Share

291. Egois?

Author: Putri Cahaya
last update Last Updated: 2025-04-13 23:54:19
“Lora!!”

Dhafin sontak berdiri hingga kursi yang didudukinya bergeser pelan dengan suara seret yang memecah ketegangan di udara. Sorot matanya menusuk, rahangnya mengeras.

Dadanya naik turun cepat, menahan gelombang emosi yang mendesak keluar. Tangannya terkepal di sisi tubuh untuk menahannya dari ledakan yang lebih besar.

Ia menatap Lora dalam-dalam, seakan-akan mencoba mencari sisa pengertian yang mungkin masih tertinggal di mata perempuan itu.

“Jaga ucapanmu, Lora!” katanya dengan suara rendah tapi terdengar dingin dan tegas. “Aku sama sekali nggak ingin Mama kenapa-napa apalagi sampai berharap Mama meninggal!”

Lora ikut berdiri. Tubuhnya tegak, namun sorot matanya menyiratkan kekecewaan yang dalam.

Sebuah senyum miring muncul di wajah cantiknya. “Lalu barusan itu apa, Mas?” tanyanya pelan tetapi tajam.

Dhafin langsung terbungkam. Sorot matanya tampak menatap ke depan dengan pandangan kosong. Wajahnya kaku dengan rahang yang masih mengeras.

Seakan-akan pertanyaan Lora bar
Putri Cahaya

Assalamu'alaikum, Teman-teman. Mungkin diantara kalian bilang Lora ini plin plan, nggak tegas, lembek. Enggak, Guys. Lora kalau udah menentukan pilihan, dia akan mempertahankan pilihannya itu. Dia nggak akan goyah. Cuma memang kelemahannya, dia itu nggak tegaan, nggak enakan. Lora nggak pengen menyakiti siapapun apalagi sama Bu Anita yang sedang sakit parah. Dia cuma nggak pengen membebani pikirannya aja biar cepat sembuh. Dia berusaha menolak sehalus mungkin supaya nggak tersinggung. Logikanya aja, ya. Orang kalau sakit walaupun cuma demam biasa, ada kalanya minta macam-macam. Kalau ditolak dengan keras, pasti rasanya sakit hati banget kan ya? Nah, itulah yang dialami Lora. Sebisa mungkin dia nggak menyakiti. Ini juga menjadi salah satu ujian pra-nikahnya. Begitu ceritanya, Guys. Terima kasih😊

| 14
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Euis Nuraeni
bikin greget...jangan kasih kesempatan c dhafiin ya thor..makasih dh bikin hati deg..degan
goodnovel comment avatar
Fitriwati
yang penting jangan sampe balikan sama dhafin ya thor...
goodnovel comment avatar
Nur Khotimah Cassiopeia
yuuu dijemput dulu sham kesian lora. dan buat dhafin bener-bener ya laki2 pengecut lo. buat lora keputusanmu sudah bagus banget jgn mau balik lg apalagi sama laki macam dhafin yg mentingin diri sendiri gitu
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Mari Berpisah, Aku Menyerah   354. Kita Semua Akan Hancur!

    Di tempat lain, Bu Anita berjalan mondar-mandir di kamarnya dengan langkah cepat. Ia bersedekap dada sembari menggigit kukunya gusar. Keringat dingin membasahi wajahnya yang pucat dengan napas memburu.Setelah mendapatkan telepon dari Grissham, hatinya menjadi tidak tenang dan diselimuti kegelisahan. Ditambah lagi dengan ancaman laki-laki yang membuatnya menggigil ketakutan.Sebagian dirinya yang lain mencoba menenangkan bahwa itu hanya ancaman. Grissham hanya menggertak saja dan tidak benar-benar melakukannya. Namun, bagaimana jika Grissham menjalankan ancamannya?“Sial!” Wanita paruh baya itu berdecak kesal seraya menghentakkan kakinya. Ia harus memutar otak untuk menggagalkan rencana Grissham.Sebuah tepukan di bahu membuatnya terlonjak kaget dan langsung berbalik badan. Dengan gerakan refleks, ia memukul lengan sang suami yang menjadi pelaku utamanya. “Astaghfirullahalazim, Pa! Bikin Mama kaget aja.” Bu Anita memegang dadanya yang berdegup sangat kencang. Ia mengikuti langkah s

  • Mari Berpisah, Aku Menyerah   353. Saat Singa Bangun dari Tidurnya

    Grissham kembali bersandar sembari menggerakkan kursinya. “Lalu, bagaimana dengan Wirabuana Group? Apa sudah ada kabar terkait gonjang-ganjing yang terjadi dalam perusahaan itu?”“Sampai saat ini, belum ada kabar apapun yang berkaitan dengan perusahaan itu. Dari luar, semuanya terlihat normal-normal saja, Pak. Beberapa karyawan yang sudah saya tanya juga mengatakan hal yang sama.”Grissham menyunggingkan senyum miring sambil geleng-geleng kepala. “Rupanya mereka masih menyembunyikan kondisi yang sebenarnya dari publik. Mereka bahkan menekan karyawannya agar tutup mulut.”“Saya minta maaf, Pak, tidak bisa mengakses perusahaan itu lebih dalam. Keamanan di sana sangat ketat dan sama sekali tidak membocorkan informasi internal mereka.”Grissham menghela napas pelan. “Tidak apa-apa, Radit. Tugasmu hanya di bagian bukti hingga tiba waktunya diunggah.”“Untuk masalah internal Wirabuana Group, saya akan berkoordinasi dengan Uncle Raynald. Saya hanya ingin tahu apakah masalah itu sudah terendu

