Share

Married at First Sight?
Married at First Sight?
Penulis: Ayunina Sharlyn

1. Permintaan Tak Masuk Akal

“What?!” Susan menaikkan kacamata minus yang melorot ke ujung hidungnya, berdiri dan melotot pada Clarabelle yang persis duduk di depannya. Dengan cepat jantungnya berdetak kencang dengan pernyataan yang Clarabelle katakan.

Tak ayal, Susan sangat terkejut demi mendengar apa yang dikatakan wanita berambut coklat, dengan wajah cantik itu.

“Susan, please … calm down. Semua orang menoleh ke sini.” Clarabelle memegang lengan Susan dan memintanya kembali duduk.

Beberapa orang yang ada di kafe itu melihat ke arah mereka, karena suara Susan yang cukup keras. Susan masih tak percaya mendengar yang Clarabelle katakan. Susan meletakkan lagi pantat pada kursinya. Dia mendengus dan menggeleng-geleng karena masih terkejut.

“I have no choice, Susan.” Saat mengucapkan itu Clarabelle tidak sedang tersenyum lebar. Sebaliknya hati wanita dua puluh empat tahun itu sedang kalut.

“Kamu yakin? Tidak akan menyesal dengan keputusan kamu, Lala?” Susan meletakkan kacamatanya di meja. Dia usap rambut di kepalanya dengan sedikit kasar. 

Susan kembali menatap tajam pada sahabatnya. Masih tidak percaya, tapi jelas-jelas dia tidak salah dengar dengan pernyataan Clarabelle.

“Hanya ini kesempatan aku. Kamu tahu, aku sangat bingung beberapa waktu ini. Dan ini, aku merasa ini jalan yang bisa aku lakukan.” Clarabelle menarik nafas dalam, mencari kata yang tepat untuk menjelaskan rencana yang ada di kepalanya pada Susan.

“At the First Time I Meet You? My God, Lala …” Susan kembali menggeleng-geleng keras. Tangan Susan mengepal karena kesal harus mendapati kenyataan tak masuk akal yang dipilih Clarabelle. "You will have a married at first sight. Are you serious?"

Clarabelle baru mengatakan jika dia mendaftar menjadi salah satu peserta reality show di salah satu stasiun televisi di kota Sydney tempat mereka tinggal. Acara itu cukup booming dan telah berlangsung bertahun-tahun, mempertemukan pria dan wanita sebagai pasangan untuk pertama kali saat hari pernikahan. Pro kontra masih saja ada tentang acara itu meskipun sekian tahun terus ditayangkan di TV.

Susan dan Clarabelle termasuk yang tidak begitu suka dengan konsep pernikahan yang disajikan pada reality show dengan tajuk At the First Time I Meet You. Bagaimana mungkin dua orang yang sama sekali tidak saling mengenal, dipertemukan untuk pertama kali, di depan altar, menjadi pasangan, berjanji hidup bersama sebagai suami istri. Buat mereka sangat tidak masuk akal.

Lalu, Susan mendengar jelas Clarabelle mengutarakan dia akan ikut dalam acara ini. Berkali-kali Susan menepuk dadanya meyakinkan diri, dia tidak sedang berkhayal.

"Lala, kamu tidak ingat kesepatakan kita? Kita akan menikah dengan pria yang tampan, baik hati, dan sayang pada kita. Tidak harus orang yang berduit, asal dia punya pekerjaan baik, it is okay. Yang utama dia sayang dan setia. Kamu ingat?" Susan memajukan tubuhnya, merapat pada meja, menghujamkan pandangan paca Clarabelle yang juga memandangnya.

Clarabelle menelan ludahnya. Itu memang kesepakatan mereka, harapan mereka. Tidak mudah mencari pasangan hidup yang tepat. Tapi mereka tidak mau asal pria yang sedia jadi pendamping mereka. Harus ada rasa cinta yang mendasari hubungan, apalagi sebuah pernikahan. Ternyata, Clarabelle justru dengan sengaja memilih masuk sebuah pernikahan dengan jalan ikut acara di TV, tanpa tahu siapa pria yang akan dia nikahi. Ajaib, bukan?

“Aku tahu, ini aneh, sangat ga mungkin. Tetapi, dengan situasiku, apa aku punya pilihan? Aku harus segera menikah. Dan aku tidak dekat dengan pria manapun, Susan.” Suara sendu Clarabelle terdengar lagi.

Kalau boleh, Clarabelle juga tidak mau harus mengambil keputusan itu. Bukan ini yang dia impikan untuk sebuah pernikahan yang akan dia jalani sepanjang hidup.

