Share

Eps 3

Bagus Ifan Riyadi, lelaki berumur 30 tahun yang sudah memiliki pekerjaan tetap. Dia adalah seorang pegawai di kantor pertanian dengan status ASN. Ifan memang bukan lelaki yang pintar, tetapi dia sangat rajin bekerja dan cukup teliti dalam pekerjaan. Keberuntungan yang begitu bagus bisa mencapai di titik sekarang ini.

Untuk kehidupannya yang di kampung, gaji yang ia peroleh sudah tergolong cukup besar dan sangat mampu menghidupi istrinya. Apa lagi mereka ini belum memiliki momongan. Hanya saja gaji Ifan sudah terpotong cicilan di bank dan cicilan mobilnya setiap bulan. Jadilah dia hanya menerima sedikit saja.

Namun, karna dia masih ingat dengan tanggung jawabnya sebagai seorang lelaki, Ifan selalu memberikan sisa gaji itu ke Wuri, seluruhnya. Tapi dia tetap minta ke Wuri soal mengisi bensin dan beli kuota hape. Urusan bayar listrik, makan sehari-hari, tentu Wuri yang menanggungnya.

Awalnya memang semua baik-baik saja. Ifan sangat menyayangi Wuri, mencintai istrinya yang memang sangat baik ini. Namun, semua berubah ketika Wina pulang dari merantau. Rumah yang mereka berdua tinggali adalah rumah peninggalan kedua orang tua Wuri, jadi Wina tetap kembali ke rumah ini.

Mawar Winaristianti, sosok yang wajahnya mirip dengan Wuri, tetapi kulit Wina lebih putih. Tubuhnya lebih pendek dari Wuri, tetapi berbody semok dan cukup berisi. Gadis berusia 21 tahun yang baru mekar-mekarnya dan memang masih masuk di masa puber. Baju-bajunya cukup sexi dan sering membuat Ifan meneguk ludah.

Selama ada Wina, Ifan sudah sering menghindar. Dia memilih tidak pulang dulu sebelum ada Wuri di rumah, tetapi lama kelamaan dia nggak kuat iman. Hingga bisikan setan telah berhasil mendorongnya masuk ke dalam kamar Wina.

**

Melihat Wuri menutup pintu kamar, Ifan menjatuhkan tubuh ke sandaran kursi. Tangannya bergerak menyugar rambut, menjambaknya untuk melampiaskan rasa sesal yang sangat menyesakkan. Dia melirik Wina yang sesenggukan duduk di atas karpet depan teve sana. Dengan cara duduk yang seperti itu, Ifan bisa melihat dengan jelas mulusnya paha putih Wina serta dalaman tipis berwarna merah yang sudah beberapa kali Ifan tarik.

Memang rasa cintanya ke Wuri sudah tak sebesar dulu, karna ternyata rasa itu sudah terbagi untuk Wina juga. Tetapi … bukankah perasaan itu nggak pernah salah? Ifan nggak minta perasaan ini hadir, tetapi rasanya ke Wina hadir tanpa diminta.

“Mas,”

Panggilan yang membuat Ifan kembali menatap Wina di depan teve sana.

“Aku nggak mau hubunganku dan kak Wuri jadi hancur begini ….” Gadis cantik itu kembali terisak.

Ifan menoleh, menatap pintu kamarnya dan Wuri yang masih tertutup rapat. Dia beranjak dari duduk, melangkah mendekati Wina dan mengambil duduk tepat di samping gadis itu. Tangannya melingkar, mengusap lembut kulit lengan Wina yang terpampang karna Wina hanya pakai dress yang lengannya pendek banget. Ifan menunduk, menatap Wina yang menjatuhkan kepala di bahunya. Cckk, tapi sial karna belahan dada yang beberapa menit lalu ia sesap itu terpampang sangat jelas.

Ifan jadi mendesah, mengalihkan pandangan biar nggak khilaf lagi. Ini dia belum pakai baju ya, Cuma pakai celana pendek doang. takut juga kalau hasratnya bagun lagi dengan tiba-tiba.

“Uumm … aku akan pindah dari rumah ini, Win,” kata Ifan setelah mereka cukup lama saling diam.

Wina mengangkat kepala, membuat dia bisa menatap wajah kakak iparnya dengan begitu jelas. Kedua mata yang basah itu terlihat tak mau jika ditinggalkan. “Kamu mau ninggalin aku, mas?” tanyanya, memelas.

Melihat wajah cantik, imut dan memang manja. Wajah yang sudah beberapa kali memberinya kenikmatan, tentu saja Ifan jadi nggak tega. Padahal dia sudah memutuskan untuk memilih Wuri dan meninggalkan Wina, tapi ….

“Hubungan kita memang salah, mas.” Wina berucap, tangannya mengusap kedua mata yang kembali mengembun. “Memang nggak seharusnya aku tergoda denganmu.” Wina menjeda, menarik nafasnya dalam. “Pergi aja. Pergi aja sama kak Wuri. Aku nggak apa-apa kamu tinggalkan. Memang di mana-mana kalau khilaf itu, pasti ceweknya yang selalu disalahkan.”

“Win,” panggil Ifan dengan sedikit berteriak saat Wina berdiri. Ifan mencekal pergelangan tangan Wina, membuat Wina kembali duduk di tempat semula. “Aku pergi dari sini bukan berarti meninggalkan kamu. Ini demi kebaikan bersama juga, Win.” Ifan mengecup pelipis Wina, tepat di samping mata cantik itu. “Jangan marah dulu, sayang. Aku diam, karna dari tadi mikirin solusi terbaiknya. Aku juga nggak mau hubunganku dan Wuri jadi berantakan, begitu juga dengan kalian yang akan musuhan karna memperebutkan aku.”

