Aku membalas: [Baik.]

Jadwal penerbanganku besok jam enam pagi.

Malam itu, aku duduk di rumah yang kosong dan menelepon Rehan.

Jika ingin berpisah dengan baik, kami harus membagi uang dari “Tabungan Keluarga Masa Depan” yang ada di rekening bersama kami selama hubungan ini.

Tabungan Keluarga Masa Depan?

Kalimat itu bahkan terasa konyol ketika kupikirkan.

Namun, Rehan terus-menerus menolak teleponku hingga akhirnya dia mengirim pesan di WhatsApp.

[Alia, aku sudah memberimu waktu satu hari. Kalau kamu nggak datang dan minta maaf pada Celine, kamu nggak perlu lagi menghubungiku.]

Aku langsung memblokir semua akun media sosial dan teleponnya.

Setelah itu, aku pergi ke bandara.

“Selamat ulang tahun, Bu Alia! Ini hadiah dari kru pesawat untukmu,” ucap seorang pramugari.

Di kabin kelas bisnis, aku menerima ucapan ulang tahun pertama setelah tengah malam.

Sebelum mematikan ponsel, CEO dan beberapa rekan kerja serta teman-teman baikku mengirimkan ucapan selamat ulang tahun.

Tiba-tiba, aku teringat ulang tahunku tahun lalu. Rehan berdoa untukku.

“Semoga istriku selalu bahagia. Tahun depan pada ulang tahunnya, aku akan memberinya kejutan,” ucap Rehan saat itu.

Kami berdua sudah tahu, kemungkinan besar itu adalah lamaran.

Namun, cincin yang kulihat di jari Celine adalah cincin yang tahun lalu aku lihat di keranjang belanja Rehan.

Pesawat terbang melintasi langit.

Setelah menempuh perjalanan lebih dari dua belas jam, aku membuang kenangan sembilan tahun yang lalu dan memulai kehidupan baru.

Pesawat akhirnya mendarat, aku melihat Asya melambaikan tangan ke arahku dari kejauhan.

“Alia!” teriaknya.

Aku dan Asya saling memeluk erat.

Asya menatapku dengan penuh sayang, dia berkata dengan mata yang berkaca-kaca, “Sudah lama nggak ketemu! Adikku semakin cantik saja.”

Saat lulus, aku sebenarnya berencana untuk melanjutkan studi ke luar negeri, tetapi Rehan bilang dia tidak rela kalau kami menjalani hubungan jarak jauh, jadi aku mengorbankan semua harapan keluargaku dan memutuskan untuk tinggal di samping Rehan.

Mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Sebagai gantinya, aku berjanji akan sering mengunjungi mereka.

Namun, karena Rehan tidak ingin aku pergi jauh. Tahun demi tahun berlalu ... Kini tahun kesembilan, tetapi aku hanya kembali ke rumah beberapa kali.

Aku memilih kebahagiaan, namun kebahagiaan itu sejak awal hanyalah ilusi.

Keluargalah pendukung terbesarku.

Hidungku terasa pedih, aku menggandeng Asya dan berkata, "Aku lapar, kak. Sudah lama nggak makan kari ayam buatanmu! Kangen sekali."

Asya menggandengku dengan erat dan berkata, "Ayo kita makan. Kakak janji akan kasih kamu makan sampai puas."

Saat keluar dari bandara, aku merasakan hembusan kehidupan baru yang langsung menyambutku.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Mantanku Minta Aku Jangan Tinggalkan Dia   Bab 14

    Hari itu, kami melihat matahari terbenam.Itu benar-benar adalah matahari terbenam yang paling indah yang pernah aku lihat dalam beberapa tahun terakhir.Darren memotretku.Wajahku yang tersenyum terlihat jelas di depan, dengan matahari terbenam di belakangku sebagai latar.Ketika aku membuka Instagram, aku melihat foto itu muncul di akun Instagram Darren.Tulisan di bawah foto itu berisi: [Matahari terbenam yang terbaik, kamu yang terbaik.]Asya mengklik tombol suka dan berkomentar di bawahnya: [Wah, kamu yang terbaik!]Darren membalasnya: [Kak, umur sudah segini, saatnya kamu buka hati.]Asya hanya bisa memutar matanya.Sementara Rehan? Siapa yang peduli dengannya.Pada hari pertunangan.Rehan muncul dengan tubuh dibalut seperti mumi, dan di sampingnya ada Celine.Mereka dipaksa untuk datang dan melihat kebahagiaan kami, dikelilingi oleh sekelompok pengawal.Aku bertanya, “Ini maksudnya apa?”Darren tersenyum licik dan menjawab, "Sudah kubilang, aku ingin dia melihat kebahagiaanmu. A

  • Mantanku Minta Aku Jangan Tinggalkan Dia   Bab 13

    “Kak! Jangan sampai cedera parah!” ucapku. Aku tidak peduli sama Rehan, tetapi aku takut risikonya akan mempengaruhi Asya.Melihat aku hendak maju, Darren langsung memelukku.“Nggak apa-apa. Timo sudah dilatih, dia nggak akan sampai membunuh orang,” kata Darren.Darren tersenyum dan melanjutkan, “Lagi pula, orang seberengsek dia, bahkan Timo pasti jijik buat gigit dia!”Rehan teriak histeris dan terus meneriakkan namaku, “Alia, kita nggak putus! Aku nggak setuju! Kamu pasti berbohong, kamu pasti sengaja buat aku marah ....”Asya mendengus dingin dan berteriak, “Timo, gigit mulutnya!”Wajah Rehan penuh darah.Aku benar-benar takut kalau Rehan terluka parah. Aku berteriak, “Kak, Timo, berhenti!”Timo mendengus, lalu menatapku.Rehan terkulai kesakitan di tanah dan berguling-guling.“Kak, berhenti, nanti beneran ada yang mati!” ucapku.Tiba-tiba, Rehan bangkit. Darah menetes dari mulutnya setiap kali dia berbicara, “Sayang, aku tahu kamu paling sayang sama aku! Ayo kita pulang, kita menik

