Daniel baru saja duduk tangannya di tarik oleh Aris.
"Maksud lo apa kemarin? Berani deketin Allisya? Kalian kan udah putus," Aris melihat itu semua kemarin, sekuat tenaga ia tak emosi.
Daniel tersenyum remeh. "Gue masih suka sama Allisya. Rencananya besok gue mau balikan sama dia,"
"Gak akan. Allisya gak pantes buat lo,"
Luna yang baru datang melihat perdebatan itu pun menjauhkan Aris.
"Ada apa sih? Pagi-pagi udah berantem aja,"
"Jagain tuh sahabat lo. Gak usah berurusan sama Allisya lagi kalau lo bisanya bikin dia sakit hati dan nangis," meskipun dirinya tidak tau bagaimana jatuh cinta seperti apa, tapi Aris belajar bagaimana menjaga perasaan Allisya.
Luna menatap Daniel meminta penjelasan. "Apa itu bener? Kamu mau balikan sama dia?"
Daniel mengangguk.
Seorang OSIS memasuki kelas. Dia Rey.
"Permisi. Saya ingin menyampaikan untuk tim basket putra berkumpul di lapangan sekarang. Terima kasih," setelahn
Daniel"Chat aja deh. Takutnya ganggu," ujar Daniel.Allisya mantan❤AndaSya? Kamu lagi belajar? Aku ganggu ya?6:00 pmTak lama Allisya membalasnya.Allisya mantan❤Aku baru selesai belajar. Kenapa? Tumben banget chat6:01 pmAndaAyo ke restoran Jepang yang baru aja buka. Mau coba gak? Aku aja penasaran loh.6:01 pmAllisya mantan❤Mau banget nih. Kebetulan pas laper😆6:02pmDaniel tersenyum simpul. Malam ini ia ingin memperbaiki semuanya. Allisya itu mantan terindahnya. Mengapa ia bisa menyia-nyiakan gadis baik seperti Allisya?Setelah lima menit menyulap diri menjadi rapi dan tampan, Daniel menatap pantulan dirinya di cermin."Allisya gak mun
Allisya bangun pagi-pagi. Daniel sudah berjanji akan menjemputnya di depan gang. Takutnya ketauan mamanya bisa ribet urusannya.Selesai berganti seragam putih abu-abunya, Allisya menuruni tangga dengan cepat.Tapi..."Allisya, sini dulu. Kita sarapan bareng-bareng," ajak Selena sambil menyiapkan roti untuk Allisya."Eh? Allisya gak kaper kok ma. Nanti sarapan di kantin aja," Allisya tersenyum kikuk. "Allisya berangkat dulu ya? Nanti telat nih piketnya. Bye ma, pa," Allisya melambai tangannya."Buru-buru banget. Emang naik apa?" tanya Allister mengoleskan selai stroberi."Mungkin taksi pa,"Di depan gang, Daniel sudah menunggu di atas motor ninja merahnya.Allisya tersenyum. "Daniel!" panggilnya berteriak. Daniel menoleh."Ayo sya. Pasti kamu belum makan ya?""Iya nih. Makan dulu aja ya?""Naik my princess,"Daniel mengajak Allisya ke stan ketoprak."Niel, kita jangan lama-lama ya
Allisya tersenyum membalas pesan Daniel. Meskipun sudah tengah malam, dengan setianya ia menemani Daniel.AndaEmangnya aku gula apa sampai manis?00.00DanielSenyum kamu aja manis. Pingin bawa pulang, terus kenalin ke orang tuaku. Mau kan sya?00.01AndaKalau itu, aku ragu niel. Kamu tau kan mamaku gak setuju.00.02DanielTidur sya. Bulannya udah bosen ngeliatin kamu. Jangan begadang, nanti sembuh. Eh sakit maksudnya 😅00.02AndaKamu juga tidur. Good malam madu 🐝00.03DanielKok madu? Aku di serang lebah sya. Gak ganteng lagi gimana? Jangan cari cowok lain ah. Aku gak suka 😈00.03AndaTerjemahan Good Night Honey. Bener kan?00.04DanielIya deh. Tidur, pakai lotion anti-mantan. Maksudku nyamuk, selimutan, pejamin mata jangan lupa bayangin aku. Biar bisa mimpiin aku. Ampuh banget sya. Coba aja. Pikrin aku terus ❤00.04
Saat sampai di mansion keluarga Keano, Arif membopong Aris."Orang tuanya Aris ada gak?" tanya Arif. Khawatirnya mereka akan memarahi Aris habis-habisan karena sudah mabuk."Gak tau. Coba tanya satpam dulu,"Allisya menghampiri satpam yang tengah duduk dan membaca koran itu."Permisi, apakah orang tua kak Aris ada di rumah? Saya Allisya,"Mendengar nama Allisya, satpam itu membungkuk memberikan penghormatan."Maaf nona, tuan sedang berada di luar kota. Akan pulang besok pagi. Tuan Aris dimana?"Allisya menunjuk Aris yang masih di bopong Arif."Pak, jangan kasih tau orang tuanya yah. Nanti kak Aris di marahin. Dia lagi ada masalah,"Satpam itu mengangguk. "Baik non. Silahkan masuk,"Gerbang terbuka secara otomatis. Allisya kagum, rumah Aris seperti masa depan saja.Arif mendudukkan Aris di sofa. Cowok itu masih mabuk dengan mata terpejam.
