Share

Ide Samuel

Author: Sofia Grace
last update Last Updated: 2022-08-05 13:23:16

Selanjutnya Samuel menjelaskan idenya, “Kupikir saat ini kita menuruti saja kehendak orang tua untuk menikah. Setelah itu kita kan, tinggal di rumah sendiri. Sudah nggak usah berpura-pura lagi. Kita jalani hidup kita masing-masing. Bagaimana?”

Aileen mengerutkan kening. Ide bagus, cetus gadis itu dalam hati. Tapi mau sampai kapan bersandiwara seperti itu? Lalu bagaimana dengan James?

“Kita cukup menikah dua tahun saja. Setelah itu bercerai,” lanjut Samuel seperti memahami kerisauan hati lawan bicaranya. “Akan lebih baik kalau pernikahan kita dikaruniai seorang anak….”

“Hah?!” sergah si gadis terperanjat. “Dua tahun itu waktu yang nggak sebentar, Sam. Terus gimana cara kita punya anak?”

“Ya kamu pura-pura hamil. Terus kita adopsi anak,” jawab sang pemuda enteng.

“Gila! Nggak mungkin!” 

“Kenapa nggak? Kamu pakai aja bantal untuk membuat perutmu kelihatan besar seperti orang hamil. Beres, kan?”

“Kalau mamaku mau menyentuh perutku gimana?” tanya Aileen panik. 

Samuel memandanginya sambil tersenyum. “Kalian kaum wanita biasanya kan pintar berstrategi. Kamu orang yang paling mengenal karakter mamamu. Pasti bisa menemukan cara agar dia tak sampai menyentuh perutmu. Apalagi waktu itu kalian kan sudah tidak tinggal seatap.”

Si gadis menggigit bibirnya. Perasaannya kalut sekali. Masa dia sampai hati membohongi ibunya sendiri? Tapi...tapi…Mama juga tega memintaku menjalani perjodohan yang tak kuinginkan ini, batinnya membela diri.

Aileen berusaha menguatkan hatinya. Dia lalu bertanya pada Samuel, “Terus rencana selanjutnya bagaimana? Sesudah bayi itu lahir, apa yang akan kita lakukan?”

“Tunggu sampai beberapa bulan,” sahut pemuda itu tangkas. “Lalu kita berdua ribut-ribut. Kamu menemukanku berselingkuh. Karena kecewa berat, kamu menggugat cerai dan tak mau mengurus anak kita. Akhirnya perkawinan berakhir dan hak asuh anak jatuh ke tanganku. Selesai!”

Si gadis terbelalak tak percaya. “Anak itu akan tetap kau asuh?” tanyanya meminta penjelasan. 

Samuel mengangguk mantap. “Betul. Jadi orang tuaku takkan memaksaku untuk menikah lagi. Yang penting keluarga Manasye sudah mempunyai penerus. Bagus bukan rencanaku? Berakhir happy ending bagi kita berdua. Kau hidup bebas melajang lagi. Aku juga takkan diusik untuk menikah lagi karena orang tuaku kecewa dengan kegagalan pernikahan kita.”

“Kamu sudah merencanakan semuanya sebelum datang kemari,” cetus Aileen takjub. “Cuma…ehm…ada satu pihak yang dirugikan dalam hal ini. Yaitu James, pacarku.”

Sang pemuda menatapnya penuh arti. “Karena itulah tadi aku bertanya apakah kamu sudah mempunyai kekasih. Kalau ya, it’s ok. Ceritakan saja rencana ini padanya. Jika pacarmu itu benar-benar mencintaimu, takkan menjadi masalah baginya menunggumu dua tahun lagi. Toh, kalian tetap bisa bebas bertemu selama kita menikah. Aku takkan melarang dia datang ke rumah. Pacaran saja sebebas-bebasnya. Aku nggak peduli. Asalkan jangan sampai ketahuan orang lain. Bisa-bisa skenarionya nanti berubah. Kamu yang berselingkuh. Bukan aku. Hahaha….”

Aileen terdiam selama beberapa saat. Dia sedang memikirkan baik-buruknya rencana Samuel bagi masa depannya. Gadis itu meringis. Setelah menikah dengan Samuel, dirinya mungkin akan lebih bebas berpacaran dengan James. Tidak ada jam pulang seperti yang selama ini berlaku di rumahnya. Tapi dia dan kekasihnya itu harus berhati-hati mencari tempat yang aman untuk memadu kasih. 

