Share

Pesona Yang Menghipnotis

Penulis: Apple Cherry
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-23 12:20:31

Nayra tersenyum-senyum sendirian. Sambil memandangi pantulan dirinya di cermin. Saat ini Jessy, sahabat sekaligus manajernya sedang membantu mengatur rambutnya. Setelah ini ia akan menjalani pemotretan beberapa sesi, sedangkan di luar sana, seorang pria tampan yang begitu memukau masih menunggunya. Meski sulit dipercaya tapi sepertinya Nayra sudah jatuh pada pesona pria matang itu.

“Jess, lo bisa agak cepetan dikit kek!” sentak Nayra sambil tercengir kecil kala teringat senyuman Max yang begitu memabukkan.

“Dih, lo kenapa, heh! Gue juga biasanya segini kecepatannya. Kalau gue cepetin yang ada rambut lo berantakan!” komen Jessy.

“Hih! Iya iya. Intinya agak cepetan biar pemotretannya cepet kelar, gue ditungguin di luar. Lo nggak tahu, sih.” Nayra lagi-lagi tersenyum-senyum dengan pipi merah merona malu.

Jessy mengerutkan kening, sebelum akhirnya menyadari bahwa sahabatnya itu sedang kepincut pesona, duda keren yang bernama Maxime.

“Ciye, lo udah kepincut duda keren, nih!” Jessy mencubit pipi Nayra gemas.

“What?” Nayra terkaget. “Du-duda? Duda gimana?” tambahnya dengan mata membesar.

“Oops, lo belum tahu ya? Dia, kan. Hm, dia itu ....”

“Dia, dia apa? Kasih tahu!” desak Nayra.

“Dia itu seorang duda!” jawab Jessy sambil menyemprotkan hair spray ke rambut Nayra yang selesai di tata rapi.

“Astaga!”

Nayra benar-benar terkejut saat ini. Ia sama sekali tidak menyangka bahwa pria yang ia kagumi itu, adalah seorang duda.

“Ya Tuhan, dia duda? Oh my Lord! Gue udah gila, barangkali gue ngigau, ya!” Nayra bergumam sambil menggelengkan kepalanya.

“Mana mungkin dia duda!” Nayra masih terus menolak fakta yang dikatakan Jessy itu.

“Nayra, memangnya kalau Maxime duda kenapa? Toh, dia itu good looking malahan dia itu hot banget, kan? Bisa dibilang dia itu hot Daddy tahu nggak!” Jessy tertawa kecil sambil menatap kedua mata sahabatnya yang bertambah membulat.

“What? Daddy? Memangnya dia udah punya anak, serius lo!” Nayra bertambah shock.

“YES! BIG YES! He already has a beautiful daughter, seven years old.”

“OMG! I can’t believe it!” Nayra menutup wajahnya, ia tampak frustrasi, tapi Jessy malah terkikik geli.

“Apa yang salah, Nay? Gue denger dari bos. Anaknya minta dia menikah lagi, bayangkan Nayra, betapa setianya dia dengan almarhum istrinya, dia menduda selama kurang lebih tujuh tahun. Jadi, istrinya meninggal saat anaknya itu lahir,” ungkap Jessy.

Nayra bergeming. Ia masih menangkap semua cerita Jessy. Saat itu ia mendengarkan dengan seksama penuturan manajernya. Jessy menceritakan apa yang diketahuinya tentang Maxime. Hal itu membuat pandangan Nayra terhadap Max berubah. Ia mungkin kaget, saat mengetahui bahwa Max bukan seorang single, terlebih pria itu memiliki anak, tapi mendengar Jessy menceritakan tentang Max, ia malah merasa kagum terhadap pria yang umurnya terpaut dua belas tahun lebih tua darinya itu.

“Nayra, udah siap nih. Pemotretannya udah mau dimulai!” teriak salah seorang kru.

