Merasa bukan dirinya yang dipanggil oleh pria asing itu Leon, membuang wajahnya dan melanjutkan tugasnya."Tuan, Noel!" pria itu langsung memegang bahu Leon. Leon mengernyit bingung tidak mengerti menatapi pria bermasker misterius tersebut. Saat ditatap Leon seperti itu, pria itu tampak terkejut dan langsung melepaskan tangannya dari bahu Leon."Ini aku, Bian." Pria bernama Bian membuka maskernya memperlihatkan wajahnya. Sekilas Leon, merasa tidak asing dengan wajah orang di depannya. Namun, Leon tidak mengenalnya sama sekali."Anda siapa? Sepertinya Anda salah orang." Leon bergegas pergi, tidak banyak orang di sekitar situ, Leon tidak ingin membuang waktunya. Dia juga tidak mengenalnya meskipun orang itu sudah memperkenalkan dirinya."Tuan! Tunggu aku. Tidak mungkin aku salah orang, walaupun sekarang Tuan terlihat berbeda." Leon tidak perduli dan buru-buru ia bergegas kembali ke tempat tinggalnya.Haruskah aku memukulnya, jika aku membawanya ke rumah Kiana takutnya itu malah akan mem
"Hmm, aku kenapa Kiana?" tanya Leon kebingungan. Kiana sempat merinding karena berpikir Leon akan menjadi orang lain barusan."Tidak, tidak apa-apa. Aku hanya berbicara sendiri." Jawab Kiana. Mana mungkin Leon adalah manusia super itu, lagi pula saat pemeriksaan dia dinyatakan manusia super kelas B. Kiana melanjutkan pekerjaannya lagi, tidak ingin berpikir lebih banyak karena itu hanya akan membuatnya pusing sendiri."Apa ada yang bisa kubantu, Kiana?" tanya Leon, menawarkan bantuan."Kau beristirahatlah, tugasmu 'kan sudah selesai." Ucap Kiana menyusun barang belanjaan yang telah dibawakan oleh Leon.Leon tidak pergi ke mana-mana dan lebih memilih untuk memperhatikan Kiana.Sepertinya gadis itu mulai curiga. Leon mendengar sebuah suara di kepalanya."Hei siapa kau?!" Leon tiba-tiba berteriak membuat Kiana terkejut."Ada Leon?" Kiana ikut kebingungan juga."Diamlah! Mari kita berbicara empat mata." Pandangan Leon menggelap, dan ia merasa di pindahkan ke tempat lain...."Di mana aku?
Kiana langsung terduduk kaget, sekali lagi ia hampir mati karena manusia super dan berakhir dengan diselamatkannya ia oleh manusia super pula.Akibat kepanikannya, Kiana tidak terlalu fokus dengan apa yang mereka bicarakan awalnya, karena keterkejutannya Kiana sampai tidak bisa berpikir dengan jernih.Dengan cepat Kiana bangkit, kali ini ia bertekad akan menjadi orang yang lebih kuat dan menerima masa lalunya yang kelam. "Hei kalian! Jangan berkelahi di rumahku. Aku tidak ingin rumahku hancur!" Kiana malah berteriak memikirkan nasib rumahnya, jika rumahnya hancur dia tidak akan tahu mau tinggal di mana."Aku akan panggil warga.""Tidak semudah itu gadis manis." Ucap pria bermanik ungu sudah berdiri tepat di belakang Kiana."Sejak kap—" Serangan di arahkan pada Kiana. Dengan sigap, Leon langsung mengangkat Kiana melompat ke udara. Menggendong wanita itu, Kiana dengan refleks memeluk leher Leon karena takut—belum pernah seperti itu sebelumnya."Tutup matamu Kiana jika takut, kita harus
Bian tampak bingung mencari alasan, karena ia bukanlah pria yang pandai dalam berbohong."Ah, sepertinya karena mereka salah paham." Kiana menatap Bian tidak percaya karena penjelasannya yang ambigu."Aku sempat bertemu dengan Leon berbincang beberapa hal kupikir dia mengenal orang yang aku cari, mungkin itulah yang membuat orang-orang itu mengira bahwa Leon adalah kenalanku juga. Seorang manusia super kelas atas sepertiku ini punya banyak musuh. Maafkan aku, karenaku aku malah melibatkan, kekasihmu.""...."Kiana menatap Bian bingung dan langsung muncul kecanggungan di antara mereka berdua. "Sepertinya, kau salah paham. Aku bukan kekasihnya. Aku menganggap dia seperti saudara untukku." Kiana menatapi Leon yang masih tidak sadarkan diri.Kasihan sekali, Tuan. Gadis ini ternyata terlalu polos untukmu dan aku juga telah salah paham. Batin Bian mengerti praduga miliknya yang lalu, tidak benar sama sekali."Akan lebih baik jika dirinya segera menemukan keluarganya," Gumam Kiana."Tapi, ke