Nggak bisa bebas pergi ke tempat umum lagi seperti sebelumnya, dong! kilah gadis itu dalam hati. Bergandengan tangan, berangkulan, makan di piring yang sama…. Semuanya itu harus dilakukan sembunyi-sembunyi. Aduh, James mau nggak ya, diajak backstreet kayak ABG? pikir Aileen cemas. 

“Mikirin apa, sih? Kok lama banget?” tanya tamunya ingin tahu. Lucu juga cewek ini kalau lagi gundah, pikirnya geli. 

Dipandanginya Aileen dengan sungguh-sungguh. Pilihan Papa sebenarnya bagus juga, batinnya memuji gadis itu. Cewek ini cantik. Penampilannya juga tak mengecewakan. Tubuhnya tinggi langsing. Penampilannya pun modis meski berada di rumah. Seandainya saja diriku tidak bermasalah, barangkali aku bisa belajar menyukainya….

“Dua tahun itu kok lama banget rasanya, ya,”cetus gadis itu membuyarkan lamunan Samuel. Pemuda itu sampai tergagap menanggapi komentarnya. “La…lama maksudmu? Itu…itu sudah waktu tersingkat yang sanggup kupikirkan untuk perkawinan kita. Kalau diperpendek, takutnya malah ketahuan. Bisa berabe nanti.”

“Aku mesti mendiskusikannya dulu dengan pacarku. Belum tentu dia setuju,” kata Aileen bersikeras.

“Silakan saja. Barangkali dia bisa mengusulkan ide yang lebih baik. Tapi seperti yang tadi kubilang. Kalau dia sungguh-sungguh mencintaimu, waktu dua tahun menunggumu itu tak ada artinya. Apalagi hanya sekadar formalitas saja. Kalian tetap berpacaran seperti biasa. Asal jangan menyolok di depan umum.”

Aileen menggigit bibirnya. Dia lalu mengungkapkan kekuatirannya, “Walaupun begitu, statusku sudah berubah menjadi istri orang, Sam. Kalau kita bercerai nanti, aku akan menjadi janda. Kamu tahu kan, bagaimana pandangan orang sini terhadap janda? Aku kuatir keluarga James tak bersedia menerimaku lagi karena status itu….”

“Itu adalah tugas pacarmu untuk menjelaskan pada keluarganya. Membuat mereka mengerti bahwa kamulah satu-satunya wanita yang dicintainya. Jangan kamu tanggung sendiri beban itu, Leen. Namanya sepasang kekasih ya harus saling berbagi suka dan duka. Bukan cuma mau sukanya aja….”

Masuk akal juga kata-katanya, pikir gadis itu. Justru ini dapat merupakan pembuktian seberapa besar cinta James padaku. Kalau aku yang berada dalam posisinya, bagiku tak masalah menunggu dua tahun saja. Toh, kami saat ini juga belum kepikiran untuk menikah.

“Ok,” cetus gadis itu mengambil keputusan. “Akan segera kubicarakan hal ini dengan pacarku. Kamu akan kuhubungi secepatnya.”

“Sip,” sahut lawan bicaranya lega. Pemuda itu lalu meraih ponselnya. “Berapa nomor WA-mu? Aku mau menyimpannya.”

Aileen menyebutkan sejumlah angka. Setelah menyimpan nomor itu dalam ponselnya, Samuel langsung meneleponnya. Ponsel gadis itu berbunyi. 

“Nggak usah diangkat,” kata pemuda itu. “Itu telepon dariku. Supaya kamu bisa menyimpan nomor WA-ku.”

Gadis di hadapannya mengangguk. Dia menghela napas lega. Ditatapnya Samuel penuh terima kasih. 

“Syukurlah kita berdua sepakat, Sam. Semoga semuanya berjalan lancar,” ucapnya lirih. Sorot matanya kini jauh lebih bersahabat.

Pemuda di hadapannya mengangguk mengiyakan. “Kalau ada apa-apa, jangan sungkan-sungkan menghubungiku kapan saja. Keberhasilan sebuah rencana membutuhkan kerja sama yang baik di antara kedua belah pihak.”