Di sebuah warung belakang sekolah, Aris nongkrong dengan semua anggota geng-nya, meskipun yang berkumpul hanya sepuluh orang tapi yang lainnya juga memiliki kesibukannya sendiri.Javas menghela nafasnya. Meletakkan secangkir kopi di meja."Udah lama ya kita gak berantem sama geng lain," celetuknya memecah keheningan. Mereka sibuk dengan ponselnya sendiri.Aris mengangguk. Benar apa yang di katakan Javas."Gue terlalu sibuk ngurus OSIS sama Allisya. Jadi lupa deh kalau geng kita seneng tawuran," rasanya ada yang kurang, sudah dua minggu tidak ada masalah dari geng lain yang suka mencari gara-gara.Ponselnya berbunyi, notifikasi lagi dari geng Cakrawala. Ia lupa geng itu pernah mengajaknya balapan beberapa hari yang lalu.GavinAnggota lo nyari masalah sama geng gue. Lo tau? Temen gue sekarang sekarat masuk rumah sakit. Sebagai gantinya, siap-siap aja.09:00 amAris menatap bengis satu-persatu anggotanya."Jawab! Siap
Saat ini, Aris mengumpulkan semua anggota gengnya.Apalagi Aris mengajak semuanya bolos, sangat aneh dan heran. Aris yang melarang untuk bolos, sekarang berubah.Arif menghampiri Aris. Ia duduk di sebelah cowok itu."Ris, lo kan ketua OSIS. Masa ngajak kita bolos, gak salah?" tanya Arif sedikit hati-hati, tatapan Aris tajam siap menikam siapa saja.Aris menoleh. "Gue mau menyampaikan hal penting ke kalian semua," nadanya terdengar serius."Apa? Jangan bilang lo mau balas perbuatan Gavin kemarin," celetuk Javas, biasanya Aris tak akan tinggal diam. Pasti keesokannya mengantur strategi untuk menyerang geng Cakrawala.Aris menggeleng. Bukan itu. Yang jelas, ini akan menyakiti seluruh anggota geng-nya."Gue mau geng kita bubar," ucap Aris dengan sekali tarikan nafas."Apa? Ris, lo gila!" Arif tak terima."Ris, lo jangan ngaco deh!" Javas marah."Gue serius. Geng kita, bubar aja. Dan markas ini, gak guna lagi," Aris me
Di sebuah warung belakang sekolah, Aris nongkrong dengan semua anggota geng-nya, meskipun yang berkumpul hanya sepuluh orang tapi yang lainnya juga memiliki kesibukannya sendiri. Javas menghela nafasnya. Meletakkan secangkir kopi di meja. "Udah lama ya kita gak berantem sama geng lain," celetuknya memecah keheningan. Mereka sibuk dengan ponselnya sendiri. Aris mengangguk. Benar apa yang di katakan Javas. "Gue terlalu sibuk ngurus OSIS sama Allisya. Jadi lupa deh kalau geng kita seneng tawuran," rasanya ada yang kurang, sudah dua minggu tidak ada masalah dari geng lain yang suka mencari gara-gara. Ponselnya berbunyi, notifikasi lagi dari geng Cakrawala. Ia lupa geng itu pernah mengajaknya balapan beberapa hari yang lalu. Gavin Anggota lo nyari masalah sama geng gue. Lo tau? Temen gue sekarang sekarat masuk rumah sakit. Sebagai gantinya, siap-siap aja.09:00 am Aris menatap bengis sa
Di hari minggu ini, Aris mengajak Allisya jogging."Lebih seru lagi kalau ada Aqila sama Kaila kak," Allisya tak mau terjebak moment awkard apalagi romantis dengan Aris."Gak usah sya. Aku kan pingin sama kamu aja. Udah pernah juga ngajak mereka berdua makan bareng. Kenapa? Takut baper sendirian?" Aris mencolek dagu Allisya, cewek itu berpaling menyembunyikan semburat merah di pipinya.Allisya menggeleng. "Gak kok, siapa juga yang baper. Kak Aris aja gak gombalin aku."Duduk di taman setelah lari mengelilingi kompleks rumah, Allisya yang akan membeli es krim mendapat larangan keras dari Aris."Sya jangan minum es kalau habis olahraga. Air putih aja ya?"Allisya menghela nafasnya, jika perhatian Aris demi kesehatannya maka ia akan menurut."Kamu disini aja, aku beliin air minum. Jangan beli macem-macem," nasehat Aris.'Bawel sih, tapi lebih perhatian daripada Daniel. Meskipun kak Aris gak ngel