  • Mantanku Minta Aku Jangan Tinggalkan Dia   Bab 12

    Rehan berlutut di lantai dan berkata, “Kamu hanya boleh mencintaiku seumur hidupmu, kamu nggak boleh mencintai orang lain!”Lihatlah, dia sangat percaya diri soal mengendalikan aku. Namun, siapa yang bilang aku akan terjebak dalam kendalinya seumur hidup?“Aku nggak akan makan lalat lalu memuji bau dari lalat itu. Jadi, lalat menjijikkan seperti kamu, sudah bisa pergi sekarang!” ucapku dengan sinis.Rehan menangis tersedu-sedu. Ini pertama kalinya aku melihatnya seperti ini.“Alia, aku cinta padamu. Setelah kejadian ini, aku baru sadar bahwa hanya kamu yang aku cintai selama ini. Tanpa kamu, hidupku sangat menderita. Aku nggak bisa hidup tanpa kamu seharipun! Aku mohon, sembilan tahun kita bersama, setiap hari selalu ada satu sama lain di samping kita saat bangun tidur. Gimana bisa kamu melupakannya begitu saja?” kata Rehan.Aku hampir muntah mendengarnya.Aku teringat hari itu saat aku melihat unggahan Celine di Instagram. Dua tahun terakhir, hampir setiap hari dia mengunggah tentan

  • Mantanku Minta Aku Jangan Tinggalkan Dia   Bab 11

    Keesokan harinya, aku sedang mencoba gaun pengantin.Tiba-tiba terdengar teriakan dari luar pintu, “Sayang, sayang, aku datang! Alia, ini aku Rehan!”Aku dipapah keluar dari ruangan.Di depan pintu, Rehan berdiri mengenakan setelan jas sambil memegang sekuntum bunga melati di satu tangan dan sebuah cincin di tangan lainnya. Wajahnya tampak lelah, tetapi dia tersenyum padaku.“Sayang, maafkan aku. Ini salahku, aku nggak tahu kalau luka kakimu separah itu!” kata Rehan sambil menatap pergelangan kakiku. “Aku ceroboh. Aku dan Celine sudah nggak ada hubungan apa-apa lagi, kami hanya teman. Kalau kamu keberatan, aku janji nggak akan bertemu dengan dia lagi!” lanjutnya.Aku tidak tahu harus berkata apa.Hanya teman? Seluruh dunia tahu kalau Celine adalah cinta lama dalam hidup Rehan. Dulu, Rehan memacariku hanya karena marah pada Celine. Sekarang aku mundur untuk kebahagiaan mereka berdua, tetapi Rehan malah dan bersikap seperti ini?Tiba-tiba Rehan berlutut, wajahnya tampak tulus.“Sayang,

  • Mantanku Minta Aku Jangan Tinggalkan Dia   Bab 10

    Pintu tiba-tiba didorong terbuka dengan keras. Asya yang tadinya tersenyum, terdiam sejenak saat melihat Darren sedang terbaring di tempat tidur. Dia lalu berteriak, “Darren, kamu ini! Kamu bilang mau memberi kejutan untuk adikku, tapi yang ada ini malah kejutan menakutkan!”Aku langsung menghentikan Asya, “Kak, kamu salah paham, kami nggak ....”Darren berdiri, lalu tersenyum dan berkata, “Kak, ini cuma sedikit bumbu romantis dalam rumah tangga. Kamu pasti bisa mengerti, ‘kan?”“Kamu ini!” Asya mengelus kening, lalu meraba wajahku. Dia hendak berkata sesuatu, tetapi aku langsung menyela dan cepat-cepat menjelaskan, “Dia dikasih obat, jadi aku bantu dia dengan tanganku!”Setelah itu, barulah Asya lega dan berkata, “Mereka menjahili kamu lagi?”Asya sudah memberitahuku semuanya tentang Darren. Orang tua Darren punya dua anak laki-laki, dan baru-baru ini, ayahnya yang merupakan presdir perusahaan, jatuh sakit. Anak sulungnya berusaha keras untuk menghancurkan nama baik Darren dengan menc

  • Mantanku Minta Aku Jangan Tinggalkan Dia   Bab 9

    Perawat itu mendorong Rehan, “Aku bukan istrimu, aku datang untuk mengantarkan paket untuk Bu Alia. Apa dia ada di rumah?” Rehan membuka paket dokumen itu, tulisan di atasnya sangat asing di matanya, ujung jarinya mengepal hingga pucat. [Alia, terjatuh hingga tulang pergelangan kaki patah, luka pecahan kaca dijahit lima jahitan.]Perawat itu berkata, “Kemarin Bu Alia minta aku antar dia pulang, barangnya tertinggal di mobilku. Apa kamu suaminya? Kenapa Bu Alia patah kaki sampai berdarah banyak tapi kamu nggak menjemputnya?” Saat itu, Rehan sedang bersama Celine. Rehan baru ingat bahwa saat itu dia membawa Alia ke rumah sakit dan mereka bertemu dengan Celine di sana. Rehan meninju tembok dengan kesal, keringat besar mengucur deras dari dahinya. Setiba di rumah, Asya langsung mengadakan pesta sambutan yang meriah. Sudah lama aku tidak main sampai seseru ini, aku diam-diam pergi ke ruang kerja untuk menghindari meminum alkohol. Namun baru saja masuk, mulutku langsung ditutup oleh

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status