Giliran Aileen yang mengangguk. Terima kasih, Tuhan, batin gadis itu bersyukur. Kalaupun aku harus menikah dengan laki-laki yang tak kucintai, setidaknya dia bukan orang yang menyebalkan. Perkawinan itu juga untuk sementara waktu. Selanjutnya diriku akan bebas merdeka lagi sebagai Aileen Benyamin!

***

“Apa katamu? Kita backstreet?” cetus James tak mengerti. Ditatapnya  Aileen penuh tanda tanya. Kekasihnya itu mengangguk mengiyakan. 

Dia lalu menceritakan perjodohan antara dirinya dengan Samuel, putra kawan lama ayahnya. Dijelaskannya pula tentang ide pemuda itu untuk sekadar menikah di atas kertas dan bercerai dua tahun kemudian.

James termangu mendengar penuturan sang kekasih. Dirinya merasa tak terima dengan pengaturan pernikahan Aileen oleh orang tuanya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Marriage Agreement   Finally

    Samuel menganggukkan kepalanya. Dia lalu mengeluarkan sejumlah uang dari dalam dompetnya. Diberikannya pada James sebagai biaya untuk pengobatan luka-lukanya. James menerimanya sembari mengucapkan terima kasih. Kedua laki-laki itu sudah tak lagi menyimpan beban. Permasalahan di antara mereka kini sudah selesai.Samuel menutup pintu taksi. Dikatakannya pada sopir agar segera mengantar James dan Sheila ke rumah sakit terdekat. Tak lama kemudian mobil taksi itu meluncur meninggalkan rumah tersebut. Samuel merangkul istrinya mesra. Diajaknya wanita itu masuk ke dalam rumah.Begitu pintu ditutup, pasangan suami-istri itu saling berpelukan erat. “Sori ya, Sam,” ujar Aileen meminta maaf. “Aku memberimu kejutan yang tak menyenangkan seperti ini. Ini sebenarnya adalah ide dari psikiater yang kudatangi….”“Apa?!” seru suaminya kaget. “Kamu menemui psikiater?”Aileen mengangguk mengiyakan. Dia lalu menjelaskan, “Aku menemui jalan buntu, Sam. Nggak tahu lagi gimana caranya memulihkan kejantananmu

  • Marriage Agreement   Muslihat

    Suatu sore Samuel pulang dari kantor dalam keadaan lelah sekali. Hari ini perundingan dengan pihak supplier bahan baku pabrik peralatan dapur miliknya berjalan alot dan belum mencapai kata sepakat. Persaingan penjualan di pasar semakin ketat. Pembeli semakin jeli dalam memilih produk. Harga dan kualitas menjadi poin utama dalam membeli produk peralatan dapur. Oleh karena itulah selama beberapa tahun ini perusahaan milik Ruben tak menaikkan harga jual produk dengan tujuan agar tidak ditinggalkan konsumen. Meskipun margin yang dihasilkan tipis sekali, tapi mereka tetap berusaha menghasilkan produk dengan kualitas terbaik namun dengan harga terjangkau. Sayangnya tadi pihak supplier berkata bahwa ketersediaan bahan baku semakin menipis dan biaya transportasi untuk memperolehnya semakin mahal. Oleh karena itu mereka terpaksa harus menaikkan harga jual bahan baku kepada pabrik milik Ruben. Karena tak tercapai kesepakatan, maka perundingan dengan pihak supplier tersebut harus dilanjutk

  • Marriage Agreement   Penyesalan James

    Setelah mengatakan hal itu, mantan kekasih James tersebut menghela napas panjang. Terbayang kembali dalam benaknya ketika pertama kali memergoki pemuda itu berjalan dengan mesra sambil merangkul Yashinta. Selang beberapa waktu kemudian eh, dia bertemu kembali dengan pasangan itu tapi dalam keadaan digiring pihak yang berwajib akibat dugaan kepemilikan narkoba!Benar-benar ironis. Apakah ini hukuman yang harus dijalani James akibat menelantarkannya dalam keadaan hamil?Ah, tapi dia kan nggak tahu aku hamil, cetus Aileen dalam hati berusaha pikiran buruk dalam benaknya. Sudahlah. James adalah masa lalu bagiku. Tak berarti apa-apa lagi, batin wanita itu memutuskan. Fokusku sekarang adalah mencari kesembuhan buat suamiku.Akhirnya Aileen tak lagi membahas tentang pemuda itu dengan psikiater. Dia kembali mengeluarkan uneg-unegnya tentang Samuel.“Meskipun kondisi suami saya itu sudah berlangsung lama, tapi saya punya keyakinan masih ada harapan untuk membuatnya menjadi laki-laki seutuhnya