Kiana melihat Rachel bersama dengan wanita lain. Leon pun berbalik menatap ke arah tatapan Kiana dan mendapati pemandangan yang sama dengan Kiana.Kiana berusaha tegar, dia ingin cemburu juga tidak bisa. Mereka tidak memiliki hubungan apa pun. Terlebih, Kiana juga cukup tahu diri dia juga dekat dengan lelaki lain. Namun Rachel tidak pernah mempermasalahkannya pada Kiana, ia hanya mengajak ribut Leon dan tidak menyalahkan Kiana sama sekali.Mereka berempat akhirnya berselisih ada raut tidak enak hati di wajah Rachel tampak ia ingin memberikan penjelasan pada Kiana dan ingin langsung berbicara padanya, tetapi Kiana hanya melontarkan senyum akrab pada Rachel berusaha tampak baik-baik saja dan langsung berlalu pergi tidak menoleh ke belakang sama sekali.Kemudian Leon yang berjalan di belakang Kiana menepuk bahu Rachel seraya berkata, "Rupanya hanya seperti itu perjuanganmu untuknya." Kemudian ia berlalu pergi mengikuti Kiana.Wanita yang di bawa Rachel tidak tahu apa-apa, memperhatikan me
Kiana dan Rachel sama-sama menoleh ke arah sumber ledakan yang terjadi. "Apa itu?" Kiana kebingungan, langit di sekitar ledakan membuat bulatan hitam, Kiana dan Rachel menyadari jika itu adalah gerbang Dungeon yang terbuka dan akan menyebabkan kekacauan jika tidak ada manusia super yang segera mengatasinya."Aku harus pulang, Rachel kau kembalilah dan cari tempat aman untuk berlindung.""Aku akan pergi bersamamu.""Bagaimana dengan kelurgamu, tunanganmu?" Kiana malah mengkhawatirkan orang lain."Ayah, Ibu." Rachel langsung sadar, ia tidak perduli dengan keadaan tunangannya sebab, wanita itu sudah pasti berada di tempat aman sekarang. "Maafkan aku Kiana, aku harus meninggalkanmu sendiri." Ujar Rachel langsung berlari pulang."Tidak apa-apa Rachel." Begitu pula Kiana yang tidak ingin membuat Leon khawatir padanya.Kiana merasa beruntung karena orang tuanya tidak di desa kala itu. Aku selalu berharap orang tuaku selalu dijauhkan dari bahaya. Harap Kiana sambil berlari pulang ke rumah.N
"Langitnya sudah kembali cerah." Ucap Kiana yang saat ini duduk di samping sang pria tua."Benar, Nak. Sepertinya pahlawan super itu berhasil menyelamatkan desa ini." Ujar sang kakek.YEAY!Banyak orang berteriak serempak girang karena merasa tidak perlu khawatir lagi."Maafkan aku Kek, aku harus segera pergi. Karena ada orang yang harus kutemui, dia juga pasti mencariku sekarang." Ujar Kiana, kakek itu mengangguk, dan Kiana langsung berlari pergi menuju lokasi kekacauan, mencari Leon di sana. Kuharap Leon baik-baik saja.Namun, ketika sampai di lokasi kejadian yang porak-poranda, Kiana tidak mendapati siapa pun di sana. Leon tidak ada di sana."Ke mana perginya?" entah mengapa Kiana tetap merasakan sebelumnya ada energi yang terasa akrab tidak jauh dari tempatnya berdiri. Kiana tahu itu adalah sisa energi dari kekuatan Leon. "Leon sebelumnya benar-benar ada di sini." Kiana kaget bisa merasakan energi milik Leon dengan jelas. "Jadi, ini adalah kekuatan seorang healer jika dipakai seca
"Kiana kau baik-baik saja, kan?" orang tua Kiana langsung menerobos masuk ke dalam rumah memastikan anaknya tidak terluka sama sekali karena kekacauan yang terjadi beberapa jam lalu."Ayah, Ibu!" Kiana langsung lari menghampiri kedua orang tuanya dari posisi duduk di samping Leon yang terbaring lemah sebelumnya.Orang tua Kiana langsung bergegas pulang tatkala mendengar pesan dari Kiana yang mengatakan Dungeon muncul di desa mereka. Meskipun di desa ini kemunculan Dungeon itu adalah hal yang langka.Namun, hal itu tetaplah hal yang biasa di dunia ini. Sangking biasanya pada Dungeon yang muncul secara mendadak, tidak ada orang yang terkejut lagi akan hal itu. Bahkan kemunculan Dungeon di desa Kiana tidak akan tersorot oleh media berita, berbeda dengan di kota yang berita tentang Dungeon, manusia super, dan healer yang selalu terperbarui setiap harinya.Ibu Kiana langsung memeluk erat Kiana, senang melihat anak satu-satunya masih dalam keadaan sehat tidak terluka. Namun, ketika melihat