“Ah, iya. Oke sip. Sebentar lagi Nayra siap,” sahut Jessy.

“Nay, lo udah di panggil tuh!” Jessy membuyarkan lamunan Nayra.

“Ya Tuhan, iya iya. Sebentar,” jawab Nayra yang langsung bergegas bangun. Ia pun melakukan tugasnya sebagai model. Meskipun jujur saja pikirannya terus tertuju pada sosok Max yang saat ini masih menunggunya menyelesaikan pemotretan.

Seseorang yang sedang memenuhi pikiran Nayra saat ini, tiba-tiba muncul mengagetkannya. Ya, Max melihat Nayra yang sedang melakukan sesi pemotretan, sambil tersenyum ringan, Max melambaikan tangan ke arah Nayra, gadis itu tersenyum kaku dengan pipi memerah malu. Jantungnya berdegup kencang ketika melihat senyuman pria itu.

Astaga, apa aku jatuh cinta padanya? Mustahil, tidak ada cinta pandangan pertama. Itu omong kosong! Kamu hanya sedang terpesona. Ya, kamu terpesona padanya, Nayra, batinnya.

“Nayra? Lihat ke sini dong,” kata salah satu kru mengarahkan Nayra yang terlihat bengong. Jessy menepuk jidatnya. Melihat Nayra yang terlihat seperti orang terhipnotis, ia tercengir ketika melirik ke sebelahnya. Pantas saja, sahabatnya itu terlihat seperti orang bodoh, ternyata pria yang begitu digilai sahabatnya itu yang baru beberapa saat dikenal oleh Nayra berada di hadapan Nayra, sedang memperhatikan Nayra yang melakukan pemotretan.

“Break dulu deh.” Akhirnya waktunya untuk Nayra beristirahat sejenak.

Nayra tampak kikuk, sambil berjalan ke arah Max. Senyumnya kaku, karena jantungnya yang terus-menerus berdetak tidak karuan. Aliran darahnya mengalir deras, kala berpapasan dengan pria yang beberapa waktu lalu, ia ketahui sebagai seorang duda beranak satu itu.

“Hai, saya cuma mau liat kamu pemotretan, nggak apa-apa, kan?” Senyum Max lagi-lagi membuat Nayra tertegun.

“Hm, iya nggak apa-apa, kok.” Nayra membalas senyuman Max dengan pipi bersemu.

Maxime tampak seperti merasa lucu. Ketika melihat pipi Nayra merona saat itu.

“Pipi kamu cantik,” puji Max malah membuat gadis berumur dua puluh tahun itu salah tingkah.

“Pipiku? Astaga, pipiku kenapa?” Nayra segera mengambil cermin di atas meja. Ia terbelalak saat melihat pipinya yang memerah seperti kepiting rebus.

“Ya Tuhan, Nayra, pipi lo kayak udang rebus!” Sontak, Naya langsung memegangi kedua pipinya yang terasa panas saat itu. Maxime melihatnya sambil tertawa kecil.

“Kamu, lucu.” Max menatap kedua mata bulat Nayra yang berwarna keunguan, karena kontak lens yang dikenakannya. Bulu mata lentik Nayra berayun, ketika itu waktu seolah terhenti. Nayra terpaku, dengan senyuman Max yang teramat membuatnya mabuk.

“Nay, satu kali lagi, setelah itu selesai.” Jessy menarik tangan Nayra, membawanya ke posisi di mana ia harus melakukan sesi pemotretan selanjutnya. Max hanya memandangi Nayra yang masih terbengong sendirian. Sampai-sampai Jessy harus menepuk pipinya untuk sekadar menyadarkan lamunan Nayra.

“Ngelamunnya nanti lagi, Neng. Setelah ini, lo bebas deh ngelamunin pria pujaan lo itu!” ucap Jessy.

Nayra melotot ke arah manajernya. “Ish, gue sumpel juga mulut lo!”