  • Marriage Agreement   James Terkena Musibah

    Ah, sudahlah, pikir Aileen tak peduli. Cuek aja kalau aku nanti melewati restoran James. Nggak usah noleh kanan-kiri. Jalan santai aja. Pandangan lurus ke depan. Kayak pake kacamata kuda!Demikianlah perempuan itu menguatkan batinnya untuk melewati tempat kerja pemuda yang pernah mengisi relung hatinya yang terdalam. "Let's go!" tegasnya pada dirinya sendiri.Sesampainya di ujung eskalator, dia lalu melangkah dengan mantap dan penuh rasa percaya diri. Dilewatinya koridor mal yang kanan-kirinya terdapat restoran-restoran yang menjual berbagai menu masakan kelas menengah keatas. Pengunjung tidak terlalu ramai karena waktu itu sudah lewat jam makan siang.Tiba-tiba pandangan Aileen terarah pada sebuah restoran di sebelah kiri depan yang dikerumuni beberapa orang laki-laki berbadan tegap. Pakaian yang dikenakan orang-orang itu biasa saja. Tapi sikap mereka yang sangat serius begitu menarik perhatian.Seketika itu juga perasaan Aileen menjadi tidak enak. Dia menyadari bahwa restoran terseb

  • Marriage Agreement   Konseling dengan Psikiater

    Begitu keluar dari ruang ibadah, Aileen berjalan menuju ke kantin. Dia merasa haus dan ingin membeli minuman. Ketika melewati papan pengumuman gereja, perempuan itu berhenti sejenak untuk mengetahui informasi terkini yang berkaitan dengan tempat ibadahnya tersebut. Tiba-tiba pandangannya terarah pada sebuah poster berwarna biru terang yang berjudul Tips-tips Jitu Menjaga Keharmonisan Pasutri. Judul tersebut membuat Aileen semakin tertarik untuk membaca lebih lanjut. Ternyata poster itu merupakan promosi tentang seminar rumah tangga yang akan diadakan di aula gereja pada hari Minggu depan. Narasumbernya adalah seorang psikiater yang berpengalaman dalam menangani persoalan-persoalan yang kerap dihadapi pasangan suami-istri.Aileen menatap foto wajah psikiater tersebut dengan rasa ingin tahu. Seorang perempuan berusia sekitar lima puluh tahunan dengan rambut pendek sebahu, wajah tirus, dan sorot mata bijaksana. Senyuman yang tersungging dari bibirnya tampak pas. Tidak terlalu lebar nam

  • Marriage Agreement   Jamu Amit-amit

    Percobaan ketiga itu lagi-lagi berujung pada hal yang sama seperti percobaan-percobaan sebelumnya. Kejantanan Samuel sama sekali tidak bangkit. Pria itu pun lagi-lagi menstimulasi bagian-bagian intim tubuh Aileen agar istrinya itu mencapai puncak kenikmatan.Hebatnya Aileen tak putus asa. Beberapa hari kemudian wanita itu membuatkan suaminya ramuan jamu yang menurut testimoni para pria di internet mampu membangkitkan kejantanan mereka hingga membuat pasangan klepek-klepek."Apa ini, Sayang?" tanya sang suami saat disodori satu gelas besar minuman berwarna tidak jelas. Bagaikan kombinasi antara coklat muda dengan hijau tua. Samuel menatap cairan tersebut dengan perasaan jijik."Jamu ajaib buatmu, Sayang," jawab Aileen sembari menatap lembut suami tercintanya itu.Tatapan khas istrinya itu selalu membuat hati Samuel tersentuh. Haizzz..., keluhnya dalam hati. Penampakan ramuan itu saja sudah membuatku merinding. Gimana harus meminumnya? Bisa-bisa aku mual dan muntah-muntah!"Aku sudah m

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status