Beranda / Rumah Tangga / Mari Berpisah, Aku Menyerah / 330. Semua Hanya Sandiwara

Share

330. Semua Hanya Sandiwara

Penulis: Putri Cahaya
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-15 23:46:31

Pertanyaan Pak Daniel menggantung di udara, menusuk telinga Lora lebih tajam dari apapun.

Tangannya menggenggam erat sisi tembok, berusaha tetap tegak meski tubuhnya nyaris limbung. Di dalam dada, detak jantungnya membentur keras seperti ingin lepas dari tempatnya.

Udara terasa semakin berat. Namun, ia tetap diam. Tetap mendengarkan.

Ia tahu….

Jawaban dari pertanyaan itu bisa menjadi kunci atas semua kekacauan yang menimpa hidupnya. Apapun resikonya, Lora harus tahu sebelum semuanya terlambat.

“Setelah pernikahan mereka batal, Mama akan ambil hati Lora. Pelan-pelan kita tarik dia semakin dekat ke kita,” suara Bu Anita kembali terdengar setelah beberapa saat terdiam.

“Habis itu, kita bujuk dia supaya mau kembali dengan Dhafin. Si kembar juga bisa kita manfaatkan untuk ini. Lora pasti akan melakukan apa pun demi mereka,termasuk rujuk,” tambahnya.

“Apa Mama yakin ingin menyatukan Dhafin dan Lora lagi?” tanya Pak Daniel, terdengar ragu.

“Kenapa? Papa nggak setuju? Bukankah kita sudah memb
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Sri Saadah
sudah 2 hari ga up lg
goodnovel comment avatar
Sanih Saraswati
ko blm up lgi thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Mari Berpisah, Aku Menyerah   330. Semua Hanya Sandiwara

    Pertanyaan Pak Daniel menggantung di udara, menusuk telinga Lora lebih tajam dari apapun.Tangannya menggenggam erat sisi tembok, berusaha tetap tegak meski tubuhnya nyaris limbung. Di dalam dada, detak jantungnya membentur keras seperti ingin lepas dari tempatnya.Udara terasa semakin berat. Namun, ia tetap diam. Tetap mendengarkan.Ia tahu….Jawaban dari pertanyaan itu bisa menjadi kunci atas semua kekacauan yang menimpa hidupnya. Apapun resikonya, Lora harus tahu sebelum semuanya terlambat.“Setelah pernikahan mereka batal, Mama akan ambil hati Lora. Pelan-pelan kita tarik dia semakin dekat ke kita,” suara Bu Anita kembali terdengar setelah beberapa saat terdiam.“Habis itu, kita bujuk dia supaya mau kembali dengan Dhafin. Si kembar juga bisa kita manfaatkan untuk ini. Lora pasti akan melakukan apa pun demi mereka,termasuk rujuk,” tambahnya.“Apa Mama yakin ingin menyatukan Dhafin dan Lora lagi?” tanya Pak Daniel, terdengar ragu.“Kenapa? Papa nggak setuju? Bukankah kita sudah memb

  • Mari Berpisah, Aku Menyerah   329. Percakapan yang Membuka Mata

    Lora menghentikan laju mobilnya di pelataran kediaman keluarga Wirabuana untuk menjemput si kembar di rumah kakek-neneknya. Sebelum turun, ia melirik jam tangan di pergelangan kirinya yang menunjukkan pukul dua siang. Sebenarnya ini belum waktunya menjemput mereka.Namun, Lora memang sengaja datang satu jam lebih awal karena pekerjaannya sudah selesai lebih cepat. Selain itu, ia juga ingin sekalian mengawasi si kembar selama berada di sini.Lora melepaskan seat belt, lalu meraih bingkisan dari restoran yang sedari tadi tergeletak di jok samping sebagai buah tangan. Setelah semuanya siap, ia pun turun dari mobil dan mulai melangkahkan kakinya menuju rumah besar itu.Di teras, Lora berpapasan dengan Bi Lastri yang juga baru saja masuk entah dari mana. Ia tersenyum ramah dan mencium tangan wanita paruh baya itu dengan sopan. Lora tak pernah melupakan kebaikan Bi Lastri selama dirinya menjadi menantu keluarga Wirabuana.“Non Lora mau jemput si kembar, ya?” sapa Bi Lastri seraya mendoro