Jessy terkekeh. “Udah sana! Cuma tiga kali foto kok.”

Nayra pun akhirnya melakukan pekerjaannya. Tidak munafik, ia memang ingin segera menyelesaikan pemotretannya kali ini, agar bisa kembali mengobrol bebas dengan Maxime.

**

"Hem, dia masih terlalu muda, Hanung," kata Maxime pada teman dekatnya.

"Emangnya kamu suka yang lebih tua?" tanya Hanung meledek.

Maxime tersenyum samar. "Bukan begitu. Apa kamu yakin dia sudah siap jadi istri duda?" tanyanya serius. Maxime bukan tipe yang suka berbelit-belit. Dia sangat to the point.

"Karena itu kamu harus tanya. Asal kamu tahu, Nayra itu banyak yang suka. Tapi dia kelihatan biasa-biasa dengan orang itu. Hanya saat melihat kamu, saya langsung yakin, tatapan dia beda."

Perkataan Hanung membuat Maxime diam sebentar.

"Maksud kamu berbeda gimana?" Maxime perlu penjelasan yang lebih dari itu.

"Dia suka kamu, kayaknya sih," jelas Hanung. "Ah nggak! Kelihatan jelas malah."

Maxime menggeleng sambil tertawa renyah. "Terlalu awal menyimpulkan. Bisa saja dia hanya ramah."

"Nayra ramah?" Hanung ikut tertawa.

"Ya, apa ada yang salah? dia memang kelihatan ramah," jawab Maxime. Kenapa Hanung malah tertawa karena perkataannya.

"Max, asal kamu tahu. Nayra sangat jutek. Kalau dia ramah, berarti fix, dia hanya ramah sama kamu saja."

Apa benar begitu? Maxime lalu memperhatikan Nayra kembali dari jauh. "Masa sih."

"Max, Max, percaya sama saya. Dia tertarik dengan kamu. Ayolah, kamu tahu saya tidak akan memperkenalkan orang yang salah."

Namun tidak semudah itu bagi Maxime untuk memutuskan. Dia harus melakukan banyak hal sampai dia yakin bahwa dia bisa menikah lagi. Ada banyak pertimbangan, tak bisa diputuskan semena-mena menurut keinginannya sendiri.

"Dia harus disukai oleh Natasha dulu, Nung." Maxime menarik napas pelan. "Bukan saya yang memutuskan."

Hanung mengerti. Maxime ingin menikah lagi bukan karena keinginannya sendiri tapi demi putri semata wayangnya. "Ya, kamu benar Max. Kamu harus tanya Natasha, tapi saya yakin Natasha akan menyukai Nayra."

Max mengusap dagu seperti menimbang sesuatu. "Dia model, saya tidak pernah membayangkan menikah dengan profesi itu."

"Hei, ada apa dengan model?" Hanung tak paham.

"Banyak pria yang memujanya. Saya tak terlalu suka."

Hanung tahu maksud Maxime sekarang. "Semua dapat diatur Max. Pertama-tama kamu pendekatan saja dulu."

Mungkin karena dari awal dia tidak ingin menikah lagi. Jadi sangat sulit untuk memulai hubungan baru. Maxime banyak sekali pertimbangan, kadang itu yang membuat dirinya pada akhirnya menyerah untuk menikah lagi. Kali ini Natasha mendesak lebih parah dari sebelumnya. Hal itulah yang membuat Maxime memaksakan dirinya lebih dari sebelumnya.

