Share

20. Pulang


Alhasil akhirnya aku memilih pulang. Lagian, Mas Arsan sudah tahu aku ada dimana. Jadi daripada berlama-lama di Rumah Sakit mending sekalian pulang. Yah, walau setengah hati. Karena aku masih malas dengannya.

"Kamu masih marah sama saya?" tanya Mas Arsan. Melirik secuil padaku lantas kembali fokus pada jalanan.

Segala pake tanya, lagi! Suka banget sih, sama basa-basi? Malas menjawab, aku lebih memilih menatap jalanan lewat kaca samping. Jujur saja, sampai saat ini aku masih terheran-heran sama dia. Kapan sih, dia bilang minta maaf padaku? Kapan?

Ya, aku tahu jika perminta maafannya juga tidak akan bisa membuat semua kembali semula, tapi kan setidaknya bisa membuat gejolak amarah dalam hatiku jadi agak mengecil. Dia terlalu gengsi sebenarnya, sama kayak Alin.

"Lusa saya mau ke Jogjakarta, karena harus mengurus cabang restoran yang sebentar lagi akan dibuka." Mas Arsan kembali berceloteh.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status