  • Mari Berpisah, Aku Menyerah   328. Ancaman Di Balik Dua Pilihan

    Tanpa pikir panjang, Grissham melepas headphone dari telinganya, lalu mengganti dengan earpod yang tersambung ke ponsel satunya lagi. Ia juga memasang alat penyamar suara agar suaranya tidak mudah dikenali. Begitu semua siap, jarinya mulai bergerak mencari nomor telepon orang yang tengah ia pantau. Setelah ketemu, ia langsung menekan tombol panggil.Dering pertama tak dijawab. Begitu pula dering kedua. Baru pada dering ketiga, sambungan terangkat.“Halo.” Suara orang di seberang sana akhirnya terdengar.Grissham tidak langsung merespons. Matanya masih fokus menatap layar komputer yang memperlihatkan si penerima panggilan tengah memegang ponsel. Kemungkinan sedang mengaktifkan loudspeaker agar bisa didengar bersama.“Halo… dengan siapa ini? Kalau tidak ada jawaban, saya tutup.”Grissham mendekatkan alat penyamar suara ke mulut. Suaranya terdengar berat dan samar. “Kalian terlihat sangat bahagia, ya. Sayangnya, kebahagiaan kalian dibangun di atas penderitaan orang lain.”“Apa maksud A

  • Mari Berpisah, Aku Menyerah   327. Pesan dari Dhafin

    Lora menatap Dhafin dengan sorot penuh makna. Ada rasa hangat yang perlahan mengalir dalam hatinya. Rasa haru menyeruak, melihat bagaimana Dhafin menempatkan kebahagiaan si kembar di atas segalanya. Entah sejak kapan terakhir kali mereka bisa duduk bersama dan mengobrol tenang tanpa permusuhan.Rasanya seperti sedang berbicara dengan Dhafin yang berbeda. Lebih dewasa, lebih tulus, lebih bijak. Tanpa sadar, kedua sudut bibirnya tertarik membentuk senyum manis.“Kamu benar-benar udah berubah, ya, Mas,” ucapnya pelan.Dhafin menoleh, tatapannya bertemu dengan mata indah Lora. Ia pun ikut tersenyum hangat. “Semua ini kulakukan demi menepati janjiku, Lora.”“Janji untuk jadi ayah yang baik buat si kembar. Mereka satu-satunya alasan aku terus bertahan dan melanjutkan hidup,” balasnya.Lora semakin dibuat takjub dengan perubahan Dhafin yang begitu drastis. Ucapannya waktu itu ternyata bukan sekadar angin lalu.“Ini yang kuharapkan darimu, Mas,” ujarnya tulus. “Meski kita nggak lagi bersama,

  • Mari Berpisah, Aku Menyerah   326. Ketika Mantan Masih Peduli

    Mobil hitam yang dikendarai Dhafin berhenti perlahan di halaman depan kediaman keluarga Brighton.Sebelum kemari, ia lebih dulu mengantar Bu Anita pulang karena jaraknya memang lebih dekat.“Salim dulu sama Papa,” ucap Lora lembut setelah turun dari mobil. Sambil berkata begitu, ia mengusap kepala si kembar satu per satu. Pandangannya sempat melirik ke arah Dhafin yang ternyata ikut turun dan berdiri di sisi kiri mobil. Sepertinya, pria itu ingin berpamitan dengan anak-anaknya secara langsung.Si kembar menurut, lalu mencium tangan ayah mereka dengan sopan. Sebagai balasan, Dhafin memeluk erat keduanya dan mengecup kepala mereka penuh kasih.“Daaah, Papa….” Si kembar melambaikan tangan begitu pelukan mereka dilepaskan. Salah satu tangan mereka sudah digandeng Amina, bersiap masuk ke dalam rumah.Dhafin ikut melambaikan tangan sambil tersenyum hangat. Ia baru berdiri kembali dari posisi berjongkoknya ketika kedua anak itu mulai menjauh. “Aku masuk dulu, Mas,” ucap Lora singkat. Tanpa

  • Mari Berpisah, Aku Menyerah   325. Di Balik Kepedulian

    “Lora.”Lora yang sejak tadi sibuk memainkan ponsel menoleh ketika Bu Anita menempati bangku kosong di sebelahnya. Ia menyunggingkan senyum ramah, seolah mengatakan bahwa dirinya tidak keberatan Bu Anita duduk di situ.Wanita paruh baya itu mengusap lengan Lora lembut. Raut wajahnya tampak sendu. “Mama turut prihatin dengan apa yang kamu alami. Kamu pasti sakit hati banget, ya, melihat calon suami yang berkhianat menjelang pernikahan.”Lora hanya membalas dengan senyum tipis, lalu memasukkan ponselnya ke dalam tas kecil.Sakit hati, tentu saja. Namun, sekarang ia sudah jauh lebih baik dan bisa menjalani aktivitas seperti biasa.Ia tidak mau terus-menerus meratapi kesedihan yang hanya akan menggerogoti kesehatan.Lagi pula, sudah ada titik terang setelah Grissham menjelaskan semuanya secara langsung. Ia hanya perlu bersabar sedikit untuk mendapatkan kebenaran yang sepenuhnya.“Makanya, Mama ajak kamu jalan-jalan bareng kami, supaya nggak terlalu larut mikirin masalah itu,” ujar Bu Ani

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status