"Baiklah, saya akan berusaha mengenalnya dulu."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Married With Hot Daddy (INDONESIA)   Ending

    Derap langkah terdengar semakin dekat membuntuti Mala yang terus mempercepat langkah kakinya."Siapa sih, kenapa dia ngikutin aku?"Napas Mala terengah-engah setelah dia berhenti karena tak kuat lagi berlari. Ini semuanya karena Dewa tidak menjemputnya di acara reuni teman SMA Mala. Entah siapa orang yang mengikutinya tadi, yang jelas Mala ketakutan."Hallo, Kak. Kamu jemput aku dong, please, aku takut." Suara langkah kaki semakin dekat. Kedua bola mata Mala membulat sempurna saat lengan kekar melingkar di pinggangnya."Aaaaaaaaaaaaaaa....." teriaknya."Sayang, ini aku."Mala menutup mulutnya. Itu seperti suara..."Kak Dewa!"****"Jadi tadi beneran ada yang ikutin aku?" kaget Mala saat suaminya bilang bahwa seorang lelaki mencoba untuk membuntuti Mala. Beruntung Dewa sampai tepat waktu."Iya. Tadi aku emang ada urusan kerjaan di kantor. Semenjak kamu memutuskan untuk resain, aku kan hendel semuanya sendiri, Sayang.""Tapi kan itu keinginan kamu juga, Kak. Aku diminta resain.""Iya.

  • Married With Hot Daddy (INDONESIA)   Solusi (43)

    Mala merasa bersalah pada suaminya. Padahal Dewa bilang tidak apa-apa jika dia belum siap. Sejak tadi Dewa sibuk dengan pekerjaannya. Mala sebagai sekertaris Dewa saat di kantor tidak berani mengajak ngobrol suaminya itu tentang urusan pribadi."Huffffttt...." Mala menghela napas panjang sambil melirik ke arah suaminya yang tak menatapnya sama sekali.Apakah dia marah?Mala beranjak dari duduknya. Dia tidak bisa begitu terus, dia merasa sangat bersalah dan dia satu-satunya yang bersalah. Dewa boleh berkata tidak apa-apa, tapi tetap saja buat Mala sikap suaminya itu agak berbeda."Kak. Kamu marah kan?"Dewa menaruh bolpoin di tangannya. Lalu ia membuang napas perlahan, dengan senyuman tipis, dia menggelengkan kepala. "Enggak, Sayang.""Karena hal seperti itu aja, aku nggak mungkin marah," tambah Dewa.Mungkin suaminya tidak marah. Tapi tetap saja ia merasa bersalah. "Mala nggak konsen kerja.""Ini kan kamu yang minta, Sayang. Kamu bilang mau mulai kerja kan?" ucap Dewa."Iya. Tapi seka

  • Married With Hot Daddy (INDONESIA)   Do It (42)

    Mala membuka matanya perlahan. Garis bibirnya melingkar cantik menatap pria yang sedang terpejam, nyenyak disampingnya. Mala mengambil cermin, melihat bibirnya agak bengkak dan rambutnya yang berantakan. Dia terkekeh sendirian, tapi pria di sampingnya tidak terusik sama sekali."Capek ya. Kamu sih, mainnya nggak kira-kira," ringisnya sambil menggerakkan perlahan kakinya."Ouch!" pekiknya merasakan tubuhnya sedikit perih dan tidak nyaman."Sayang!" Dewa langsung terkejut saat mendengar suara istrinya. "Kamu kenapa?"Mala menggigit bibir bawahnya sambil meringis, ia tidak berani menyibak selimut di atas tubuhnya. Hanya menggeleng pada suaminya. "Enggak. Aku cuma... Perih.""Perih? Yang mana?" tanya Dewa sambil menyentuh kedua pipi Mala. "Aku nyakitin kamu, ya?" ia menelisik."Bukan. Ini cuma agak perih di bagian--" putus Mala, malu."Bagian mana? Sini, biar aku obatin." Dewa memang polos atau pura-pura tidak tahu sih, bagian mana lagi kalau bukan bagian dimana dia menghujam Mala berulan

  • Married With Hot Daddy (INDONESIA)   First Night (41)