Wina mulai bisa tenang. “Apa solusimu, mas?”

“Aku akan cari kontrakan. Aku akan ajak Wuri tinggal di kontrakan itu agar Wuri nggak marah sama kamu, dan dia juga nggak marah sama aku.”

Kening Wina berlipat mendengar kalimat panjang yang Ifan ucapkan. “Kamu yakin, kalau kak Wuri mau?”

Ifan mengusap rambut Wina dengan senyum manis yang begitu percaya diri. “Kakakmu itu cinta banget sama aku. Pasti dia mau.”

Senyum manis Ifan menular di bibir Wina. Gadis cantik ini sedikit mengangkat tubuh untuk bisa mengecup bibir Ifan. “Aku nyaman sama kamu, mas. Kalau ada jalan lain, aku memilih untuk nggak kamu tinggalkan.”

“Aku bakalan sering-sering tengokin kamu ke sini, sayang. Jangan khawatir.” Ifan berbisik tepat di samping telinga Wina. “Aku mau bicara dulu sama kakakmu ya,” ijinnya.

Wina mengangguk. “Semoga berhasil bujuk kak Wuri ya, mas.”

“Kita jaga jarak dulu untuk sementara ya, sayang.” Pintanya, mengusap wajah mulus Wina.

Ifan mengecup bibir ranum adik iparnya sebentar, lalu berdiri dan melangkah menuju ke kamarnya.

Tok! Tok! Tok!

“Wuri, biarkan aku masuk. Kita bicara berdua.” Ifan berucap setelah tangannya mengetuk pintu. “Wur, masalah nggak akan selesai kalau nggak diselesaikan.”

Hampir dua menit berlalu, pintu kamar bercat cokelat itu terbuka, memperlihatkan sosok Wuri yang wajahnya sangat lelah dan terluka. Ifan melangkah masuk, mengikuti Wuri yang lebih dulu melangkah masuk. pintu tertutup rapat tanpa memedulikan Wina yang memerhatikan sejak tadi.

Duduk di tepi tempat tidur berdua, bersebelahan tetapi berjarak cukup jauh. Wuri hanya diam, menatap lurus ke depan tanpa mau menatap suaminya. Sementara Ifan diam memerhatikan wajah manis istrinya yang penuh kekecewaan.

“Silakan bicara sebelum aku mandi, mas.” Suruh Wuri, sedikit menoleh sampai dia bisa menatap wajah ganteng suami.

“Aku juga belum mandi. Uumm, kita mandi bersama ya. Sudah lama banget kita tidak mandi bareng.” Dengan begitu tak tau diri Ifan berucap.

Kedua mata Wuri melebar, menyorotkan kemarahan yang tidak pernah ia tunjukkan ke Ifan. “Kenapa kamu tidak mandi bareng sama Wina sekalian? Setelah kamu asik menidurinya, lalu kamu mau mengajakku mandi bareng?” Wuri mencibir dengan gelengan. “Tak tau diri sekali!” umpatnya, meluapkan emosi.

“Wur, aku khilaf. Maafkan aku, aku mohon.” Ifan merosot, menjatuhkan kedua lututnya ke lantai dan menggenggam tangan Wuri yang ada di pangkuan. “Kamu kenal aku udah lama, Wur. Dan selama tahunan itu aku tak pernah mengkhianatimu. Semua terjadi karna kita tinggal dalam satu atap. Andai kita tak seatap dengan adikmu, aku tak akan khilaf seperti sekarang ini. Pliiss, sayang, maafkan aku. Aku janji aku akan berubah. Aku mencintai kamu, Wur.”

Wuri menunduk, menatap wajah oval berkulit putih yang memang sangat tampan. Lelaki pertama yang berhasil mencuri cinta Wuri. Orang yang benar-benar telah Wuri prioritaskan setelah Wina mulai bisa mandiri.

“Kita cari kontrakan, kita ngontrak berdua di samping kantorku. Aku berjanji aku akan setia, aku tidak akan mengulangi kesalahan seperti ini lagi dan kuharap kesalah-kesalahan yang lainnya pun, aku tak akan mengulanginya.” Rayu Ifan, menatap penuh kasih dan cinta.

“Kamu … serius, mas?” tanya Wuri ragu.

Ifan langsung menganggukkan kepala dengan begitu meyakinkan. “Aku cinta sama kamu, Wur. Aku nggak cinta sama Wina. Biarkan Wina di rumah ini, kita yang mengalah pergi dari sini demi keutuhan rumah tangga kita dan hubungan persaudaraanmu dengan Wina. Mau ya, sayang,” bujuk Ifan dengan begitu manis.

Komen (16)
goodnovel comment avatar
Ayang Ello 😉
hilliihh dasar lakik.. nebar janii manis disana sini gak taunya kek taik semua..
goodnovel comment avatar
AlynGrafielloPaxon
yaaaah dari romannya Wuri akan luluh nich!!! b*ngs*t emang laki yang doyan selingkuh mah. ucapan nya manis dan suka membius. apalagi kalo si cewek nya udah cinta. haddeh
goodnovel comment avatar
pipit Ayana
iffan bicara.... aku...huuweeekk cuuiihh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status