  • Mari Berpisah, Aku Menyerah   352. Bukti Telah Lengkap

    Ting! Pintu lift terbuka setelah tiba di lantai paling atas yang menjadi tempat pemimpin perusahaan bekerja. Grissham melangkah keluar dari lift dengan penuh wibawa menuju ke ruang kerjanya usai melaksanakan rapat.Ia berjalan bersama dengan seseorang yang dipercaya untuk mengelola GTC pusat semenjak dirinya pindah ke Indonesia. Pria itu bernama Nathaniel Carrington. Ia merupakan sahabat dekat Grissham dari kecil, tepatnya setelah Annelies dijemput ayahnya. Meskipun pernah berpisah, tetapi persahabatan mereka tetap terjalin sangat erat hingga sekarang.Keduanya sudah seperti saudara bahkan keluarga mereka pun saling menerima dan memiliki hubungan yang sangat dekat karena sama-sama dari keluarga pebisnis. Oleh sebab itu, Grissham mempercayakan perusahaan ini pada sahabatnya setelah melalui banyak pertimbangan dan diskusi dengan dua keluarga.Ia tentu saja tidak akan menyerahkan perusahaan yang dirintisnya dari nol kepada sembarang orang. Ia juga tidak asal memilih hanya semata-ma

  • Mari Berpisah, Aku Menyerah   351. Hukum Tabur Tuai

    Lora mengerutkan kening dengan alis yang nyaris menyatu usai membaca pesan dari mantan suaminya itu. Bantuan apa yang dimaksud? Bola matanya bergerak mulai menebak tujuan utama Dhafin meminta bantuannya.Wanita itu menghela napas panjang lantas mengetikkan balasan. Baru beberapa huruf yang terketik, layar ponselnya berubah diikuti panggilan masuk dari orang yang sama. Ia pun menggeser tombol hijau untuk mengangkatnya.“Assalamu'alaikum, Lora.”“Wa'alaiakumsalam, ada apa?” Lora membalas dengan nada suara tanpa intonasi. Sejak pertemuan dengan Dhafin saat di restoran waktu itu, sikapnya berubah. Lebih dingin dan acuh tak acuh.Terdengar helaan napas berat dari seberang sana seolah Dhafin sedang memikul banyak beban. “Aku sedang menghadapi masalah yang sangat besar, lebih tepatnya perusahaanku.”“Ini akibat dari kerja sama dengan The Bright Group. Di balik kerja sama itu ternyata Om Raynald punya tujuan lain, ingin mengakuisisi Wirabuana Group. Aku sangat butuh bantuanmu sekaligus minta

  • Mari Berpisah, Aku Menyerah   350. Pelukan, Pukulan, dan Sebuah Pesan

    “Dor!”Lora terlonjak kaget hingga ponsel di tangannya terlepas kemudian jatuh di pangkuan. Ia menoleh ke belakang, menatap tajam pelaku utama yang baru saja mengagetkannya. “Abang…!” teriaknya kesal apalagi melihat orang itu yang malah tertawa terpingkal-pingkal penuh kepuasan. Ia melempar kasar satu bantal di sofa yang langsung ditangkap dengan sempurna oleh abang jahilnya siapa lagi kalau bukan Affan.Pria yang mengenakan kemeja rapi itu meredakan tawanya lalu menghempaskan tubuh duduk di samping Lora.“Lagi ngapain? Aku perhatikan kamu terus mengecek ponsel tiap detik. Lagi nunggu kabar dari Grissham, ya?” tanyanya sekaligus menebak.Lora mengangguk lesu dengan bibir melengkung ke bawah. Ia menyandarkan punggungnya pada sofa. “Kak Sham sama sekali belum mengabariku. Padahal kan harusnya jam segini udah sampai.”Affan mengubah posisi duduknya menjadi serong menghadap adik sepupunya ini. “Lora, adikku sayang. Kamu nggak lupa kan kalau ada perbedaan waktu yang signifikan antara Ind

  • Mari Berpisah, Aku Menyerah   349. Menanti Kabar

    “Kau dari mana saja, Lora?”Lora sontak menghentikan langkahnya di ruang tamu dan memandang ke depan. Tanpa sadar, tangannya menggenggam erat tali tas selempang yang dipakaianya.Di sana, seorang pria tua yang masih terlihat gagah dan bugar berjalan mendekat dengan langkah penuh wibawa. Beliau merupakan orang nomor satu di keluarga ini yang paling disegani dan dihormati. Segala keputusan harus melalui pertimbangannya karena beliau yang memegang kekuasaan penuh atas rumah ini. Seluruh anggota keluarga tidak ada yang berani menentangnya.“Opa?” gumam Lora menyerupai bisikan seraya tersenyum kikuk. Ia mengulurkan tangan dan mencium punggung tangan sang kakek ketika sudah berhenti di hadapannya.“Kau dari mana?” Pria tua yang biasa dipanggil Opa Arya itu kembali bertanya. Ia menatap cucunya sembari bersedekap dada.“Aku habis dari mengantar Kak Sham ke bandara, Opa. Setelah itu, aku ngantar Annelies ke kantor Om Albern. Cuma mengantar aja terus langsung pulang,” jawab Lora apa adanya.Op

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status