    "Bun. Mala pulang ke rumah kan?""Mala. Kamu pulang ke apartemen Dewa dong. Masa mau pulang sama Bunda?""Bukannya biasanya tidur di rumah pengantin wanita dulu Bun?""Dewa maunya langsung ke apartemen. Lagi pula Bunda nggak bisa lama di Bandung, Sayang. Tapi, kalau Mala mau tinggal di rumah, Bunda seneng dan mengizinkan.""Bunda mau ke Korea lagi?"Delia mengusap bahu putrinya. "Mala kan udah ada yang jaga. Bunda dan Ayah udah merasa tenang. Tapi, bukan karena itu juga Bunda harus balik segera ke Korea. Bunda dan Ayah masih harus mengurus sesuatu di sana. Mala mengerti kan?""Mala ngerti kok," angguk Mala, memeluk bundanya. "Mala sayang Bunda. Maafin Mala ya, kalau selama ini Mala sering merepotkan Bunda dan Ayah.""Jangan ngomong gitu, Sayang. Mala nggak pernah merepotkan. Bunda dan ayah bahagia punya putri cantik seperti Mala," balas Delia.Begitulah obrolan Mala dengan Delia setelah acara selesai.Mala menghela napas panjang. Saat ini di sebelahnya ada Dewa yang sedang menyetir mo

  • Married With Hot Daddy (INDONESIA)   Menikah (40)

    Sampai detik ini Mala seolah tidak percaya bahwa di tempat ini dia sedang duduk menunggu kedatangan Dewa sebagai calon mempelai pria. Hari ini adalah hari pernikahan Mala Dewa.Gedung hotel sengaja di pesan Delia, ibunda Mala. Sebagai penyelenggara pesta untuk putri semata wayangnya. Delia dan Mahen merasa lega karena putrinya yang sempat berpisah dari Dewa akhirnya kembali bersatu dan hari ini mereka akan menikah.Teman-teman Mala pun berdatangan menghampiri Mala yang sudah terbalut kebaya khas Sunda, cantik dan menawan. Hanya saja Mala mencari keberadaan sahabatnya, Cilla. Gadis itu tidak terlihat hadir bersama Vina yang datang menggandeng kekasih barunya."Vin. Cilla mana? Kok nggak datang?"Vinna mendadak muram. "Dia kayaknya nggak bisa datang. Dia hari ini nemenin nyokapnya di RS. Lo tahu nggak, Mala? Bokapnya Cilla belum lama sakit, terus sekarang gantian deh nyokapnya sakit. Dia sedih banget, mana lo tahu kan, kalau dia suka sama Gilang? Tapi, Gilang malah menolak dia. Padahal

  • Married With Hot Daddy (INDONESIA)   Rencana Pernikahan (39)

    Masih dengan perasaan kesal. Dewa membuka pintu rumahnya. Entah siapa yang bertamu malam-malam begini."Selamat malam," ucap seorang wanita yang tersenyum kecil pada Dewa."Kris? Mau apa kamu ke rumah saya?" tanya Dewa ketus.Ia memijat kening, apa lagi yang akan di perbuat Kristal kali ini. Kalau saja bukan karena Daddy-nya yang berteman dekat dengan orang tua Kristal, mungkin Dewa sudah lama memecat Kristal tanpa memutasikan nya."Aku kesini mau-" jawabnya terpotong saat melihat seorang gadis yang muncul di belakang Dewa."Kamu?" kata Kristal kaget. "Kamu sedang apa di rumah Dewa?"Mala menggelayut manja di lengan Dewa. "Sayang. Kamu udah ngantuk?" tanya Dewa sembari mengusap sulur anak rambut gadisnya."Iya. Kamu masih lama nggak?" balas Mala tanpa mempedulikan Kristal."Kris, kamu mau apa?" tanya Dewa."Kamu tinggal berdua dengan dia?" ucap Kristal, dia terlihat sangat kaget."Kalau iya, kenapa?" sahut Dewa. Mala hanya menatap sinis pada Kristal."Mbak. Tadi kenapa sih cium-cium p

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status