“Lala …” Susan menepuk bahu Clarabelle, Susan jadi gelisah. Dia masih menyayangkan keputusan sahabatnya ini.  

Sejak mereka berteman semasa kuliah, Susan sangat kenal dengan Clarabelle. Kehidupan dan pergumulan gadis itu, semua pedih dan lukanya karena pria-pria yang hanya mempermainkan dia. Tiga kali Clarabelle menjalin hubungan percintaan, tiga kali juga wanita cantik dengan hidung bangir yang bagus itu dikhianiati.

Susan yang selalu di sisi Clarabelle, membantu temannya itu kembali kuat. Meskipun Clarabelle akhirnya mempunyai trauma untuk menjalin hubungan asmara. Bahkan beberapa kali dia mengatakan, dia baik-bsaik saja, tanpa ada pria di hidupnya. Dengan keputusannya ini, menikah dengan orang asing, tentu saja Susan sangat kuatir, jika hal yang sama akan terulang pada Clarabelle.

“Susan, aku tidak tahu pria seperti apa yang tepat buat aku. Hanya patah hati yang aku dapatkan saat menemukan cinta dan kamu tahu kacaunya aku seperti apa. Para ahli akan bisa menemukan pria yang sesuai dengan aku.” Clarabelle memberikan alasan mengapa dia berniat ikut acara yang cukup fenomenal itu.

“Hai! Tegang sekali kalian berdua? Ada apa?” Seorang pria sebaya dua wanita itu muncul. Senyumnya lebar, memandang Clarabelle dan Susan.

“Ah, Jack, duduk.” Susan menarik tangan Jack, memaksa pria itu duduk di sebelahnya.

Dengan rasa penasaran, Jack manut. Dia memandang Susan, lalu pada Clarabelle. Sepertinya dua teman wanitanya ini sedang tidak baik-baik saja. Keduanya tampak tegang, tidak ada senyum seperti yang Jack biasa lihat saat bertemu mereka.

"Ada apa dengan kalian? Dapat teguran bos?" Jack menebak yang terjadi. Kedua wanita itu masih saling memandang dengan tatapan yang aneh. "Ah, kalian bertengkar? Jatuh cinta pada cowok yang sama?

"Kamu sok tahu," ujar CLarabelle sedikit ketus, tapi kata-katanya juga terasa dia sedang resah.

"Jack ..." Susan menatap Jack. Raut wajahnya menunjukkan dia tidak sedang main-main. “Kamu mau menikah dengan Clarabelle tidak?”

“Apa?!” serentak Clarabelle dan Jack menyahut, memandang pada Susan yang jelas tidak sedang bercanda.

“Susan, kamu bicara apa?” Clarabelle jadi kesal dengan temannya yang satu itu. Bukan mendukung dan melegakan dia, justru membuat situasi makin runyam. Jack sudah punya tunangan. Dia sudah merencanakan pernikahannya dalam tiga atau empat bulan ke depan.

Jack masih tidak paham dengan pembicaraan Susan dan Clarabelle. Bagaimana mungkin dia datang lalu ditanya dengan sebuah pertanyaan aneh begitu? 

"Woww ... ada apa ini?" Jack menatap kedua wanita cantik itu bergantian. Dia minta penjelasan.

Susan pun menceritakan rencana Clarabelle dengan nada penuh kekuatiran. Jack yang mendengar itu makin terbelalak kaget.

“Oh, my God! Lala?" Jack memandang Clarabelle dengan mata masih melebar. "Kamu tidak sedang bercanda? Ini hanya sekadar bicara saja, kan?”  Sama seperti Susan, dia tidak percaya itu yang akan Clarabelle lakukan dengan hidupnya.

"Dia tidak main-main. Kalau dia hanya bercanda apa aku akan sekesal ini, Jack?" ujar Susan. 

Jack memandang Clarabelle yang melirik padanya.

"Jack, kamu kenal Lala wanita yang baik. Tolong dia. Lebih baik kamu saja yang menikah dengannya. Daripada dia menikahi pria entah datang dari mana, lalu dia akan menderita seumur hidup." Ucapan Susan sangat jelas.

Jack dan Clarabelle saling memandang.

Komen (4)
goodnovel comment avatar
Leiny Talania
any english version?the story seems to be nice and interesting,can you please provide the enlish version?
goodnovel comment avatar
Luisa Villamin
same comment here. i have been looking for the english version so i could finish the book. please return the english version soon
goodnovel comment avatar
Jessica Allikoy
where is the english version.why is it that was lost already on my library?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status